luhanay blog Follow Dash Owner

Selasa, 11 Maret 2014

Thankyou And Mianhae - FF b.a.p sistar vixx

# Hai hallo ...
cifcif berhasil nge-post ff aneh bin gaje.
jadi mohon maaf apabila tidak memuaskan teman pembanca semua, cifcif masih amatiran klow bikin ff.


Author             : cifcif Rakayzi
Tittle                : Thankyou and Mianhae
Genre              : Romace, Sad
Lenght            : Oneshoot
Cast    :
-       Leo                 VIXX
-       Lee Hyein      (oc)
-       Bora                Sistar
-       Daehyun       B.A.P

“Hajima!” teriak seorang pria yang mendadak menghentikan mobilnya saat melihat seorang wanita yang akan melompat dari jembatan jalan yang dilaluinya.
“Agashi hajima! Jangan melompat ...”
Namun wanita itu hanya menatapnya dengan menangis, dia sudah berdiri di atas pagar jembatan itu. Angin yang berhembus kencang dan derasnya hujan tidak membuat wanita itu mengurungkan niatnya, dia perlahan mengangkat kakinya dan bersiap akan melompat.
“ ... hiks hiks ... mianhae Eomma ..”
Bugh ... wanita itu jatuh.
Dia jatuh menindih pria yang berteriak padanya tadi, dan sekarang mereka hanya bertatapan dengan tak sedikitpun merubah posisinya.
“Wae? Waeyo?”
“Agashi ... emh na naega ...”
“Waeyo? Kenapa kau harus menarikku? Kenapa kau tidak biarkan aku melompat saja? Siapa kau? Apa yang kau lakukan? Aku membencimuuuu .. hiks hiks ..”
Wanita itu tidak bisa menahan air matanya yang turun membasahi pipinya bersamaan dengan air hujan. Dia menagis tersedu-sedu  di dada pria yang menariknya, menyelamatkannya.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
            Hyein pov.
Apa yang sudah terjadi padaku? Kenapa aku ada ditempat seperti ini?
“Kau sudah bangun rupanya, ini minumlah untuk menghangatkan badanmu”
Seorang pria yang memakai kaos lebar itu menhampiriku dan memberikan segelas teh hangat. Dia tersenyum padaku.
“Nuguseyo?”
“Aku Leo. Apa kau tidak ingat apa yang terjadi?” dia mengernyitkan alisnya dihadapanku, menatapku dengan serius.
“Ne?”
“Sebelumnya maaf aku telah mebawamu kesini, aku tidak tahu harus bagaimana tadi. Kau tiba-tiba pingsan dihadapanku, kau ingat?”
“Pingsan?”
“Mungkin kau belum terlalu ingat, tidak apa-apa sekarang kau sudah aman disini” dia mengusap bahuku lalu duduk disampingku.
“Eodiseoh?”
“Ini apartemenku”
“Apa yang terjadi padaku?”
“Harusnya aku yang bertanya seperti itu padamu, apa yang terjadi padamu? Kenapa kau berfikir dengan mengakhiri hidupmu akan menyelesaikan masalah?”
“Mwo?”
“Kau tadi mau bunuh diri kan?”
“ ... ne, ak aku tidak tahu harus bagaimana lagi. semuanya terjadi begitu saja padaku. Aku tidak tahu harus apa ...”
“Sebenarnya apa yang terjadi padamu?”
“Kenapa kau tidak membiarkanku melompat?”
“Aku hanya ingin ka_”
“Harusnya kau tidak menahanku, biarkan saja aku mati agar semuanya bisa selesai!” entah kenapa aku teringat kembali padanya saat aku mencoba menatap matanya.
Aku tidak bisa menahan emosiku, aku melempar gelas ditanganku, membuat teh panas didalamnya keluar membasahi sofa dan celanaku.
“Aku harus mati ... aku mau matiiiiii ....”
“Hei apa yang terjadi, tenanglah aku mohon ...”
Dia memegangi tanganku erat, menatapku dalam. Tapi itu hanya semaikn membuatku merasa ingin berteriak sekeras mungkin. Yang terbayang dikepalaku hanyalah sibrengsek Daehyun.
“Tenanglah ...”
Dia menarikku kedalam pelukannya, mengusap rambutku lembut. Semakin memasukkanku dalam pelukannya, pelukan yang hangat dan nyaman.
            Aku membuka mataku saat kurasakan sinar matahari menyilaukan mataku, kudengar seseorang yang berbicara diluar. Aku beranjak dan melihatnya, dan ternyata pria itu sedang menelpon seseorang.
Aku berjalan mengangkat kakiku sepelan mungkin agar dia tidak sampai tahu,
“Kau sudah bangun chagiya?”
Apa? Apa yang barusaja kudengar?
