luhanay blog Follow Dash Owner

Rabu, 17 Februari 2016

[FF] Heart Attack





Tittle                : Heart Attack
Genre              : Romance, School life
Length             : Oneshot
Rate                 : 18+
Author             : cifcif Rakayzi
Cast                 : Oh Sehun | Kang Hyunmi | other cast
Support Cast   : Lee Gunmin ‘B.I.G’ | Jackson ‘Got7’ | Kangjun ‘C-Clown’ | Nam Taehyun ‘Winner’ | Kim Namjoon ‘BTS’ | Shin Dongho (ex- U-Kiss) | Xero ‘Topp Dogg’ | Kang Seungyoon ‘Winner’
Hati itu adalah segalanya, karena hanya dengan hati maka kita bisa merasakan sedih dan bahagia. Karena hanya hati yang bisa mendatangkan cinta.

----- -----
Semua murid kelas tiga itu sudah sekitar dua jam yang lalu masih menikmati meriahnya pesta ulang tahun salah satu ketua kelas dari lima kelas yang ada. Sebagian dari mereka beradu tarian dengan iringan musik pop, sebagian asyik dengan hidangannya, beberapa pasangan malah sibuk berduaan dan memadu kasih, dan sebagian sisanya hanya duduk tersenyum melihat mereka yang masih bersenang-senang.
“Rumah ini sangat besar untuk semua murid kelas tiga, ini bagus ...”
“Ah kau benar, lihatlah orang-orang itu ... mereka berpencar kemana-mana memenuhi rumah besar ini ...”
Dua orang pria saling berteriak untuk bisa mendengar satu sama lain karena musiknya masih terlalu keras untuk membuat mereka bicara biasa.
Dengan bertambah larutnya malam penuh bintang, pesta ini semakin bertambah ramai. Mereka seakan tidak ingin ini berakhir, setidaknya harus ada kenangan indah yang tidak akan mereka lupakan diakhir kebersamaan mereka sebagai teman sekolah yang tinggal dua bulan lagi menghadapi ujian kelulusan dan berakhir.
Dan satu lagi, pergaulan remaja zaman sekarang sangat pesat. Sudah banyak dari mereka yang ‘dewasa sebelum waktunya’ dan mengetahui ‘dunia’ yang sebenarnya, jadi tidak aneh dan jangan heran melihat mereka begitu bebas melakukan apa yang mereka inginkan.
Begitu juga dengan minuman soda yang memang terkenal diberbagai kalangan usia, dan minuman beralkohol yang sudah mereka kenal. Termasuk disini. Sang pemilik pesta sengaja menyediakan berbotol-botol soju untuk menemani makanan lainnya yang disuguhkan pada semua tamu undangannya.
“Ya Kang Hyunmi! Kenapa kau hanya diam saja disini, apa yang kau lakukan?” Kang Seungyoon sang pemilik pesta menghampiri seorang gadis yang hanya duduk sendiri dipinggir kolam renang.
“Eoh Seungyoo-ah, ada apa?” gadis yang bernama Kang Hyunmi itu berdiri dan tersenyum kecil padanya, dia malah kembali menjawab pertanyaan Seungyoon dengan pertanyaan lagi.
“Harusnya aku yang bertanya, kenapa kau tidak ikut menari dengan yang lain?”
“Aku tidak suka menari, yah karena aku tidak bisa menari ...”
“Hey Hyunmi-ah, aku ini ketua kelasmu. Kau seharusnya menghargaiku dengan menikmati pesta ulang tahunku ini, bukan hanya diam sendirian disini. Diamana temanmu yang lain?”
“Mereka sedang menari didalam ...”
“Kalau begitu kau juga ikut kedalam, jangan diam disini. Kajja” Seungyoon menarik tangan Hyunmi berjalan masuk kedalam rumahnya.
“Ah Seungyoon-ah, aku disini saja ..”
“Tidak. Kau harus masuk dan bersenang-senang, ini perintah dari ketua kelasmu. Arasseo?” Seungyoon terus menarik tangan Hyunmi sampai masuk kedalam dan membawanya ikut dalam kerumunan beberapa orang yang bersorak dekat meja.
“Oh Seungyoon-ah, kau harus ikut juga, kemarilah ...”
“Ada apa ini?”
“Semua ketua kelas bertaruh siapa yang paling banyak menghabiskan soju, jadi kau harus ikut karena kau juga ketua kelas benar?”
“Astaga kalian ini. Ya sudah, aku akan buktikan kalau aku ini sangat kuat!” akhirnya Seungyoon melepaskan tangan Hyunmi dan ikut berbaris dengan keempat ketua kelas yang lain.
“Baiklah para hadirin semua, sebelumnya aku akan memperkenalkan para ketua kelas kita tercinta yang akan membuktikan kekuatan mereka mengalahkan soju ...”
Teriakan Lee Gunmin yang bertindak sebagai juri disambut tepuk tangan yang ramai dari orang-orang yang mengerumuni mereka dan men-jagokan ketua kelasnya masing-masing.
“Pertama, disini sudah ada Kangjun dari kelas A. Dibaris kedua ada Shin Dongho dari kelas E. Ketiga ada Oh Sehun dari kelas C. Keempat ada Jackson Wang dari kelas D. Dan terakhir dari kelas B sudah ada Kang Seungyoon, sang pangeran kita malam ini. Berikan tepuk tangan untuk kelima ketua kelas kita yang akan memulai taruhan dalam hitungan ... satu ... dua ... dua setengah ...”
Mereka bersorak ramai menunggu hitungan ketiga dari Gunmin untuk memulai taruha ‘gila’ itu. sementara didepan kelima orang itu sudah berbaris panjang sekali gelas-gelas yang berisi soju siap untuk mereka minum.
“Ah apa kalian tegang? Baiklah aku akan memulainya, dan ... tiga ...”
Setelah Gunmin selesai dengan hitungan ketiganya, kelima peserta mulai meneguk soju dari gelas demi gelas dihadapannya. Para pendukung tidak berhenti berteriak saat dari mereka sudah ada yang menghabiskan lima gelas dengan waktu yang barus aja dimulai.
Saat waktu satu menit berakhir, taruhan itu selesai untuk ronde pertama. Banyak gelas dipenuhi soju tadi sekarang sudah menjadi gelas kosong, mereka menghabiskan banyak soju.
“Bagaimana, apa itu cukup untuk pemanasan?”
“Ya! Hey Lee Gunmin! Kau juga harus minum soju-soju ini ...”
“Geurae, kau juga harus merasakan apa yang kami rasakan ...” Kangjun dan Jackson memberikan segelas soju pada Gunmin yang hanya berteriak-teriak dengan menjadi juri mereka.
“Ayo minumlah ...” Seungyoon juga menggoda Gunmin untuk mengeuk gelas yang penuh dengan soju itu.
“Aish baiklah, aku akan meminumnya juga. Ini ...” Gunmin meminumnya dengan sekali tegukan dan membuatnya meringis untuk beberapa saat. “Baiklah, ronde pertama ini selesai dan karena Kangjun dan Jackson Wang hanya berhasil menghabiskan dua belas gelas, maka mereka tidak berhasil melanjutkan keronde berikutnya. Jadi tersisa Oh Sehun, Kang Seungyoon, dan Shin Dongho yang masing-masing berhasil menghabiskan tujuh belas gelas untuk dironde kedua ini. Hey kalian siap untuk yang kedua?”
“I’m ready” dengan semangat, Seungyoon merapikan bajunya dan bersiap untuk ronde kedua.
“Sejak lahir aku sudah siap” Dongho memberikan senyuman manisnnya pertanda dia juga tidak kalah siap.
“Astaga! Ini melelahkan ...” sementara Sehun hanya bergumam pelan dan kembali memandang lima gelas besar penuh dengan soju didepannya.
“Ronde kedua dimulai pada hitungan ... ti-tiga, du-du-dua, dan satu – mulai!”
Setelah ronde pertama tadi hanya meneguk soju dari gelas-gelas soju yang kecil, dan ronde dua sekarang ini mereka harus menghabiskan lima gelas besar soju tanpa sisa. Walaupun mereka itu masih murid SMA yang dibawah umur, tapi entah dari mana mereka bisa minum seperti itu. Bayangkan saja, ini kan hanya cerita fiksi.
Ketiga peserta sudah menghabiskan gelas kedua, dan sekarang sedang proses penghabisan dalam gelas ketiga. (alah bahasanya).
“Ough astaga!” Dongho berhenti meneguk soju gelas ketiganya, dia menarik nafas dan beberapa kali menggoyangkan kepalanya untuk sedikit mengumpulkan kesadarannya yang sudah mulai menghilang. “Kepalaku pusing sekali ... ini melelahkan ...” dan Dongho kembali meneguk soju-nya perlahan.
Sementara Sehun dan Seungyoon masih terus meneguk cepat soju dalam gelas ketiganya itu, mereka sepertinya masih sedikit lebih kuat daripada Dongho yang sudah kelelahan.
“Akh michi. Aku menyerah! Aku pusing sekali ...” pada akhirnya Dongho berhenti dan tidak menghabiskan soju yang tinggal setengah digelas ketiganya itu, dia memilih untuk mundur.
“Wah Dongho-ya, kau ini kenapa menyerah?”
“Aku pusing. Perutku sudah penuh dengan soju ...”
“Tidak apa-apa, kau sudah cukup kuat menghabiskan banyak soju malam ini” Jackson menggandeng Dongho yang sudah terlihat ‘gila’ itu.
“Go Sehun Go Sehun Go ... Go Sehun Go Sehun Go ...”
“Ayo cepat Seungyoon-ah, kalahkan Sehun itu!”
Teriakan semakin meramaikan telinga kedua peserta yang tersisa, Sehun dan Seungyoon yang sudah berhasil dengan gelas ketiga dan sekarang mulai berjuang dengan gelas keempatnya.
“Aigoo ... kenapa bisa seperti ini. Sebenarnya mereka ini manusia atau kolam?” Gunmin hanya menatap kedua temannya yang masih berjuang itu.
Gelas keempat berhasil dengan baik, dan saat keduanya akan mulai dengan gelas kelima, Gunmin memotong pertaruhan. “Diam dulu semuanya! Aku tidak bisa membiarkan mereka, aku tidak tega melihatnya. Jadi anggaplah ronde kedua ini hasilnya seri, Oh Sehun dari kelas C dan Kang Seungyoon dari kelas B sama-sama empat”
“Hey kau ini bagaimana, lalu siapa yang menang?”
“Gunmin-ah, aku mual  ...” Sehun menarik tangan Gunmin dan menyandarkan tubuhnya.
“Dengarkan dulu, aku belum selesai. Jadi karena hasilnya seri, maka ada ronde ketiga. Dan ronde ketiga ini mereka harus membawa temannya untuk membantu menghabiskan soju. Ah berapa yah .. sisa satu gelas, jadi ada tambahan empat gelas lagi dan bonus dua botol penuh soju. Bagaimana, kalian setuju?”
“Ini benar-benar gila ...”
“Taruhan macam apa ini, kenapa menyebalkan sekali?”
“Hey kalian berdua, ayolah kembalikan semangat kalian untuk final ini. Harus ada pemenang disetiap perlombaan, jadi ayo cepat bawa satu teman kalian ...”
“Baiklah. Jadi teman-teman .... siapa yang akan membantuku?” Seungyoon mengedarkan matanya melihat orang-orang sekelilingnya, mencari seseorang untuk membantunya menang.
“Ini membosankan ...” Hyunmi yang dari tadi hanya diam melihat, perlahan mundur dan hendak keluar dari kerumunan.
“Chamkkaman ...”
Sebuah tangan yang hangat menahan Hyunmi, membuatnya berhenti melangkah dan memutuskan untuk berbalik melihat siapa pemilik tangan yang sudah menahannya itu.
“Kau ... Kau tolong bantu aku ..” Sehun berjalan membawa Hyunmi kembali kedalam kerumunan dan berdiri disampingnya.
“Naega?”
“Kau bisa membantuku?”
“Kke-keundae ... naega wae?” Hyunmi membulatkan matanya menatap Sehun yang sudah kehilangan setengah kesadarannya. “Tapi aku tidak bisa minum ..”
“Aku akan bersamamu, anggap saja ini hanya air putih”
“Hey tap-tapi aku ... Tunggu, aku tidak bisa”
“Gunmin-ah, aku sudah membawa temanku” Sehun membawa Hyunmi pada Gunmin yang masih menyiapkan soju untuk ronde terakhir ini.
“Hyunmi?” Gunmin heran melihat Sehun memilih Hyunmi. “Apa benar kau akan membantu Sehun? Tapi kau tidak bisa minum, Hyunmi-ya ...”
“Tidak. Aku tidak akan melakukannya, aku tidak bisa”
“Ya Gunmin-ah! Aku sudah mendapat teman yang akan memebantuku ..” Seungyoon sudah kembali dengan Kim Namjoon yang digandengnya. “Hyunmi-ya? Apa dia yang akan membantumu ,Ya! Sehun?”
“Geurae. Hyunmi dan aku akan mengalahkanmu”
“Oh aku tidak tahu kau juga bisa minum, Hyunmi-ah. Tapi hey tunggu, bukankah dia dari kelasku, kenapa kau menjadikan dia rekanmu?”
“Memangnya kenapa, apa tidak boleh? Dari kelasku tidak ada yang mau membantu, lihat mereka malah menjauh dariku ...”
“Kukira ini pertandingan antar kelas, jadi harus memilih teman dari kelas masing-masing”
“Tidak, kau bebas memilih teman”
“Sebenarnya, aku juga terpaksa membantunya ...” Namjoon menyeringai melirik Seungyoon yang memang sudah memaksanya untuk menjadi rekannya di final ini.
“Dengar, aku tidak akan membantu siapapun. Jadi aku akan pergi saja ...” Hyunmi melepaskan genggaman tangan Sehun.
