luhanay blog Follow Dash Owner

Sabtu, 04 Juli 2015

Resep Bola-bola Singkong




Bahan :

½ kg singkong
½ butir kelapa setengah tua, kupas, parut
200 gr gula pasir
2 sdt garam
Pewarna merah, kuning, hijau (atau sesuai selera)



Cara Membuat :

1. Kupas singkong, cuci bersih, lalu parut. 
2. Campur singkong dengan setengah bagian kelapa parut, gula pasir, dan 1 sdt garam, aduk rata. 
3. Bagi adonan menjadi tiga bagian,satu bagian putih, dua bagian lain beri pewarna merah dan hijau.
   4. Bulatkan masing-masing adonan sebesar kelereng, kukus sampai matang.
  5. Kukus sisa kelapa selama 15 menit, angkat, campur dengan 1 sdt garam, ratakan, lalu gulingkan tiap bulatan yang sudah dikukus
 6.  Bola-bola singkong siap disajikan (porsi untuk 6 orang)

#Koran Nova, April 2006


Miracle in Rain Part 2







Tittle                : Miracle in Rain
Genre              : Romace, Marriage life, Sad
 Length            : Twoshot
Author             : cifcif Rakayzi
Cast                 : Byun Baekhyun | Song Ahri  | L.Joe
--- --
Part 2
“Oh astaga!” L.joe terkejut melihat Komisaris Lee -Ayahnya- sudah berdiri didalam ruangannya, dan sekarang menatapnya tajam.  “Ada apa, kenapa Appa disini dan membuatku kaget?” L.joe menyimpan tasnya dan berjalan menghindari tatapan maut itu.
“Aku tidak membuatmu kaget, kau sendiri yang kaget melihatku”
“Baiklah, lupakan itu. Ada apa Appa kesini?”
“Apa yang kau lakukan?”
“Apa?”
“Apakah kau bekerja sama dengan perusahaan keramik Byun?”
“Iya, aku membuat investasi kecil disana. Dan itu berhasil sekarang”
“Apa kau ini bodoh? Perusahaan itu akan bangkrut, dan kau juga tahu bagaimana manajemen perusahaannya. Presdirnya saka korupsi dan sekarang dipenjara, lalu apa maksudmu melakukan ini?”
“Aku tidak bodoh, malah sebaliknya, mungkin. Itu sudah lama, kenapa Appa baru menanyakan ini padaku?”
“Ya!” Appa memukul kepala L.joe dan membuatnya meringis kesakitan.
“Appa? Memangnya kenapa, kerja sama itu berhasil membantu perusahaan Byun untuk sedikit maju, dan itu juga memberi keuntungan untuk perusahaan kita. Aku itu sudah memikirkannya dengan sangat baik, aku tidak akan menghancurkan perusahaanmu ...”
“Aku benar-benar tidak mengerti jalan pikiranmu itu”
“Appa, biarkan aku yang mengurusnya. Ini hanya sebuah investasi kecil, jadi tidak akan membuat masalah fatal. Aku bisa berfikir, Appa!”
“Yah baiklah, terserah kau saja. Kalau begitu berikan laporan untukku besok ..”
“Besok? Kenapa secepat itu, aku lelah, Appa ...”
“Aku tidak mau tahu”
“Jinjja! Pekerjaanku belum selesai dan bertambah lagi ...” L.joe mengumpat pelan dan semakin menjauh dari Appa.
“Lalu bagaimana dengan istrimu? Kenapa masih belum ada kabar kehamilannya, kau ini pria atau bukan?”
“Astaga ini lagi. Appa, Ahri akan hamil jika sudah waktunya dia untuk hamil. Dan walaupun aku benar-benar seorang pria, tetap saja itu bukan hal yang mudah”
“Apa kau mau coba pakai obat perangsang untuk__”
“Ya ya Appa! Aku bisa melakukannya tanpa obat semacam itu, sudahlah jangan tambah pekerjaanku dengan hal ini. Aku sudah cukup sibuk ...”