Tanpa berbalik aku menghentikan kakiku, aku hanya terdiam. Apa dia bicara padaku? Tapi kenapa dia memanggilku chagiya?
“ .. Anio, aku ada sedikit urusan kerja jadi tidak bisa pulang. Jangan terus bertanya itu padaku, kau membuat telingaku sakit!”
Oh untunglah dia masih bicara dengan telpon. Perkataannya cukup membuat jantungku shock tadi. Aku terus berjalan sampai didepan pintu, kubuka pintunya pelan dan berlari keluar.
------------------------------------------------------------------------------------------------
“Yak! Jung Daehyun dasar kau bajingan ..”
Hyein berteriak sekuat tenaganya, membuat semua orang memusatkan perhatian padanya.
“Aigoo! Tidak bisakah kau bicara pelan-pelan?”
Daehyun berbalik dan kembali berjalan menghampirinya dengan tatapan marah.
“Biar saja, biar semua orang tahu kalau kau adalah seorang bajingan!”
“Ikut denganku!”
Daehyun menarik tangan Hyein paksa, menyeretnya berjalan masuk kedalam mobilnya.
“Lepaskan aku!”
“Kau ini benar-benar menyebalkan, kau membuat semua orang tahu kalau aku_”
“Kalau kau seorang bajingan yang meniduri gadis mabuk sampai hamil!”
Plak ... Daehyun menampar Hyein kasar, membuatnya terdiam dan sedikit menangis memegangi pipinya yang memerah.
“Kau sepenuhnya menyalahkanku tanpa kau sadari kalau kau juga yang bersalah malam itu, kau yang mabuk terus enggodaku untuk melakukannya. Lalu kenapa kau terus bicara seolah aku yang 100% bersalah karena kehamilanmu itu!”
“Lalu apa aku harus menyalahkan diriku sendiri yang sudah tidak sadar dan mungkin pingsan malam itu hah?”
“Yah baiklah terserah apa katamu, yang jelas aku tidak mau menikahi wanita jalang seperti mu!”
“Wanita jalang?” jawab Hyein terisak.
“Yah, kau tidak ada bedanya dengan pelacur!”
Plak ... Hyein menampar pipi Daehyun sekuat mungkin sampai membuat ujung bibirnya sedikit berdarah.
“Apa maksud perkataanmu itu? Aku bukan seorang pelacur! Aku bahkan hanya pernah tidur denganmu saja ...”
“Cih ... rupanya kau pintar berbohong”
“Kau pikir aku ini wanita apa? Aku tidak akan mau tidur dengan pria yang bukan siapa-sipaku, sampai akhirnya aku terjebak oleh bajingan sepertimu!”
“Kau ini terus saja memanggilku bajingan, keluar dari mobilku sekarang!”
“Baik, baik aku akan keluar. Siapa juga yang ingin berlama-lama dengan bajingan seperti mu? Melihatmu saja sudah membuatku ingin muntah”
“Bagus kalau begitu, aku tidak harus menikahimu. Ini untukmu, gugurkan bayi itu dan jangan pernah mengganggu hidupku lagi!”
Daehyun melemparkan banyak uang pada Hyein yang sudah diluar mobil dan menutup pintu mobilnya.
“Yak! Bajingan Dan Daehyun .. dasar kau bajingan!”
Hyein menangis terduduk dipinggir jalan itu saat uang yang dilemparkan Daehyun berterbangan karena hembusan angin dari mobil Daehyun yang melaju cepat meninggalkannya.
--------------------------------------------------------------------------------------------
“Aish .. Bagaimana pun aku baik padanya, dia tetap dingin padaku. Kenapa selalu seperti ini? Setidaknya dia berpura-pura baik padaku walaupun tidak menyukaiku!”
“Wae?”
“Astaga Eomma?!”
Suara Eomma yang mendadak mengagetkan Bora setengah mati, dia langsung berbalik dan menatap Eommanya kaget.
“Apa Leo membuatmu marah lagi?”
“a ani Eomma anio ..”
“Lalu kenapa kau marah-marah seperti ini?”
“Anio Eomma, kajja kita makan!”
Bora menggandeng tangan Eommanya keluar dari kamarnya.
“Kau selalu saja menyembunyikannya, Eomma sudah tahu ..”
“Gwaencanha Eomma, aku akan baik-baik saja”
Bora tersenyum saat Eomma mengusap lembut rambutnya.
            Leo berjalan menyimpan tasnya dan duduk. “Aku pulang ..”
“Kemana saja kau semalam?”
“Aku lembur karena ada sedikit masalah tiba-tiba” Leo meminum susu dan memakan rotinya.
“Sepertinya kau pulang ke apartemenmu dulu?”