“Tidak apa-apa, walau aku tidak tahu bagaimana kekuatanmu, tapi kufikir kalian akan menjadi team yang hebat mungkin”
“Baiklah kalau begitu, karena semuanya sudah siap, jadi kita berikan teriakan yang meriah untuk ronde ketiga yang merupakan final ini. Setelah ini, kita akan tahu siapa The King’s of Soju diantara kita semua ...”
“Jelaskan juga peraturannya hey Gunmin!”
“Oh iya, aku lupa. Dengar baik-baik, disini ada lima gelas besar yang sangat penuh dengan soju yang sedikit dicampur bir lain, dan dua botol yang juga masih penuh dengan soju murni. Jadi kalian harus menghabiskan semuanya dalam waktu satu menit, terserah mau siapa yang paling banyak menghabiskan, asalkan keduanya harus minum itu. Mengerti?”
“Baiklah, aku mengerti. Ya Namjunie, ayo tunjukan semangatmu dan kita pasti menang!” Seungyoon menunjukkan semangatnya, walaupun dia juga tahu kalau perutnya sudah penuh dengan soju dan kepalanya sangat pusing.
“Tapi Sehun-ah, aku ...” Hyunmi masih saja tidak tahu harus apa dengan ini.
“Kau minum saja sekuatmu, aku mungkin sudah tidak bisa menghabiskan semuanya. Aku tidak peduli menang atau kalah, aku hanya ingin muntah dan tidur ...”
“Ya Sehun-ah, kenapa kau pesimis sekali. Ayo semangat. Azza azza figthing!” Gunmin memberikan semangat sebelum dia menghitung mundur dan memulai ronde ketiga ini.
Sehun kembali meneguk soju, kali ini dia memilih botol untuk yang pertama. Sementara Hyunmi, akhirya dia memutuskan untuk mencoba mengikuti permainan ini karena dia tidak tahu harus apa dan bagaimana sekarang. Perlahan Hyunmi meneguk soju yang sudah dicampur bir lain dari gelas besar itu, memejamkan matanya dan meneguk itu sekuat tenaga.
Begitu juga dengan Seungyoon dan Namjoon yang masih berusaha dengan soju-soju mereka, walau sangat terlihat kalau Seungyoon sudah tidak kuat dan Namjoon juga tidak cukup kuat untuk menghabiskan semuanya sendirian.
Waktu satu menit itu terus berjalan, menyisakan dua puluh lima detik untuk menghabiskan sisa soju-soju mereka. Team Seungyoon-Namjoon masih tersisa dua botol soju dan dua gelas soju, sementara team Sehun sudah tersisa satu botol dan dua gelas soju. Mereka terus berjuang. Hyunmi juga menjadi semangat dan kuat meneguk soju itu setelah beberapa lama melihat Sehun yang sudah terduduk dengan setengah soju digelasnya.
“Sehun-ah, aku akan menolongmu dan membuatmu menang” entah kenapa, kalimat itu terfikir saja oleh Hyunmi. Dengan semangat dia menghabiskan dua gelas soju sangat cepat, membuat orang yang tahu kalau Hyunmi tidak bisa minum terheran-heran.
“Hyunmi-ya, kau hampir berhasil. Terus habiskan ....”
Tersisa satu botol soju dihadapan Hyunmi sekarang, dan Sehun menggelengkan kepala setelah menghabiskan sisa soju digelas yang dipegangnya. Dengan menarik nafas panjang, Hyunmi mengambil botol soju itu dan mulai menegukya perlahan, walau sesekali dia menggelengkan kepala dan menarik nafas.
“Lima .. empat .. tiga .. dua .. satu .. dan selesai! Cukup semuanya, ini sudah selesai” Gunmin berteriak kencang menyudahi ronde final ini. Semua orang bersorak ramai melihat kedua team sudah berusaha. “Lihatlah mereka ... lucu sekali” Gunmin masih sempat mentertawakan mereka yang sudah tidak berdaya terkulai lemas dimeja yang dipenuhi gelas dan botol kosong bekas soju itu.
“Aku menyerah ...”
“Yah. Jadi sudah pasti pemenangnya adalah team yang menghabiskan semua soju tanpa sisa, yaitu team ..... Oh Sehun dan Kang Hyunmi!”
Teriakan dan tepuk tangan menyambut kemenangan mereka, setelah begitu berat cobaan soju yang mereka lewati tadi.
Team Sehun-Hyunmi menghabiskan semuanya, sementara team Seungyoon-Namjoon masih menyisakan satu botol penuh soju.
“Chukka! Kalian berdua sudah menjadi orang gila yang memegang gelar King and Queen of Soju in The Crazy Word ... haha .. aku sungguh ingin tertawa, ini benar-benar gila ...”
Bersamaan dengan berakhirnya taruhan ‘gila’ itu, musik pop yang menggema memenuhi setiap sudut rumah itu kembali terdengar memecah suasana, dan semua orang kembali menari, menikmati malam yang semakin larut. Kecuali para ketua kelas kita dan teamnya yang sudah kehilangan kesadarannya sekarang, mereka menjatuhkan tubuhnya di sofa dan lantai karena sudah sangat sulit untuk mereka kendalikan.
Sekarang, disofa yang sama, Sehun dan Hyunmi terkulai lemas ditemani sedikit kesadaran yang tersisa yang masih melekat dalam fikirannya.
“Kang Hyunmi .. daebak! Kita menang .. haha”
“Emmmh ... Kau .. Ya! Oh Sehun!”
“Sehun-ah, aku tidak harus apa. Tapi karena kau yang mengajaknya untuk minum, jadi itu urusanmu sendiri. Kau harus mengantarnya pulang nanti, kau mengerti?” Gunmin melihat mereka berdua yang sudah berkedip kesana kemari terbawa angin.
“Mmh mwo?”
“Walaupun aku adalah teman sekaligus tetangganya, tapi aku tidak mau mengantar seorang gadis mabuk pulang tengah malam kerumahnya. Aku tidak cukup gila untuk itu. Jadi, sekarang Hyunmi adalah tanggung jawabmu yah Sehun-ah ...” Gunmin pergi meninggalkan mereka kembali berdua.
“Ouh kepalaku pusing, mataku berputar-putar ... ah mungkin aku terbang” Hyunmi melirik Sehun yang sedang menatapnya. “Mwoya?”
“Dimana rumahmu?”
“Rumah? Ah aku tidak ingat kalau aku punya rumah ... entahlah, nan molla”
“Hey Hyunmi-ya, apa kau pernah berciuman?”
“Kisseu? Emh dibibir ... yah aku beberapa kali melakukannya, haha wae?”
“Bibirmu merah ...” Sehun tersenyum melihat bibir Hyunmi yang dari tadi dia perhatikan itu. Perlahan, Sehun menarik Hyunmi dalam pelukannya dan menempelkan bibir mereka. Tidak bisa menopang tubuhnya dan Hyunmi, Sehun terhempas ke sofa dan membuat posisi mereka bertindihan dengan Hyunmi berada diatas.
Sementara Sehun memejamkan kedua matanya, Hyunmi malah membulatkan kedua mata sipitnya menerima perlakuan Sehun. Detak jantung Hyunmi dengan cepat berubah menjadi sangat cepat, hatinya bergetar dan datang sensasi aneh padanya. Sehun tidak hanya diam dengan tempelan bibir mereka, perlahan dia mulai memberikan lumatan-lumatan lembut dan hisapan kecil pada bibir Hyunmi yang masih rapat dan diam. Hyunmi masih tidak bisa mengendalikan dirinya sekarang.
Sebenarnya sejak tiga tahun yang lalu, Hyunmi sudah menyukai Oh Sehun saat mereka pertama kali bertemu di perpustakaan. Tapi sayangnya, mereka berdua tidak pernah satu kelas. Mereka juga tidak akrab, karena Sehun adalah ketua kelas dan kapten tim sepak bola yang cukup terkenal dan banyak disukai gadis lain disana. Dan itu membuat Hyunmi akhirnya hanya diam memendam perasaannya selama tiga tahun ini, dia hanya berharap kalau dia bisa mengutarakan perasaannya pada Sehun, dan Hyunmi tidak berharap kalau dia akan berciuman seperti ini dengan Oh Sehun yang dia sukai.
Perlakuan-perlakuan Sehun pada bibirnya membuat Hyunmi akhirnya menyerah juga, dia memilih untuk menghilangkan fikiran-fikiran dan perasaan aneh yang dirasakannya sekarang. Perlahan Hyunmi menutup kedua matanya, menerima perlakuan Sehun pada bibirnya dan mengikuti permainannya.
Kedua tangan Sehun yang melingkar dileher Hyunmi perlahan menarik pelan rambut panjangnya dan merapikannya, menjauhkan rambut Hyunmi dari wajahnya dan mengganggu kegiatan mereka sekarang. Sementara tangan kiri Hyunmi menarik tengkuk Sehun untuk memperdalam ciumannya, dan tangan kanannya memilih untuk tetap diam didada hangat Sehun. Ciuman terus semakin naik dan menuntut.
“Ommo! Kenapa mereka berdua ini ... kenapa jadi seperti ini?” Gunmin yang kembali untuk membawa Seungyoon hanya berdiri memperhatikan ciuman mereka.
“Ouh ciumannya ...” Namjoon yang sudah membuka mata dan melihat itu, tersenyum sendiri lalu pergi dengan mengacak rambutnya.
“Ah terserah saja. Selama aku tidak terlibat, berarti itu aman” Gunmin meninggalkan mereka dan memapah Seungyoon pergi ke kamarnya untuk kondisi yang lebih baik.
----- -----
Sinar matahari sudah kembali menerangi semuanya, sebagian bumi ini. Udara pagi yang segar, kicauan burung, angin yang berhembus pelan membelai masih tidak bisa membangunkan Sehun dari tidurnya. Ini sudah pagi menjelang siang, tapi Sehun masih damai dialam mimpinya sana.
Ponselnya terus berbunyi memecah keheningan di apartemen itu, berdering menghantarkan suara dan menyampaikannya ketelinga Sehun. Dan akhirnya berhasil membuatnya bangun.
“Emmh apa lagi ini ...” Sehun merenggangkan badannya dan menggosok matanya, mencoba membiasakan sinar terang matahari dengan matanya yang baru saja akembali terbuka. Tangannya meraba-raba mencari ponsel yang terus berbunyi itu.
“Yeoboseyo ....” setelah menemukannya dari bawah bantal, Sehun langsung mengangkat telfon masuk dari sesorang jauh disana. Kedua mata sayunya terpaksa langsung terbuka dan kesadarannya langsung kembali setelah mendengar suara Abeoji yang membentaknya disana. “Aisssh menyebalkan! Bisakan tidak usah berteriak ...” tanpa babibu dan mendengar perkataan Abeoji lebih lanjut, Sehun langsung melepaskan baterai dari ponselnya dan melemparnya entah kemana, yang jelas kelantai saja.
Sehun menyisir rambutnya lalu kembali merebahkan tubuhnya diranjang miliknya, berbaring dan menatap kesamping. Beberapa kali berkedip, dan sadar kalau dia memandang seorang gadis dihadapannya. Itu Hyunmi yang masih terlelap tidur dengan tentram.
“Owh astaga! Aaaakkhh .....”
“Aaaaaaaaahhh !!”
Dua teriakan langsung berduel membelah pagi dan menerbangkan burung-burung dari sarangnya, teriakan maut yang menyadarkan Sehun dan Hyunmi yang sekarang sedang bersama diranjang dan tanpa pakaian.
“App-apah yyaang ter-jadi?” tanya Hyunmi panik, shock, kaget, dan lainnya. Hyunmi menarik selimut untuk menutup dadanya yang merupakan satu-satunya benda yang menutupi tubuh mereka sekarang ini, dengan suara bergetar Hyunmi mencoba mencari tahu keadaan dengan bertanya pada pria yang juga tanpa pakaian dihadapannya.
“Kang Hyunmi? Kau ... kenapa kau bisa ada disini?” Sehun juga tidak kalah kagetnya melihat keadaan mereka sekarang yang luar biasa.
“Apa yang sudah kita lakukan?”
“Ak-aku tidak tahu, aku tidak ingat apapun ...”
“..... ap-apa yang terjadi? Apa yang kita lakukan ... hiks hiks” Hyunmi tidak bisa menahan air mata yang sudah memaksa keluar diujung matanya, dia tidak tahu apa yang sudah terjadi dan apa yang harus dia lakukan sekarang.
“Kang Hyunmi .... ak-aku .. ini .. apa yang kita lakukan .. kka-kau dan aku ...”
“..... hiks Sehun .. hiks hiks”
“Hyunmi-ah, mung-kin sebaiknya kita berpakaian dulu dan nanti kita bicarakan apa yang sudah terjadi antara kau dan aku ...” Sehun melihat sekeliling yang berantakan dengan baju mereka yang berserakan dimana-mana, dia melihat Hyunmi yang menangis menutup wajahnya. Sehun tidak tahu apa yang harus dilakukan sekarang ini, dia mengambil handuk dari lemari kecil disamping ranjangnya untuk menutup bagian bawahnya yang tidak terlindungi apapun sebelum dia beranjak dan memunguti pakaiannya dilantai.
Beberapa lama setelah mereka berdua memakai kembali pakaian mereka dengan lengkap. Tapi sampai sekarang, lima menit sudah berlalu, tidak ada sepatah katapun yang terucap dari Sehun ataupun Hyunmin. Mereka berdua masih membisu. Tidak tahu apa yang harus dikatakan, mereka sendiri tidak mengerti apa yang sudah terjadi antara keduanya.
“..... mh Hyunmi-ya .. sepertinya kka-kau dan aku se-semalam sudah ...” Sehun akhirnya mulai bicara walaupun diakhir kalimat, dia sengaja menggantungnya karena yakin Hyunmi akan mengerti tanpa dia katakan dengan jelas.
“Sehun-ah .. benarkah kau dan aku me-melakukannya?”
“Mianhae Hyunmi-ya, aku tidak mengingat apapun kenapa kita bisa sampai seperti ini dan apa yang terjadi sebelumnya, kepalaku rasanya berat dan pusing ..”