“Aish kau ini. Baiklah aku pergi sekarang, dan laporanmu aku tunggu besok di rumahku”
“Tidak bisakah Appa saja yang kesini mengambilnya?”
“Ya! Kau ini Presdir macam apa, berani memerintah seorang Komisaris sepertiku”
“Ne ne ne, algaseumnida!”
Akhirnya Komisaris Lee pergi meninggalkan L.joe yang sedang pusing dan banyak pekerjaan itu. Kedatangannya memang tidak lepas dengan masalah, selalu merepotkan.
--- --
Hari minggu pagi yang cerah.
“Annyeong Oppa ...” Ahri tersenyum menyapa L.joe yang baru keluar dari kamarnya dengan rambut berantakan, mata sayu, dan hanya memakai celana panjang.
“Kau mau pergi?” L.joe memperhatikan Ahri yang sudah rapi dan siap dengan tasnya.
“Geurae, aku akan jalan-jalan dengan Baekhyun Oppa. Dan itu, sarapanmu sudah siap ...” Ahri menunjuk meja makan yang sudah dipenuhi beberapa piring makanan.
“Ahri-ya ...”
“Hem mwoya?” Ahri kembali berjalan menghampiri L.joe dan berdiri dihadapannya.
“Bi-bisakah hari ini kka-kau ... tidak pergi?”
“Apa, aku tidak dengar. Oppa bicara terlalu pelan ...”
“Anio, haha ... Aku tidak bicara apa-apa, kau pergilah jalan-jalan ... haha” L.joe sedikit tertawa dan memijat tengkuknya.
“Aish, kau bicara apa tadi? Apa mau aku bawakan sesuatu?”
“Anio, aku tidak apa-apa. Sekarang pergilah ...”
“Geurae, aku pergi dulu. Dan hari ini Oppa harus istirahat, jangan bekerja lagi. Oppa sudah terlalu keras bekerja, jadi istirahatlah ...” Ahri mengusap pipi L.joe dan lalu pergi.
“Ahri-ya .... Kenapa aku ini, apa yang terjadi?” L.joe mengacak rambutnya dan hanya menatap pintu yang sekarang sudah tertutup kembali. Ahri sudah pergi.
--- --
Akhirnya, kuliah Ahri yang sudah hampir lima empat tahun dia jalani selesai sudah. Hari ini adalah hari terakhir dia berdiri dikampusnya sebagai seorang mahasiswa yang sekarang sudah lulus, dan menjadi mantan mahasiswa. Hari yang bahagia untuknya.
“Hei ayo merapat semuanya, kita harus terlihat bagus ...” Ahri Eomma begitu sibuk mengatur mereka untuk di foto. Walaupun ini sudah foto yang kesekian kalinya, tapi dia masih tetap saja menyibukan dirinya. “L.joe Appa, Ahri Appa, dan aku sudah, jadi sekarang tinggal kalian berdua yang berfoto. Ayo cepatlah ...”
“Eomma, sampai kapan kita akan berfoto?”
“Sebentar lagi, hanya tinggal beberapa foto lagi dan selesai. Ayo cepat kalian ...”
L.joe dan Ahri berdiri bersama, mereka tersenyum. Tapi Eomma masih saja mengatur posisinya. “Ya. Kalian ini bagaimana, ayo merapat. L.joe-ya, kau peluk Ahri ..”
“Eomma, seperti ini saja ....”
“Asih palli!”
Demi agar ini cepat selesai, akhirnya dengan sedikit canggung L.joe memeluk Ahri dari belakang. Mereka mencoba tersenyum. Eomma kembali membidik kameranya.
“Eomma sudahlah ...”
“Geurae, ini juga sudah. Kami akan pulang, kalian berdua bersenang-senanglah. Rayakan kelulusan ini berdua ...”
“Benar, kalian harus lebih banyak menghabiskan waktu berdua. Bersenang-senanglah ...”