“Anio, aku menyimpan baju ganti dikantor”
Leo menjawab pertanyaan Eommonim yang memperhetikan baju kaos yang dipakainya.
“Oppa, pasti kau lelah. Biar aku siapkan air panas untukmu mandi, hari ini kau tidak usah ke kantor ne?”
“Ne, gomawo chagiya”
Leo mengangguk menatap Bora yang berjalan meninggalkan meja makan.
            “Ini aku siapkan bajumu, istirahatlah” Bora menyimpan baju Leo diranjangnya.
“Ne ..”
“Kalau begitu aku pergi kuliah dulu ..”
“Cepatlah, aku akan ganti baju”
“Geurae, bye oppa!”
Dengan senyum riangnya Bora melangkah keluar dari kamar Leo.
“Sebenarnya apa yang terjadi pada wanita itu, kenapa dia bunuh diri? Dia juga tiba-tiba menghilang tadi pagi. Tapi aku merasa dia sangat_”
Dreet .. dreet ... tiba-tiba handphone Leo bergetar.
“Yeobesseyo? ... Ne, aku akan segera kesana!”
“Shit. Sekarang tiba-tiba seperti ini aku harus kekantor, apa karena tadi aku berbohong lembur?”
Leo langsung memakai jas dan membawa tasnya pergi tanpa mengganti baju kaos longgarnya terlebih dahulu.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
“Ne, aku minta kau berikan laporanmu besok siang padaku. Dan ingat, terus periksa perkembangan proyek kita di Busan”
“Baik Tuan”
“Aku pergi dulu” Leo memasuki mobinya.
“Hati-hati dijalan Tuan”
Sekretarisnya menutup pintu mobilnya, dan dengan cepat Leo menyetir mobilya meninggalkan kantor.
            Hujan kembali turun. Ini masih musim hujan, jadi tidak aneh kalau hujan terus turun membasahi semuanya. Termasuk mobil Leo yang masih melaju dengan kencang dijalanan sepi itu.
Ckiiit ... Leo menghentikan mobilnya saat hampir menabrak seorang wanita. Wanita yang sekarang hanya berdiri beberapa senti dari mobilnya.
“Aish apa lagi ini!”
Dengan mengumpat Leo turun dari mobilnya, melihat wanita didepannya yang terdiam.
“Hei kau apa kau tidak punya mat_”
Tiba-tiba wanita itu pingsan saat Leo berjalan menghampirinya, dan sontak membuat Leo kebingungan.
            Dokter keluar dari ruang ICU dan tersenyum melihat Leo yang langsung menghampirinya.
“Bagaimana keadaanya Dokter?”
“Tidak apa-apa, Anda tidak perlu khawatir. Istri Anda dan bayinya baik-baik saja, hanya mungkin istri Anda kelelahan dan dehidrasi. Jadi saya sarankan agar dia banyak istrihat setelah ini”
“Mwo?” Leo memandang kaget Dokter itu.
“Anda kenapa?”
“Dia bukan istri saya Dok, dan bayinya bukan bayi saya”
“ma maksud Anda?”
“Saya hanya menemukannya pingsan dijalanan tadi, dan saya tidak tahu harus bagaimana. Jadi saya membawanya kemari”
“Oh baiklah, saya akan meminta pihak Rumah Sakit untuk mencari keluarga Nona itu. Terima kasih Anda sudah baik menolongnya”
“Sama-sama” Leo tersenyum sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“Kalau begitu saya permisi”
“Ne, silahkan. Gamsahamnida Dokter”
Leo membungkuk menyalami Dokter itu yang berjalan meninggalkannya.
“Ah untunglah dia tidak tahu aku yang menabraknya ...”
Leo menghela napasnya lalu masuk kedalam ruang wanita itu dirawat.
“Kau lagi?” wanita itu membulatkan matanya saat melihat Leo datang menghampirinya.
“Geurae, ini aku. Bagaimana keadaanmu?”
“Kenapa kau selalu tiba-tiba ada dihadapanku dan membuatku lebih baik?”
“Mwo?”
“Maksudku apa yang kau lakukan lagi padaku?”
“Aku hanya menolongmu, tadi kau tertabrak mobil. Aku ini pria yang baik, mungkin orang lain tidak akan mau menolong mu yang pingsan dijalanan saat hujan deras seperti tadi!”
“Gomawo ..”
“Mwo?”
“Gomawo sudah mau menolongku lagi”
“Oh ne, sama-sama. Tapi harusnya kau juga minta maaf padaku karena kabur tadi pagi”
“Mian, aku merasa malu padamu. Aku sudah merepotkanmu, gomawoyo”
“Tapi kau kabur kemana? Dan kenapa kau hujan-hujanan seperti itu tadi?”
“Aku mencari seseorang”
“kau ini aneh”
“Maksudmu?”
