luhanay blog Follow Dash Owner

Sabtu, 21 Desember 2013

Cerpen "Stupid Boy"

Hallo ...
cifcif kembali lagi, udah lama banget gak masuk blog ini lagi, udah berapa bulan ya? cifcif emang sih masih proses Praktek Kerja Industri, tapi udah gak sabar nahan ingin balik ke blog. jadi disela-sela kerja, cifcif buat cerpen. silahkan dibaca ...

 
Cast :
1.    Arnold
2.    Chely
3.    Mesha
Nayya
Prolog :
Arnold adalah pria yang mempunyai tiga pacar, dia sangat disukai banyak wanita. Tapi sayang, dia sedikit berbeda dengan pria pada umumnya. Perbedaannya terletak saat dia sedang bersama wanita, dan perbedaannya itu lucu.
Mau tahu? Baca ceritanya saja ....


Story :
Stupid Boy!
Pagi yang cerah semakin cerah saat Arnold berjalan dengan salah satu pacarnya, pacar yang tidak benar-benar pacar sebenarnya.
“Sayang, sekarang aku pergi dulu. Tidak usah mengantarku, aku bersama teman-teman. Sampai jumpa sayang, semoga harimu menyenangkan!”, Mesha berdiri dihadapan Arnold, memegang tangannya dan tersenyum. “Iya, kalau begitu aku pulang. Sampai jumpa lagi nanti!”, Arnold membalas senyumannya dan melangkah mendekati Mesha.
Arnold semakin dekat dengan Mesha, dia terus mendekat. Mesha lalu memejamkan matanya dan sedikit maju mendekati Arnold, tapi sayangnya Arnold hanya tersenyum dan merapikan rambut Mesha saja. Mesha lalu membuka matanya dan menghapus harapannya, “Ah .. kau ini!”. Arnold kemudian pergi.
Siang yang cerah semakin cerah saat Arnold makan siang bersama dengan salah satu pacarnya, pacar yang tidak benar-benar pacar sebenarnya.
“Lihat mereka, kelihatannya mereka mesra sekali!”, Chely menunjuk sepasang kekasih yang duduk disamping mejanya. “Memangnya kenapa?”, Arnold hanya melirik mereka lalu kemudian makan kembali. “Apa kau tidak ingin kita seperti itu?”, Chely menatap Arnold. “Haruskah kita seperti itu? Jika kita seperti itu mungkin akan terlihat aneh!”, Arnold tersenyum menatap Chely dan kembali makan.
Hah ... kau ini selalu begitu!”, Chely pindah tempat duduk jadi disamping Arnold. Chely memegang tangan Arnold, menatapnya manis dan tersenyum. “Sayang!”, Chely semakin mendekat pada Arnold. “Bibirmu itu ...”, Arnold juga mendekati Chely dan melihat bibirnya. Tangannya perlahan menyentuh bibir Chely dan akhirnya dia mengambil tissue lalu membersihkan sisa makanan yang menempel diujung bibirnya.
Ah ... kau ini!”, Chely akhirnya menjauh dan kembali ketempat duduknya tadi, dia menghapus memalingkan wajahnya dan menghapus harapannya. Arnold hanya tersenyum menatap Chely, lalu meneguk minumannya.
Sore yang cerah semakin cerah saat Arnold kembali bersama pacarnya, kali ini adalah pacar yang benar-benar pacarnya.
“Arnold, lihat bintang-bintang dilangit sana! Mereka indah sekali ...”, Nayya menunjuk kelangit lalu menatap Arnold yang hanya memainkan handphonenya. “Kenapa memang?”, Arnold menjawab tanpa membalas tatapan Nayya dan terus memainkan handphone nya. “Kau ini, lalu untuk apa kita sekarang duduk disini kalau kau seperti ini?”, Nayya berdiri lalu berjalan beberapa langkah. “Bukankah kau sendiri yang mau kita diam disini, duduk dan hanya melihat bintang yang membosankan. Lalu kenapa sekarang kau marah?”, Arnold menyimpan handphone nya lalu berjalan mendekati Nayya.
“Yang aku ingin kita tidak hanya duduk dan diam, tapi kau selalu seperti ini!”, Nayya membalikan badannya dan berhadapan dengan Arnold. “Lalu aku harus bagaimana?”, Arnold menatap Nayya. “Arnold ...”, Nayya mendekat lalu memeluk Arnold. Arnold lalu melepaskan pelukannya, menatap Nayya dan mendekat padanya. Arnold terus mendekat dan, dia hanya berbisik, “Kalau begitu kita pulang saja!”, Arnold berjalan kembali masuk ke mobilnya. “Ah ... kau ini!”, Nayya akhirnya juga masuk kemobil dan menghapus harapannya.