Komisaris Lee, Komisaris Song dan istri akhirnya pergi meninggalkan mereka berdua. Dan mereka terbebas dari Eomma sekarang. Menyenangkan.
“Ahri-ya, apa kau akan menghadiri pesta itu?”
“Tentu saja, ini adalah pesta kelulusan semuanya, aku harus hadir. Oppa, apa kau mau datang bersamaku?”
“Aku? Bukankah kau sudah mengajak Hyung pergi kesana?”
“Ani. Dia harus menyelesaikan pekerjaannya, dia keluar kota”
“Hyung keluar kota, kenapa aku tidak tahu?”
“Oppa selalu lembur, jadi kau tidak tahu. Dan sekarang, Baek Oppa juga jadi banyak lembur. Ditambah harus kunjungan kerja keluar kota, itu menyebalkan ...”
Melihat Ahri marah dengan wajahnya yang imut, entah kenapa membuat L.joe tersentuh dan menyukainya.
“Geurae, kalau begitu aku akan datang bersamamu. Tapi tidak apa-apa?”
“Gwaenchanha. Lagi pula teman-temanku sudah tahu kalau kau suamiku, jadi tidak apa-apa”
Suami. Kata yang diucapkan Ahri itu seperti menusuk tubuh L.joe walau rasanya hanya seperti ditusuk jarum suntik, tapi itu masih terasa. L.joe mungkin tidak pernah mendengar kalau Ahri mengakuinya sebagai suami, dan itu ternyata menyenangkan.
“Ahri-ya ...”
“Kalau begitu sekarang ayo antar aku belanja, aku juga harus bersiap untuk nanti malam. Oppa, ayo cepat ...” Ahri menarik tangan L.joe.
“Geu-geurae, kita pergi ..”
Dan mereka berdua pergi.
Tapi ternyata tidak seperti yang dibayangkan oleh L.joe, karena menemai Ahri bersiap itu sangat membisankan. L.joe menemani Ahri belanja, dan itu sangat lama karena Ahri banyak memilah-milih sesuatu yang sebenarnya dia tidak jadi beli. L.joe menemani Ahri ke salon, dan berjam-jam yang membosankan disana membuat L.joe tidur menunggunya.
“Ya Ahri-ya! Kau tidak mengatakan akan selama dan se-membosankan ini ...” L.joe meneguk jus miliknya dan tidak melepaskan tatapannya pada Ahri.
“Apa tadi itu lama yah? Haha ... mian Oppa, aku tidak tahu kalau kau tidak menyukainya”
“Apa kau fikir seorang pria akan menyukai hal seperti ini hah?”
“Tapi Baek Oppa tidak pernah marah jika menemaniku, mungkin kau saja yang tidak suka”
“Tapi aku tahu kalau sebenarnya Hyung itu juga tidak menyukainya, hanya saja dia tidak mengatakannya padamu. Aku bisa membayangkan jika aku menjadi Hyung dan bersamamu seperti ini setiap hari, astaga!”
“Hey .. memangnya kenapa?”
“Tidak. Sudahlah cepat habiskan minumanmu, ini sudah hampir waktunya kau pergi ke acara itu. Aku ingin hari ini cepat berakhir di ranjang empuk yang nyaman ....”
“Bukankah Oppa juga akan ikut, lalu kenapa kau bilang hanya aku?”
“Yah itu maksudku, kita. Kau dan aku ...”
L.joe sepertinya sudah mulai menyerah dengan Ahri, perjalanan hari ini sudah membuatnya lelah dan dipenuhi rasa bosan.
Tapi untungnya, malam datang dengan cepat, dan itu berarti tinggal satu hal lagi yang harus L.joe lakukan sebelum dia berakhir diranjang seperti keinginannya. Yaitu pesta perpisahan Ahri, dan selesai.
--- --
Dengan menggandeng tangan L.joe, Ahri berjalan menyurusi karpet merah yang membentang disepanjang jalan sampai ke depan pintu aula kampusnya, dan didalam sana sudah sangat ramai dengan orang-orang yang menikmati pestanya.
