luhanay blog Follow Dash Owner

Sabtu, 15 Maret 2014

Now, I Love U - FF BTS Park Jimin

Hallo ...
cifcif punya FF gaje, aneh dan gak seru lagi nieh. silagkahn mau baca?
tapi saran dari cifcif kalau yang tidak berminat baca ya jangan baca, daripada menyesal dikemudian hari (alah bahasanya), iya kan?
soalnya FF nya gak nyambung gitu jalan ceritanya, aneh pula. tapi untungnya jadi menjadi sebuah FF yang cifcif pos.




Author       : cifcif Rakayzi

Tittle         : “Now, I Love U”
Genre        : romance
Lenght       : Oneshoot
Cast  :
-      Park Jimin (BTS)
-      Lee Hyein (oc)
-      Hayoung (A pink)
-      Taehyung (BTS)

Hyein menyimpan sumpit dan menghentikan makannya, menatap Eomma lekat dengan cemberut.
“Eomma sudah berulang kali menanyakan hal itu, dan aku juga sudah berulang kali menjawab TIDAK untuk hal itu!”
“Ish ... Kau tidak usah berteriak seperti itu”
“Aku tidak mau dijodohkan, titik!” Hyein memukul pelan meja makan dan memalingkan wajahnya dari tatapan Eomma.
“Lalu sampai kapan kau akan hidup seperti ini, kapan kau akan menikah?”
“Aku masih belum siap menikah! Aku belum berfikir kearah itu, lagipula usiaku masih 19 tahun. Kenapa harus cepat menikah?”
“Lebih baik kau menikah dan belajar menjadi istri yang baik, dari pada seperti sekarang. Pekerjaannmu hanya bermain-main tidak jelas”
“Apa yang tidak jelas, Eomma? Aku kuliah dan menulis ..”
“Menulis apa tidak jelas seperti itu”
“Eomma jebalyo, aku tidak mau menikah!” akhirnya Hyein memasang wajah memelas pada Eomma yang kembali menyantap makan malamnya.
“Lalu kau mau apa?”
“Kalau aku harus tetap menikah, maka biarlah aku sendiri yang mencari jodohku!”
“Aigoo ... Memangnya ada pria yang mau padamu?”
“Maksud Eomma?” Hyein membulatkan matanya merasa tersindir.
“Kau hanya gadis pemalas, jorok, urakan, bahkan dengan usiamu sekarang kau masih belum bisa mengurus dirimu sendiri ..”
“Eomma!”
“Sekarang ini Eomma sudah tua, dan Appamu sudah tidak ada. Kau tidak punya siapa-siapa lagi untuk mengurusi mu lagi jika Eomma meninggal nanti, jadi siapa lagi jika bukan suamimu yang akan menjagamu. Makanya kau harus mau menikah, ara?”
“Eomma, jangan bicara seperti itu!”
“Sudahlah, habiskan makanan mu. Soal perjodohan ini biar Eomma yang urus, kau hanya tinggal duduk manis dan menunggu jodohmu datang”
“Aish jinjjayo, Eomma kau ini jahat sekali pada anak semata wayangmu”
“Ini untuk kebaikan mu sendiri nantinya, turuti saja Eomma, ne?”
“Sudahlah aku tidak mau makan!” Hyein meninggalkan meja makan dengan hentakan kaki marahnya, membuat Eomma hanya berdecak kesal dengan tingkah kekanak-kanakan Hyein.
        Hyein pov.
“Pemalas, jorok, urakan, dan tidak mengurus diri sendiri? Memangnya aku seperti itu?” aku melihat pantulan tubuhku dicermin besar yang terpampang dikamarku.
Apa yang Eomma pikirkan dengan menikahkan anak gadisnya yang masih dibawah umur? Memangnya ini masih zaman Siti Nurbayah (emang ada cerita siti nurbayah di korea? Author ngaco).
Daripada aku pusing dengan perkataan Eomma tadi tentang perjodohanku, lebih baik aku kembali menyelesaikan ceritaku.