***
Chely adalah pacar Arnold, tapi tepatnya adalah selingkuhan. Karena dia tidak benar-benar pacar Arnold.
Chely juga sedang berusaha agar dia mendapatkan ciuman dari Arnold, tapi usahanya belum juga berhasil karena Arnold.
Sedangkan Mesha adalah pacar Arnold juga, tepatnya selingkuhan juga. Karena Mesha tidak benar-benar pacar Arnold juga.
Mesha pun sama, dia sedang berusaha untuk mendapat ciuman Arnold. Tapi masih belum berhasil karena Arnold, juga.
Dan Nayya adalah pacar Arnold, pacar yang benar-benar pacar. Karena Nayya adalah yang resmi berpacaran dengan Arnold, dan bukan selingkuhan.
Sama dengan Chely dan Mesha, Nayya juga masih berusaha untuk mendapatkan ciuman dari Arnold. Karena sebagai pacar resmi Arnold, Nayya belum pernah dicium oleh Arnold. Usahanya masih belum berhasil, dan itu juga karena Arnold.
Hebatnya, dua selingkuhan Arnold tidak diketahui oleh Nayya. Dan juga selingkuhan Arnold yang satu tidak tahu tentang Nayya ataupun selingkuhan Arnold yang satunya lagi.

***

“Mungkin ini bisa berhasil, semoga!”, dengan sedikit percaya diri Chely membawa obat perangsang dan bertemu dengan Arnold.
“Hai sayang, ini silahkan diminum!”, Chely memberikan minuman yang sudah dicampur dengan obat itu pada Arnold. Arnold hanya tersenyum melihat Chely dan meminum minuman itu, Chely duduk disamping Arnold dan juga tersenyum melihat Arnold meminumnya.
Heemh ... apa dirumahmu tidak ada siapapun?”, Arnold emlihat sekeliling rumah Chely lalu menatapnya. “Tidak ada, semuanya sedang keluar dari tadi pagi. Aku hanya sendiri disini, memangnya kenapa?”, Chely tersenyum melihta Arnold. “Tidak apa-apa, aku hanya merasa sedikit aneh saja hari ini. Entah apa yang aku pikirkan, tapi badanku berkeringat semenjak datang kesini!”, Arnold mulai terlihat sedikit aneh.
“Memangnya apa yang terjadi padamu, apa kau sakit?”, Chely mendekat dan membelai lembut wajah Arnold. “Chely, bolehkah aku ...”, Arnold menghentikan perkataannya dan menghela nafasnya panjang. Dia lalu menahan tangan Chely, mendekatinya dan menatapnya. “Apa?” Chely tersenyum. “Aku ... aku mau ...”, Arnold menghentikanperkataannya lagi dan terus mendekati Chely. “Katakan saja apa yang kau mau, tidak apa-apa!”, Chely tersenyum lagi dan mendekati Arnold. “Chely ... aku mau .. aku mau .. aku mau pulang saja! Sepertinya aku tidak enak badan, jadi lebih baik lain  kali saja aku kesini lagi. Sampai jumpa!”, Arnold kemudian pergi.
“Arnold! Kau ini ...”, Chely menarik nafasnya. Dia harus menghapus harapannya lagi, karena usahanya gagal lagi.
 

