luhanay blog Follow Dash Owner

Minggu, 11 Januari 2015

Paradise - EXO FanFiction



Author       : cifcif Rakayzi
Tittle         : Paradise
Genre        : Romance, Sad, Fiction
Length       : Oneshoot
Main cast   :
     1.  Sehun EXO
     2. Luhan EXO
     3.   Suho EXO
     4.   Kwon Maeri (oc)


Prolog
“ Karena aku sangat mencintaimu, aku akan rela melakukan apapun untukmu, bahkan jika harus menggantikannya dengan nyawaku sendiri, aku rela. Aku sangat sangat mencintaimu, dan akan selamanya mencintaimu, bahkan jika aku mati nanti, aku akan tetap mencintaimu. Karena kaulah hidupku “
Author pov.
Dan cerita ini lahir dari pemikiran Author sendiri, murni karangan sendiri. Walau sebenarnya Author dapat ide cerita ini setelah lihat MV Infinite – Paradise.
Story
Hujan lebat tidak menghentikan mereka untuk pergi, karena ini adalah hari spesial bagi Sehun. Dan karena hari ini spesial, maka Luhan yang terkena imbasnya, karena Luhan harus menjadi supir antar jemput Sehun dengan Maeri pergi.
“Sehunna, kau harus membayar untuk semua ini!”
“Hyung, kau perhitungan sekali pada adikmu sendiri. Ini hari-H ku Hyung, hari spesial untukku”
“Apa yang akan kau lakukan?”
“Aku akan melamar Kwon Maeri sekarang ..”
“Arrasseo, tapi kenapa aku yang harus menjadi supirmu? Bukankah seharusnya aku ada disampingmu saat pelamaran itu, dasar bodoh!”
“Karena uangku sayang jika harus menyewa supir!”
“Tidak bisakah kau menyetir sendiri?”
“Kalau aku menyetir sendiri pasti tidak akan romantis, mengertilah Hyung!”
“Dasar kau ini! Lihatlah kita sudah sampai, Maeri sudah menunggu disana. Cepat bawa dia kemari!”
“ah geuraeyo, Hyung tunggu sebentar!”
Sehun langsung melepaskan sabuk pengamannya dan keluar dari mobil saat mobil sudah berhenti di depan rumah yeojachingu nya itu, membuka payungnya dan berlari menghampiri Kwon Maeri yang berdiri dihalaman rumahnya dengan balutan mini dress pink yang cantik.
“Chagiya, apa kau lama menunggu?”
“Aniyo, aku baru saja keluar”
“Kalau begitu palli kita masuk kemobil, udaranya sangat dingin”
“Geurae”
Dengan menggandeng yeojachingunya, Sehun kembali masuk kedalam mobil dan duduk disebelahnya.
“Annyeong Maeri-aah, kau cantik sekali”
“Eoh Oppa? Kau ada disini?”
“Ne, ini semua gara-gara namjachingumu!”
“Hyung!” Sehun langsung mengeluarkan tatapan laser pada Luhan lewat kaca spion.
“ah mianhaeyo Oppa, pasti kami merepotkanmu hari ini ..”
“Aniyo, aku tidak bisa menolak ajakan untuk menjadi supir gadis cantik sepertimu walaupun ditengah hujan lebat seperti ini”
“Oh jeongmal gomawo Oppa, lain kali aku ajak jalan-jalan ne?”
“Kau memang baik Maeri-aah, saranghaeo”
“Hyung berhentilah bicara, cepat jalan!”
“Astaga, kenapa aku bisa memiliki adik seaneh dia?”
“Hyung!”
Dan akhirnya Luhan menjalankan mobilnya setelah beberapa kali bentakkan Sehun yang marah karena pembicaraan Luhan dengan Maeri.
        Pembicaraan yang dirasanya aneh dan menggelikan serta adegan romantis yang Sehun dan Maeri lakukan dari tadi membuat Luhan mempercepat laju mobilnya, tidak ingin berlama-lama merasa jadi supir beneran sebenarnya pikiran Luhan. Dan hanya butuh beberapa menit baginya untuk menempuh jarak sekitar dua km, akhirnya mereka sampai disebuah restoran bintang lima yang sudah sebelumnya Sehun pesan untuk acara spesialnya hari ini.
“Hyung, kau tunggu saja kami disini ne?”
“Andwaeyo! Apakah aku harus menunggu kalian berdua kencan di basement dingin ini?”
“Kenapa Oppa tidak masuk saja sekalian?”
“Chagiya, ini acara kita berdua. Jadi mana mungkin Hyung ikut juga”
“Sehunna, apa kau setega itu pada Hyung mu sendiri?”
“Benar itu Maeri-aah, Sehunna sangat jahat padaku!”
“Aish jinjjayo, geurae geurae ... Hyung boleh ikut bersama kami. Memang kau selalu saja merepotkanku!”
“Siapa yang sebenarnya merepotkan hah? Kau atau aku?”
“Heey hajima, jangan bertngkar. Lebih baik sekarang kita segera masuk, disini sangat dingin. Kajja Sehunna ...”
Maeri membuka pintu mobil dan keluar, disusul dengan Sehun dan Luhan yang masih bersamaan bicara menyalahkan satu sama lain.
“Hajima! Jangan bertengkar lagi, apa kalian ingin aku pulang sekarang?”
