luhanay blog Follow Dash Owner

Sabtu, 04 Oktober 2014

Kesombongan, Kesedihan, dan Keegoisan



Hari demi hari aku semakin egois
Karena semakin kedewasaanku bertambah, semakin egois pula pikiranku
Dan semua itu tanpa pernah aku sadari mendalam.
Aku hanya pernah berfikir dan sebentar merenung
Tentang kelakuanku yang semakin buruk
Yang semakin berani melawan orang lain
Juga semakin kuat melawan kedua orangtuaku.
Pernah suatu ketika aku meneteskan air mata saat merenungkan keegoisanku
Merasa menyesal dan berkata akan berubah demi Ayah dan Ibu
Tapi rasa penyesalan itu ternyata tidak bertahan sampai 24 jam
Hanya membuatku baik beberapa jam saja
Karena setelah itu, aku kembali pada keegoisanku untuk hidup bebas.
Kemudian, seiring dengan terus berjalannya waktu
Dengan bertambahnya sejarah yang kulalui hari demi harinya
Aku kembali tersadarkan sesuatu yang membuatku kembali merenung.
Aku baru mengerti kalau ternyata hidup itu tak semudah bayanganku
Selama ini aku selalu memaksakan kehendakku
Bersikeras dan selalu memaksa orang lain memenuhi yang kuinginkan
Tanpa pernah aku memikirkan bagaimana cara mereka mendapatkannya
Tapi yang terpikir olehku hanyalah ‘bagaimanapun, harus tetap ada!’.
Padahal setelah aku melihat dunia luar yang bisa dikatakan ‘kejam’
Aku banyak melihat orang yang jauh bagaikan bumi dan langit denganku
Karena mereka harus membanting tulang untuk yang mereka inginkan
Bahkan hanya sekedar sebutir nasi
Sangat berbeda denganku yang hanya tinggal menggerakan telunjuk,
Dan apa yang kuinginkan akan ada dihadapan mataku.
Melihat kehidupan yang seperti itu entah kenapa hatiku bergetar
Pikiranku hanya berpikir tentang Ayah dan Ibu saat melihat orangtua lain,
Orangtua lain yang penuh dengan keringat karena bekerja terlalu keras
Melakukan pekerjaan apapun siang dan malam
Hanya agar anak tercintanya bisa makan
Hanya demi melihat anaknya tersenyum
Walaupun tubuh mereka terus bertambah renta,
Tapi semangat mereka tak pernah padam membahagiakan anaknya.
Pikiranku terus bertanya,
Apakah sekeras itu pekerjaan mereka hanya untuk membuat anaknya tersenyum?
Apakah Ayah dan Ibuku juga bekerja keras siang dan malam, membanting tulang seperti orangtua lain itu?
Selama ini aku tidak pernah memikirkan hal sepenting itu
Yang aku tahu, mereka selalu memberikan apapun yang kuinginkan
Tanpa pernah aku menanyakan bagaimana mereka mendapatkannya.
Dan sekarang setelah aku melihat semuanya, setelah aku mengerti,
Aku berpikir ‘apakah aku masih pantas menjadi anak mereka?’
Sepertinya aku hanya seorang anak durhaka
Yang berani membuat kedua malaikatku menderita selama ini
Mungkin aku tidak pantas lagi bersama mereka,
Aku hanya bisa menyusahkan mereka saja.
Seharusnya tugas seorang anak adalah menghormati orangtuanya, menyayangi orangtuanya, dan membahagiakan orangtuanya
Tapi apa yang aku lakukan selama ini?
Semua yang kulakukan adalah hal yang tidak pantas dilakukan seorang anak pada orangtuanya.
Kasihan sekali Ayah dan Ibu
Mungkin mereka selalu menitikan air mata karena kelakuanku
Mungkin mereka menyesal mempunyai anak durhaka sepertiku
Pasti mereka sangat lelah mengurusku selama ini.
Ya Tuhan berikanlah mereka kekuatan
Ampunilah aku yang jahat ini
Tuntunlah aku kembali kejalanmu, jadikanlah aku anak yang baik
Anak yang bisa mendoakan orangtuanya agar mereka masuk surga.
Ya Tuhan, aku sangat menyesal
Aku ingin merubah semua ini
Aku ingin meninggalkan hidupku yang penuh dengan kejahatan ini
Aku sangat menyayangi Ayah dan Ibuku,
Aku ingin mereka bahagia karena mereka selalu membahagiakanku
Aku ingin Engkau menyayangi Ayah dan Ibuku,
Sayangilah mereka melebihi kasih sayang mereka padaku.
Sekarang, biarkanlah aku yang bekerja membating tulang untuk mereka
Ini giliranku untuk memberikan apapun yang mereka inginkan
Sudah cukup keringat mereka bercucuran karena bekerja keras,
Sudah cukup tubuh renta mereka terkena panas dingin diluar sana,
Karena sekarang giliran mereka yang duduk manis dan tersenyum, seperti aku dulu saat mereka berkerja keras.
Ya Tuhan, sekali lagi aku mohon ampunan-Mu
Izinkanlah aku menjadi anak yang bisa membahagiakan Ayah dan Ibuku
Aku berjanji tidak akan lagi menyia-nyiakan kedua malaikatku itu
Aku juga berjanji akan terus menjaga mereka dengan kasih sayangku dan cintaku,
Membuat mereka tidak menyesal mempunyai anak sepertiku,
Sampai nanti saatnya tiba mereka Engkau bawa pergi,
Untuk tinggal bahagia di surga bersamamu.
Aku minta maaf Ayah,
Aku minta maaf Ibu.
Terima kasih banyak atas segalanya,
Aku mencintai kalian, kedua malaikatku.