“Sudahlah lupakan yang kukatakan tadi! Kau harus banyak istirahat kata dokter, tapi apa aku boleh bertanya padamu?”
“Mwoya?”
“Apa kau tidak punya keluarga yang bisa dihubungi?”
“Mwo? A anio”
“Apa kau sebatangkara?”
“Tidak, aku kabur dari  rumah ..” Hyein langsung membalikan badannya dari Leo.
“Waeyo?”
“Ak aku ..  ti .. dak mau mem .. bicarakannya ...” jawab Hyein dengan suara terbata karena menahan tangis.
“Hei apa kau menangis? Kenapa? Apa aku membuatmu tersinggung?”
“Anio ..”
“Mianhae, aku tidak tahu kalau_”
Hyein tiba-tiba bangun dan mencabut selang infus nya lalu berlari meninggalkan Leo yang terdiam melihatnya di ruang itu.
            Hyein pov.
Aku tidak tahu harus bagaimna, usahaku untuk mati selalu gagal. Aku tidak bisa menyelesaikan masalah ini sendirian.
Aku berhenti berlari saat kurasakan ada tangan yang menahan tanganku.
“Tunggu ...”
“Lepaskan aku!” ternyata itu Leo yang menahanku dari belakang. Dia berlari mengejarku?
“Aku minta maaf jika aku sudah menyinggung perasaanmu, tapi kau tidak harus meninggalkan Rumah Sakit. Kau belum sembuh dan ... ehm bayimu juga harus istirahat ..”
“Kau tahu bayiku?” aku membulatkan mataku menahan derasnya air hujan yang turun menatap matanya, memastikan apa dia benar mengatakan tentang bayiku.
“Ne, tadi Dokter mengira aku suamimu dan memberitahu keadaan bayimu. Mian”
“Lepaskan aku!” aku melepaskan tangannya dengan sebelah tanganku, mencoba berlari lagi darinya.
“Tidak tunggu dulu .. Jika kau sedang kabur, dan kau tidak mau ada di rumah Sakit maka bersembunyilah diapartemenku”
“Lepaskan aku!” aku menarik lagi tangannya yang memegang lagi tanganku.
“Aku mohon, kau tidak seharusnya seperti ini. Menyiksa dirimu sendiri, dan kau juga membiarkan bayimu ikut tersiksa. Apartemenku akan aman untukmu, ikutlah denganku ..”
Melihat wajah polosnya, aku merasa aneh. Dia memintaku untuk ikut padanya, bagaimana bisa orang yang baru kukenal sangat perhatian padaku?
Apa yang harus kulakukan sekarang, rasanya aku tidak bisa menolak ajakannya.
“Baiklah ..”
‘Geurae, mobilku disebelah sana. Cepatlah, hujan semakin deras ..”
Dia membuka jaketnya dan memberikan padaku.
----------------------------------------------------------------------------------------------------
“haha .. Mian, aku tidak punya baju perempuan disini”
Leo sedikit tersenyum saat melihat Hyein keluar dari kamar mandi memakai piyama longgar milik Leo.
“Tidak apa-apa, gomawo”
“Tapi kenapa kau hanya memakai bajunya, celananya?”
“Piyama ini sudah terlalu besar untukku, bajunya sudah menutupi lututku. Apalagi jika aku memakai celananya, pasti aku akan seperti orang-orangan sawah”
“Duduklah, kau harus makan sesuatu”
Leo menggeser kursi, secara tidak langsung menyuruh hyein duduk.
“Ne ..”
“Ayo makanlah yang banyak”
“Kau baik sekali, maaf aku sudah merepotkanmu”
“Tidak apa-apa, jangan canggung seperti itu. Kau hanya perlu menyebutkan namamu, aku sudah memperkenalkan namaku tapi kau belum kan?”
“haha .. Mian, aku Hyein. Lee Hyein”
“Hahaa ... aku baru melihatmu tersenyum, Hyein-sshi”
Mendengar Leo bicara seperti itu, Hyein langsung menghentikan senyumannya. Dan memasukkan sesendok sup kedalam mulutnya.
“Hyein-sshi ...”
“Ne?”
“Apa aku boleh bertanya lagi padamu?”
“Mwoya?”
“Kenapa kau kabur dari rumahmu?”
Hyein langsung meletakkan sendok dan berhenti menguyah makanannya, memalingkan wajahnya agar tidak bertemu dengan tatapan Leo.
“Emh .. Kau tidak perlu menjawabnya, makanlah lagi”
“Seb sebenarnya ak aku ... Aku kabur dari rumah karena aku tidak mau orangtuaku marah karena sekarang aku sedang hamil ..”
“Waeyo? Harusnya mereka senang kau hamil kan?”
“Aku masih kuliah dan belum menikah, akankah mereka senang dengan kehamilanku?”