“Disini ramai sekali ...” wajah L.joe menampakkan kekecewaan, karena pesta dalam bayangannya hanya sebuah kumpulan para siswa dan diiringi dengan musik klasik. Tapi yang ada dihadapannya adalah siswa-siswa yang menari diiringi dengan musik pop.
“Bagaimana, Oppa menyukainya?”
“Aku tidak menyukainya, jadi kuharap ini akan cepat selesai”
“Aish Oppa kau ini, sudahlah jangan marah. Nikmati saja pestanya, ini menyenangkan ...” Ahri tiba-tiba melepaskan tangan L.joe dan bergabung dengan yang lain dilantai dansa.
L.joe hanya duduk dikursi mini bar disana, dia tidak bisa menikmati pesta yang terlalu ramai seperti ini. Membosankan. Ditambah dengan kabar kalau acara resminya akan dimulai sekitar satu jam lagi karena seseorang yang akan datang terlambat, itu semakin membuat L.joe bosan.
“Jinjja Hyung, kau beruntung tidak datang kesini ...” L.joe hanya bergumam dan meneguk kembali minuman sodanya.
“Eoh annyeonghaseyo. Apa kau suami Song Ahri?”
“Ne, annyeonghaseyo. Iya saya suaminya. Apa kalian teman-temannya?” L.joe membalas senyuman tiga wanita yang datang menghampirinya.
“Iya kami temannya. Kenapa duduk sendiri, dimana Ahri?”
“Dia sedang menari dengan yang lain”
“Ahh Oppa, pertama aku melihatmu dihari pernikahan, kau tidak setampan ini. Sungguh kau benar-benar tampan ...”
“Ya! Hyunji-ya apa yang kau lakukan?” seorang dari mereka mencubit wanita yang mendekati L.joe. Wanita itu berlebihan, dan memalukan.
“Maafkan dia. Teman kami itu memang sedikit aneh, maaf ...”
“Hey aku aneh bagaimana maksudmu? Oppa ini memang sangat tampan ..”
“Haha ... gamsahamnida. Tidak apa-apa, dia juga cantik”
“Jeongmalyo?”
“Hajima Hyunji-ya, kita sedang mencari Ahri dan bukan mengobrol dengannya”
“Eoh kalian mencari Ahri? Mungkin dia ada di dekat panggung itu, tadi dia pergi kesana”
“Ne, gamsahamnida. Lalu Ahri memakai baju warna apa?”
“Dia memakai dress pendek warna pink, kalian pasti akan cepat menemukannya. Dia itu sedikit berbeda dari yang lain ...”
“Ne, Song Ahri memang seperti itu. Kami sudah berteman sejak empat tahun lalu, jadi kami sangat mengenalnya. Baiklah kalau begitu kami akan kesana, maaf sudah mengganggu”
“Anio, gwaenchanha”
“Annyeonghaseyo ...”
“Ne, annyeonghaseyo”
“Ah padahal aku masih ingin ngobrol dengannya, kenapa kita harus pergi?”
“Aish sudah diamlah” dua orang itu menarik Hyunji untuk menjauh dari L.joe dan mereka akhirnya pergi meninggalkan L.joe kembali sendiri.
“Hei kau sendiri?”
Seorang pria membawa segelas orange juice berdiri disamping L.joe dan mengambil sesuatu dari dalam saku jasnya. Dia sedikit tersenyum.
“Yah, disini membosankan ... Apa kau juga berfikir sama denganku?”
“Geurae, disini menyebalkan. Hei kau jangan katakan pada siapapun ...”
“Apa?”
L.joe melihat pria itu menuangkan sesuatu dari botol kecil pada orange juice yang dibawanya, dia sedikit mengaduknya dan tertawa. Warna orange juice itu sedikit berubah, jadi lebih pucat.
“Ya! Apa yang kau masukkan itu?” L.joe langsung mendekati pria itu dan berbisik padanya.