Aku kembali memakai kaca mata besarku, mengikat rambutku asal hanya untuk menghalangi rambutku menutupi mata, dan duduk didepan laptop tercintaku.
Menulis cerita-cerita romantis untuk aku post di blog ku nanti, kenapa? Karena aku sangat suka dengan cerita dan dongeng, apalagi ber genre romantis. Aku selalu membayangkan kalau aku bisa mengalami kisah seperti didalam cerita, bertemu pangeran cinta sejatiku dan hidup bahagia selamanya. Ah so sweet.
--
        Aku membuka mataku perlahan saat dirasa ada sesuatu menyilaukan menusuk kelopak mataku, memaksaku untuk membuka mata dan melihat apa itu.
“Ommo! Lihatlah kelakuanmu, kau tidak ada bedanya dengan anak TK”
Aku lihat Eomma menggerutu melihatku dan membukakan gordeng, lalu menarikku.
“Palliwa ireona!”
“Emh .. Eomma, apa sudah siang?”
“Ini sudah jam 9, masih tanya apa sudah siang. Cepat bangun dan mandi, kau ada kuliah jam 11 nanti!”
“Eomma, badanku sakit sekali ...”
“Bagaimana tidak sakit, kau selalu tidur dilantai. Kenapa lagi kalau bukan karena jatuh dari ranjang”
“Eomma ...”
“Jangan bermalas-malasan, palliwa!” Eomma menarik tanganku sampai aku berdiri, dia membereskan selimutku lalu pergi.
Ah astaga, pinggangku sakit sekali. Apa iya aku selalu jatuh dari ranjang? Atau Eomma hanya mengada-ngada?
Dengan menggaruk kepalau rang terlihat meyeramkan karena rambutku berantakan aku berjalan menuju kamar mandi, mencoba mencari kesegaran dari kucuran air yang keluar dari shower.
--
Saat kulihat jam sudah menunjukkan pukul 10.30 aku langsung mempercepat pergerakanku. Memasukkan laptop dan buku-buku kedalam tasku asal, menyisir dan mengikat rambutku juga asal, memakai jaket dan sepatuku tanpa mengikat talinya.
Aku berlari menuruni satu per satu anak tangga dari kamarku kebawah, berjalan secepat mungkin menuju mobilku diluar.
“Kau pasti kesiangan lagi!”
“Eomma, aku pergi dulu. Dah ..”
Aku mencium pipi Eomma yang sedang menyiram tanamannya, bergegas masuk kedalam mobil dan menancap gas.
Alasannya, karena aku tidak akan sampai kekampus dengan waktu 30 menit, ditambah dengan jalanan yang macet. Mungkin.
        “Astaga!” untuk kesekian kalinya aku terlambat dan tidak diizinkan masuk kelas, terpaksa aku hanya duduk menunggu samapi pelajaran dosen itu selesai diluar.
“Again?”
Tiba-tiba suara pria dari belakang mengagetkanku, aku berbalik melihatnya dan ternyata,
“Ish Taehyung?”
“Ne, aku terlambat juga seperti mu untuk pertama kalinya. Dan kau kesekian kalinya! Haha ..” temanku, Taehyung ternyata. Dia ikut duduk disampingku, menyandarkan kepalanya kedinding dan memandangku mengejek.
“Aku tidak tahu kenapa aku selalu terlambat, padahal aku selalu berusaha melakukan semuanya secepat mungkin agar tidak terlambat. Tapi hasilnya tetap sama ...”
“Babo!”
“Mwo? Katakan sekali lagi?” Aku langsung menjit kepalanya.
“Lihat kau ini, kasar sekali. Kalau seperti ini terus, pantas kau masih_”
“Masih apa?”
“Masih belum ada pria yang mau mendekatimu, yah selain aku”
“Mwo? Ah Taehyung, apa menurutmu aku ini urakan, pemalas dan jorok?”
“Apa aku harus jujur?”
“Aish kau ini, memangnya benar aku seperti itu?”