“Apakah ini mimpi buruk?”
“Ani Hyunmi-ya, ini bukan mimpi”
“Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang, aku tidak tahu harus bagaimana. Kau dan aku sudah ... kita ...”
“Kau dan aku sudah sama-sama besar, aku yakin kau pasti mengerti. Jadi, apa yang sudah terjadi ini ... antara kau dan aku__”
“Sehun-ah, ini hanya mimpi. Walaupun yang sudah terjadi tidak bisa dihapus, tapi anggaplah hari ini tidak pernah nyata, dan ini hanya mimpi yang akan kita lupakan dengan cepat”
“Hyunmi-ya ...”
“Aku mohon Sehun-ah ..”
“Maafkan aku. Seharusnya aku bisa mengingat sesuatu tentang kita”
“Jangan minta maaf. Aku juga tidak tahu apa yang sudah terjadi, jadi anggap saja ini salah kita berdua. Dan ini hanya mimpi”
Akhirnya masalah pagi ini berakhir dengan pernyataan kalau semua ini hanya mimpi, dan apa yang sudah terjadi akan segera hilang terlupakan dengan cepat. Mereka berdua sudah sepakat untuk memilih melupakannya dari pada mempermasalahkan ini lebih lanjut. Itu terpaksa.
----- -----
Pagi ini, sekolah tetap ramai seperti biasanya. Kecuali hubungan antara Sehun dan Hyunmi yang mungkin akan menjadi sangat canggung, karena ternyata masalah mereka itu tidak bisa dengan cepat terlupakan begitu saja. Itu bukan sebuah mimpi buruk yang bisa dengan cepat dilupakan, ini lebih berat daripada itu.
“Dari mana kau? Kenapa kemarin kau tidak sekolah, apa raja kita ini diare karena taruhannya?” Gunmin dan beberapa teman sekelas Sehun yang lain menggoda Sehun yang baru datang setelah sehari menghilang.
“Aku sedikit pusing kemarin”
“Pusing? Haha .. rupanya kau belum pantas mendapat gelar raja itu jika masih sakit karenanya, kawan!”
“Ani, bukan itu masalahnya. Aku .. ah sudahlah lupakan itu”
“ Memangnya kau ini kenapa?”
“Gunmin-ah, apa waktu pesta aku melakukan hal yang aneh?”
“Hal aneh seperti apa?”
“Entahlah, aku juga tidak tahu. Tapi, sesuatu sudah terjadi padaku ...”
“Itu mungkin karena kau terlalu banyak minum waktu itu, kesadaranmu jadi masih hilang sampai sekarang .. haha”
“Anio, bukan seperti itu. Hanya saja ini sedikit ... lebih membuatku ...”
“Apa? Kau ini bicara lama sekali, apa kau benar-benar sakit?” Gunmin memperhatikan Sehun detail dan menempelkan punggung tangan miliknya dikening Sehun untuk menyamakan suhu tubuh mereka.
“Aku tidak tahu apa yang terjadi ...”
“Ya! Kau ini bagaimana, geuraeseo ... kita keluar saja. Anggota team menanyakanmu dari kemarin, beberapa hari lagi kita akan bertanding”
“Iyah aku tahu, aku akan bicara dengan yang lain”
Mereka berjalan keluar kelas dan menuju lapangan, sesekali Gunmin menggoda beberapa gadis yang menghampiri Sehun hanya untuk tersenyum padanya.
“Yo! Lihatlah kapten kita sudah kembali sekarang ...” Jackson tersenyum melihat Sehun yang berjalan melewatinya dihalaman sekolah.
“Kapten apa? Kau bahkan bukan anggota team sepak bola ...” Sehun hanya bergumam untuk membalas senyuman Jackson itu padanya.
“Hey ayolah, jangan seperti itu. Setelah bercampur dengan begitu banyak soju, kau masih tetap saja seperti biasa”
“Memangnya apa yang harus berubah?”
“Eoh Sehun-ah, kau sudah sekolah lagi. Kemarin itu kau kemana?” Namjoon tiba-tiba datang dan bergabung dengan mereka.
“Kebetulan ada kau. Tolong kumpulkan semua anggota sekarang, kita harus latihan”
“Ah aku baru saja datang, kau ini menyebalkan”
“Ya! Seorang keeper itu tidak banyak mengeluh, ara?”
“Aissh baiklah. Ah iya, waktu itu ... aku pertama kalinya melihatmu se-tampan dan se-sexy itu, ciumanmu ... luar biasa haha” Namjoon menepuk bahu Sehun lalu pergi kembali meninggalkan mereka.
“Ciuman?” Sehun hanya mengernyitkan alisnya mencerna perkataan Namjoon.
“Ah iya. Kau tiba-tiba saja berciuman dengan Hyunmi, apa kau gila? Kukira kalian berdua tidak sedekat itu”
“Hyunmi? Ap-apa aku berciuman dengan Kang Hyunmi?”
“Ya ya ya! Kau kira kami ini pria yang sendirian? Jangan memasang ekspresi seperti itu, jika tujuanmu dengan ekspresi itu untuk menggoda kami, maaf saja karena kami tidak akan iri ..” Jackson melepaskan topinya, merapikan rambutnya lalu memakainya lagi.
“Apa kau tidak ingat, atau pura-pura?”
“Aku- aku tidak ingat, sungguh. Apa yang terjadi setelah itu?”
“Mana aku tahu, kenapa bertanya padaku? Aku hanya menyuruhmu untuk mengantar Hyunmi pulang, apa kau mengantarnya?”
“Ya Gunmin-ah, bukan itu maksud Sehun. Dia bertanya untuk memberi tahu kita kalau ada yang terjadi lagi setelah itu, kau mengerti?”
“Ish kau ini, yadong-mu kambuh lagi”
“Aku tidak tahu, aku tidak mengingat apapun malam itu. Saat aku bangun kemarin, aku sudah tidak bisa mengingat apapun”
“Jadi benar sudah terjadi sesuatu antara kalian?”
“Anio. Apa yang kalian bicarakan ini, tidak ada yang terjadi. Semuanya baik-baik saja ...” Sehun tersenyum kecil berbohong pada mereka, dia baru sadar kalau apa yang sudah terjadi padanya dan Hyunmi adalah sesuatu yang tidak bisa orang banyak ketahui. Itu adalah aib.
“Ah dasar kau ini ...”
“Tapi, kemarin Hyunmi juga tidak sekolah. Hari ini, aku masih tidak melihatnya. Apa dia tidak ingin lagi bertemu denganmu setelah ciuman itu?”
“Hyunmi tidak sekolah?”
“Geurae, dia menghilang”
“Ouh aku mengerti, mungkin mereka belum memulai sesuatu itu. Benarkan? Hey Sehun-ah, apa kau menyimpannya untuk saat-saat terakhir?” Jackson masih saja menggoda Sehun dengan pertanyaan-pertanyaan gilanya.
“Gunmin-ah, mana ponselmu?”
“Untuk apa?” Gunmin mengeluarkan ponsel dari dalam saku seragamnya dan memberikannya pada Sehun.
“Aku harus pergi ...” Sehun pergi membawa ponsel Gunmin dan berlari meninggalkan mereka.
“Hey, apa kau memikirkan hal yang sama denganku?”
“Apa? Memangnya kau memikirkan apa?” Gunmin hanya menatap Jackson tidak mengerti dengan apa yang dikatakannya.
Itu tidak boleh. Apa yang sudah terjadi harus menjadi rahasia mereka, hanya mereka berdua. Oh Sehun dan Kang Hyunmi. Kecuali jika mereka berdua ingin mati dan kehilangan harga diri mereka didepan semua orang.
Sehun mencari nana Hyunmi dikontak Gunmin, dan setelah dia menemukannya, Sehun hanya diam menatap layar ponsel itu ragu. Dia tidak tahu apakah tidak apa-apa kalau dia bicara dengan Hyunmi soal masalah itu lagi? Bukankah mereka sudah sepakat untuk melupakan kejadian itu?
Tapi entah kenapa perasaan bersalah yang rasanya sangat menusuk hati, membebani Sehun untuk begitu saja melupakannya. Ditambah saat dia sudah ingat kalau waktu itu yang meminta Hyunmi membantunya menghabiskan soju adalah dirinya, jadi mungkin Sehun memiliki persentase kesalahan yang lebih tinggi atas terjadinya kejadian itu.
Setelah lama membolak-balik ponsel dan berfikir kesana-kemari, akhirnya tangan Sehun bergerak menekan tombol ponselnya. Dia menelfon Hyunmi dari ponselnya.
“Yeoboseyo ...”
Suara lembut terdengar dan masuk kedalam telinga Sehun, membuat bibirnya kaku. Perkataan yang sudah difikirkannya tadi, entah kenapa tiba-tiba menghilang seperti tertiup angin saat mendengar jawaban dari Hyunmi. Sehun hanya diam.
“Nuguseyo? Yeoboseyo ... yeoboseyo ....”
Sehun membuka bibirnya, tapi tidak mengeluarkan sepatah katapun. Dia sepertinya mendadak bisu jika mendengar suara Hyunmi. Sehun tidak punya cukup keberanian untuk mengatakan hal yang ingin dia katakan, detak jantungnya terlalu cepat dan membuatnya kaku.
Ini membuatnya gila. Akhirnya Sehun menutup telfonnya dan langsung mematikan ponselnya, dia hanya duduk memandangi ponselnya yang sudah mati dikursi lapangan.
“Sebenarnya apa yang sudah aku lakukan? Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang, ini memalukan dan ... ah membuatku gila. Aku tidak bisa melupakannya! Aku terus mengingatnya ...” Sehun menunduk dan menutup kedua matanya, mencoba memikirkan sesuatu yang mungkin bisa dia lakukan sekarang.
“Memangnya apa yang terjadi?”
Semua anggota team-nya datang dan menghampiri Sehun yang mendadak tersenyum menyembunyikan fikiran ‘gila’nya.
“Eoh kalian sudah datang?”
“Kau belum menjawabku, memangnya apa yang terjadi sampai kau tidak bisa melupakannya?” Xero mengulang kembali pertanyaannya tadi dan duduk disamping Sehun.
“Tidak, itu bukan apa-apa. Gunmin-ah, ini ponselmu, gomawo” Sehun beranjak dan memberikan ponsel ditangannya itu pada pemiliknya lagi.
“Kau memakainya untuk apa?”
“Tidak apa-apa, aku hanya melihat sedikit disana. Aku menggunakan ponselku, tenang saja”
“Ya dasar Lee Gunmin! Kenapa kau ini pelit sekali?” Nam Taehyun mencubit-cubit perut Gunmin dan menggodanya.
“Aku tidak pelit, hanya bertanya. Kenapa kau marah?” Gunmin dan Taehun malah bertengkar dan saling mencubit.
“Hajima. Kita sekarang harus latihan dan fokus pada pertandingan itu, tinggal beberapa hari lagi. Aku tidak ingin kita kalah nanti, jadi ayo semuanya keluarkan kemampuan kalian team!”
“Ay ay kapten!”
Mereka bersorak menyemangati semuanya. Dan latihanpun dimulai tidak lama setelah pembicaraan tentang strategi dan lainnya dibahas, guru pelatih juga datang dan mereka semua berusaha sebaik mungkin menyiapkan diri untuk pertandingan antar sekolah sepak bola beberapa hari lagi nanti.
----- -----
Sehun berjalan menjinjing tasnya melewati kelas 3-B, melihat murid-murid disana yang sedang ribut setelah Seonsaengniem keluar. Kedua mata Sehun masih dengan teliti memperhatikan semua orang, yang dicarinya masih tidak terlihat.
“Kau sedang apa?” tiba-tiba kang Seungyoon membuka pintu kelas dan berdiri dihadapannya.
“Apa kau bisa tidak datang tiba-tiba dan mengagetkanku?”
“Kau kaget?”
“Tidak!”
“Mian, aku tidak bermaksud begitu. Aku hanya melihatmu terus memperhatikan kelasku, apa kau mencari seseorang atau sedang memeriksa kelasku?”
“Ya! Untuk apa aku memeriksa kelasmu hah? Apa kau fikir aku ini ketua kelas yang suka memeriksa kelas lain untuk memenangkan lomba kebersihan itu?”
“Kenapa kau marah, aku hanya bertanya. Menyebalkan!” Seungyoon berdecak kesal lalu berjalan melewati Sehun, karena dia harus segera mengantarkan buku-buku yang dia bawa itu pada Seonsaengniem.
“Hey tunggu Seungyoon-ah!”
“Apa?” Seungyoon berbalik dan berjalan beriringan dengan Sehun.
“Apa hari ini semuanya hadir dikelasmu, apa ada yang tidak sekolah?”
“Untuk apa kau menanyakan itu? Aku jadi curiga ...”
“Jawab saja! Aku ini bukan penjahat, jadi tidak pantas kau curigai”
“Ya! Kau ini memang menyebalkan, aku tidak tahu kenapa bisa berteman dengan pria se-macammu”
“Hey apa yang kau maksud dengan ‘se-macam-mu’ padaku?”
“Bukan apa-apa. Hari ini ada seorang yang tidak sekolah, kenapa memangnya?”
“Nugu?”
“Kang Hyein”
“Dia tidak sekolah lagi? Apa kau tahu dia kenapa?”
“Dia belum masuk sekolah lagi, sudah tiga hari. Sepertinya dia sakit, tapi aku tidak bisa menghubunginya. Kenapa?”
“Eoh? Ah tidak apa-apa, aku hanya bertanya. Hey bukankah seorang ketua kelas harus selalu mengetahui keadaan setiap murid kelasnya? Kenapa kau sampai tidak tahu, ketua macam apa kau ini ....”
“Ya! Kau menghinaku?” Seungyoon menghentikan langkahnya dan menghadap Sehun yang sedang merapikan rambutnya.
“Tidak, aku hanya bicara saja. Kenapa kau marah?”