“Andwae! Jangan .. jangan pulang Chagiya, mianhae. Aku tidak akan bertengkar lagi, tapi kau jangan pulang Chagi, jebal ..”
“Kalau begitu berhentilah ribut seperti ini”
“Geurae, Hyung diamlah!”
Sehun menggandeng tangan Maeri dan berjalan mendahului Luhan meninggalkan mobilnya menuju lift, tapi dari belakang mereka sebuah mobil melaju dengan sangat cepat dan
“Chagiyaaaaa!”
“Aaaaaaaaakh ...”
 Dan Bugh!
Sebuah benturan yang sangat kencang menghantam Luhan dan Sehun dan membuat mereka berdua langsung tersungkur dilantai dengan banyak darah yang keluar dari tubuh mereka. sementara Maeri hanya terjatuh dilantai setelah Sehun mendorong tubuhnya menjauh.
        Mobil yang melaju kencang dari belakang mereka menabrak tubuh Luhan dan Sehun bersamaan, dan hampir saja juga mengenai Maeri kalau Sehun tidak dengan cepat mendorong tubuh Maeri menjauh darinya.
Dan sekarang Sehun hanya terbaring lemah dilantai, sementara Luhan sudah tidak sadarkan diri dibawah mobil lain setelah terpental karena hantaman mobil yang sekarang setengah hancur karena menabrak dinding basement.
“Sehunna ... Sehunna ireona jebal ... Sehunnaaa!”
Maeri hanya bisa menangis memeluk tubuh Sehun yang sekarang sudah penuh dengan darah, karena sekarang Sehun tidak membuka matanya dan terbaring kaku dipelukan Maeri.
Beberapa menit kemudian, datang security dan beberapa orang lain yang langsung menyelamatkan mereka. membawanya ke rumah sakit.
        Sekarang sudah hampir satu jam Maeri hanya berdiri didepan ruang operasi, berharap kalau kedua pria yang ada didalamnya bisa kembali tersenyum dihadapannya. Yaitu Sehun dan Luhan.
“Maeri-aah, istirahatlah sebentar. Kau pasti sangat lelah ..”
“Eomma, bagaimana bisa aku istirahat sementara Sehunna ada didalam?”
“Mereka pasti akan baik-baik saja, percayakan semuanya pada dokter”
“Eomma aku sang_”
“Keluarga pasien?”
Perkataan Maeri langsung berhenti setelah dokter keluar dari ruang operasi. Dengan wajah yang panik, Maeri langsung menghampiri dokter.
“ba bagaimana keadaan mereka?”
“Saudara Luhan mengalami patah tulang leher dan tengkorak karena benturan yang sangat keras, dan juga pendarahan diotaknya sudah sangat parah. Kami mohon maaf kar_”
“Apa uri Oppa bisa selamat?”
“Dengan sangat kami mohon maaf, karena beberapa menit yang lalu saudara Luhan sudah menghembuskan nafas terakhirnya ..”
“Tidak .. itu tidak mungkin ... Luhan Oppa tidak mungkin meninggal, cepat lakukan sesuatu untuknya! Selamatkan dia cepat ..”
“Maeri-aah, sudah sudah. Luhan sudah pergi ... kau harus menerimanya”
“la lalu bagaimana dengan Sehun?”
“Tim kami sudah berusaha sebisa mungkin, tapi benturan dikepala belakangnya membuat tubuhnya tidak bisa menahan rasa sakit yang dirasakannya, dan sekarang dia koma”
“Ap apa yang kau katakan itu? Bagaimana mungkin Sehunna koma, dia adalah pria yang sangat kuat jadi tidak mungkin dia koma!”
“Tapi benturan dikepalanya membuat syaraf otaknya tidak berfungsi dan pasien tidak bisa mengendalikan tubuhnya sendiri ..”
“Sehunna ... bangunlah cepat .. Sehunna!”
“Kami akan terus berusaha, tapi hanya keajaiban yang bisa membuatnya kembali membuka mata. Lebih baik sekarang Anda beristirahat ..”
“Terima kasih Dokter,  saya akan mengurusnya”
“Sehunna ...”
Dan dokter kembali pergi meninggalkan Eommoniem, dan Maeri yang terus menangis dipelukan nya sekarang.
“Eomma, Luhan Oppa ...dia tidak boleh pergi .. bagaimana dengan Sehun? Apa yang harus aku katakan padanya?”
“Tenanglah ... semuanya akan baik-baik saja, jangan menangis lagi. Luhan tidak akan senang melihatmu seperti ini ...”
“Tidak .. aku harus membuat Sehunna bangun sekarang!”
“Maeri .. maeri-aah, tenanglah. Semuanya akan baik-baik saja, Sehun akan kembali bangun. Sekarang lebih baik kau tidur...”
Akhirnya Eommoniem membawa Maeri yang sudah sangat lelah itu pulang, agar dia bisa tenang dan menerima apa yang sudah terjadi .
**
        Sekarang sudah lebih dari seminggu Sehun hanya terbaring di ruang rumah sakit yang sepi, dan sudah lebih dari seminggu juga Maeri selalu berada disamping Sehun.
“... setelah Pangeran mencium bibir sang Putri, maka putripun membuka matanya. Dan akhirnya Pangeran berhasil membebaskan sang Putri dari kutukan penyihir jahat, lalu keduanya menikah dan hidup bahagia selamanya. Tamat ..”