***
“Tidak ada siapa-siapa dirumahku sekarang, mereka sedang jalan-jalan. Jadi kau santai saja disini, ayo minum dulu!”, Mesha memberikan minuman pada Arnold. Arnold tersenyum dan meminumnya, Mesha juga meminum minumannya dan terus melihat Arnold. Menunggu waktu yang diharapkan.
“Sayang, kenapa kau menatapku seperti itu?”, Mesha tersenyum melihat Arnold yang sudah terlihat aneh menatapnya tajam. “Aku berkeringat, rasanya badanku panas!”, Arnold menarik nafas. “Wajahmu juga merah, sayang. Apa kau mau ...”, Mesha mendekati Arnold dan memegang tangannya. “Mesha, aku mau ...”, Arnold memegang pipi Mesha dan menatapnya. Mesha tersenyum dan menutup matanya, perlahan mendekat, dan, “Aku mau pulang sekarang saja, sepertinya aku masih tidak enak badan semenjak kemarin. Maaf, lain kali aku kesini lagi. Sampai jumpa!”, Arnold lalu pergi.
“Arnold! Kau ini ...”, Mesha membuka matanya lalu membuang nafas panjang. Dia harus menghapus harapannya lagi, karena usahanya dengan memberikan minuman yang dicampur obat perangsang gagal. 
 ***
“Arnold, kau mau minum apa? Biar aku buatkan untuk mu, sekarang tidak ada siapapun dirumah. Semuanya sedang pergi!”, Nayya tersenyum saat Arnold datang. “Apa saja, terserah kau saja!”, Arnold lalu memainkan handphonenya seperti biasa. “Tunggu sebentar ya, duduk disini!”, Nayya pergi kedapur untuk membuat minuman.
Nayya juga mencampur minuman untuk Arnold dengan obat, yaitu obat perangsang. Usaha yang sama dengan kedua selingkuhan Arnold.
“Ini, silahkan diminum! Kau terlihat tampan hari ini ...”, Nayya tersenyum dan duduk didepan Arnold. “Bukankah setiap hari aku tampan?”, Arnold meminum minuman dari Nayya. Nayya tersenyum dan menatap Arnold.
Beberapa saat setelah Arnold meminumnya, Arnold terlihat berkeringat dan wajahnya sedikit memerah. Dia menatap Nayya, lalu dia menarik Nayya kehadapannya. Arnold tersenyum, “Sayang, antar aku kedepan. Sebaiknya aku pulang, aku masih tidak enak badan. Lain kali aku datang lagi, sampai jumpa!”, mereka berjalan sampai pintu dan akhirnya Arnold pergi.
“Arnold! Kau ini ...”, Nayya memalingkan wajahnya dan kembali masuk kedalam. Nayya juga harus menghapus harapannya, karena usaha memberi obat perangsang untuk Arnold juga tidak berhasil. Arnold tidak mempan dengan itu, walaupun sudah tiga wanita mencobanya.