“Siapa yang mengatakan itu padamu?”
“Eomma ..”
“Mwo? Hahah ... Kalau Eomma mu yang mengatakan itu, berarti itu benar. Aku sependapat dengan Ahjumma!”
“Jinjjayo?”
“Kau ini hanya belum biasa menjaga dirimu sendiri, maksudku kau masih belum tahu bagaimana mempercantik dirimu agar orang lain menilaimu bagus. Itu saja, maybe? Haha ..”
“Ah dasar kau!” aku kembali menjitak kepalanya, kali ini lebih keras sampai membuatnya meringis kesakitan.
“Tambahan, kau juga kasar Nona Lee Hyein!”
Taehyung langsung berlari dari hadapanku dengan membuat gerakan perlindungan (maksud author dia menutupi kepalanya dengan tangan agar tidak terkena jitakan maut Hyein lagi).
--
        Aku meneguk minumanku,
“Taehyung,apa kau mau membantuku?”
“Mwoya?”
“Kau pura-pura menjadi pacarku dan datang pada Eomma?”
“Itu tidak akan berhasil!”
“Wae?”
“Ahjumma sudah tahu aku, dia tidak akan percaya aku pacarmu. Fikirkan hal lain untuk membuatnya membatalkan perjodohanmu itu..”
“Ah ne, aku lupa kalau Eomma sudah mengenalmu. Lalu aku harus bagaimana?”
“Kalau tidak tahu harus bagaimana, ya sudah terima saja perjodohan itu dan menikah lah dengan jodoh dari Ahjumma”
“Andwae!”
“Baiklah, aku coba fikirkan hal gila lain utuk mebantumu”
“Cepatlah, sebelum akhirnya Eomma menyuruhku mengikuti kencan buta yang memalukan!”
“Geurae, aku sedang mencoba!”
Taehyung dan aku mengernyitkan alis, berfikir sekeras mungkin cara apa yang dapat membebaskanku dari perjodohan gila ini.
        Author pov.
“Aigoo .. Apa yang kau lakukan?”
Eomma memukul kepala Hyein saat sedang mencoba menghapus make up dari wajahnya.
“Eomma, untuk apa aku berdandan seperti ini? Bedak ini membuat pipiku gatal, dan lihatlah lipstick ini ... buruk sekali”
“Diamlah! Eomma akan membuatmu cantik dengan make up ini, kau harus tampil bagus nanti”
“Memangnya nanti acara sepenting apa sampai aku harus berdandan dan mengenakkan dress sempit ini?”
“Nantilah kau tahu, sekarang coba kau diam dan biarkan Eomma meriasmu menjadi secantik putri”
“Putri? Putri angkara murka lebih pantas .. haha ..”
“Ish dasar kau ini!” Eomma kembali memukul kepala Hyein pelan sebelum akhirnya kembali melanjutkan merias wajahnya.
        Tara ...
Sekarang Hyein sudah selesai, Eomma berhasil membuat nya secantik putri. Menghilangkan wajah joroknya dan membuat Hyein tampak sangat cantik.
Dengan balutan mini dress pink lucu, membuat kulit putihnya terlihat bercahaya. Ditambah polesan make up diwajah imutnya, rambut panjangnya yang dibiarkan terurai menutupi sebagian punggung dan dada Hyein yang terbuka semakin membuat gadis urakan, pemalas, jorok, dan tomboy itu sangat cantik.
“Eomma, apa aku tidak akan menjadi bahan tertawaan orang lain dengan seperti ini?”
Setelah keluar dari mobil, Hyein terus saja menarik-narik dressnya.
“Tidak akan, aku cantik sekali. Kajja kita masuk, pasti mereka sudah lama menunggu”
“Mereka siapa?”
“Keluarga namja yang akan dijodohkan denganmu”
“Mwo? Andwae!”
Hyein langsung berlari menghindar dari Eomma, tapi percuma karena Eomma berhasil menangkap dan membawanya masuk kedalam restaurant ala Itali itu.
--
“Rapikan penampilan mu!”