Maeri menutup buku yang selesai dia baca, memalingkan pandangannya pada Sehun yang masih tetap menutup matanya.
“Sehunna, akhir ceritanya bahagia. Kau senang? Tapi kapan kau bagun? Sudah seminggu kau terus terbaring seperti ini, apa badanmu tidak pegal? Mau aku pijati?”
Dengan lembut Maeri memijat kaki dan tangan Sehun, walaupun beberapa air mata sudah membasahai pipinya.
“Chagiya, mana boleh kau seperti ini sementara aku tidak terluka sedikitpun. Harusnya kau membiarkan aku saja yang seperti ini, bukan kau. Aku tidak bisa jika harus melihatmu seperti ini, ireona Sehunna!”
Maeri membelai Sehun lembut, merapikan rambut pirangnya yang menutupi kedua matanya karena hembusan angin.
“Sehunna, kapan kau akan bangun? Aku sangat merindukanmu, apa aku harus menciummu seperti Pangeran tadi agar kau bangun?”
Maeri mendekatkan wajahnya pada wajah Sehun, perlahan menempelkan bibirnya di bibir Sehun yang sepertinya sudah tidak berwarna lagi sekarang.
“Aku sudah menciummu, bangunlah! Palli ireona sehunna! Sudah cukup membuatku menangis, jangan membuatku menangis lagi, bangunlah!”
Maeri tidak bisa lagi menahan air mata yang terus mendesak keluar diujung matanya, dan akhirnya Maeri kalah. Dia sekarang menangis memeluk Sehun yang masih tetap tidak membuka matanya.
“Maeri-aah ...”
“Eoh ne Eomma ..”
Mendengar Eommoniem membuka pintu, dengan cepat Maeri menghapus air matanya dan merapikan penampilannya.
“Apa kau menagis?”
“Aniyo, aku hanya membacakan cerita untuk Sehun”
“Ada seseorang yang ingin bertemu denganmu”
“Nugu?”
“Polisi, dia bilang orang yang menambrak Sehun sudah siuman dan ingin bertemu denganmu”
“Aku tidak mau bertemu dengan orang yang sudah membunuh Luhan Oppa dan membuat Sehunna seperti ini, suruh polisi itu untuk membunuhnya!”
“Maeri-aah, kau tidak boleh seperti itu. Ayo pergilah ..”
“Eomma aku tidak mau melihat orang itu!”
“Tidak ada salahnya jika kau menemuinya kan? Dia hanya ingin bertemu denganmu saja, apa kau tidak mau melihat bagaimana orang yang sudah membuat Sehun seperti ini?”
“Eomma ... aku ..”
“Pergilah, temui orang itu walau sebentar saja. Eomma akan menjaga Sehun disini, dan polisi diluar akan mengantarmu keruangan orang itu. Tidak apa-apa ..”
“Geurae, aku akan pergi”
Maeri melepaskan tangan Sehun dari genggaman tangannya, merapikan penampilannya dan berjalan menuju pintu.
        Author pov.
Sehun terus berjalan menelusuri lorong rumah sakit, sampai akhirnya dia berhenti didepan sebuah pintu.
“Hyung?”
Belum sempat Sehun membuka pintu itu, Luhan sudah keluar dari pintu itu. Luhan tersenyum dan memeluk Sehun yang hanya diam memandangnya.
“Bukankah Hyung sudah_”
“Aku tahu. Karena itu aku datang menemuimu, bagaimana kabarmu?”
“Aku tidak lebih baik. Setelah kau pergi, aku masih tidak bisa menggerakkan seluruh badanku. Bahkan hanya untuk membuka mataku saja tidak bisa”
“Lalu bagaimana dengan lamaranmu?”
“Lamaranku tentu saja batal, Maeri selalu menangis disampingku. Aku kasian sekali padanya, rasanya aku ingin sekali membuka mataku dan menghapus air matanya. Apa aku tidak bisa bangun, Hyung?”
“Mollayo, aku bukan dokter. Tapi Sehunna, aku sudah bertemu dengan Tuhan. Dan dia memberikan sebuah penawaran ..”
“Penawaran?”
“Ne, penawaran”
“Penawaran apa?”
“Dia bilang jika kau mencintai Maeri maka kau harus ikut denganku”
“Maksudmu?”
“Aku idak mengerti memang dengan yang dia katakan, tapi maksudnya adalah dia ingin kau kembali hidup bersamaku. Karena dengan begitu, kau akan membuat Maeri bahagia. Eotteo?”
“Aku sangat mencintainya, bahkan sangat sangat mencintainya. Tapi haruskah aku melakukannya?”
“Cepatlah buat keputusan, aku harus kembali pergi sekarang”
“Tapi Hyung, aku tidak bisa meninggalkan Maeri sendirian. Dia sangat mencintaiku!”
“Cintanya padamu bukan berarti kau adalah kebahagiannya kan?”
“Hyung, aku tidak bisa meninggalkan Maeri!”
“Ah baiklah, kalau begitu aku pergi sekarang. Baik-baiklah Sehunna, saranghaeo!”
Luhan kembali melangkah mendekati pintu itu, perlahan tangannya membuka pintu.
“Hyung, chamkkaman!”