“oo oh mian ak_”
“Saat itu aku pergi merayakan ulangtahun temanku, dan kami berpesta sampai larut malam. Aku minum banyak soju sepertinya, karena saat aku bangun ... aku sudah bersama pacarku di kamar hotel. Karena kejadian itu aku memutuskannya dan pergi menajauhinya, tapi beberapa minggu kemuadian aku menyadari kalau aku hamil. Tapi saat aku meminta dia bertanggung jawab dan menikahiku, dia malah mengelak kalau ini adalah anaknya. Hiks .. hiks .. dia pergi bersama wanita lain hiks .. dan aku .. aku tidak tahu harus bagaimana sekarang ... hiks .. hiks ..”
Hyein membungkukkan badannya, menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Mengeluarkan tangis yang dari tadi ia tahan.
“Hyein-sshi, mianhaeyo. Aku tidak bermaksud untuk membuatmu menangis ...”
“ .. hiks .. hiks ... anio .. hiks .. hiks”
Tangis Hyein semakin kencang.
“Ullijima, mianhaeyo”
Leo mengusap kepala Hyein, berusaha menenangkannya.
“Pasti nanti akan ada jalan keluar untuk semua ini, jangan menangis lagi. Tenanglah Hyein-sshi ..”
Akhirnya Leo menarik Hyein dari kursinya dan mendekapnya kedalam pelukannya, membujuk Hyein berhenti menangis dengan pelukan hangatnya.
Untuk beberapa lama kemudian, mereka masih seperti itu. Leo membiarkan bajunya basah dengan air mata hyein yang sekarang sudah berhenti menangis, untungnya.
“Ullijima ...”
Leo mengusap kepala Hyein, membuat Hyein mengangkat kepalanya dan saling bertatapan.
Hyein membulatkan kedua matanya yang jadi sipit dan sedikit melangkah mundur menjauh dari Leo saat sadar wajah merekaa hanya berjarak kurang dari lima senti.
Mereka masih bertatapan, sampai Leo menarik tangan Hyein kembali mendekat padanya. Perlahan Leo mendekatkan wajahnya pada Hyein, menarik pinggag Hyein agar semakin rapat dengan badannya.
Perlahan juga Hyein menutup matanya, dan membuka sedikit bibirnya. Memberi celah untuk Leo yang sudah membuat bibirnya menempel dengan bibir Hyein sekarang.
            Leo melumat pelan bibir Hyein, memasukkan lidahnya kedalam mulut Hyein. Meainkan lidah Hyein, dan merubah lumatan nya menjadi hisapan lembut.
Merasakan Leo seperti itu, Hyein membalas permainannya. Menghisap bibir atas Leo, dan memainkan lidahnya. Membuat lidah mereka saling membelit.
Leo memiringkan kepalanya agar memperdalam ciumannya. Sementara Hyein mengalungkan tangannya di leher Leo, Leo juga melingkarkan tangannya dipinggang Hyein dan terus mendekapnya erat seakan tidak mau menghentikan aktivas mereka saat ini.
Dirasa sudah kehabisan oksigen di paru-parunya, Leo menghentikan ciumannya. Memberi kesempata Hyein untuk juga menghirup oksigen, mengisi kembali paru-parunya yang mungkin mengecil kehabisan oksigen.
Tidak lama, Leo kembali melumat bibir Hyein penuh nafsu. Menghisap bibirnya, mengulumnya, dan memainkan lidahnya.
Tidak puas dengan itu, Leo mengangtak Hyein. Menggendongnya menuju kamar tanapa melepaskan ciumannya, menendang pintu kamar dan menindih Hyein diranjang nya.
Ciuman panas Leo beralih ke leher jenjang Hyein, membuat Hyein sedikit mengeluarkan desahan anehnya.
Hyein memegang erat tangan Leo, membuat Leo kembali menciumi bibirnya yang sudah kemerahan itu. Leo melepaskan tangan Hyein, dan menggerayam mencari membuka kancing piyama Hyein satu persatu. Sampai akhirnya bagian depan Hyein terbuka, memperlihatkan bra merah marun Hyein yang menyembunyikan dua gundukan dadanya.
Leo melepas ciumannya, lalu tersenyum menatap Hyein yang membuka matanyan.
“Waeyo?”
“Badan yang sexy ...”
Leo melepaskan piyama dan bra Hyein, menyiskan celana dalam hello kity pink Hyein yang masih melekat. Leo juga membuka bajunya, melemparkannya kesembarang arah lalu kembali mencium nafsu Hyein.
            Beberapa lama kemudian,
Leo menjatuhkan badannya disamping Hyein. Dengan nafas yang masih terengah-engah dia menarik selimut menggunakan kakinya, menutupi badannya dan Hyein.