Sekarang mereka ada dihadapan sebuah pintu dari sebuah ruangan.
“Eomma, haruskah ...”
“Berlakulah yang baik, ne?”
Eomma menarik tangan Hyein masuk kedalam ruangan itu setelah sebelumnya Eomma membuka pintu sebagai jalan masuk kedalam ruangan itu.
“Annyeonghaseyo, kalian sudah datang ..”
Seorang wanita seumuran Eomma menyapa mereka dari dalam ruangan dengan senyuman lebarnya.
“Ne, annyeonghaseyo. Apa kalian sudah lama menunggu?”
Eomma membalas senyuman wanita itu tak kalah lebarnya.
“Anio, kamu baru saja sampai. Ayo silahkan duduk ..”
“Hyein, ayo beri salam pada mereka” Eomma menarik pelan tangan Hyein yang bermuka masam itu.
“Annyeonghaseyo, Lee Hyein imnida. Mannaseo bangapseumida”
“Oh ini Hyein putrimu, dia cantik sekali. Sangat mirip denganmu waktu dulu ..”
“Ah bisa saja”
“Jimin-ah, ayo beri salam pada Ahjumma dan Hyein..”
Wanita itu menarik tangan pria muda dibelakangnya untuk ikut juga memberi salam pada Eomma dan Hyein.
“Annyeonghaseyo, Park Jimin imnida”
Ucap pria bernama Park Jimin anak wanita itu singkat, lalu duduk kembali tanpa senyum sama sekali.
“Dia tampan sekali ..” Eomma senyum menatapnya lalu duduk dihadapannya.
“Gamsahamnida Ahjumma”
“Ayo silahkan dicicipi makanan yang aku pesan, pasti kau menyukai makanan nya”
“Jinjjayo? Ah geurae, ayo makan Hyein”
“Ne Eomma”
Jawab Hyein masih dengan muka masam.
        Hyein pov.
Mwo? Apakah ini namja yang dijodohkan denganku itu? Kenapa jelek sekali? Aish pilihan Eomma benar-benar kuno, bagaimana bisa aku dijodohkan dengan namja yang tidak terlalu tinggi seperti ini. Dia bahkan tidak terlalu tampan dibandingkan dengan Taehyung.
Aigoo, pasti hidupku akan hancur setelah perjodohan ini. 
        Park Jimin pov.
Mwo? Apakah ini yeoja yang dijodohkan denganku itu? Kenapa jelek sekali? Aish pilihan Eomma benar-benar kuno, bagaimana bisa aku dijodohkan dengan yeoja yang pendek seperti ini. Dia bahkan tidak secantik Hayoung ku.
Apa hidupku akan hancur jika menikah dengannya?
“Jimin-ah ..”
Tiba-tiba panggilan Eomma menyadarkanku dari lamunan yeoja yang duduk dihadapanku itu sekarang.
“Ne Eomma?”
“Baimana?”
“Apa?”
“Aish ... Lihatlah dia, rupanya masih belum sadar akan kecantikkan Hyein-ah” Eomma dan Ahjumma itu mentertawakan ku rupanya.
“Ada apa Eomma?”
“Eomma tadi bertanya, bisa tidak kau antarkan Hyein-ah pulang?”
“Wae?”
“Ahjumma dan Eomma ada sedikit urusan dulu, jika Hyein-ah pulang sendiri tidak baik. Sudah terlalu malam, bisakah?”
“Tapi Eomma?”
“Jimin-ah, itung-itung kalian kenalan lebih dekat. Rumah kami tidak terlalu jauh dari sini kok”
“Eomma .. tapi aku ..”
“Sudahlah, kau pasti mau. Ayo Hyein-ah, ini sudah terlalu malam. Senang bertemu lagi denganmu, jaljayeo. Palli Jimin-ah!”
Eomma menarik tanganku untuk berdiri bersama Hyein, dan terpaksa aku harus pergi mengantar yeoja ini pulang dari pada kena amukan dari Eomma. (author sadis banget bahasanya ‘amukan’ kaya angin topan aja).