        -Author pov End-
“Geurae, aku akan pergi”
Maeri melepaskan tangan Sehun dari genggaman tangannya, merapikan penampilannya dan berjalan menuju pintu.
Tet tet teeeeeeeet ...
Suara dari alat bantu pernafasan Sehun berbunyi, monitornya mati. Dan itu membuat Maeri meghetikan langkahnya yang sedikit lagi keluar dari kamar Sehun, Maeri kembali berlari menghampiri Sehun.
“Eomma, apa ini? Sehunna ... Sehunna ireona ... Kenapa monitornya mati seperti ini Eomma? Sehunna ... Sehunna bagunlah ..”
“Tunggu sebentar, Eomma panggil suster!”
Eommoniem berlari keluar dari kamar Sehun, sementara Maeri terus menggoyangkan tubuh Sehun. Berharap Sehun bisa membuka matanya kembali dan tersenyum padanya seperti dulu.
        Sekarang Maeri hanya berdiri tersenyum didepan Sehun.
“Sehunna, apa kau merasa lebih baik sekarang? Kau tahu, selama ini aku selalu menangis disampingmu berharap kau membuka matamu lagi untukku. Aku sangat merindukanmu Sehunna, apa kau juga merindukanku?_”
“Maeri-aah, kajja!”
“Ne, Eomma tunggu diluar. Aku menyusul sebetar lagi”
“Geurae, palliwa”
Eommoniem mengusap bahu Maeri lalu pergi meninggalkannya sendiri disana.
“Sehunna, maafkan aku. Walaupun aku tahu kata maaf dariku tidak akan merubah apapun untukmu, tidak akan membuatmu kembali padaku. Luhan Oppa aku juga minta maaf. Karena aku sudah membuat kalian seperti ini. Keundae Sehunna, aku lebih senang sekarang. Karena aku tidak harus lagi melihatmu tersiksa dengan peralatan rumah sakit itu, dan pasti kau juga senang sudah bisa bebas dari rumah sakit ne?”
Maeri kembali menyeka air mata yang tidak terasa sudah membasahi kedua pipinya.
“Sehunna, aku harus pergi sekarang. Tapi ingatlah, aku sangat mencintaimu. Dan terima kasih atas semuanya, aku tidak akan pernah memaafkan diriku sendiri karena sudah membuatmu dan Luhan Oppa seperti ini. Saranghae Sehunna”
Maeri pergi meninggalkan abu Sehun dan Luhan dalam tempatnya, karena sekarang mereka berdua sudah tenang bersama abu-abu lain dipemakaman ini.
**
        Sehun dan Luhan hanya duduk memandangi seorang gadis yang sedang membaca buku ditaman kampus, sangat serius.
“Hyung ...”
“Wae?”
“Kalau aku tahu pilihan yang kau berikan akan berujung seperti ini, aku tidak akan ikut denganmu waktu itu ... dan lebih aku terus mencoba membuka mataku dan bangun. Kembali hidup bersamanya!”
“Babo! Bagaimana mungkin kau bisa membuka mata dari koma dan kembali hidup jika Dia tidak mengijinkan itu?”
“Kupikir aku bisa mengalahkan-Nya?”
“Tidak akan bisa Sehunna, Dia Tuhan!”
“Aku tahu Hyung!”
“Lalu kenapa kau bicara seperti itu? Sekarang sudah terlambat, kita sudah seperti ini ..”
“Aku tidak pernah menyangka akan mendapat kehidupan seperti ini, sungguh mengerikan!”
“Tapi Dia bilang ini adalah kesempatan spesial yang pernah ada dan diberikan kepada manusia, kenapa mengerikan?”
“Apa kau tidak pernah membayangkan berada di posisiku, Hyung? Aku meninggal karena menyelamatkan yeoja yang paling aku cintai melebihi kau, tapi aku harus kembali hidup untuk membuat yeoja itu mendapatkan cinta sejatinya. Itu sangat menyakitiku Hyung, ini benar-benar gila”
“Arrasseo, aku pernah memikirkan hal itu sebenarnya. Tapi kurasa kau rela melakukan apapun untuknya?”
“Memang. Aku sangat mencintainya dan rela melakukan apapun untuknya! ... akh aku ingin sekali menangis, tapi lihat kita sekarang .. sama sekali tidak bisa merasakan apapun dan tidak bisa menangis!”
“Sehunna, saat kita menerima tugas dari-Nya untuk mengabulkan doa seorang gadis dihari ulang tahun ke-17nya .. aku sangat bahagia. Kupikir ini adalah tugas yang paling istimewa yang bisa dilakukan oleh roh seperti kita, tapi saat aku tahu kalau gadis itu adalah Kwon Maeri ... aku rasanya lebih baik mati dan rohku tidak usah hidup lagi jika seperti ini. Tapi Sehunna, ini sudah yang terbaik yang diberikan-Nya pada kita, kau harus menerima semua ini. Arrachi?”
“Arrasseo. Rasa cintaku padanya akan menutupi rasa sakit hatiku karena tugas gila ini!”
“Geurae, kau pintar. Walau semasa hidupku tidak pernah menyukaimu, tapi sepertinya kau pantas aku sukai setelah menjadi roh seperti ini”
“Cih michi namja! Dasar dasar dasar Hyung gila ..”
Sehun mengacak rambut Luhan dan memukul-mukulnya, sebelum perhatian mereka kembali tertuju pada gadis yang membaca buku itu, Kwon Maeri.