“Kau tahu? Kau ini sangat menyebalkan, Oh Sehun. Aku tidak suka padamu, kau menyebalkan. Kenapa orang sepertimu bisa menjadi ketua kelas dan kapten sepak bola?”
“Entahlah, aku juga tidak tahu. Tapi aku ini pintar dan tampan, jadi mungkin itu alasannya”
“Ya! Aigoo jeongmal ... kau menyebalkan!”
“Hey hey kalian kenapa bertengkar disini, hajimayo!” Kim Namjoon datang dan menjauhkan mereka berdua.
“Dia yang mulai duluan” Sehun hanya tersenyum dan menggoda Seungyoon.
“Hey Seungyoon-ah, bukankah kau harus kekantor mengantar buku itu, kenapa masih disini?” Namjoon menunjuk buku-buku yang masih dibawa Seungyoon. “Kau juga Sehun, kita harus latihan sekarang. Kenapa kau malah mengganggu ketua kelasku disini?”
“Aku tidak mengganggunya ...”
“Sudahlah, aku harus pergi. Kalian cepat pergi juga, latihan yang benar” akhirnya Seungyoon pergi meninggalkan Sehun dan Namjoon yang masih berdiri dikoridor sana.
“Kenapa dia?” Namjoon menepuk perut Sehun pelan.
“Molla nan molla ..” Sehun pergi begitu saja, disusul Namjoon yang berlari mendahuluinya.
Sudah tiga hari dengan sekarang Kang Hyunmi tidak masuk sekolah, membuat Sehun tidak bisa lepas memikirkannya. Juga membuat Sehun semakin menambah rasa bersalah padanya, dia masih menyalahkan dirinya atas kejadian waktu itu.
Semenjak terbangun bersama waktu itu, Sehun masih belum bertemu lagi dengan Hyunmi. Dia tidak masuk sekolah, dan Sehun tidak tahu dimana rumahnya. Walaupun Lee Gunmin selalu mengatakan kalau rumah Hyunmi hanya terhalang tiga rumah dari rumahnya, tapi Sehun tetap tidak mau tahu rumah Hyunmi karena dia masih tidak punya keberanian untuk bertemu dengannya.
“Akh ... awh ...” Sehun terjatuh dan terhantam bola, mungkin ini sudah beberapa kali sejak latihan dimulai tadi.
“Stop! Oh Sehun, ada apa denganmu? Kenapa dari tadi kau hanya berlari kesana-kemari tidak jelas, umpan sudah banyak kau lewatkan. Apa kau fikir latihan ini main-main?” pelatih menghentikan permainan dan langsung menghampiri Sehun yang masih berbaring dilapangan
“Aku tidak apa-apa, maafkan aku” Sehun bangun dan memeriksa luka di sikutnya.
“Kau sedang sakit atau kau sengaja membuat tubuhmu sakit?”
“Maafkan aku, tadi hanya tidak berkonsentrasi”
“Tidak konsentrasi? Lalu dimana fikiranmu sekarang ini, apa yang kau fikirkan?”
“Aku minta maaf, mulai sekarang aku akan lebih fokus. Maafkan aku, Saem”
“Dasar kau ini! Sudah, lanjutkan lagi semuanya ...” pelatih keluar dari lapangan dengan marah dan permainan kembali dimulai.
Yang ada dalam fikiran Sehun sekarang ini hanya Hyunmi, jadi dia tidak bisa fokus dengan latihannya dan hanya memuat banyak kesalahan.
“Sehun-ah, kau ini kenapa sebenarnya?”
“Aku tidak apa-apa”
“Beberapa hari ini kau jadi aneh, yah walau biasanya kau juga aneh tapi entah kenapa aku merasa kalau kau ini jadi bertambah aneh. Apa ada masalah padamu, kau bertengkar dengan Ayahmu lagi?”
“Tidak, aku baik-baik saja. Tidak ada masalah ...”
Sehun, Gunmin dan yang lainnya masih membereskan barang-barangnya diruangan mereka. Latihan sudah selesai, dan sekarang mereka sedang bersiap-siap untuk pulang, karena hari juga sudah malam.
“Lalu kau kenapa?”
“Ya Gunmin-ah, apa kau tahu kenapa Hyunmi tidak sekolah?”
“Hyunmi? Aku tidak tahu, tapi Seungyoon bilang dia sakit. Kenapa menanyakan dia?”
“Aku hanya bertanya”
“Eoh astaga! Ya ampun! Kenapa aku ini bodoh sekali ... aku baru mengerti sekarang”
“Apa?” Sehun melepaskan bajunya dan berbalik melihat Gunmin yang tiba-tiba berteriak.
“Aku sampai lupa. Kau ini sedang kasmaran rupanya, pantas kau jadi aneh. Hey apa kau dan Hyunmi pacaran?”
“Mwo?” Sehun juga tiba-tiba berteriak mendengar perkataan Gunmin, membuat beberapa orang disana melihat kearah mereka karena berteriak-teriak. “Bicara apa kau ini! Tidak ...”
“Ah kau ini, jujur saja padaku. Aku sudah tahu saat kalian berciuman itu, jadi apa kalian hubungan kalian sudah lama? Kenapa kau tidak pernah bercerita padaku, mungkin aku bisa membantumu jika begitu”
“Michiseo? Aku tidak ada hubungan apapun dengannya, kami tidak pacaran!”
“Jangan berbohong, kau kejam sekali tidak mengakui pacarmu. Aku sudah tahu sekarang”
“Apa kau tidak dengar, aku dan Kang Hyunmi tidak ada hubungan apapun! Kau gila ..”
Tapi Gunmin terus menggoda Sehun tentang ciuman itu dan hubungan mereka, membuat Sehun marah dan dengan cepat pergi meninggalkan sekolah begitu saja.
----- -----
Shin Dongho masih terus berbicara, walaupun sebenarnya semua perkataan yang dari gerbang tadi dia katakan itu, sama sekali tidak diperhatikan Sehun sedikitpun. Sehun hanya mendengarnya tanpa seolah itu hanya angin yang berhembus mengusap telinganya.
Fikiran Sehun masih saja tertuju pada Hyunmi, yang sudah mengganggu fikiran dan hatinya beberapa hari ini. Membuat semuanya sedikit berantakan. Perlahan, pandangan Sehun langsung menjelajahi ruang kelas 3-B dari jendela yang sekarang dia lewati. Berharap ada seseorang yang dia cari.
Bugh ...
“Ah kau ini! sudah kubilang awas, malah terus berjalan ...” Dongho ikut merapikan beberapa buku yang jatuh saat Sehun dan wanita itu bertabrakan tadi.
“Gomawo ...”
“Kau tidak apa-apa? Ditabrak seorang yang besar seperti dia pasti sakit, maaf ya”
“Tidak apa-apa, aku baik-baik saja. Aku juga salah karena tidak melihatnya”
“Ah Hyunmi-ah, kau ini baik sekali. Kalau aku yang ditabraknya, pasti sudah aku pukul dengan semua buku ini”
“Hh-hyun-mi?”
Sehun langsung mematung saat wanita yang ditabraknya itu adalah Hyunmi berdiri setelah membereskan bukunya bersama Dongho. Kedua manik matanya membulat tidak percaya melihat Hyunmi yang berdiri dihadapannya sekarang, Sehun benar-benar mematung.
Braakk .... Buku-buku yang sudah dipegang Hyunmi kembali jatuh saat Hyunmi melihat Sehun dihadapannya. Kedua mata mereka bertemu, saling menatap dalam diam.
“Eh kenapa lagi, kau ini. Apa bukunya terlalu berat sampai kau menjatuhkannya lagi?” Dongho kembali membereskan buku-buku itu.
Sehun dan Hyunmi masih saling menatap, mereka tidak mengatakan apapun. Entah apa yang terjadi, tapi seolah mereka berdua bisa mengerti apa yang masing-masing rasakan dan fikirkan lewat tatapan itu.
“Hey, kenapa kalian diam? Ini bukunya, Hyunmi ... hey Hyunmi ini bukumu!” Dongho menarik tangan Hyunmi dan memberikan bukunya, tapi Hyunmi masih saja diam. “Ya sudahlah, aku saja yang membawakannya untukmu ...” akhirnya Dongho membawa buku-buku Hyunmi dan masuk kedalam kelasnya, menyimpannya dimeja Hyunmi.
“Hyunmi-ah ...”
“Aduh kalian ini masih diam? Apa kalian marah karena bertabrakan tadi, sudahlah berdamai saja. Sehun-ah, cepatlah aku harus kekelasku!”
Sehun sudah mengucapkan sesuatu saat Dongho kembali, walau itu hanya nama Hyunmi. Tapi karena terlalu lama dan kesal, akhirnya Dongho menarik Sehun pergi dari sana.
Hyunmi yang sudah sadar, dengan cepat memalingkan pandangannya dan masuk kedalam kelas. Walau Sehun masih terus menarapnya, tapi tarikan Dongho sangat kuat untuk membuatnya berjalan dan pergi dari depan kelas 3-B itu.
Akhirnya, dua orang itu bertemu juga. Dan ini adalah pertemuan pertama sejak kejadian waktu itu. Memang berbeda, mereka berdua sangat canggung dan malah menghindar satu sama lain.
Terbukti, setelah bertatapan pagi tadi, Sehun dan Hyunmi yang kembali bertemu dibeberapa waktu malah memilih untuk menghindar. Saat bertemu di koridor, dikanten, ditaman, dihalaman, dilapangan, dan diperpustakaan. Mereka berdua tidak ingin saling bertatapan lagi.
“Jun-ah, apa kau juga memikirkan apa yang kupikirkan?” Shin Dongho berbalik dan menghantikan langkahnya didepan Kangjun.
“Geurae. Aku fikir juga begitu, lebih baik menonton Star Trek daripada ikut pelajaran tambahan yang membosankan ini”
“Hey kalian, apa setuju dengan kami?” Dongho menatap Seungyoon yang mengantuk dan berjalan dengan menyandarkan kepalanya pada Jackson yang sibuk dengan ponselnya.
“Yang terbaik menurutku sekarang adalah tidur”
“Daripada belajar, mungkin lebih menyenangkan berkencan .. haha” Jackson tertawa masih dengan menatap tajam layar ponselnya itu.
“Lalu kau Sehun-ah?” Kangjun menatap Sehun yang tidak bicara apapun dari tadi.
Semuanya berhenti dan menatap Sehun yang terus berjalan pelan, seperti mayat berjalan. Dari tadi saat semua ketua kelas -kelas tiga- dipanggil Saem untuk pengumuman, Sehun tidak bicara apapun. Hanya diam dan sesekali menahan senyum.
“Apa kau gila?” Kangjun berlari mengejar Sehun dan menahannya, lalu menatapnya dan memperhatikan semua penampilannya.
“Wae?” Sehun melangkah mundur menghindari Kangjun.
“Sehun-ah, apa kau baik-baik saja?”
“Yah aku baik. Dengar, ini sudah malam, jadi aku seperti ini ...”
“Seperti apa?”
“Hya. Apa kalian lupa? Oh Sehun akan menjadi super menyebalkan saat dia kelelahan dan mengantuk, dan kurasa sekarang dia mengantuk” Seungyoon menendang kaki Sehun pelan.
“Kau benar, dia memang menyebalkan!” Kangjun berhenti menatap Sehun dari dekat dan kembali berjalan beriringan dengan yang lain.
“Ahh ... aku juga mengantuk, ini melelahkan. Jam berapa ini?” Jackson menguap dan meregangkan tubuhnya.
“Hampir jam sembilan. Hey simpan ponselmu, Saem akan mengambilnya jika kau terus mengeluarkannya seperti itu!” Dongho memukul kepala Jackson dan berlari melewatinya.
“Ya! Apa harus kau memukulku? Aku juga mengerti, babo!” Jackson juga berlari mengejarnya.
Sedikit candan itu mengembalikan kesegaran mereka untuk kembali bercampur dengan pelajaran. Walau ini sudah malam, tapi sejak satu bulan yang lalu dan seterusnya kedepan, semua kelas tiga harus mengikuti pelajaran tambahan untuk ujian nanti. Hanya sampai jam sepuluh saja, tapi itu terasa sangat berat daripada berlari selama 90 menit saat bermain bola. Kelima ketua kelas itu sudah kembali ke kelasnya masing-masing sekarang.
Sehun hanya memutar-mutarkan pensilnya dan menatap buku latihannya, dia sama sekali tidak berhasrat untuk mengerjakan satu soalpun dibuku itu. Seonsangniem tidak ada sekarang, dan mungkin akan kembali sekitar sepuluh atau lima belas menit lagi untuk memeriksa latihan mereka. Sehun memikirkan hal yang menurutnya lebih penting daripada latihan itu sekarang.
“Sehun-ah, apa kau mau keluar? Kita pulang saja, aku jamin tidak akan ketahuan. Eottae?” Gunmin tersenyum menatapnya dari samping.
Sehun tidak menjawab dan hanya menggelengkan kepalanya tanpa melihat Gunmin disampingnya, tatapannya kosongnya masih pada buku latihan itu.
“Apa kau tidak mau? Benar kau tidak mau dan akan disini sampai tua?”
Sehun tersenyum dan tiba-tiba dia melempar pensilnya lalu berlari keluar dari kelasnya, membuat beberapa murid lain melihatnya yang mendadak pergi ditengah keheningan kelas ini. Termasuk juga Gunmin yang merasa kalau dia dikhianati. “Tadi bilang tidak mau, kenapa sekarang malah pergi sendirian? Dasar menyebalkan!” akhirnya Gunmin hanya menegumpat kesal karena ditinggal Sehun.
Tapi bukan seperti yang Gunmin fikirkan, Sehun tidak keluar untuk pulang, karena Sehun keluar dari kelasnya dan masuk ke kelas Hyunmi.
“Hey kenapa kau kemari, ada apa?” Seungyoon akhirnya bertanya setelah beberapa detik Sehun yang tiba-tiba datang itu hanya berdiri diam didepan kelasnya.