        Beberapa menit sudah aku menyetir dengan tempo cepat, tujuannya agar cepat sampai dirumah yeoja yang hanya diam ini dari tadi.
“Ehm .. Apa Ahjumma yang memaksamu ikut perjodohan ini?”
Aku membuka perkataan, berharap suasana diantara kami tidak terlalu hening dan menegangkan seperti ini.
“Ne, Eomma selalu memaksaku ikut perjodohan”
“Eomma dan Ahjumma adalah teman lama, jadi pantas kita yang menjadi imbasnya”
“Mwo?”
“Maksudku adalah .. Kita yang menjadi korban dengan dijodohkan akibat perteman mereka ..”
“Oh ne, mereka pasti senang menjaadikan kita korbannya”
“Apa berarti kau juga menolak perjodohana ini?”
“Ne, aku tidak mau menikah dengan dijodohkan”
“Kalau begitu kita sama, aku juga tidak mau menikah karena dijodohkan. Lagipula aku sudah punya yeojacingu ..”
“Mwo?”
Yeoja itu terlihat menajamkan matanya, seolah ingin memastikan yang barusaja aku ucapkan.
“Aku sudah punya yeojacingu, apa kau juga?”
“.. emh .. oh ne, aku juga sudah punya namjacingu! Kita sama-sama sudah punya pasangan ..”
“Lalu bagaimana kita sekarang?”
“Yang jelas kita harus menolak dan menghapuskan segala bentuk perjodohan ini, dan membawa aku dan kau kedepan pintu gerbang kemerdekaan untuk tidak dijodohkan!”
“hahaha ... Hyein-sshi kau ini lucu sekali haha ..”
“Ne?”
Yeoja itu terlihat bingung dengan tawaku, apa aku salah tertawa disaat seperti ini?
“Oh ehm .. Mian”
“Ne, ah berhenti didepan!”
“Apa itu rumahmu?”
“Ne, kau tidak usah masuk kedalam biar cepat. Sudah terlalu malam kan?”
“Geurae, aku juga ingin cepat pulang. Kalau begitu aku pergi”
“Ne, gamsahamnida”
Yeoja itu turun dan keluar dari mobilku, sedikit tersenyum dan melambaikan tangannya saat aku berputar arah sebelum kembali menacap gas pergi.
        Hyein pov.
Namja itu sudah punya yeojacingu? Kenapa aku kaget mendengarnya, seolah aku kecewa dengannya. Padahal apa urusanku dengannya ataupun yeojacingu nya, toh aku menolak perjodohan ini.
--
        Ponselku berdering, memecahkan suasana yang menyebalkan disini. Semoga aku ada masalah dan harus pergi dari tempat ini sekarang, aku mohon!
“Ini ponselmu, sepertinya ada telpon”
Park Jimin berjalan kearahku dan memberikan ponselku lalu kembali duduk.
“Yeobosseyo?” aku mengangkat telponnya.
“Hyein-ah, aku daapt ide untuk menggagalkan pernikahanmu!”
“Yak! Taehyung, kau terlambat !!”
“Tapi ini ide yang bagus ..”
“Apa kau tidak melihat undangan yang datang padamu hah? Kau terlambat, aku akan menikah besok. Bahkan sekarang aku sedang memakai gaun pengantinku!”
“Jinjjayo?”
“Sudahlah, jangan membuatku semakin kesal dengan semua ini!”
Lep .. aku mematikan telpon dan membanting ponselku kekursi dan hampir mengenai Jimin.
“Yak! Kau ini, bagaimana kalau kena kepalaku?”
“Mian!”
Aku tertawa melihat ekspresi kagetnya dan kembali melihat diriku dengan gaun pengantin ini dicermin, dengan beberapa orang yang masih memperbaiki bajunya. Istilahnya memberikan sentuhan terakhir untuk gaun ini.
Aku terus tertawa karena teringat ekspesi namja itu tadi, karena disini tidak ada Eomma ataupun Ahjumma. Makanya aku berani seperti ini.