        Yah .. Luhan dan Sehun sudah meninggal sekarang. Tapi sepertinya Tuhan berkehendak lain, karena Dia kembali menghidupkan roh mereka untuk kembali terlibat dalam urusan duniawi.
Yaitu mereka mendapatkan tugas untuk mengabulkan doa Kwon Maeri saat ulang tahun ke-17 nya, doa untuk mendapatkan cinta sejatinya.
Dan itu harus dilakukan oleh Sehun. Sehun dan Luhan harus menjaga Kwon Maeri sampai dia berhasil mendapatkan cinta sejatinya yang kemudian pasti akan menjaga kehidupannya.
        Kwon Maeri duduk dikursinya, dan Profesor datang bersama seorang namja dibelakangnya. Namja yang sama sekali tidak dikenalnya.
“Semuanya, hari ini kita mendapat keluarga baru. Perkenalkan dia Suho, mahasiswa baru dikelas kita. Dan Suho-sshi, silahkan perkenalkan dirimu..”
Namja itu berjalan dan berdiri dibelakang meja, lalu memperkenalkan dirinya.
“Annyeonghaseyo. Naneun Suho imnida. Karena beberapa hal, saya harus pindah ke universitas ini. Jadi saya mohon bimbingan kalian semua. Bangapseumida, gamsahamnida sajangnim”
Namja itu melirik profesor dan kembali mundur, kembali berdiri disampingnya.
“Baiklah, semua sudah mengenalnya. Suho-sshi, silahkan duduk dikursi yang kau suka. Dan kita mulai pelajaran hari ini ..”
“Gamsahamnida”
Dan namja itupun duduk pas disebelah kursi Kwon Maeri yang saat ini hanya diam tanpa sedikit senyuman penyambutan diwajahnya, sangat dingin.
“Annyeonghaseyo ..” bisik Suho sedikit membuat Maeri terbangun dari kantuknya.
“Waeyo?” tanpa menatapnya, Maeri sedikit menyondongkan badannya kekursi Suho.
“Ireumi mwoeyo?”
“Ya! Kau membangunkanku hanya untuk menanyakan hal sebodoh itu? Apa kau kira menjawab pertanyaanmu lebih penting daripada tidurku sekarang?” tiba-tiba Maeri membulatakan matanya, berdiri dari kursinya, dan menatap lekat Suho yang hanya menengadah menatapnya polos.
“Kwon Maeri-sshi! Apa kau pikir pelajaranku tidak penting dibanding dengan tidurmu?” profesor langsung menghentikan penjelasannya saat mendengar Maeri bicara seperti itu tadi, dan sekarang dia berjalan menghampiri Maeri dengan wajah sangat menyebalkan.
“Bu bukan seperti itu maksudku Sajangniem, mian ..”
“Kalau seperti itu kenyataannya, sekarang silahkan kau menyelesaikan waktu tidurmu di tempat lain!”
Perkataan Sajangniem itu secara tidak langsung berarti mengusir Maeri, dan sekarang Maeri membawa tasnya keluar dari ruangan kelas.
“hah Astaga! Orang baru itu benar-benar ...” umpat Maeri membanting pintu kelas sangat keras.
“Chagiya, kenapa kau jadi kasar seperti ini?” Sehun hanya menatap Maeri sedih dengan apa yang sudah terjadi ini. “kupikir dia sudah banyak merubah dirinya. Tiga bulan terakhir dia sangat buruk dengan kehidupannya, apa yang harus kita lakukan?” Luhan berjalan mengelilingi Sehun dan Maeri.
“Hyung, kita selalu melindunginya dari segala apapun bentuk bahaya. Tapi sepertinya .. dia yang selalu mencari bahaya itu!”
“Geurae, dia perlahan menghancurkan hidupnya sendiri ..”
“Ahh Chagiya, andai saja kau tahu aku selalu ada disampingmu! Berhentilah hidup seperti ini ... aku mencintaimu”
“Sehunna .. kenapa ini semua harus terjadi padaku? Andai saja kau tidak pergi, seharusnya kau selalu ada bersamaku!” Maeri melempar tas dan buku yang dibawanya kelantai, membuat semuanya berserakan berantakan. Dia menangis dan menutup wajahnya.
“Chogiyeo ...”
Maeri membuka matanya dan melihat seseorang berdiri dihadapannya.
“Ouh ouh siapa namja tampan ini?” Sehun langsung berlari dan berjalan didepan Maeri saat seorang namja menghampirinya.
Maeri mengangkat wajahnya dan melihat orang itu, “Apa yang kau lakukan?” Maeri berdiri dan menatap sinis Suho.
“Kenapa kau menangis?” Suho mendekatkan wajahnya melihat Maeri, membuat Maeri langsung mendorong kasar Suho menjauh darinya. “Apa itu urusanmu?”
“Apa kau menangis karena masalah tadi? Mianhae. Aku sudah membuatmu keluar dari kelas, aku tidak bermaksud untuk .. membuatmu keluar kelas. Aku hanya ingin berkenalan denganmu”
“Apa kau harus berkenalan denganku? Babo. Kau bodoh sekali .. apa kau pikir semua orang harus kenal denganmu hah? Hey babo namja, dengarkan aku .. Apa gunanya pertemuan jika akhirnya ada perpisahan?” Maeri kembali mengeluarkan air matanya, membuat kedua pipinya yang sudah mulai kering dari air matanya tadi kembali basah.