“Apa mungkin kau tersesat dan salah masuk kelas, Sehun-ah?” dengan polosnya, Namjoon tertawa melihat Sehun yang masih berdiri menatap Hyunmi itu.
Saat datang tadi, mata Sehun sempat bertemu dengan mata Hyunmi, sebelum akhirnya Hyunmi memalingkan wajahnya dan menunduk menghindari Sehun.
“Kau mau apa? Jangan membuat masalah malam-malam begini, aku lelah untuk mengurusmu. Jadi silahkan pergi dengan baik-baik, Ketua kelas Oh” Seungyoon yang baru bangun tidur itu menunjuk pintu, menyuruh Sehun tidak mengganggu kelasnya yang masih ditinggal Seonsaengniem.
Perlahan Sehun berjalan menghampiri meja Hyunmi, menatap rambut gadis itu yang sengaja menutupi wajahnya. Setelah semakin dekat, Sehun mempercepat langkahnya dan langsung menarik tangan Hyunmi, membawanya keluar.
“Apa yang kau lakukan? Lepaskan!” Hyunmi berusaha melepaskan genggaman tangan Sehun yang ternyara sangat kuat itu.
Sehun terus berjalan menarik Hyunmi menjauh dari kelasnya dan jajaran kelas tiga yang masih banyak orang itu, Sehun membawa Hyunmi kebalkon dekat tangga.
“Lepaskan aku, kenapa kau ini? Lepaskan!”
“Hyunmi-ah ...” Sehun berhenti dan menatap Hyunmi yang masih berusaha melepaskan dirinya dari Sehun.
“Lepaskan!”
“Ya Kang Hyunmi!” Sehun akhirnya melepaskan tangan Hyunmi dan membuat Hyunmi diam karena terkejut dengan teriakannya. “Ayo kita berpacaran ...”
Hyunmi langsung mengangkat wajahnya, menatap Sehun tidak percaya. Apa yang baru saja Sehun katakan padanya?
“Kubilang ayo kita berpacaran ...”
“Mmwo?”
Hyunmi tidak menjawab dan hanya menatap Sehun, dia masih mencerna perkataan Sehun padanya. Apakah itu sungguhan? Apa maksudnya itu?
 “Aku tidak punya waktu bermain-main denganmu” Hyunmi mengalihkan pandangannya dan berjalan meninggalkan Sehun begitu saja.
“Hyunmi-ah ...” Sehun menarik tangan Hyunmi dan membuat mereka kembali berhadapan.
“Kubilang aku tidak punya waktu untukmu, lepaskan aku!”
“Aku tidak bercanda, ayo kita berpacaran”
“Apa kau tidak mengerti yang kukatakan?”
“Hyunmi-ah, maafkan aku sungguh. Ak-aku .. aku sudah mengingatnya, dan itu salahku. Mungkin jika aku tidak memintamu untuk membantuku waktu itu, pasti itu tidak akan terjadi. Maafkan aku ..”
Hyunmi tidak menjawab, dia melepaskan tangan Sehun dan kembali berjalan meninggalkannya.
“Apa hanya seperti ini ...”
Hyunmi menghentikan langkahnya.
“Apa semudah itukah kau melupakan semuanya? Apakah yang sudah terjadi itu tidak berarti apa-apa bagimu sehingga kau bersikap seperti ini padaku?” Sehun kembali menghampiri Hyunmi yang berdiri diam.
“Sehun-ah ...”
“Sungguh aku minta maaf padamu, aku tidak tahu akan seperti ini. Tolong maafkan aku ...”
Hyunmi tidak menjawab lagi, dia menunduk. Hyunmi tidak bisa menahannya lagi, dia menangis. Melihat itu, perlahan Sehun mendekat dan memeluknya.
“... maaf hiks hiks ... Maafkan aku Sehun-ah, ini juga salahku. Seharusnya aku pergi waktu itu, tapi aku tidak tahu kenapa aku__”
“Ssst ... jangan minta maaf, ini semua salahku. Jangan menangis”
“Sehun-ah mianhae ...”
“Hyumi-ah, mulai sekarang ayo kita berpacaran. Apa kau mau memaafkanku?”
Dalam pelukan Sehun, Hyunmi hanya mengangguk sebagai jawabannya untuk pertanyaan itu. Hyunmi membalas pelukan Sehun dan mulai berhenti menangis.
Setelah beberapa lama, akhirnya mereka berdua kembali ke kelas. Sehun kembali duduk disamping Gunmin yang menatapnya sinis.
“Kau kenapa?”
“Kukira kau pulang”
“Aku tidak pulang, bukankah kau tadi mengajakku pergi bersama?”
“Lalu darimana kau tadi?”
“Aku tadi ...” Sehun mencoba memakai eyesmile pada Gunmin. “Aku sudah menembakkan peluru tadi”
“Mwo? Peluru apa?” Gunmin tidak mengerti dengan maksud Sehun yang hanya senyam-senyum itu. “Kau ini aneh, dan menyebalkan!” akhirnya Gunmin kembali pada buku-bukunya dan melupakan soal Sehun.
----- -----
Sejak saat itu, seiring dengan berjalannya waktu, hubungan Sehun dan Hyunmi menjadi lebih baik. Mereka berdua bersama dan berdamai. Walau semua itu tidak bisa dilupakan, tapi mereka tidak akan terus membicarakan hal itu dan menyimpannya jauh didalam hati, sebagai kenangan.
----- -----
“Lalu kenapa kau memintaku menjadi pacarmu kalau begitu? Sebenarnya kau menyukaiku atau hanya merasa bersalah padaku?”
Pertengkaran kembali terjadi antara mereka, walaupun hubungan mereka berjalan baik, tapi bukan berarti itu tanpa pertengkaran. Karena banyak sekali pertengkaran yang terjadi untuk membuat hubungan mereka terus lebih baik. Sehun yang menyebalkan dan Hyunmi yang tidak mau kalah. Itu membuat mereka cocok dan serasi.
“Hey .. kenapa kau selalu menanyakan itu?”
“Jawab aku, Oh Sehun!”
“Ah baiklah. Kang Hyunmi, kau tahu tidak kalau aku menyukaimu sejak kau menjadi putri dalam drama sekolah setahun lalu?”
“Benarkah?”
“Saat itu, kau cantik sekali. Kecantikanmu membuat hatiku bergetar, entah kenapa. Sejak itu, aku selalu memperhatikanmu diam-diam. Tapi kau selalu bersama Kang Seungyoon, jadi kukira kalian pacaran”
“Aku dan Seungyoon hanya teman, dia memang baik pada semua wanita, termasuk aku”
“Aku tahu”
“Kau tahu? Tadi kau bilang__”
“Itu hanya dugaanku, dan aku tahu yang sebenarnya setelah bertanya pada Seungyoon tentangmu. Dia bilang kau hanya temannya ...”
“Lalu?”
“Aku masih tetap menyembunyikannya, aku tidak bsia mengungkapkannya padamu. Awalnya karena dugaanku itu, aku dan Seungyoon berjanji tidak akan jatuh cinta pada wanita yang sama. Tapi walau aku sudah tahu, tetap saja aku tidak bisa mengatakannya padamu”
“Apa benar kau menyukaiku?”
“Entahlah, aku tidak tahu. Aku hanya ingin selalu memperhatikanmu, aku tidak ingin kalau kau bersama pria lain, termasuk ketua kelasmu itu. Dan waktu itu, saat Seungyoon menggandeng tanganmu, aku kesal sekali”
“Waktu itu kapan?”
“Saat ulang tahun Seungyoon. Jadi, aku menarikmu untuk membantuku menghabiskan soju waktu itu. Aku hanya ingin bersamamu”
“Jeongmal?” Hyunmi menatap Sehun penuh harap, dia sedikit menggoda Sehun yang menahan malu karena menceritakan itu semua.
“Sudahlah, aku tidak tahu bicara apa. Semua itu bohong, aku tidak menyukaimu. Aku pergi ..” Sehun meninggalkan Hyunmi yang masih duduk dilapangan, dengan cepat dia berjalan menjauhinya.
“Hey tunggu aku ... mau kemana kau ini?” Hyunmi juga berlari mengejar Sehun yang sudah jauh didepannya. “Sehun-ah tunggu aku hey ... Ya! Tung__ oh ohok uwoh hok ....”
Hyunmi tiba-tiba terjatuh, dia batuk-batuk dan hampir muntah. Atau mungkin muntah tapi batuk, jadi tidak jadi muntah. Ah entahlah.
“Ya! Kau ini ... merepotkan saja” Sehun berbalik melihat Hyunmi yang sekarang masih terduduk ditanah dan menutup mulutnya. “Kau kenapa?” dengan santainya, Sehun kembali dan berjalan menghampiri Hyunmi.
“Aku pusing ...”
“Kau pusing? Seharusnya aku yang pusing karena mendengar semua kemarahanmu itu, kenapa malah jadi kau yang pusing. Ayo berdiri ..” Sehun mengulurkan tangannya untuk membantu Hyunmi berdiri.
“Aku lemas, rasanya kepalaku seperti berputar”
“Kau terus mengatakan kau lemas beberapa hari ini, tangan dan kakimu juga bengkak. Sudah aku bilang, jangan marah-marah terus, kau jadi sakit kan. Apa kita harus kedokter?”
“Tidak perlu, aku baik-baik saja”
“Kau ini pucat, apa kau benar tidak apa-apa?”
“Aku tidak apa-apa ..”
“Harusnya kau tidak sekolah dari kemarin jika memang sakit, daripada sekolah tapi merepotkan seperti ini ..”
“Yah aku nanti akan sembuh, tidak apa-apa ...” Hyunmi menarik tangan Sehun sebagai tumpuan untuk berdiri, setelah itu mereka kembali ke kelas dengan sedikit pertengkaran lagi.
Akhirnya sampai juga, Sehun memapah Hyunmi dari lapangan tadi sampai ke depan kelasnya sekarang. Dan itu melelahkan.
“Kau masuklah ..”
“Ne, gomawo” Hyunmi berjalan masuk menuju mejanya, sementara Sehun masih melihatnya dari jendela.
Bugh ...
Hyunmi terjatuh lagi, dan sepertinya kali ini dia bukan jatuh biasa. Hyunmi pingsan. Melihat itu, beberapa orang dikelas menghampiri dan menolongnya.
“Aiish kenapa lagi, merepotkan!” Sehun membuang nafas kesal lalu masuk kedalam kelas dan menghampiri Hyunmi. “Biar aku yang membawanya ke rumah sakit ...”
“Eoh baiklah kalau begitu, tolong dia yah”
Sehun menggendong Hyunmi dan berjalan keluar dari kelasnya. Walau tidak lambat, tapi ini masih kurang cepat untuk penanganan pertama, Sehun terlalu menyebalkan.
“Ya! Kenapa Hyunmi?”
“Apa kalian sedang bermain peran atau sedang bermesraan?” Shin Dongho dan Xero tiba-tiba menghadang ditengah jalan Sehun, menambah durasi waktu.
“Hyunmi pingsan, dia sakit”
“Ommo! Kasihan sekali dia, lalu kau mau kemana?”
“Aku akan pergi ke rumah sakit”
“Kau minta bantuan pada guru perawat dulu, mungkin mereka bisa menolong Hyunmi”
“Iya, aku akan kesana dulu. Tapi kalian tiba-tiba datang dan menghalangi jalan ...”
“Ish dasar menyebalkan!” Dongho mengeluarkan tatapan laser pada Sehun dan sedikit menjauh darirnya.
“Tapi kau tidak boleh menggendongnya seperti ini ...”
“Kenapa memangnya, hey kau itu tidak tahu kalau dia ini berat sekali”
“Ayo turunkan dulu”
“Kenapa, ada apa memangnya?”
“Kau harus menutup rok Hyunmi, kakinya terlihat. Ayo lepaskan jaketmu dan ikatkan pada Hyunmi untuk menutup roknya”
“Aish. Kenapa wanita selalu bermasalah dengan bagian bawahnya? Ini merepotkan! Baiklah, tolong pegang dia sebentar ...” akhirnya Sehun memberikan Hyunmi pada Xero sementara dia melepaskan jaketnya. Setelah itu, setelah rok dan bagian bawah Hyunmi aman, Sehun kembali menggendong Hyunmi dan membawanya pada perawat sekolah sebelum akhirnya mereka benar-benar ke rumah sakit karena Hyunmi demam tinggi.
----- -----
Hyunmi hanya terbaring lemas diranjang, sementara Sehun dan seorang guru dari sekolahnya masing menunggu dokter untuk menanyakan keadaan Hyunmi.
“Ah itu dia dokternya datang ...” duru itu langsung menghampiri seorang dokter wanita yang masih berjalan kearah mereka. “Dokter,  bagaimana keadaannya?”
“Iya, sepertinya dia baik-baik saja, hanya kelelahan. Tapi mari kita lihat hasil tes nya ..” Dokter itu membuka catatan yang dibawanya.
“Sebentar, ada yang menelfonku. Sehun-sshi, tolong kau dengarkan Dokter dengan baik ne?” guru itu mengambil telfonnya yang bergetar dan berjalan menjauhi mereka.
“Ne, Saem” Sehun mengangguk”
“Eoh kalian ini masih SMA?” ekspresi dokter itu berubah saat melihat hasil pemeriksaan dan memperhatikan seragam yang dipakai mereka.
“Iya Dokter, kami masih kelas tiga. Memangnya kenapa?”
“Apa kalian berpacaran? Hasil tes ini menunjukkan kalau Kang Hyunmi ...” dokter menggantung kalimatnya dan menatap Hyunmi yang masih menunggu kelanjutan kalimat itu. “..... hamil. Dia hamil lima minggu ...”
Lanjutan kalimat dokter itu berhasil membuat Hyunmi dan Sehun mematung bak ditabrak sebuah container. Perasaan kaget, tidak percaya, dan sedih bercampur dalam fikiran mereka. Ini benar-benar mengejutkan dan diluar dugaan, Kang Hyunmi hamil.