“Sudah selesai Nona, bagaimana? Apa kau menyukainya?”
Tanya salah seorang yang memperbaiku gaunku itu sambil memperhatikanku dari cermin.
“Mau bagaimanapun tidak akan terlihat menyenangkan bagiku!”
“Mwo?” tanyanya heran karena perkataan yang kuucapkan ini, sebenarnya aku tidak sengaja mengucapnya.
“Mungkin maksud Nona ini adalah dia terlihat cantik dengan gaun ini”
Tiba-tiba Jimin berjalan dan berdiri disampingku, menatapku dari pantulan cermin. Membuatku balas menatapnya karena tidak percaya apa yang barusaja dia katakan.
“Mwo? Apa kau meledekku?” Aku mendorongnya pelan.
“Anio, kau benar cantik. Setidaknya itu yang harus dikatakan calon suami kepada calon istrinya disaat seperti ini kan?”
Jimin mengedipkan sebelah matanya, seolah mengisyaratkan ku tentang sesuatu. Dan Oh aku mengerti, sekarang aku berada ditempat umum yang bahaya jika orang-orang itu tahu aku tidak mau pernikahan ini terjadi.
“Ne, Eonnie gomawo. Sekarang aku boleh melepaskannya?”
“Mian, tapi Nona harus menunggu sampai Eomma mu kesini dan melihatnya”
“Mwo? Jinjjayo? Ah yang benar saja, kapan pula mereka datang kesini”
“Gwaencanha. Noona, gomawo”
“Ne, kalau begitu kami akan menunggu diluar” dan mereka pergi meninggalkan kami berdua disini sekarang.
“Kau tidak usah cepat-cepat melepas gaun ini, kau terlihab bagus. Sungguh!” Jimin tersenyum dan mengeluarkan tangan peace padaku.
“Diamlah!”
“Hanya saja ..”
“Mwo?”
“Apa kau selalu berpenampilan tidak rapi seperti ini? Rambutmu berantakan, kau mengikatnya asal seperti itu membuatmu terlihat seperti gembel yang memakai gaun pengantin .. haha ..”
“Mwo? Apa kau bilang hah! Dasar kau namja babo, michi namja!”
Aku tidak terima dengan perkataannya, langsung saja aku menjitak kepalanya. Memukul-mukulnya dan berjalan mengejarnya yang lari dariku,
Bugh ... Aku terjatuh. Aku lupa sedang memakai apa sekarang, gaun yang panjangnya menyapu lantai dan sangat berat.
Tapi, apa? Apa yang terjadi sekarang, aku ada dipangkuan Park Jimin namja babo itu?
“Harusnya kau tidak berlari dengan baju seperti ini ..”
Ucapnya lembut padaku, membuatku tidak bisa berkata apapun karena hampir tidak ada jarak antara tubuhku dengan tubuhnya. Wajah kami hanya beberapa senti jauhnya.
Mata kami saling bertatapan, dan entah kenapa posisi seperti ini membuatku tidak nyaman. Jantungku berdetak sangat kencang, dan mungkin bisa dia rasakan itu karena meningat kami yang menempel.
Dia menopangku dengan kedua tangannya, membuatku berada dibawahnya. Dan yang paling memalukan adalah belahan dadaku akan sangat terlihat dari posisinya.
Perlahan dia mendekatkan wajahnya padaku, membuat aroma parfumnya tercium olehku. Segar.
Tapi, apa? Aku tidak bisa melakukan apapun sekarang. Saat wajahnya semakin dekat dengan wajahku, dia memejamkan matanya. Apa yang harus kulakukan? Aku juga ikut memejamkan mataku, membiarkan bibirnya menempel dibibirku sekarang.
Aku rasakan dadaku merapat dengan dadanya, badanku ikut menopang sedikit berat badannya karena posisi ini.