Leo menatap Hyein yang sedang menatapnya, mereka tersenyum kecil lalu Leo kembali menempelkan bibirnya dengan bibir Hyein.
“Ommo Aigoo!”
“Oppa?!”
Teriakan Eommonim dan Bora membuat Leo melepaskan ciumannya dan membalikan badannya menatap mereka yang sudah berdiri dipintu kamar nya.
“Oppa .. ap apa yang kau lakukan?”
“Apa yang sedang kalian lakukan?”
“Eommonim ...?!”
“Cepat pakai baju kalian, Eomma butuh penjelasanmu sekarang juga!”
Eommonim keluar dari kamar itu dan disusul dengan Bora.
            Dengan baju yang asal, Leo dan Hyein duduk dihadapan Eomma.
“Sebenarnya apa yang kau lakukan dengan ..” Eomma menatap Hyein  yang menundukkan kepalanya.
“Eommonim, aku minta maaf kar_”
“Harusnya kau minta maaf pada tunanganmu, kau tahu bagaimana perasaannya melihatmu seperti ini dengan wanita lain?”
“Aku tahu, aku sangat minta maaf pada kalian berdua. Kami tidak tahu akan jadi seperti ini ..”
“Nyonya, saya minta maaf karena semua ini. Saya tidak tahu kalau_” Hyein baru mengangkat kepalanya dan berusaha membantu Leo menjelaskan apa yang terjadi.
“Kau ini siapa?”
“Aku Hyein_”
“Eommonim, aku dan Hyein sama sekali tidak menyangka akan seperti ini. Tadi kami hany_”
“Ah kepalaku rasanya mau pecah mendengarkan kalian bicara, aigoo jinjjayo!”
Eommonim menyandarkan kepalanya pada sofa.
“Oppa, tadinya aku dan Eomma kesini untuk mengajakmu pergi. Kami mencarimu sampai kekantor, tapi sepertinya kau sedang ..”
“Chagiya, dengarkan aku. Aku bisa jelaskan apa yang terjadi pad_”
“Mian Oppa, sepertinya lain kali saja kita bicara. Aku terlalu cape sekarang, kajja Eomma kita lebih baik pulang sekarang”
“Eomma tidak menyangka kau melakukan hal seperti ini, Leo”
“Tunggu Chagi, Eommonim aku_”
“Maaf kami mengganggumu” Bora dan Eomma pergi meninggalkan mereka yang masih terlihat pucat karena kaget itu.
“Mianhae, tidak seharusnya aku_”
“Anio, aku yang harus minta maaf padamu. Aku sudah melakukan kesalahan padamu ..”
“Tapi bagaimana dengan mereka?”
“Tidak apa-apa, biar aku yang menyelesaikannya”
“Aku kira kau belum bertunangan, jeongmal mianhaeyo ..”
“Gwaencanha, semuanya akan baik-baik saja. Sekarang bolehkah kau aku tinggal?”
“Ne, pergilah. Mereka membutuhkan penjelasanmu sekarang”
“Geurae, aku pergi”
Leo mengusap kepala Hyein sekilas lalu pergi dengan berlali meninggalkan apartement nya berharap bisa menyusul Bora dan Eommonim.
---------------------------------------------------------------------------------------------
“Jangan menangis lagi Bora-ah, jangan menangis ..” Eommonim terus mengusap-usap kepala Bora yang sekarang sedang terisak mengangis dipelukannya.
“Eomma ... hiks .. hiks ... Oppa nappeun namja!”
“Ne, arrasseo. Eomma mengerti bagaimana perasaanmu, dia selalu saja membuatmu menangis”
“.. hiks .. walaupun dia tidak mencintaiku, tapi setidaknya dia tidak boleh seperti itu .. hiks .. hiks .. Dia bahkan melakukannya saat menjelang pernikahan kita, mana boleh seperti itu .. hiks .. hiks ..”
“Maafkan Eomma, seharusnya Eomma tidak memaksamu untuk menikah dengannya. Eomma tidak tahu kalau dia sangat tidak menyukaimu sampai tega melakukan ini pada mu yang selalu mencintainya ..”
“Ini semua bukan salah Eomma, ini salahku karena terlalu mencintainya. Berharap dia akan mencintaiku, tapi kenyataannya Leo oppa_”
“Chagiya ...”
Tiba-tiba Leo datang masuk kekamar Bora dengan nafas yang terengah-engah, dia langsung berlutut dihadapa mereka.
“Eommonim, Chagiya, aku sangat minta maaf atas kejadian tadi. Semuanya memang kesalahanku, aku mohon maafkan aku ..”
“Kau ini dasar anak nakal!” Eomma memukul kepala Leo dengan tangannya.
“Eomma!”