***

“Mesha, kau ini kenapa? Apa alu melakukan sesuatu yang membuat mu marah?”, Arnold berusaha membujuk Mesha yang marah saat tidak mau bertemu dengan Arnold. “Aku tidak mau bertemu denganmu, nanti saja kita bertemu lagi!”, Mesha menjauh dari Arnold. “tapi kenapa, apa yang terjadi?”, Arnold mendekati Mesha lagi. “Kau ini selalu saja seperti itu, aku sudah berusaha membuatmu ...”, Mesha menghentikan perkataannya dan diam menatap Arnold. “Apa?”, Arnold juga menatap Mesha. “Sayang, apa kau tidak ingin kita ... (Mesha kembali menghentikan perkataannya dan menatap Arnold). Sudahlah, aku akan tetap berusaha! Tapi sebaiknya kau pulang saja sekarang, kita nanti saja bertemu. Sampai jumpa, sayang!”, Mesha tersenyum dan pergi meninggalkan Arnold.
“Astaga! Memangnya apa yang aku lakukan? Apa yang ingin dia lakukan padaku? Selalu saja yang wanita inginkan paling tidak akan berdampak menyulitkanku!”, Arnold pergi.
“Chely, kenapa kau juga seperti ini?”, Arnold juga kena marah Chely. “Juga? Dengan siapa juga?”, Chely menatap Arnold. “Tidak! Maksudku hanya kenapa kau marah padaku sekarang, apa aku berbuat salah padamu?”, Arnold mendekati Chely. “Memangnya kau tidak menyadari semua usahaku untuk membuat kau ...”, Chely menghentikan perkataannya dan diam menatap Arnold. “Apa?”, Arnold juga menatap Chely. “Aku hanya ingin kau ... ehm maksudku kita ... akh sudahlah lupakan saja! Mungkin aku harus terus berusaha untukmu, tapi Sayang maaf kali ini kau sedang tidak ingin bertemu denganmu. Kau pulang saja, sampai jumpa!”,Chely pergi meninggalkan Arnold.
“Sebenarnya apa yang aku lakukan sehingga mereka seperti itu padaku! Apa yang mereka inginkan dariku?”, Arnold  pergi.
“Nay, apa kau marah padaku?”, Arnold menemui Nayya dan langsung bertanya padanya. “Kenapa bertanya seperti itu padaku?”, Nayya langsung memalingkan pandangannya. “Tidak apa-apa, hanya saja aku takut kau marah padaku!”, Arnold tersenyum. “Kalau memang iya aku marah bagaimana?”, Nayya langsung melihat Arnold. “Astaga Nay, sebenarnya apa yang telah aku lakukan sampai kau marah padaku? Seingatku aku tidak melakukan apapun yang salah! Lalu apa yang kau inginkan dariku?”, Arnold memegang tangan Nayya dan menatapnya.
“Kau ini kenapa? Tiba-tiba bicara seperti itu padaku! Lagipula bukankah kau memang selalu seperti ini, tidak tahu apa yang telah kau lakukan”, Nayya melepaskan tangan Arnold. “Nayya, sayang ...”, Arnold memegang tangannya lagi. “Arnold!”, Nayya menatap Arnold. “Apa?”, Arnold tersenyum. “Harusnya aku yang bertanya apa! Sudahlah sekarang menyetir saja dengan benar, aku mau pulang!”, Nayya memalingkan wajahnya dari Arnold. “Baiklah, terserah kau saja!”, Arnold menyetir kembali mobilnya.
Arnold menyetir mobilnya pelan, kebetulan di pinggir jalan ada beberapa pasang kekasih yang sedang berciuman dan mereka melihatnya. Nayya sudah menatap Arnold, tapi Arnold hanya diam saja. Dan jalanan macet, mereka jadi berhenti. Tepat dipinggir jalan depan mereka, sepasang kekasih sedang berciuman. Mesra sekali.
Nayya menggerak-gerakkan kakinya, tangannya, tapi Arnold tetap saja diam. Nayya menyentuh setir mobilnya, tersenyum menatap Arnold, tapi Arnold tetap saja diam. Akhirnya Nayya juga hanya diam melihat mereka terus berciuman, karena usahanya gagal.
Dan mereka sampai dirumah Nayya, Arnold keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Nayya karena Nayya tidak keluar juga dari mobil. “Ayo, kita sudah sampai!”, Arnold tersenyum menyuruh Nayya turun. “Arnold ...”, Nayya menatap Arnold. “Apa? Ayo turun, kau sudah sampai dirumah sekarang!”, Arnold berjalan masuk kembali kedalam mobil. Akhirnya Nayya turun, dan pergi.
Beberapa lama setelah Nayya pulang kerumah, tiba-tiba Arnold datang lagi kerumah Nayya. “Sayang, aku membawa hadiah untukmu. Agar kau tidak marah, jadi jangan marah ya?”, Arnold tersenyum dan memberikan kotak kecil pada Nayya. Nayya tersenyum dan mengambilnya, “Kalau begitu, aku pergi dulu!”, Arnold berjalan pergi. “Arnold!”, Nayya menarik tangannya. “Apa?”, Arnold kembali. “Kau masuk dulu, ayo!”, Nayya membawa Arnold masuk kerumah.
Nayya tersenyum saat membuka hadiahnya, itu sebuah boneka kecil. “Terimakasih sayang, iya aku tidak akan marah!”, Nayya tersenyum melihat Arnold. Arnold juga tersenyum melihat Nayya. Tapi mereka hanya diam, beberapa lama berlalu juga mereka masih tetap diam-diam-an.
“Nay ...”, Arnold tiba-tiba memegang tangan Nayya dan menatapnya. “Apa?”, Nayya balas menatapnya dengan senyuman. “Bolehkah aku ...”, Arnold memotong perkataannya. “Apa?”, Nayya mendekati Arnold. Tanpa berkata apapun, Arnold mendekati Nayya perlahan. Dan terus mendekatinya sampai mereka sangat dekat. Akhirnya Nayya memejamkan matanya dan Arnold menciumnya. Mereka berciuman.