“Tenanglah Bung. Ini hanya sedikit obat perangsang ...”
“Mwo? Untuk apa kau melakukannya?”
“Sudah aku bilang, disini menyebalkan. Wanita yang bersamaku malah terus bicara dengan teman-temannya, dan aku diacuhkan. Jadi dengan ini aku akan membuat malam ini sedikit menyenangkan, kau mau?”
“Andwae. Aku tidak suka sesuatu seperti itu, kau saja ..”
“Ini juga bukan untukku, ini untuk uri-yeojachingu. Setelah dia meminumnya, aku akan membawanya ke sebuah tempat yang tenag untuk permainan inti. Haha ... kau mengerti?”
“Apa kau yakin?”
“Hei Bung, hal biasa seperti ini sudah tidak apa-apa. Sepertinya kau sedikit kaku, kau harus banyak minum. Biar aku berikan sesuatu untukmu .... Emh pelayan, tolong satu orange juice” pria itu memesankan L.joe minuman yang sama dengannya. “Ini untukmu, minumlah ...”
“Gomawo, nanti aku minum” L.joe masih diam memperhatikan pria itu, dia masih tidka mengerti apa yang dilakukan pria itu.
“Oppa ...” tiba-tiba Ahri datang bersama teman-temannya yang tadi. “Apa kau menyukai pestanya, kenapa hanya duduk disini, ayo menarilah dengan yang lain ...”
“Tidak apa-apa, aku disini saja”
“Eoh kau ini Jinyoung pacar Ahreum kan?” Ahri ternyata mengenal pria yang bersama L.joe.
“Geurae. Kau masih mengingatku?”
“Tentu saja, bukankah kita dulu sering nonton bersama. Kalau saja kau tidak pindah, mungkin Ahreum tidak akan berubah waktu itu ...”
“Ahreum baik-baik saja. Lalu apa dia pacarmu?” pria yang bernama Jinyoung itu menunjuk L.joe yang ternyata masih didekati Hyunji.
“Em, begitulah. Kami sudah menikah ...”
“Wow. Itu bagus. Jadi dia suamimu, seleramu bagus. Menurutku dia cukup tampan ...”
“Oppa! Ternyata kau disini, kemarilah ...” dan Ahreum datang.
“Eoh dia sudah datang, kalau begitu aku pergi. Selamat untuk kalian semua ..” Jinyoung pergi membawa salah satu orange juice yang berdampingan itu begitu saja.
“Ya Hyunji-ya! Berhenti menggoda suamiku ..”
“Aku tidak menggodanya, kita hanya saling bertukar pikiran. Benarkan Oppa?”
“Mwo? Haha ... geurae ...” L.joe hanya sedikit tersenyum dan memijat tengkuknya. Dia tidak suka disini bersama wanita-wanita yang menurutnya aneh itu.
“Ah menari membuatku haus, apa ini milikmu?” Ahri langsung meneguk orange juice dihadapannya.
“Yah, pria tadi memberikannya untukku”
“Karena ini milikmu, jadi ayo habiskan ... Maaf aku meminumnya haha” Ahri memberikan gelas yang tinggal berisi setengah orange juice.
“Aish kau ini ...” karena Ahri memaksa, akhirnya L.joe menghabiskan sisa orange juicenya.
Setelah itu, beberapa menit kemudian acara dimulai.
--- --
Jinyoung dan Ahreum sudah berada disebuah hotel yang tidak jauh dari kampusnya, dan tidak ada apapun yang terjadi antara mereka. Ahreum baik-baik saja dan Jinyoung juga.
“Chagiya, apa kau merasa pusing atau panas?”
“Panas? Apa maksudmu, aku tidak apa-apa. Memangnya kenapa?”
“Tidak apa-apa, hanya saja kau terlihat sehat dan ... sangat sa-dar ..”
“Oppa, apa maksudmu? Tentu saja aku sadar ...”
“Apa kau tadi meminum orange juice yang kuberikan, bagaimana rasanya?”