“Biar Chagi, aku pantas mendapatkannya. Bahkan mungkin dipukul berkali-kali juga masih tidak bisa menebus kesalahnku padamu ..”
“Bangunlah Oppa!” Bora menghapus air matanya dan menatap Leo.
“Tapi Chagiya ..”
“Oppa, bangunlah. Aku tidak marah padamu!”
“Chagiya ..” Leo menatap Bora lekat. Memastikan apa yang diucapkan Bora padanya tidak salah dengar.
“Aku tahu kenapa, kau memang tidak menyukaiku kan Oppa? Tidak apa-apa, aku tidak marah padamu karena ini. Justru aku marah pada hatiku yang selalu berharap lebih darimu yang sama sekali tidak mencintaiku ..”
“Chagiya, aku aku tid_”
“Oppa, aku ingin sendiri dulu sekarang. Besok kita bicara lagi, Eomma bisakah kau tinggalkan aku sendiri?”
“Bora-ah ..”
“Eomma, jebalyo ...”
“Geurae ..” Eomma meninggalkan kamar Bora.
“Kau juga, oppa”
“Chagiya, jeongmal mianhaeyo”
“Ne, aku sudah memaafkanmu oppa. Jaljayeo ..” Bora berdiri dan mendorong Leo pelan sampai keluar pintu dengan tersenyum.
----------------------------------------------------------------------------------------------
“ .. a ..”
Hyein terdiam saat membuka pintu apartement Leo karena saking kagetnya saat melihat wanita yang kemarin datang dan memergokinya bercinta dengan Leo sekarang ada dihadapannya.
“Kau mau kemana?”
“ aa ak aku ...”
“Apa melarikan diri adalah cara menyelesaikan masalah menurutmu?”
“Anio, aku han hanya ...”
“Kenapa kau gugup sekali seperti itu? Ayo masuk lah kembali, aku perlu bicara sesuatu padamu ..”
“n n ne?”
“Masuklah, tidak usah seperti itu!”
Mereka akhirnya masuk dan sekarang duduk berhadapan.
“Aku Bora, tunangan Leo oppa”
Bora mengulurkan tangannya, membuat Hyein semakin membulatkan matanya.
“Aku Hyein. Lee Hyein”
“Baiklah Hyein-sshi, bolehkah aku bertanya padamu?”
“Ne?”
“Sejak kapan kau mengenal Leo oppa?”
“Aku sangat minta maaf karena kejadian tadi malam, aku benar-benar tidak bermaksud untuk ... kami ...”
“Tidak apa-apa, lagipula aku tidak menanyakan hal itu. Yang aku tanyakan sejak kapan kalian kenal?”
“Sebenarnya aku baru kemarin kenal dengan Leo, saat dia sudah dua kali menolongku”
“Menolongmu?”
“Ne, dia menolongku saat aku hampir saja bunuh diri ..”
“Bunuh diri? Waeyo?”
“ .. aku .. aku ini sebenarnya aku sedang hamil. Hamil karena kesalahanku sendiri, aku tidak tahu harus bagaimana menjelaskan nya pada orang tuaku. Jadi aku putuskan untuk bunuh diri, tapi Leo datang mengacaukan semuanya ..”
“Lalu ayah bayimu?”
“Dia hanyalah pria brengsek yang menipuku, sekarang dia pergi dengan wanita lain”
“Ommo! Kasihan sekali kau ..”
“Sekali lagi maafkan aku, aku berjanji tidak akan muncul dalam kehidupan kalian lagi. aku akan pergi ..”
“Mana boleh seperti itu!”
“Maksudmu?”
“Kau harus bertanggung jawab!”
“Ne?”
“Kau sudah meniduri Oppaku, dan sekarang kau akan lari begitu saja meninggalkannya padaku?”
“ak aku tidak mengerti?”
“Aku sudah mengenal Leo oppa sejak kecil, karena kami hidup bersama. Orangtuaku dan orang tuanya adalah teman, dan mereka menjodohkan kami. Tapi orangtua Leo Oppa dan Appa ku meninggal saat dia baru saja masuk SMP karena kecelakaan, dan sejak itu Leo Oppa tinggal bersama keluargaku. Hah- masa kecil yang indah, walaupun Leo oppa tidak mencintaiku ataupun menyukaiku. Bodohnya aku, tetap saja mencintainya dan berharap suatu hari dia akan mencintaiku juga. Hyein-sshi, apa kau menyukainya?”
“Mwo?”
“Aku selalu berharap pria yang mengambil ciuman pertamaku adalah Leo oppa, tapi itu tidak pernah terjadi. Jangankan menciumku, untuk menatap mataku saja dia tidak mau. Walaupun dia selalu memanggilku Chagiya, tapi aku tahu dia hanya terpaksa. Hyein-sshi, bisakah kau membuat Leo oppa mencintaiku?”