Perlahan bibirnya melumat bibirku, menambah sensasi aneh yang dirasakan hatiku sekarang. Sentuhan lidahnya sangat lembut dibibirku, dia menghisap kecil bibir bawahku, membuatku akhirnya membuka sedikit bibirku, membiarkan lidahnya masuk kedalam mulutku, memainkan lidahku dengan lincahnya, membuat saliva kami sedikit bercampur.
Tanpa kusadari, tanganku yang tadinya ada dipinggang namja itu sekarang melingkar dilehernya. Apa ini.
Dia semakin memperdalam ciumannya, mencampur aduk kan rasa aneh dalam hatiku. Kenapa ini bisa terjadi?
“Ouh lihatlah mereka, ternyata kita tidak salah menikahkan mereka karena rupanya kedua anak kita ini sudah besar ..”
“Mesranya ..”
Mwo? Suara siapa itu? Aku dan Jimin sontak menlepaskan ciumannya dan berbalik kearah pintu, yang disana sudah berdiri Eomma dan Ahjumma dengan senyuman evilnya memandang kami.
“Eomma?” aku dan Jimin kali ini bersamaan bicara.
“Tidak apa-apa, kalian lanjutkanlah jika masih ing_”
“Ah anio, ani Eomma!” Jimin melepaskan tangannya dari pinggangku dan mengusap kasar wajahnya yang memerah.
“Palli Eomma, lihatlah aku dengan gaun ini. Rasanya aku ingin cepat-cepat melepaskannya dari badanku”
“Ah baiklah, bagaimana menurutmu?”
Eomma memandang Ahjumma, sepertinya berusaha menyamakan pikiran mereka tentangku dan gaun ini.
“Good!”
“Perfect!”
Mereka berdua mengacungkan jempol padaku.
“Ah syukurlah, akhirnya aku bisa keluar dari gaun sempit nan repot ini! Eonni, bisa tolong bantu aku?”
Aku tersenyum melambaikan tanganku pada beberapa Eonnie yang baru masuk, agar mereka segera melepaskan baju ini dariku.
        Author pov.
Sekarang Jimin baru saja sampai dirumah Hyein setelah mengantarnya dan Eomma. Awalnya Hyein tersenyum padanya, sampai saat Eomma sudah masuk kedalam rumah dan Jimin akan masuk kedalam mobilnya lagi, tiba-tiba Hyein memukul Jimin dengan tasnya keras.
“Awh appoyo! Mwoya?”
“Kau ini dasar namja yadong, nappeun namja, babo, michi namja!”
Hyein terus memukul Jimin berulang kali.
“Ada apa, kenapa kau menyiksaku?”
“Kau ... Dasar kau namja sialan!”
“Hyein-sshi, hentikan!”
Akhirnya Hyein berhenti memukulnya karena tertahan dengan tangan Jimin yang memegangnya kuat.
“Apa yang sudah kau lakukan tadi padaku?”
“Apa?”
“Kau pura-pura lupa atau apa? Tadi di butik itu, apa yang kau lakukan?”
“Saat kita berciuman?”
“Ish lepaskan aku, dasar nappen namja!” Hyein kembali memukulnya setelah tangannya lepas dari Jimin. Dengan sedikit tetesan air mata, Hyein terus berteriak nappeun namja dan memukul Jimin.
“Lalu apa masalahnya? Ah ... apa jangan-jangan itu ... Hyein-sshi, apa tadi itu adalah ciuman pertamamu?” dengan senyuman kecil, Jimin menatap Hyein yang mengusap air matanya.
Hyein hanya diam tidak menjawab, pertanda iya.
“Pantas saja tadi ... kau ..”
“Apa?”
“Kau sangat kaku tadi! Haha ... Mianhae Hyein-sshi, aku tidak bermaksud untuk mengambilnya darimu” Jimin bergegas masuk kedalam mobilnya lalu menancap gas pergi meninggalkan Hyein.
  

bersambung-

awalnya cifcif mau jadiin FF ini Oneshot, tapi kayanya akan kebanyakan. Lanjut ke chapter 2 aja yah bacanya.

haha!  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

iklaan

SUPER JUNIOR