“Geurae, aku meminumnya. Dan rasanya tentu saja seperti jeruk, kau ini kenapa sebenarnya?”
“Aissh, aku tidak mengerti. Ommo! Apa mungkin itu tertukar dengan milik pria tadi ...”
“Apanya yang tertukar? Oppa, kurasa malam ini kau aneh. Apa kau sakit?”
“Yah, itu pasti tertukar. Akh babo! Kenapa aku tidak melihatnya lagi tadi ... aish babo!”
“Hei Oppa kau ini kenapa?” Ahreum hanya diam melihat Jinyoung yang sekarang berguling-guling dan mengacak rambutnya diranjang. Dia aneh.
--- --
Sementara itu, udara menjasi semakin panas untuk L.joe dan Ahri. Mereka sudah duduk dibawah AC dan mengipas-ngipas, tapi ini terus bertambah panas.
“Ya Ahri-ya, apa kau sakit perut?”
“Anio, aku hanya sedikit pusing dan mual. Oppa, pidatonya hampir selesai, jadi kita pulang saja. Aku pusing sekali ...”
“Pulang? Tapi bukankah masih ada acara lain setelah ini?”
“Sudah biarkan saja, aku tidak tahan disini panas sekali. Ayo cepat kita pergi ...” Ahri beranjak dan menarik tangan L.joe pergi dari aula itu. Mereka dengan cepat pergi kemobil dan melesat meninggalkan kampus.
L.joe menyetir dengan cepat dan sedikit tidak berarutan, sekarang dia sudah melepaskan jasnya dan hanya memakai kemeja dengan semua kancingnya yang terbuka. Begitu juga dengan Ahri yang sudah tidak tahan dengan panasnya. Dan itu semua karena orange juice yang tertukar tadi.
Disaat seperti ini, hujan lebat datang tiba-tiba. Walaupun tadi siang hari cerah dan panas, tapi entah kenapa hujan datang begitu saja mengguyur seluruh kota dan membasahi semuanya.
“Oppa ... akuh- mual .. perutku mual ..”
“Mwo? Hey kau jangan muntah disini Ya Ahri-ya!” L.joe langsung menghentikan mobilnya, dan menarik Ahri keluar untuk mengeluarkan sesuatu yang dia tahan. Walaupun hujan, L.joe tetap menarik Ahri keluar.
“Hujan ... ini hujan Oppa haha ...”
“Ayo cepat muntahlah, jangan dimobilku”
“Aku tidak ingin muntah Oppa, aku hanya mual. Eoh ... Oppa, kau ... kau tampan sekali” Ahri menatap L.joe dengan kemeja terbukanya yang basah kuyup, dengan seperti itu Ahri bisa melihat tonjolan abs L.joe yang sedikit terkena cahaya lampu mobil.
“Apa? Aku pusing sekali ... tubuhku rasanya panas”
“Oppa cepat kita pulang, rumah kita tinggal sedikit lagi didepan ...”
“Baiklah, ayo masuk dan kau jangan muntah”
Akhirnya dengan basah kuyup, mereka berdua kembali masuk kedalam mobil dan melanjutkan perjalanan menuju rumah. Perlahan kesadaran mereka mulai berkurang sedikit demi sedikit, dan itu membuat mereka ... ah entahlah. Karena obat yang sudah dicampurkan Jinyoung pada orange juice yang akhirnya diminum L.joe dan Ahri, itu perlahan membangkitkan sesuatu dari mereka. menaikkan suhu tubuh dan merangsang. (ah jinjja, apa ini).
Mereka sudah sampai. L.joe dan Ahri turun dari mobilnya, berjalan menuju pintu.
“Ahri-ya ....”
“Ne?”
“Bajumu ... bajumu sexy ...” L.joe masih sempat memperhatikan dress selutut Ahri yang sekarang sudah sedikit turun dan bagian bawahnya terlipat, membuat belahan dada dan setengah dada Ahri terlihat jelas, ditambah kedua paha Ahri yang tidak lagi tertutup dress basahnya.