“Mworageo?” Suho hanya mengernyitkan alisnya mendengar perkataan itu, melihat Maeri menangis.
“.. hiks hiks .. Aku tidak suka perpisahan! Aku tidak ingin ada perpisahan hiks hiks ... a aku tid .. da ingin itu hiks hiks ..” Maeri kembali menutup wajah dengan kedua tanganya. Dia kembali menangis.
“Mianhae ..” Suho tiba-tiba mendekati Maeri dan, memeluknya. Mengusap lembut rambutnya.
“Ya! Apa yang kau lakukan? Lepaskan dia brengsek! .. Hyung, aku tidak bisa melihat ini .. halangi aku!” Sehun langsung menarik Luhan dan berbalik untuk menutupi matanya agar tidak melihat mereka.
“Sehunna ... aku rasa namja tampan ini auranya sangat kuat sekali. Penuh dengan kasih sayang, dan cinta!”
“What ever Hyung! I hate him!”
Beberapa menit dalam pelukan Suho, akhirnya Maeri berhenti menangis. Dia melepaskan pelukannya dan menghapus air mata yang membasahi kedua pipinya, menghapus beberapa titik air mata yang masih tersisa siujung matanya.
“Ini bukumu ..” Suho membereskan buku dan tas Maeri yang berserakan dilantai, memberikannya pada Maeri.
“Gomawo”
“Jeongmal mianhaeyo”
“Ani. Ini bukan salahmu, aku yang seharusnya minta maaf padamu. Mian sudah membuat bajumu basah dengan air mataku ..”
“Gwaenchana, ini akan cepat kering”
“Kau kembalilah kekelas, aku pergi. Annyeong”
“Chamkkaman!” Suho menarik tangan Maeri, membuatnya kembali berhadapan dengannya.
“ .. mm mwo?”
Karena itu .. mata mereka bertemu, saling menatap dan menjelajah sangat jauh kedalam. Mungkin sampai hati masing-masing.
“Shit! Apa yang mereka lakukan?” Sehun mendorong Luhan dari hadapannya, membuat Luhan hanya tersenyum melihat tingkah Sehun.
“Tenanglah Sehunna, mereka hanya bertatapan ..”
“Keundae Hyung, ini pertama kalinya setelah aku menjadi roh dan menjaga Maeri .. dia menatap seorang namja, aku marah!”
“Kau marahpun tetap tidak bisa melakukan apapun, diamlah”
Sehun menendang dan memukul-mukul Suho, tapi itu sudah jelas hanya sia-sia. Karena baik Sehun ataupun Luhan tidak bisa menyentuh manusia.
“ .. Aku sudah minta izin, jadi apa kau mau minum kopi denganku?” Suho sedikit tersenyum dan melepaskan tanagan maeri.
“Baiklah. Aku yang traktir, sebagai permintaan maafku!” Maeri tersenyum dan berjalan mendahului Suho yang juga tersenyum.
“Hyung cepatlah kita ikuti mereka!” Sehun menarik Luhan mengejar Maeri. “Bukankah kita memang harus selalu mengikuti Maeri?” Luhan melepaskan genggaman tangan Sehun dari tangannya. “I know, but .. kali ini pengikutan kita harus cepat, ini berbahaya!” Sehun berlari mengikuti Suho dan Maeri yang berjalan meninggalkan kampus.
**
        Sehun ikut membaringkan badannya disamping Maeri yang sedang menulis sesuatu di ponsel yang dipegangnya itu, Sehun menatapnya dan mencoba membelai wajahnya, tapi itu tetap sia-sia.
“Hyung, aku baru merasakan kalau namja bernama Suho itu auranya sangat kuat .. sampai membuatku bergetar”
“Sudah kubilang, dia berbeda dari namja lain yang kebanyakan aneh!”
“Sudah seminggu Maeri dan dia kenal. Dan aku baru melihat .. dalam dirinya penuh dengan kasih sayang, dan cinta. Apa dia akan menjadi cinta sejati uri chagiya?”
“Kita masih belum tahu, mereka baru seminggu kenal”
“Tapi kenapa perasaanku selalu bergetar saat melihat Maeri dengannya?”
“Itu karena kau cemburu!”
“Ani. Bukan rasa itu, ini berbeda. Akh .. Suho itu benar-benar kuat!” Sehun bangun dan duduk disamping Luhan yang masih mencoba agar banyangannya terlihat dicermin, tapi itu sudah tahu mustahil.
“Sehunna, bagaimana kau disana? Beberapa hari ini aku mengenal seorang namja yang baik, sedikit mirip denganmu. Dia sudah memelukku, Sehunna .. mianhae” Maeri mengusap foto Sehun di ponselnya dan perlahan menciumnya.
“Chagiya, walau aku tidak mau itu .. aku membenci itu .. tapi tidak apa-apa. Nan gwaenchana” Sehun kembali berjalan dan menghampiri Maeri.
“Maeri-aah, apa kau tidur?” ketukan pintu Eommoniem membuat Maeri mengalihkan pandangan matanya dari foto Sehun ke arah pintu, dan beranjak membuka pintu.
“Anio. Ada apa?”