Perpisahan



Kadang kita bertanya ‘mengapa’ harus ada pertemuan
Kadang kita selalu menyesali pertemuan itu
Disaat pertemuan yang terjadi tak seperti yang kita harapkan
Tak seperti apa yang kita bayangkan atau impikan
Pertemuan yang bahagia,
Pertemuan yang penuh tawa,
Hanya menjadi pertemuan yang membuat bibir ini rapat
Tak sedikitpun tersenyum dan malah berteriak menangis
Tidak ingin pertemuan ini terjadi
Tidak suka dengan apa yang terjadi
Tidak mau pertemuan yang menyebalkan dan mengesalkan hati
Dan mata ini terus menangis menyesali pertemuan ini
Walaupun ratusan kata nasehat dan pepatah yang orang lain ucapkan,
Walaupun mereka terus berkata ‘semuanya akan baik-baik saja’
Kata yang terucap menjawab mereka adalah ..
“Kau bicara seperti itu karena bukan kalian yang mengalaminya!”
Tapi saat waktu terus berputar maju kedepan,
Dan apa yang mereka katakan menjadi kenyataan,
‘semuanya akan baik-baik saja’
Seiring dengan bergantinya hari demi hari
Rasa ‘tidak ingin’ dan ‘menyesal’ akan pertemuan ini berubah
Tangisan itu berhenti, bibir rapat itu mulai tersenyum,
Hati ini mulai menikmati suasana yang perlahan nyaman
Kebahagian datang, dan tawapun mulai sering terdengar
Semuanya menyenangkan
Tapi kenapa waktu begitu cepat berlalu
Sekarang sudah kehabisan waktu
Kini sudah sampai dipenghujung pertemuan ini
Dan perpisahan akan segera datang,
Disaat kebahagiaan mulai menyelimuti hati
Walaupun pasti disetiap pertemuan ada perpisahan,
Rasanya ini tak rela berakhir
Kalau bisa putar kembali waktu yang sudah berlalu
Pasti hati ini tidak akan menangis dan menyesal akan pertemuan,
Pertemuan yang berujung bahagia ini
Atau jika waktu tidak mungkin berputar kembali
Berilah tambahan waktu untuk tetap merasakan kebahagiaan ini

Takdir Illahi



Seringkali kita mengeluh dengan apa yang terjadi
Selalu membuat pikiran buruk dengan apa yang terjadi
Hanya memberikan respon tangisan kesedihan,
Dan kata “kenapa terjadi?” yang terus diucapkan pada Sang Illahi
Seolah Tuhan hanya memberikan kesengsaraan untuknya
Tanpa pernah dia pikirkan, tanpa pernah dia sadari
Bahwa segala yang terjadi adalah yang terbaik
Yang sengaja Tuhan berikan padanya karena sangat menyayanginya
Jadi yakinlah,
Apapun yang terjadi, segala yang telah terjadi padamu,
Itulah yang terbaik yang Tuhan berikan padamu.
Janganlah mengisi hatimu dengan pikiran kotor dan prasangka buruk
Itu hanya akan membuatmu sengsara,
Bukan memperbaiki keadaan.

Jiwa yang Labil



Kadang ada kalanya kita terbawa suasana
Berubah haluan menjadi tak tentu arah
Mengikuti  arah angin yang membawa pada kegelapan,
Dan Kerusakkan jiwa
Cita-cita yang tadinya mulia
Kini jadi tidak lebih hina dari kotoran hewan
Yaitu mendapat Ayah untuk bayi yang telah dikandung
Tiada lagi rasa malu,
Yang ada selain penyesalan
Menyesal karena dengan bodohnya,
Mau memberikan harta terbesarku
Untuk sebuah cinta yang ragu

iklaan

SUPER JUNIOR