“Eoh Oppa, aku pusing ... aku ingin tidur ...” Ahri malah bersandar dikepala mobilnya dan membiarkan bajunya seperti itu.
L.joe yang sudah membuka pintu rumah, kembali berjalan menghampiri Ahri. Dia tersenyum melihat Ahri seperti itu. “Kau cantik Ahri-ya ...”
Ahri tersenyum melihat L.joe yang berdiri dihadapannya dan mengulurkan tangannya, tanpa sadar, Ahri juga mengulurkan tangannya dan menarik L.joe mendekat.
Perlahan L.joe semakin mendekat dan merapatkan jarak mereka, dia membelai rambut panjang Ahri yang sudah basah itu. Mereka bertatapan dan ... Chu- mereka berciuman.
Ini adalah ciuman pertama mereka sejak saling mengenal dan menikah, mereka berdua baru saja berada sedekat ini satu sama lain. Kesadaran yang sudah menurun, suhu tubuh yang memanas, dan sebuah rasa aneh yang timbul membuat mereka merubah tempelan bibir itu menjadi lumatan-lumatan kecil yang lembut. Saling menghisap bibir dan beradu lidah membuat mereka semakin memperdalam ciuman yang sudah menjadi hotkiss sekarang.
Karena dirasa itu belum cukup, tanpa melepas pagutan bibirnya L.joe mengangkat Ahri kepangkuannya. Berjalan masuk kedalam rumah dan menendang pintu untuk menutupnya. L.joe terus berjalan dan membawa Ahri kekamar, entah kamar Ahri atau kamarnya. Perlahan L.joe menurunkan Ahri dan dia melepas kemeja basahnya, ciuman mereka terus berlanjut sampai sekarang mereka sudah berbaring diranjang.
L.joe menindih Ahri dan terus menciuminya, tidak hanya bibir tapi juga merambat keleher dan dada bagian atas. Mereka terus naik ke level yang lebih tinggi. Awalnya kemeja L.joe yang terlepas, sekarang celananya juga, disusul dress Ahri, lalu celana dalam, bra, celana dalam lagi, dan akhirnya mereka menyatu dalam sebuah gerakan lembut yang di-iringi nyanyian halus Ahri yang memenuhi setiap sudut kamar dan menghiasi malam hujan yang penuh bintang ini.
--- --
Sementara itu disisi lain, Baekhyun menyetir mobilnya sangat cepat. Ini sudah larut malam, dan dia sangat lelah. Baekhyun ingin cepat sampai ke hotel dan berbaring diranjang yang empuk, memejamkan kedua mata lelahnya.
Hujan masih mengguyur, ditambah sedikit kabut yang tetap mengganggu penglihatan walaupun itu hanya kabut tipis. Dengan bantuan sinar lampu mobilnya dan beberapa lampu jalan, Baekhyun terus menyetir mobilnya.
Sebuah mobil juga melaju didepan, menemani Baekhyun dijalanan yang sepi dan sedikit gelap ini. Kedua mobil itu melaju sangat cepat.
Tapi tiba-tiba mobil didepan berhenti dan membuat Baekhyun hampir saja menabraknya kalau dia tidak segera menginjak rem. Mereka berdua tidak apa-apa. Mobil didepan dan Baekhyun kembali melaju. Sampai entah kenapa mobil didepan itu tiba-tiba memutar arah begitu saja dan membuat Baekhyun tidak sempat menginjak rem karena jarak mereka sangat dekat, dan  braakkk ... Sebuah truk yang melaju cepat dari arah yang berlawanan menabrak kedua mobil itu.
--- --
Jejak-jeka sisa hujan semalam masih bisa terlihat, suhu dingin juga masih menyelimuti kota pagi itu. Hanya sedikit sinar matahari, karena tampaknya sang mentari lebih memilih bersembunyi dibalik awan hari ini.