“Aku tidak tahu apa ini baik atau buruk untuk kalian, tapi jika melihat kalian masih sekolah, kurasa ini sedikit tidak baik. Dengar, kehamilan itu bukan sesuatu yang mudah. Kalian harus memikirkan ini dengan baik, jangan sampai ini menjadi masalah besar yang akan menghancurkan kalian sendiri ...” dokter itu mengusap pundak Sehun sebelum dia pergi meninggalkan mereka yang masih diam karena kehilangan setengah kesadarannya
“ .... a-ak-ku hamil ??” Hyunmi memegang perutnya, masih mencoba mempercayai apa yang dikatakan dokter itu padanya tadi.
“Hey ada apa? Hyunmi baik-baik saja?” guru itu datang dan melihat mereka yang masih terdiam.
“Hyunmi .. dia ...”
“Aku tidak apa-apa Saem, aku baik-baik saja” Hyunmi bangun dan duduk, mencoba tersenyum pada guru yang sekarang berdiri disampingnya.
“Dokter bilang apa tadi?”
“Aku hanya kelelahan, sebentar lagi akan sembuh. Gamsahamnida Saem”
“Baiklah kalau begitu, ayo kita pergi dari sini. Aku ada banyak pekerjaan disekolah, lalu apa kalian akan kembali ke sekolah atau pulang saja?”
“Aku sebaiknya pulang saja, Saem. Istirahat akan lebih baik”
“Baiklah, aku antar kau kerumahmu. Kau juga pulang, Sehun-sshi?”
“Aku akan menemani Hyunmi sebentar”
“Ne. Ayo kita pulang, kau bisa berjalan sendiri?”
“Iya, aku bisa”
Akhirnya mereka pergi dari rumah sakit. Walaupun Sehun dan Hyunmi masih tidak banyak berkata-kata karena masih sangat tidak percaya dengan kehamilan Hyunmi. Lalu, jika itu benar, apa yang harus mereka lakukan selanjutnya? Mereka itu masih kelas tiga SMA yang beberapa bulan lagi akan ujian, apa yang bisa mereka lakukan?
Sekarang Hyunmi dan Sehun hanya duduk berdua diruang tamu rumah Hyunmi, hanya ada mereka berdua karena orang tua Hyunmi masih bekerja. Hyunmi hanya menunduk menahan tangis sambil terus memegangi perutnya yang sekarang sudah ada sesuatu disana.
“Hyunmi-ya ...”
“.... bagaimana ini? Ak-aku hamil dan kita ... aku tidak tahu harus apa?”
“Apa yang harus kita lakukan sekarang?”
“ ... hiks hiks ... bayi ini ... aku harus bagaimana sekarang ...”
“Hyunmi-ya maafkan aku. Ini- ini diluar fikiranku, maaf Hyunmi-ah”
“Sehun-ah ...”
“Aku akan memikirkannya, apa yang harus kita lakukan. Jangan menangis, semuanya akan baik-baik saja”
Sebenarnya, melihat Hyunmi menangis seperti ini, Sehun juga ingin sekali menangis rasanya. Tapi entah kenapa air matanya tidak bisa keluar, itu seperti tertahan. Saat ini, tidak ada yang bisa mereka fikirkan. Yang ada hanya jutaan prasangka aneh untuk apa yang akan terjadi nanti jika kehamilan Hyunmi sampai diketahui orang lain. Teman mereka, tetangga, keluarga mereka, orang tua mereka, bagaimana jika mereka semua tahu tentang itu. Sehun dan Hyunmi masih sekolah, mereka masih terlalu kecil untuk memiliki seorang anak kecil.
----- -----
Hari ini mungkin baik untuk sebagian orang, mungkin juga buruk untuk sebagian orang. Dan hari ini melelahkan untuk Sehun dan Hyunmi. Mereka terlalu banyak berfikir dan membayangkan banyak hal yang baik dan buruk tentang mereka.
“.. aku tidak bisa membayangkan jika Appa dan Eomma jika tahu kalau aku .. hiks hiks”
“Hanya ada dua pilihan yang bisa kufikirkan ...” Sehun tidak melanjutkan perkataannya, dia melirik Hyunmi yang kembali menangis disampingnya sekarang. Kedua matanya sudah bengkak karena menangis semalamam mungkin.
“Apa yang akan kita lakukan?”
“Kau dan aku menikah, atau ...” Sehun mengalihkan pandangannya kearah lain, sementara Hyunmi malah menatap Sehun menunggu pilihan keduanya. “Atau ...” Sehun menarik nafas dalam, mengumpulkan sedikit kekuatan untuk mengatakannya.
“Atau apa?”
“Kau menggugurkan bayinya ...”
“Mwo?” Hyunmi langsung membulatkan kedua matanya menatap Sehun yang sekarang menunduk. “Menggugurkan bayinya?”
“Kita masih sekolah, tidak mungkin jika kita menikah secepat ini. Akan banyak masalah yang muncul jika kau dan aku tiba-tiba menikah. Aku tidak tahu apa lagi yang bisa kita lakukan ...”
“Tapi bayinya ... aku ti-tidak bisa ...”
“Aku mengerti Hyunmi-ya, ini pasti sulit untukmu. Tapi tidak ada yang bisa kita lakukan selain menggugurkan bayi itu”
“... tidak ...” Hyunmi menangis dan terus menggelengkan kepalanya, perlahan dia melangkah mundur menjauh dari Sehun.
“Mianhae Hyunmi-ya ...” Sehun mendekat dan menarik Hyunmi kedalam pelukannya, memeluknya erat. “Aku harap kau bisa mengerti ...”
“Aku tidak tahu harus bagaimana ...”
Di balkon itu, Sehun dan Hyunmi masih berpelukan. Hyunmi masih tidak bisa menahan air matanya untuk tidak keluar, sedangkan Sehun memilih untuk tetap memeluk Hyunmi, menjadi tempat Hyunmi untuk menangis dan mengeluarkan perasaannya.
“Ya Sehun-ah! Kalian sedang apa disini?” Nam Taehyun tiba-tiba datang dan memperhatikan mereka.
“Taehyun-ah, maaf sepertinya aku tidak akan latihan sekarang ...” Sehun masih tidak melepaskan Hyunmi yang menyembunyikan tangisannya dari Taehyun.
“Memangnya kalian sedang apa disini?”
“Hey hey apa yang kalian lakukan?” Kang Seungyoon dan Kangjun juga datang menghampiri mereka.
“Kami tidak melakukan apa-apa ...”
“Lalu kenapa kalian berpelukan disini?”
Hyunmi melepaskan pelukan Sehun, dia menyeka air matanya dan merapikan penampilannya. Hyunmi bersembunyi dibalik pungguh Sehun, menghindari mereka yang tiba-tiba datang itu.
“Hyunmi-ya, apa kau menangis?” Seungyoon mendekati Hyunmi.
“Anio ...”
“Oh Sehun! Apa yang kau lakukan sampai membuat Hyunmi menangis seperti itu?” Kangjun yang juga ikut memperhatikan Hyunmi langsung mendekati Sehun.
“Tidak apa-apa, dia baik-baik saja”
“Kalian sedang bertengkar?”
“Tidak, kami baik-baik saja. Sepertinya kami harus pergi sekarang, ah Taehyun tolong bilang pada yang lain dan sampaikan maafku”
“Baiklah jika kau memang tidak mau latihan”
“Kami pergi dulu ...” Sehun menggandeng tangan Hyunmi dan pergi meninggalkan mereka dengan cepat, tidak ingin membuat masalah baru dengan membuat kecurigaan dari orang lain.
----- -----
Angin berhembus menerbangkan banyak daun-daun kering, musim gugur ini membuat banyak sekali daun berjatuhan dari pohonnya. Angin menggerakkan awan, dan juga angin berhembus mengeringkan air mata yang membasahi kedua pipi Hyunmi.
Malam yang dingin ini, Hyunmi tidak mau beranjak dari kursi dihalaman belakangnya. Dia masih ingin merasakan belaian angin dan gelapnya malam disana, dia sedang berusaha memikirkan apa yang harus dia lakukan untuk menyelesaikan masalah ini. Masalahnya dengan Sehun dan bayi itu.
“Aku mencintaimu, Oh Sehun ... aku mencintaimu. Ini .. bayi ini kenapa harus menjadi korban atas kesalahanku?” Hyunmi memegangi perutnya dengan erat. Walaupun bayi itu adalah ketidak sengajaan, dan mungkin menjadi masalah besar baginya, tapi Hyunmi tetap saja seorang wanita, dia manusia yang memiliki hati dan perasaan. Jika harus menggugurkan bayinya, ... mungkin itu adalah pilihan terakhir setelah semua usaha benar-benar gagal.
“Aku tidak ingin ini terjadi, tapi sekarang aku harus tetap meilih. Bayi ini ... aku akan selalu menyayangimu ....”
Hyunmi menghapus air matanya, dia sedikit tersenyum dan mengusap perutnya. Hyunmi sudah memilih pilihannya, dia sudah memutuskan apa yang akan dia lakukan untuk menyelesaikan masalah ini.
Akhirnya malam yang gelap dan diingin ini berlalu, entah itu dengan cepat atau lambat aku tidak tahu. Dan sekarang pagi sudah datang, sang surya menerangi semuanya untuk membuat segalanya terasa lebih indah.
“Dimana Hyunmi?” itu yang dari tadi Sehun fikirkan. Kesana kemari Sehun mencarinya, tapi Hyunmi tidak ada dimanapun. “Aku tidak tahu harus mencarinya kemana lagi ...” Sehun akhirnya kembali duduk dikelasnya, memandangi layar ponselnya.
“Siapa yang kau cari itu?” Gunmin datang dan memandang Sehun yang tidak menghiraukan kedatangannya.
“Itu pasti menyakiti hatinya ...”
“Apa? Siapa yang kau maksudkan itu, Sehun-ah?”
“Maafkan aku ...”
“Baiklah, aku maafkan. Dan sekarang jelaskan saja padaku apa yang terjadi padamu, mungkin aku bisa membantumu menyelesaikan masalah yang membuatmu murung seperti ini”
Sehun menatap Gunmin polos, yang dia katakan itu bukan untuk Gunmin, tapi Hyunmi. Sehun fikir kalau Hyunmi marah padanya karena rencana tentang menggugurkan bayi itu.
“Hey Sehun!”
“Apa?”
“Kau kenapa?”
“Aku tidak apa-apa ...”
“Benarkah? Tapi sepertinya kau ini sedang stress, atau mungkin kau sakit?”
Ponsel yang dipegang Sehun bergetar, tertera nama Hyunmi disana. Hyunmi menelfon. Tapi Sehun hanya diam menatap layar ponselnya, sampai beberapa detik berlalu.
“Kau tidak mengangkat telfonnya?”
Sehun beranjak dan pergi meninggalkan Gunmin yang masih tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Setelah keluar dari kelasnya, Sehun menarik nafas panjang dan mengangkat telfonnya sambil terus berjalan.
Sehun              : Hyunmi-ya ...
Hyunmi           : Sehun-ah, maafkan aku
Sehun              : Kau dimana?
Hyunmi           : Kau bisa bertemu denganku? Aku ditaman kota
Sehun              : Baiklah, aku akan kesana sekarang. Tunggu aku
Dengan cepat Sehun menutup telfonnya dan berlari meninggalkan sekolah, walaupun awalnya tidak bisa karena penjaga tidak mengijinkannya keluar disaat sekolah masih belum selesai. Tapi itu bukan masalah besar untuk Sehun, dan dia keluar dengan mudah.
Sehun berjalan perlahan melihat Hyunmi yang sedang duduk sendirian, Sehun tidak tahu Hyunmi itu sedang menangis atau tersenyum. Sehun terus berjalan menghampirinya.
“Eoh wasseo ...”
“Kenapa kau disini, apa yang sedang kau lakukan?”
Hyunmi tersenyum dan menarik tangan Sehun untuk duduk disampingnya, Hyunmi mengusap pipi Sehun lembut dan kembali tersenyum.
“Sehun-ah, aku sudah memikirkan banyak hal semalam. Tentang aku, kau, dan dia. Bayi ini”
“Kau tidak apa-apa, Hyunmi?”
“Aku baik-baik saja, hanya rasanya aku sangat jahat ..”
“Apa maksudmu?”
“Aku sudah memikirkannya ..” Hyunmi menggenggam tangan Sehun dan menatapnya. “Aku akan menggugurkan bayinya ...”
“Hyunmi-ya?”
“Walau ini sangat jahat, tapi aku mengerti. Tidak ada yang bisa kita lakukan, ini akan menjadi masalah untuk kau dan aku. Maafkan aku”
“Tidak Hyunmi-ya, aku yang harus minta maaf padamu” Sehun langsung menarik Hyunmi kedalam pelukannya.
“Karena kesalahan fatal yang tidak bisa kita perbaiki, Tuhan memberikan kita hadiah ini. hadiah luar biasa yang mungkin menjadi bencana yang berat untuk kita. Kita harus merahasiakannya ...”
“Iya, aku berjanji padamu. Kita akan merahasiakannya, dan aku akan selalu bersama selamanya. Saranghae Hyunmi-ya ..”
“Kau mencintaiku?” Hyunmi melepaskan pelukan Sehun dan menatapnya, seolah meyakinkan apa yang baru saja dikatakan Sehun padanya. “Jeongmal?”
“Geurae, aku mencintaimu”
Hyunmi tersenyum dan mengalihkan pandangannya dari kedua mata Sehun. “Kau tahu Sehun-ah?”
“Tahu apa?”
“Aku sudah menyukaimu sejak tiga tahun lalu ...”
“Mwo? Jeongmalyeo?”