“Ne?”
“Haha ... aku hanya bercanda! Itu tidak akan pernah terjadi, kalaupun terjadi pasti Leo oppa sudah bukan menjadi Leo oppa lagi. Benarkan?”
“Bora-sshi?”
“Kemarin, dia menciummu sangat mesra. Bahkan sambil memelukmu, kau hebat sekali Hyein-sshi. Aku bahkan belum pernah dipeluknya walau kami sudah kenal dari kecil, daebak! Pasti Leo oppa menyukaimu, atau bahkan mungkin dia juga mencintaimu_”
“Bora-sshi, diantara kami tidak ada apa-apa!”
“Bohong, kau pasti bohong. Mana mungkin seperti itu!”
“Kami memang tid_”
“Sudahlah Hyein-sshi, aku mengerti. Tapi bisakah kau menolongku?”
“Ne?”
“Nikahi Leo”
“Mwo?”
“Kau sudah tidur dengannya, jadi kalian harus menikah. Berikan cinta padanya, bahagiakan lah Leo oppa. Mungkin kalian pasangan yang cocok!”
“Bora-sshi, aku aku tidak aku_”
“Aku tidak bisa menikahi pria yang sama sekali tidak mencintaiku, jika melakukannya maka sama saja aku menyiksa diriku sendiri dan Leo oppa juga”
“ ... Aku tid_”
“Kau tidak mau menikahi pria yang sudah tidur bersamamu?”
“Aku tidak akan merebut tunangan orang lain!”
“Kau tidak akan menikah dengan tunangan orang lain, karena Leo baru saja resmi menjadi mantan tunanganku sejak satu menit yang lalu. Jadi tidak ada alasan untuk menolak pria lajang yang menidurimu!”
“Aku ...”
“Ini, pakailah ini. Dengan cincin ini, kalian bisa menikaha minggu depan. Karena tadinya cincin ini akan membawaku dan mantan tunanganku menikah minggu depan”
“Aku tidak mau melak_”
“Hyein-sshi, aku sudah bicara dengan Leo oppa berulang kali untuk membuat keputusan ini. Dia sudah bersedia menikahimu, jadi menikahlah dengannya. Ok?”
“Bora-sshi, aku aku tidak tahu harus berkata apa padamu. Tapi terimakasih banyak, mungkin aku tidak akan bisa membalas kebaikanmu”
Hyein tidak kuasa menahan tangisnya dan langsung memeluk Bora.
Bora yang melihat Leo datang langsung melepaskan pelukan Hyein dan tersenyum menatapnya.
“Jangan menangis, sekarang kau dan Leo akan pergi kerumahmu untuk menjelaskan semuanya pada orangtuamu. Kalau kau menagis, matamu akan sipit. Dan terlihat jelek nanti, tersenyumlah!”
“Gomawo Bora-sshi ..”
Hyein yang akhirnya tahu Leo datang mencoba tersenyum dan menghapus air matanya. Bora berjalan mendekati Leo dan mengambil tas yang dibawanya,
“Ini, pakailah. Jangan lupa berdandan yang cantik, ne?”
Bora memberikan tas itu pada Hyein.
“Ne, gomawo ..”
“Ish, sudah ribuan kali kau berkata itu. Sudahlah, sekarang kalian bersiap-siaplah. Aku dan Eomma tunggu dibawah!”
Bora berjalan melewati Leo, tapi dia berhenti saat Leo menarik tangannya dan membuat mereka berhadapan dengan jarak yang sangat dekat.
“mm mwoyah ?”
Bora menatap Leo canggung.
“Bisakah aku mengambil sesuatu darimu?”
“Mwo?”
“Setidaknya aku harus memberimu kenang-kenangan sebelum menikah”
“Ne?”
Ciuman pertamamu boleh?”
Chu-  Leo mencium Bora lembut dan sebisa mungkin sangat mesra pikirnya.
“Oppa!”
Bora mendorong Leo menjauh darinya saat sadar mereka telah berciuman, dengan sangat canggung dia berjalan keluar sambil mengaruk rambutnya.
Sementara Leo hanya tersenyum malu melihat Hyein yang mentertawakannya sambil membuka tasnya.
“Bisakah aku juga mendapatkan ciuman semesra itu, Oppa?”
“Ne, tentu saja. Apa yang tidak untuk calon istriku, nanti bayi mu ngiler kan?”
Leo tertawa mendekati Hyein sebelum akhirnya mereka kembali bercuman.

# cifcif mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila karakter tokoh dalam ff ini tidak teman sukai, cifcif tidak ada maksud untuk menjelek-jelekan tokoh tersebut, melainkan karena cifcif menyukai tokoh tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

iklaan

SUPER JUNIOR