“Dibawah ada tamu, seorang pria tampan. Dia bilang dia temanmu, temuilah dan ganti pakaianmu!”
“Kenapa dengan pakaianku?” Maeri melihat pakaian yang dipakainya aneh karena dipandang serius Eommoniem.
“Sudah berulang kali Eomma bilang jangan memakai kemeja kebesaran seperti itu, kau terlihat seperti anak jalanan”
“Menurutku ini bagus!”
“Cepatlah ganti bajumu dan temui dia, jangan membuat pria setampan itu menunggu terlalu lama” Eommoniem kembali menutup pintu kamar Maeri dan pergi.
“Memangnya siapa dia? aku tidak punya teman ...” Maeri berfikir tentang siapa pria tampan yang mengaku temannya itu dan berjalan memperhatikan bajunya di hadapan cermin.
“Hyung, apa yang datang itu Suho?”
“Mollayo. Kajja kita turun untuk melihatnya!” Luhan berjalan menembus pintu keluar dari kamar, dan disusul dengan Sehun yang berlari tidak sabar.
“Annyeong Maeri-aah ..”
“Eoh Suho-aah?”
“Ya! Apa kau tidak bisa sopan menyapa tamu?” Eommoniem sedikit memukul Maeri yang berdiri disamping kursi Suho.
“Kenapa kau datang kesini? Wae irae?”
“Ya Maeri-aah! Bicaralah yang sopan padanya, ayo duduk!” Eommoniem menarik tangan Maeri untuk duduk.
“Geurae, aku hanya ingin mengajakmu pergi jalan-jalan. Apa kau tidak sibuk?”
“Ah anio, Maeri-aah tidak sibuk. Bawalah dia jalan-jalan ..”
“Eomma! Aku sangat sibuk, aku tidak bisa pergi untuk jalan-jal_”
“Suho-sshi, tidak apa-apa. Ajaklah Maeri jalan-jalan keluar ..”
“Ne, Ahjumma .. gamsahamnida”
“Eomma! Bagaimana bisa Eomma lanagsung bicara seperti itu? Emh mian Suho-aah, aku tidak bis_”
“Sudah cepat kalian pergi, nanti kesorean. Hati-hati dijalan dan jangan pulang larut malam ne?” Eomma menarik dan mendorong Maeri menuju pintu, membuat Suho ikut berdiri berjalan kepintu.
“Kami hanya jalan-jalan disekitar sini, kami akan pulang cepat. Annyeonghaseyo Ahjumma”
“Ne, hati-hati!” Eommoniem menutup pintu.
“hah! Kenapa Eomma seperti itu?” kata Maeri sangat pelan memandang kepintu yang sudah ditutup Eommoniem.
“Mwo?”
“Ah anio. Aku tidak bicara apapun”
“Oh geurae, kajja” Suho berjalana menghampiri mobilnya dan membukakan pintu untuk Maeri.
“Asataga Eomma, wae? Kenapa kau malah menyuruh mereka pergi?” Sehun mengacak rambutnya lalu menembus mobil dan duduk bersama Luhan yang hanya mentertawakannya.
“Akhirnya Maeri sudah mulai kembali, setelah hampir tiga bulan dia masih tidak bisa melupakan Sehun. Dan sekarang rupanya dia sudah menemukan lagi seseorang penggantinya ...” Eommoniem tersenyum melihat mereka pergi dari balik jendela.
        Sudah beberapa menit mereka berdua hanya diam tanpa suara, Suho juga menyetir tanpa sepatah katapun, walau sesekali dia menatap Maeri dari spion yang terus memandang keluar kaca mobil.
“Apakah mereka akan terus diam seperti ini?”
“Geurae. Apa tidak seharusnya aku mengajakmu pergi?”
“Ah anio. Aku tidak apa-apa”
“Keundae, kau hanya diam dari tadi. Waeyo?”
“Beberapa hari ini aku merindukan seseorang”
“Nugu?”
“Seseorang yang sangat berarti bagiku!”
“Emh apa itu pacarmu?”
“Ne, aku namjachingunya. Jangan macam-macam!” Sehun berteriak menendang kursi Suho dari belakang, namun sekali lagi itu tetap percuma.
“Anio. Aku sudah tidak punya pacar ..”
“Wae? Chagiya, sejahat itukah kau padaku?”
“Diamlah Sehunna, telingaku sakit. Lagi pula kau sudah mati, mana mungkin dia aterus menganggapmu pacarnya? Babo!”
“Hyung, kau roh! Mana mungkin kau bisa merasakan telingamu sakit?”
“ya! Itu hanya perumpamaan agar kau diam, ara?”
“Maeri-aah, aku memang baru mengenalmu beberapa hari ini. Kendae, bila kuperhatikan kau ini tidak terlalu banyak punya teman. Kau juga jarang bergaul dan kau banyak diam, wae?”
“Hah? Aku .. itu memang sikapku!”
“Maeri-aah, salah satu gunanya teman adalah untuk berbagi apapun. Jadi kau bisa ceritakan masalahmu padaku ..”
“Siapa bilang aku punya masalah?”
“Eoh geureom. Kalau begitu maukah kau jadi pacarku?”
“Astaga Hyung!” Sehun langsung memukul kepala Luhan, mengacak rambutnya dan menggigit beberapa jari tangannya frustasi. “Ya! Sehunna hajima!” teriak Luhan sangat tersiksa dengan itu.