“Waktu itu kita pertama kali bertemu, diperpustakaan saat kau menabrakku untuk mendapatkan buku yang kau cari. Kau ingat? Sejak itu, aku selalu memperhatikanmu. Melihat senyumanmu, melihatmu bermain bola, dan melihatmu menjadi kapten team bola yang banyak dilihat wanita”
“Tidak banyak, hanya beberapa wanita yang melihatku”
Hyunmi tersenyum. “Kau juga selalu bersama Seungyoon, dan kadang kau tersenyum jika melihatku bersama Seungyoon. Kukira kau tidak menyukaiku ..”
“Itu karena aku fikir kalau kalian pacaran. Sudah aku bilang, aku dan Seungyoon berjanji tidak akan pernah mencintai wanita yang sama”
“Aku tidak pernah berfikir kalau kau dan aku akan bersama, bergandengan tangan dan tersenyum bersama. Aku sangat menyukaimu, dan aku tidak punya keberanian untuk mengatakannaya padamu. Aku takut kau menolakku ...”
“Dan itu juga yang aku rasakan, kita berdua ini sama. Kau dan aku saling mencintai”
“Benar, dan itu juga yang ingin aku yakinkan padanya. Aku ingin dia tahu kalau aku dan kau saling mencintai”
“Dia siapa?”
“Bayi ini ...” Hyunmi menunduk dan mengusap perutnya, sementara Sehun hanya diam melihat Hyunmi seperti itu. Sehun tidak tahu harus berkata apa sekarang. “Aku ingin dia mengetahuinya sebelum kembali pergi, aku tidak ingin menyakiti hatinya. Mungkin dengan mengetahui kita saling mencintai, dia akan mengerti kalau ini adalah pilihan yang tidak ingin kita pilih sebenarnya. Anugrah dari surga ini, mari kita menghargainya ..”
“Maafkan aku Hyunmi-ya, tidak seharusnya kau mendapatkan ini dari pecundang sepertiku”
“Tidak apa-apa, ini kesalahan kita berdua”
“Baiklah, kita akan pergi bersama ke rumah sakit”
“Keundae Sehun-ah, bolehkah aku meminta sesuatu darimu?”
“Hm apa?”
“Aku ingin kau berdoa untuknya, katakan yang ingin kau katakan padanya ... Kau mau?”
“Baiklah ...”
Sehun mengikuti Hyunmi yang memejamkan kedua matanya, perlahan tangan Sehun juga mengusap dan memegang perut Hyunmi.
“Tuhan, tolong maafkan aku. Aku sangat-sangat menyesal dan minta maaf, aku tidak bisa melindungi bayi ini. Aku tidak bisa menjaga hadiah darimu dengan baik, tapi aku mohon tolong biarkan dia pergi ketempat yang lebih baik, yang lebih indah bersamamu. Walau dia hanya sebentar bersamaku, tapi aku menyayanginya. Maafkan aku ...”
Sehun terdiam mendengar ucapan Hyunmi yang pelan tapi masih sangat terdengar baginya, Sehun melihat Hyunmi yang masih memejamkan matanya menangis. Hyunmi benar-benar menangis.
Mendengar doa yang diucapkan Hyunmi, rasanya Sehun seperti dihantam tombak panas tepat dijantungnya. Hatinya bergetar. Sehun tidak tahu kalau ini sangat menyakiti hati Hyunmi sampai dia menangis seperti itu, Hyunmi mencintai bayi itu.
“Ah maafkan aku. Mataku jadi ber-air, mungkin angin membuat mataku perih. Ayo kita pergi sekarang ...” Hyunmi menghapus air matanya dan merapikan penampilannya, dia mencoba tersenyum pada Sehun yang masih terdiam menatapnya.
“Hyunmi-ya ... gwaenchana?”
“Iya, aku baik-baik saja. Ayo kita pergi sekarang, ah tunggu ... Kau sepertinya harus mengganti seragammu itu, aku tidak ingin orang melihat kita”
“Baiklah ...” Sehun beranjak dan menggandeng Hyunmi yang sudah berdiri dihadapannya.
“Kau akan menemaniku?”
“Kita akan pergi bersama, aku akan menemanimu. Hyunmi-ya ... mianhae”
“Gwaenchana”
Akhirnya mereka berdua pergi, mengganti pakaian Sehun terlebih dahulu sebelum mereka benar-benar pergi ke rumah sakit Obstetri dan Ginekologi.
----- -----
“Apa kalian benar-benar yakin?” Dokter itu kembali menanyakan keyakinan mereka yang kesekian kalinya, walaupun mereka sudah menandatangani surat perjanjian dan membaca Undang-undang tentang operasi abortus.
“Ne. Kami harus melakukannya ...” Hyunmi mengangguk menjawab Dokter itu.
“Kalian masih sangat muda, mungkin masih banyak yang bisa kalian lakukan untuk menyelesaikan masalah ini selain dengan operasi. Bicarakan masalah ini baik-baik dengan orang tua kalian, aku yakin mereka akan mengerti”
“Tidak ada lagi yang bisa kami lakukan ...”
“Baiklah, jika kalian sudah yakin dengan ini. Aku hanya berusaha menolong” Dokter itu mulai mengoleskan gel pada perut Hyunmi untuk pemeriksaan USG.
Dilayar monitor yang menggambarkan rahim Hyunmi, terlihat sebuah bulatan kecil disana. Entah kenapa Hyunmi kembali menangis melihatnya.
“Lihatlah, itu bayi kalian. Mungkin tidak terlalu jelas, ukurannya masih sekitar 0.2 cm sekarang. Tapi dia sudah bisa mengenali suara orang tuanya ...”
“Ap-apa itu dia?” Hyunmi memandangi layar monitor itu antusias, dia rasanya ingin melihatnya lebih lama.
“Kandunganmu masih terlalu muda, dia belum terlihat jelas. Tapi aku katakan sekali lagi, jika kau melakukannya, mungkin akan beresiko pada rahimmu. Kau masih sangat muda untuk melakukan operasi ini. Dan mungkin rahimmu akan lemah jika mengandung lagi nanti, atau kemungkinan lebih buruk bisa terjadi, kau tidak akan bisa hamil lagi. Tapi aku berdoa agar operasinya berjalan dengan baik dan kau akan baik-baik saja ...”
“Aku mengerti. Eoh .. apa itu? Suara apa itu?”
“Itu detak jantung bayinya, biar aku besarkan volumenya agar kalian bisa mendengarnya untuk yang terakhir” Dokter itu menekan tombol dari komputer itu.
Suara detak jantung itu terdengar begitu nyaring. Sehun yang dari tadi hanya diam, menjadi begitu serius menatap bulatan kecil di monitor itu. Detak jantung bayi itu indah, rasanya mereka tidak ingin membuat jantung kecil itu berhenti berdetak.
“Baiklah, sekarang kau bersiap. Kita akan memulai operasinya, kalian sudah memutuskan itu” Dokter selesai dengan Hyunmi dan mengambil sebuah kertas kecil yang keluar dari komputer itu. “Ini, mungkin kau ingin menyimpannya ...” itu foto bayinya, Dokter memberikan itu pada Sehun.
Hyunmi harus segera bersiap karena operasinya akan segera dimulai, Sehun keluar dari ruangan itu dan duduk menunggunya di koridor. Sehun sudah berjanji akan menemani Hyunmi sampai selesai.
Beberapa saat kemudian, Hyunmi keluar dengan pakaian rumah sakit untuk operasinya. Dia tersenyum menatap Sehun yang masih tidak mengatakan apapun sejak tadi.
“Aku tidak apa-apa, ini akan baik-baik saja”
“Hyunmi-ya ...”
“Terima kasih sudah mendoakannya tadi”
Mereka berdua berjalan bersama menuju ruang operasi, tidak ada lagi percakapan antara mereka. Hanya keheningan yang mengiringi langkah mereka sampai didepan pintu operasi. Hyunmi terus melangkah masuk kedalam, sementara Sehun harus tetap diluar.
Perlahan pintunya menutup, dan diantara itu Hyunmi kembali tersenyum pada Sehun sebelum pintunya tertutup sempurna. Memisahkan mereka.
Sehun berjalan menjauh dari ruang operasi itu, Sehun masih memegang foto bayinya yang tadi diberikan Dokter itu. Dia terus berjalan pergi.
Di dalam sana, Hyunmi sudah terbaring. Beberapa perawat dan Dokter masih bersiap untuk menyuntikan anastesi pada Hyunmi. Hyunmi hanya menatap langit-langit putih diruang itu, perasaannya bercampur antara harus sedih atau senang dengan ini. Dia berfikir kalau dia adalah seorang Ibu yang sangat kejam sampai melepas pergi bayinya.
Sementara itu, Sehun duduk memandangi foto itu. Dia juga berfikir kalau dia adalah Ayah yang sangat kejam karena membiarkan pergi bayinya.
“Yeobo, terima kasih sudah menjaga anak kita dengan baik. Aku sangar mencintai kalian berdua ...”
Sehun melihat sepasang suami istri yang duduk disampingnya. Mereka terlihat sangat bahagia dengan kehamilan sang istri yang sepertinya sudah hampir mencapai akhir, maksudnya akan segera melahirkan.
“Setelah dia lahir nanti, akan ada yang selalu membuatku tersenyum. Aku akan menjaganya nanti, tersenyum padanya, mencium keningnya, bermain dengannya, memegang tangan mungilnya, ah itu sangat menyenangkan”
“Ini adalah hadiah terindah dari Tuhan, dia malaikat kecil dari surga. Kedatangannya akan membawa banyak cinta untuk keluarga kita ...”
Sehun kembali menatap foto bayinya, mendengar perkataan mereka membuatnya tidak bisa memikirkan hal lain selain bayinya. Detak jantung bayinyanya tadi kini memenuhi telinga Sehun, fikirannya dipenuhi bayi itu sekarang.
Sehun beranjak, dia berhenti memandang foto itu. Sehun berlari dan berlari dengan sangat cepat kembali kedepan pintu ruang operasi itu, tanpa ragu dia membuka pintunya dan masuk kedalam.
“Ada apa ini, apa yang kau lakukan?”
“Siapa kau, kenapa masuk kesini?”
Beberapa perawat langsung menghentikan dan menjaga Sehun yang sepertinya menangis, dia berteriak memanggil nama Hyunmi.
“Hentikan Dokter, aku mohon hentikan ...”
“Sehun-ah ..”
“Jangan lakukan operasinya, aku mohon hentikan ...”
“Baiklah, lepaskan dia ..” Dokter itu tersenyum dan menyuruh perawat melepaskan Sehun yang langsung menghampiri Hyunmi.
“Hyunmi-ya maafkan aku ..”
“Sehun-ah, apa yang kau lakukan?”
“Kita pergi! Ayo kita pergi dari sini sekarang, kita harus pergi ...” Sehun menggendong Hyunmi dan membawanya keluar dari ruang operasi itu.
“Ah ini akhir yang bahagia. Setelah mendengar detak jantung bayinya, mereka berubah fikiran ..” Dokter itu tersenyum lebar dengan apa yang terjadi. Seharusnya memang ini yang terjadi.
----- -----
Sehun masih berjalan menggandeng tangan Hyunmi dengan erat, sejak keluar dari rumah sakit itu mereka terus berjalan sampai entah dimana sekarang.
“Sehun-ah, sebenarnya apa yang terjadi padamu? Kenapa kau__”
“Hyunmi-ya, maafkan aku sudah membuatmu seperti ini. Aku tidak ingin kita menjadi orang tua yang jahat karena memaksanya pergi ..”
“Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?”
“Kita ... kita akan bersama dengannya, kau dan aku akan menjaga hadiah ini. Mulai sekarang kita akan membesarkan bayinya”
“Mwo? Apa yang kau katakan itu benar?”
“Hyunmi-ya, sepertinya kita harus bicara dengan orang tuamu tentang ini. Aku ... aku akan .. Kang Hyunmi, aku akan menikah denganmu. Apa kau mau menikah denganku?” Sehun melepaskan tangan Hyunmi dan berbalik menatapnya.
“Mmmwo?”
“Untuk membesarkan bayinya dengan baik, kita harus menikah. Jadi apa kau mau menikah dan membesarkannya bersama denganku?”
“..... ne, aku mau ..” dengan mata yang menahan air mata, Hyunmi langsung memeluk Sehun sangat erat. Ini sangat tiba-tiba dan membuat hati mereka bergetar.
“Aku harus bicara dengan orang tuamu”
“Lalu, bagaimana dengan orang tuamu?” Hyunmi melepaskan pelukannya dan menghapus air matanya.
“Hah ... Aku hanya punya Abeoji, dan dia di Jepang. Terlalu jauh jika kesana ..”
“Tapi kita tetap harus memberi tahunya. Untuk menikah, kita harus mendapat izin dari orang tuamu dan orang tuaku”
“Yah baiklah, kita akan mulai dengan orang tuamu”
“Jeongmal gomawo, Sehun-ah. Nan jeongmal saranghae ..” Hyunmi kembali memeluk Sehun dan menumpahkan kebahagiaannya. Ini benar-benar keajaiban.
----- -----
Hening, mereka hanya diam dan tidak mengatakan apapun. Hanya tatapan Hyunmi Appa yang bermain sekarang ini, Kang Insoo masih memperhatikan Oh Sehun dengan sangat detail.
“Siapa namamu?”
“Oh Sehun imnida”
“Apa kau satu sekolah dengan Hyunmi?”
“Ne, Ahjusshi. Kami satu sekolah”
“Kalian sudah lama bersama?”
“Kami sudah mengenal sejak tiga tahun lalu, tapi Hyunmi dan aku sangat dekat sekitar satu bulan ini”
“Satu bulan? Apa yang kalian lakukan satu bulan ini?”
“Maafkan aku Ahjusshi, sebenarnya aku datang untuk meminta izin padamu. Aku ingin menikahi Kang Hyunmi”
“Mwo? Apa kau ini gila. Kau bilang menikah?”