“Mesha, kau ini kenapa? Apa alu melakukan sesuatu yang membuat mu marah?”, Arnold berusaha membujuk Mesha yang marah saat tidak mau bertemu dengan Arnold. “Aku tidak mau bertemu denganmu, nanti saja kita bertemu lagi!”, Mesha menjauh dari Arnold. “tapi kenapa, apa yang terjadi?”, Arnold mendekati Mesha lagi. “Kau ini selalu saja seperti itu, aku sudah berusaha membuatmu ...”, Mesha menghentikan perkataannya dan diam menatap Arnold. “Apa?”, Arnold juga menatap Mesha. “Sayang, apa kau tidak ingin kita ... (Mesha kembali menghentikan perkataannya dan menatap Arnold). Sudahlah, aku akan tetap berusaha! Tapi sebaiknya kau pulang saja sekarang, kita nanti saja bertemu. Sampai jumpa, sayang!”, Mesha tersenyum dan pergi meninggalkan Arnold.
“Astaga! Memangnya apa yang aku lakukan? Apa yang ingin dia lakukan padaku? Selalu saja yang wanita inginkan paling tidak akan berdampak menyulitkanku!”, Arnold pergi.
“Chely, kenapa kau juga seperti ini?”, Arnold juga kena marah Chely. “Juga? Dengan siapa juga?”, Chely menatap Arnold. “Tidak! Maksudku hanya kenapa kau marah padaku sekarang, apa aku berbuat salah padamu?”, Arnold mendekati Chely. “Memangnya kau tidak menyadari semua usahaku untuk membuat kau ...”, Chely menghentikan perkataannya dan diam menatap Arnold. “Apa?”, Arnold juga menatap Chely. “Aku hanya ingin kau ... ehm maksudku kita ... akh sudahlah lupakan saja! Mungkin aku harus terus berusaha untukmu, tapi Sayang maaf kali ini kau sedang tidak ingin bertemu denganmu. Kau pulang saja, sampai jumpa!”,Chely pergi meninggalkan Arnold.
“Sebenarnya apa yang aku lakukan sehingga mereka seperti itu padaku! Apa yang mereka inginkan dariku?”, Arnold  pergi.
“Nay, apa kau marah padaku?”, Arnold menemui Nayya dan langsung bertanya padanya. “Kenapa bertanya seperti itu padaku?”, Nayya langsung memalingkan pandangannya. “Tidak apa-apa, hanya saja aku takut kau marah padaku!”, Arnold tersenyum. “Kalau memang iya aku marah bagaimana?”, Nayya langsung melihat Arnold. “Astaga Nay, sebenarnya apa yang telah aku lakukan sampai kau marah padaku? Seingatku aku tidak melakukan apapun yang salah! Lalu apa yang kau inginkan dariku?”, Arnold memegang tangan Nayya dan menatapnya.
“Kau ini kenapa? Tiba-tiba bicara seperti itu padaku! Lagipula bukankah kau memang selalu seperti ini, tidak tahu apa yang telah kau lakukan”, Nayya melepaskan tangan Arnold. “Nayya, sayang ...”, Arnold memegang tangannya lagi. “Arnold!”, Nayya menatap Arnold. “Apa?”, Arnold tersenyum. “Harusnya aku yang bertanya apa! Sudahlah sekarang menyetir saja dengan benar, aku mau pulang!”, Nayya memalingkan wajahnya dari Arnold. “Baiklah, terserah kau saja!”, Arnold menyetir kembali mobilnya.
Arnold menyetir mobilnya pelan, kebetulan di pinggir jalan ada beberapa pasang kekasih yang sedang berciuman dan mereka melihatnya. Nayya sudah menatap Arnold, tapi Arnold hanya diam saja. Dan jalanan macet, mereka jadi berhenti. Tepat dipinggir jalan depan mereka, sepasang kekasih sedang berciuman. Mesra sekali.
Nayya menggerak-gerakkan kakinya, tangannya, tapi Arnold tetap saja diam. Nayya menyentuh setir mobilnya, tersenyum menatap Arnold, tapi Arnold tetap saja diam. Akhirnya Nayya juga hanya diam melihat mereka terus berciuman, karena usahanya gagal.
Dan mereka sampai dirumah Nayya, Arnold keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Nayya karena Nayya tidak keluar juga dari mobil. “Ayo, kita sudah sampai!”, Arnold tersenyum menyuruh Nayya turun. “Arnold ...”, Nayya menatap Arnold. “Apa? Ayo turun, kau sudah sampai dirumah sekarang!”, Arnold berjalan masuk kembali kedalam mobil. Akhirnya Nayya turun, dan pergi.
Beberapa lama setelah Nayya pulang kerumah, tiba-tiba Arnold datang lagi kerumah Nayya. “Sayang, aku membawa hadiah untukmu. Agar kau tidak marah, jadi jangan marah ya?”, Arnold tersenyum dan memberikan kotak kecil pada Nayya. Nayya tersenyum dan mengambilnya, “Kalau begitu, aku pergi dulu!”, Arnold berjalan pergi. “Arnold!”, Nayya menarik tangannya. “Apa?”, Arnold kembali. “Kau masuk dulu, ayo!”, Nayya membawa Arnold masuk kerumah.
Nayya tersenyum saat membuka hadiahnya, itu sebuah boneka kecil. “Terimakasih sayang, iya aku tidak akan marah!”, Nayya tersenyum melihat Arnold. Arnold juga tersenyum melihat Nayya. Tapi mereka hanya diam, beberapa lama berlalu juga mereka masih tetap diam-diam-an.
“Nay ...”, Arnold tiba-tiba memegang tangan Nayya dan menatapnya. “Apa?”, Nayya balas menatapnya dengan senyuman. “Bolehkah aku ...”, Arnold memotong perkataannya. “Apa?”, Nayya mendekati Arnold. Tanpa berkata apapun, Arnold mendekati Nayya perlahan. Dan terus mendekatinya sampai mereka sangat dekat. Akhirnya Nayya memejamkan matanya dan Arnold menciumnya. Mereka berciuman.

1 komentar:

iklaan

SUPER JUNIOR