Maeri hanya diam memandang Suho yang sama sekali tidak melihatnya, Suho sibuk melihat jalan dan menyetir sangat pelan. Seolah waktu dibumi berhenti, Maeri masih mencerna perkataan Suho.
“Maeri-aah jawab aku!”
“.. Suho-aah, bb bisa kau ulangi perkataanmu?”
“Aku bilang maukah kau jadi pacarku?” Suho langsung menghentikan mobilnya dan memandang Maeri sangat serius.
“Suho-aah aku_”
Teeet teett ....
Suara klakson sebuah truk berlawanan arah yang melaju oleng mengisyaratkan kalau mereka harus pergi dari sana, karena truk itu sudah hilang kendali sekarang dan mengarah pada mereka.
“Aaaaaaaaahh!”
“Hyung!” Sehun perlahan membuka matanya dan melihat kalau semuanya berhenti, waktu berhenti. “Sehunna?” Luhan memandang Sehun tidak percaya dengan apa yang sedang terjadi saat ini.
“Hyung apa yag terjadi?”
“Entahlah aku tidak tahu! Waktu berhenti dan .. kecelakaan ini be belum terjadi, ini mustahil. Kenapa waktu bisa berhenti?” Luhan membuka pintu mobil dan keluar, memandang sekitarnya aneh.
“Hyung, lihatlah uri chagiya. Dia sangat kaget dan ketakutan, bahkan sitampan Suho juga. Apa yang harus kita lakukan?” Sehun juga keluar dari mobil dan memandang Maeri dari kaca depan mobil.
“Mollayo!”
“Mungkin kita har_ ..... Hyung!” Sehun sangat terkejut. Tangannya bisa menyentuh tubuh Maeri, sekali lagi .. tangannya bisa menyentuh tubuh Maeri. “Chagiya ... hyung aku bisa menyentuhnya!”
“Jinjjayo?” Luhan langsung menyentuh tubuh Maeri.
“Hyung, apa arti semua ini?”
“Sehunna .. apa mungkin semua ini terjadi adalah untuk kita?”
“maksudnya?”
“Tugas kita adalah untuk melindungi Kwon Maeri sampai dia menemukan cinta sejatinya, dan kita sudah melindunginya sampai dia bertemu Suho. Baru saja Suho mengatakan cintanya pada Maeri, bukankah itu petunjuk kalau Suho adalah cinta sejatinya ..”
“Sudah kubilang .. namja ini benar-benar beda”
“Dan sekarang waktu berhenti saat mereka kecelakaan, itu berarti bahwa kita harus melakukan tugas kita yang sebenarnya. Melindungi Kwon maeri dan cinta sejatinya, kau mengerti?”
“Geurae. Kajja kau angkat Suho dan aku pasti akan mengangkat uri chagiya!”
“hana .. dull .. set!” dan akhirnya Sehun bersamaan dengan Luhan mengangkat mereka berdua, mengeluarkan mereka dari mobil dan membawanya kesebuah kursi dipinggir jalan.
Bugh! Braak!
Waktu kembali dan kecelakaan itu terjadi.
“Sehunna .. kita berhasil”
“Hyung aku tidak mau melakukan ini!”
Maeri hanya menatap Suho tidak percaya, mereka saling bertatapan tanpa sepatah katapun. Hanya diam melihat kecelakaan itu.
“Suho-aah ..”
“Maeri-aah, bukankah kita seharusnya ada dimobil itu?”
“Ne. Apa Tuhan sudah menyelamatkan kita?”
Suho tiba-tiba langsung memeluk Maeri. Memeluknya sangat erat, seolah bersyukur masih bisa seperti ini disaat seharsnya tertabrak truk yang sekarang sudah hancur itu.
“Suho-aah .. aku mau. Aku mau jadi pacarmu, aku mencintaimu!” maeri membalas pelukan suho sangat erat.
“Hyung apa ini Hyung!” Sehun menatap Luhan, tapi perlahan tubuh mereka menghilang dan melebur.
“Sehunna, ini saatnya kita pergi ..”
“Hyuuuung! Aku tidak mau pergi Hyung .. aku tidak mau!”
“Sehunna, saranghaeo ..”
“Hyuuuuuuuuung .... !!” tubuh mereka terus melebur. Bahkan sekarang kaki dan setengah badan mereka sudah tidak ada.
“Chagiya .. aku mencintaimu selamanya. Apapun yang terjadi aku akan tetap mencintaimu chyagiya. Saranghaeyo Kwon Maeriiiii !!”
Dan akhirnya, tubuh Sehun dan Luhan sudah benar-benar menghilang. Mereka pergi meninggalkan Maeri dan Suho yang sekarang masih berpelukan disana, mereka pergi meninggalkannya.
        Dengan keajaiban, apapun bisa terjadi.
Sehun dan Luhan sudah mendapat keajaiban, mereka bisa kembali hidup dan menorong seseorang. Menolong Kwon Maeri mendapatkan cinta sejatinya.
Dan sekarang, Sehun bersama Luhan sudah berada di syurga abadi. Melanjutkan kehidupan kedua mereka disana selamanya. Hidup dalam keabadian syurga yang sesungguhnya. Dan sekarang, mereka benar-benar sudah tidak akan kembali lagi. Hidup dalam keabadian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

iklaan

SUPER JUNIOR