“Benar, aku ingin menikah dengan Hyunmi. Kami tahu sekolah kami masih belum selesai, tapi aku sudah berjanji akan menikah dengan Hyunmi. Aku akan berusaha menjaga Hyunmi dengan baik”
“Kau fikir menikah itu mudah? Pernikahan itu bukan sebuah mainan, menikah itu adalah menyatukan dua manusia dengan janji suci. Kau tidak boleh mempermainkan orang tua seperti ini”
“Aku sungguh ingin menikah dengan Hyunmi”
“Tunggu, kenapa tiba-tiba kau datang dan berkata ingin menikah? Apa sudah terjadi sesuatu antara kalian berdua?”
Sehun tidak bisa menjawab pertanyaan itu, dia kembali diam dan hanya menundukkan kepalanya. Begitu juga dengan Hyunmi yang hanya menunduk dari tadi. Suasana antara mereka kembali hening.
“Jawab aku. Apa kalian sudah melakukan sesuatu?”
“Appa ..”
“Apa yang terjadi? Apa kau hamil Hyunmi?”
“Maafkan aku Appa ...”
“Kau hamil?”
“Maafkan aku Appa, Eomma. Aku minta maaf ...”
Kedua orang tua Hyunmi langsung terdiam tidak percaya, mereka tidak mengira akan mendapat kabar seperti ini.
“Apa kau gila. Kau hamil saat masih SMA? Sebenarnya apa yang kau lakukan, apa maumu?” Kang Insoo langsung berdiri dan memukul Hyunmi.
“Yeobo hentikan ... tolong jangan memukul Hyunmi ...”
“Maafkan aku Ahjusshi, ini bukan salah Hyunmi. Ini semua salahku, tolong jangan memukul Hyunmi. Aku yang salah ...” Sehun dan Hyunmi Eomma berusaha menghentikan Insoo yang terus memukul Hyunmi, sementara Hyunmi hanya menangis.
“Yaeobo hentikan!”
“Ah astaga! Aku bisa gila. Kalian berdua ...” akhirnya Insoo berhenti memukul Hyunmi, dia hanya berdiri memandangi mereka.
“Hyunmi-ya .. apa yang terjadi sebenarnya?” Shin Jisoo, Hyunmi Eomma, yang juga menangis memeluk Hyunmi. Walau dia juga tidak percaya dan sangat marah, tapi seorang Ibu tidak akan menyakiti anaknya.
“Maaf Eomma ...”
“Ahjumma, Ahjusshi, aku sangat minta maaf karena tidak menjaga Hyunmi dengan baik. Tapi aku akan berjanji untuk menjaganya dengan baik mulai sekarang, tolong izinkan kami menikah ...”
“Hyunmi-ya .. apa itu ditanganmu?”
“Eomma ..”
Tapi Jisoo lebih cepat mengambil kertas yang digenggam Hyunmi, kertas yang sudah kusut karena sejak tadi dia genggam.
“Kau menggugurkan bayinya?” tangan Eomma bergetar setelah membaca surat perjanjian operasi tadi yang dipegang Hyunmi. “Jawab Eomma, apa kau menggugurkan bayinya?”
“Ani Eomma ... aku tidak melakukan__”
“Lalu apa ini? Kau sudah membunuh anakmu sendiri Hyunmi, apa kau tidak berfikir sebelum melakukannya?”
“Eomma aku tidak melakukannya, percayalah Eomma ..”
“Ahjumma, maafkan kami. Awalnya kami fikir masalah ini akan selesai jika kami menggugurkan bayinya, tapi ternyata itu salah. Membunuh bukan sebuah cara untuk menyelesaikan masalah. Bayinya masih aman, dan aku akan menjaga bayinya mulai sekarang”
Jisoo kembali menangis memeluk Hyunmi, tidak ada lagi pembicaraan diantara mereka. yang terdengar hanyalah tangisan Hyunmi dan Eomma.
“Jadi, kalian ingin menikah?”
“Ne Ahjusshi”
“Lalu, apa kau akan menjaga Hyunmi dan bayi kalian dengan baik setelah menikah?”
“Tentu saja, aku akan selalu menjaga Hyunmi dan bayinya. Aku akan berusaha membuat mereka bahagia ...”
“Mmmh .. baiklah. Kalian menikahlah ..”
“Bb-benarkah?”
“Geurae, tentu saja kalian harus menikah. Aku akan mengurusnya dengan sekolah kalian”
“Appa?”
“Terima kasih Ahjusshi, aku sangat berterima kasih. Aku berjanji akan selalu menjaga mereka ..”
Dan pada akhirnya, suasana aneh mereka berubah menjadi suasana bahagia. Sehun sudah mendapat izin untuk menikah dengan Hyunmi.
Sekarang, Sehun dan Hyunmi hanya berdua. Satu masalah mereka sudah selesai.
“Lalu bagaimana dengan Ayahmu?”
“Kita harus ke Jepang untuk menemuinya”
“Apa dia tidak pulang?”
“Sejak kecil aku hanya tinggal sendiri. Setelah Eomma meninggal, Abeoji pergi ke Jepang untuk mengurus perusahaannya, dan aku hanya ditemani beberapa pelayan. Tapi aku menyuruh mereka pergi dan tinggal sendiri sejak itu ...”
“Kau tidak apa-apa?”
“Yeah, aku tidak apa-apa. Ayahmu sudah memberikan izin, jadi memangnya kenapa aku?”
“Kau bisa menelfonnya?”
“Tidak, jangan seperti itu. Besok, kita akan pergi ke Jepang. Aku yakin Abeoji akan mengizinkanku menikah dengan gadis cantik sepertimu ..”
“Ya! Aku sedang serius, kau malah bercanda”
“Aku tidak bercanda, kau memang benar cantik”
“Oh Sehun!” Hyunmi membulatkan kedua matanya menatap Sehun.
“Apa?”
“Saranghae ...” Hyunmi berbisik sangat pelan.
“Yah kau memang harus mencintai Ayah dari bayimu itu. Kemarilah ...” Sehun menarik Hyunmi dan menciumnya.
----- -----
“Abeoji ...”
“Hey kenapa kau ada disini? Dan siapa gadis cantik ini? Pacarmu?”
“Dia calon istriku” Sehun tersenyum melirik Hyunmi yang digandengnya.
“Annyeonghaseyo, Kang Hyunmi imnida” Hyunmi membungkuk memberi salam pada seorang pria yang memang sudah tua tapi terlihat bergaya dengan penampilannya.
“Kang Hyunmi, kau cantik. Apa kalian sudah berpacaran?”
“Abeoji, kami datang kesini untuk bicara padamu. Tapi aku minta maaf sebelumnya ...”
“Maaf untuk apa?”
“Aku tidak bisa menjadi anak baik seperti yang kau selalu katakan, maafkan aku”
“Apa kau membuat masalah?”
“Ne. Hyunmi hamil ..”
“Mworageo? Hamil kau bilang?”
“Maafkan aku, Abeoji”
“Astaga! Apa yang kalian lakukan, kenapa bisa seperti ini. Kalian berdua masih sekolah, apa kalian tidak berfikir tentang itu?”
“Ini kecelakaan, kami tidak tahu akan seperti ini. Maaf Abeoji ..”
“Ahjusshi, maafkan aku. Aku tidak bisa menjaga diriku dengan baik dan membuat__”
“Sudahlah, aku mengerti. Kalian masih remaja, mungkin itu benar-benar kecelakaan. Aku tahu perasaan kalian, aku mengerti. Tapi memangnya apa yang akan kau lakukan jika sudah menikah dengan Hyunmi? Kau masih sekolah dan sebentar lagi kalian akan mempunyai bayi, kau sudah fikirkan itu?”
“Ne Abeoji, aku sudah memikirkan semuanya. Aku akan berusaha untuk menjaga mereka”
“Kau juga harus menghidupi mereka, Sehun-ah. Kau harus bekerja untuk memberi mereka makan, kau tahu itu?”
“Ne, aku mengerti”
“Ah apa boleh buat, aku tidak bisa melakukan apapun. Melarang kalian menikah hanya akan menambah masalah, jadi ... menikahlah kalian. Aku akan mengurus semuanya ...”
“Gamsahamnida Ahjusshi ...”
“Abeoji, aku sudah tahu kau sangat baik. Gomawo ..”
“Tapi ingat, aku hanya bisa sedikit membantumu dari sini. Kau harus bekerja, terserah apa itu. Pekerjaan paruh waktu cocok untuk anak sekolah sepertimu, kau juga harus tetap sekolah dan menjaga keluargamu dengan baik”
“Baiklah Abeoji”
“Hyunmi-sshi, Sehun hanya tinggal sendiri, jadi kalian tinggalah bersama dirumahnya setelah menikah. Mungkin aku akan sesekali menjenguk kesana, atau jika kau ingin bersama orang tuamu, tinggalah bersama mereka”
“Tidak usah, aku akan tinggal bersama Sehun. Aku akan berusaha menjadi istri yang baik”
“Dasar kalian ini. Aku tidak pernah berfikir akan mendapat cucu secepat ini ...”
“Sudahlah Abeoji, ini sudah terjadi”
“Sekarang kalian pulanglah, kalian harus menikah”
“Apa kau ikut?”
“Tentu saja aku harus ikut bersamamu, aku ini Ayahmu. Apa kau ingin menikah tanpaku?”
“Tidak, aku senang kau ikut. Sudah lama aku tidak bertemu denganmu, Abeoji ..”
Akhirnya kedua masalah Sehun dan Hyunmi sudah selesai, orang tua mereka mengizinkan pernikahan itu. Senyuman bahagiapun tidak lepas menghiasi wajah mereka.
Sehun menggandeng tangan Hyunmi memasuki lift, malam ini mereka akan menginap di apartemen Sehun Abeoji dan pulang besok pagi.
“Aku senang menjadi Appa, tapi mungkin aku harus bekerja keras nanti ...”
“Tidak apa-apa, aku akan selalu bersamamu”
“Kita akan selalu bersama”
“Jangan khawatir, aku akan membantumu. Jadi kau harus memperlakukanku dengan baik, arasseo?”
“Gomawo Hyunmi-ya”
“Ah satu lagi, mulai sekarang kau adalah milikku. Jangan dekati yeoja lain disekolah, jangan berlagak kau masih seorang bujangan, dan jangan tersenyum manis pada yeoja lain. Senyumanmu dan semuanya milikmu adalah milikku, arasseo?”
“Aku mengerti ..” Sehun memeluk Hyunmi.
“Lepaskan, aku mual ..”
“Kau mual? Apa kau juga pusing?”
“Tidak, aku hanya sedikit mual. Aku tidak apa-apa”
“Baiklah, aku mungkin bisa menyembuhkanmu”
“Benarkah?”
“Iya, kalau begitu ayo kemari ..” Sehun menarik pinggang Hyunmi dan menciumnya, karena hanya ada mereka berdua, jadi mungkin ini lebih nyaman.
----- -----
Epilog-
Acara pernikahan sudah selesai, dan pengantin kita hari ini sudah kembali bertengkar. Mereka memutuskan untuk tinggal bersama di rumah Sehun, menjalani kehidupan baru sebagai suami istri dan calon Ayah-Ibu.
“Sudah aku bilang, aku tidak mau makan apapun” Hyunmi berjalan menjauh dari meja makan dan Sehun, dia berdiri dianak tangga.
“Kau harus makan Hyunmi, ayolah cepat!”
“Aku tidak mau!”
“Ah kau ini merepotkan sekali, baiklah jika kau tidak mau makan. Terserah padamu ...” Sehun beranjak dari meja makan dan meninggalkan makanan yang sudah diberikan Hyunmi Eomma tadi, Sehun menghampiri Hyunmi yang berdiri dianak tangga.
“Kau berjanji akan menjagaku, lalu kenapa kau marah padaku?”
“Kau ini menyebalkan!” Hyunmi mengalungkan kedua tangannya dileher Sehun yang berdiri dihadapannya.
“Aku menyebalkan?”
“Aku tidak mengerti kenapa bisa mencintaimu, kau ini aneh”
“Aku mencintaimu, Yeobo ..” Hyunmi mengeluarkan senyuman manisnya untuk menggoda Sehun yang terlihat masih marah itu.
“Kau sudah mandi?”
“Apa kau tidak bisa melihat rambut basahku ini? Tentu saja aku sudah mandi, apa aku cantik?”
“Apa kau selalu memakai pakaian pendek seperti ini?” Sehun memperhatikan Hyunmi yang hanya memakai celana jeans diatas lutut dan kaos tanpa lengan yang menutupi dada dan setengah perutnya.
“Aku tidak suka panas”
“Jika terus seperti ini, mungkin aku tidak akan bisa menjagamu ..”
“Kenapa? Kau sudah berjanji pada semuanya”
“Entahlah, aku hanya berfikir. Kau ini terlalu cantik, jadi jangan memakai baju sexy karena aku menyukaimu, Chagiya ...” Sehun menarik pinggang Hyunmi dan membungkamnya dengan menempelkan bibir mereka. Berciuman.
Beberapa detik kemudian dan kurang dari satu menit, Hyunmi melepaskan pagutan bibir mereka. Hyunmi menatap Sehun.
“Wae?” Sehun hanya menengadahkan kepalanya menatap Hyunmi yang menjadi lebih tinggi darinya ditangga itu.
“... haha .. lipstick-ku jadi menempel padamu ...” Hyunmi tertawa dan mengusap sedikit lipstick diujung bibir Sehun. “Sehun-ah saranghae”
“Jeongmal?”
“Ne ...” Hyunmi mengangguk dan kembali merapatkan jarak antara mereka.
“Baiklah, kalau begitu .. kau harus meluapkan cintamu itu padaku, kajja” Sehun melepaskan pelukan mereka dan menarik Hyunmi berjalan ke atas.
“Kenapa kesini?” Hyunmi menahan langkahnya setelah sampai di depan pintu kamar.
“Kau mencintaiku dan aku mencintaimu, jadi kita akan bercinta ...”
“Hemh apah?”
Sehun menggendong Hyunmi dan menjatuhkannya diranjang, dan mereka memulainya.

-End-


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

iklaan

SUPER JUNIOR