Semilir angin yang terus membelai kulit memberikan sensasi dingin yang berbeda, membuat sang pemilik kulit yang masih terekpos itu menarik selimut dan merapatkan tubuhnya mencari kehangatan.
Ahri sedikit membuka matanya, berbalik dan semakin menarik selimutnya. Beberapa kali dia berkedip melihat seorang pria tidur di hadapannya. Dan setelah beberapa detik kemudian, saat kesadaran Ahri sudah penuh, dia baru menyadari kalau mereka tidur bersama dan tanpa sehelai pakaianpun yang melekat ditubuh masing-masing.
“Aaaaaaaakhhhh!!”
Ahri langsung bangun dan menarik selimut menutupi badannya. Dia membulatkan kedua matanya mencoba lebih memastikan apakah ini hanya mimpi atau benar-benar nyata, dia tidak ingat kenapa mereka seperti ini.
“mmh mwoya ...” L.joe mengusap-usap matanya sampai akhirnya dia bangun dan tidak kalah kagetnya dengan Ahri melihat keadaan mereka seperti ini.
“Op-ppa ... apa yang terjadi?”
“Ahri-ya ... a-ak-aku .. tidak tahu apa yang ... apa yang terjadi?”
“..... Oppa ...” perlahan Ahri melangkah mundur menjauh dari L.joe, membuat sedikit demi sedikit bagian bawah L.joe yang masih tertutup selimut akhirnya terbuka.
“Ahri-ya ..”
Ahri tidak bisa menahan air mata yang tiba-tiba saja keluar dari matanya, entah kenapa semua ini membuatnya ingin menangis dan pusing. Ahri terus berjalan mundur sampai dia menabrak meja kecil sampingnya dan menjatuhkan ponsel yang sebenarnya dari tadi bergetar karena telfon masuk.
“ ... Baekhyun ...” ucap Ahri pelan saat melihat nama Baekhyun dilayar ponselnya. Itu sudah panggilan masuk yang ke-10 kalinya. Ahri dengan sedikit ragu mengangkatnya. “Yeo-boseyo? .............”
Ahri menjatuhkan ponselnya dan dia langsung erlari ke kamar mandi tanpa mengatakan apapun, membuat L.joe semakin tidak mengerti apa sebenarnya yang sudah terjadi pagi ini. Akhirnya L.joe mengambil pakaian yang berserakan dilantai untuk menutup bagian bawahnya dan berjalan mendekati pintu kamar mandi, tapi pintu itu terbuka dan Ahri yang sudah berpakaian berlari cepat keluar.
“Ahri-ya ... tunggu Ahri ...” L.joe berusaha mengejar Ahri tapi sayangnya dia sudah lebih dulu pergi memakai mobil L.joe yang terparkir diluar. “Kenapa aku bodoh sekali! Bagaimana ini bisa terjadi, kenapa aku melakukan ini? Astaga. Ahri pasti sangat marah padaku ...” L.joe berteriak dan memukuli dirinya sendiri, dia sedikit menangis karena tidak ada yang bisa dia ingat untuk kejadian semalam yang sudah membuat mereka seperti ini.
--- --
“Nona, apa kau keluarga dari Byun Baekhyun?” seorang perawat langsung menghampiri Ahri yang terengah-engah sampai di UGD.
“Bukan, aku hanya temannya. Suster, bagaimana keadaannya sekarang? Apa yang terjadi?”
“Karena kecelakaan yang terjadi padanya semalam, kondisinya sekarang masih kritis. Kami harus segera melakukan operasi, tapi dari semalam tidak ada yang bisa kami hubungi selain nomor mu. Apa kau bisa memberitahu keluarganya?”
“Keluarganya? ... nne, aku akan menelfon kakeknya ...” Ahri mencari ponsel disemua saku bajunya, Ahri masih tidak sadar kalau dia tidak membawa ponselnya. “Maaf ... sepertinya ponselku hilang”
“Kalau begitu kau bisa pakai telfon rumah sakit, silahkan ikut aku”
Akhirnya Ahri mengikuti perawat itu ke meja resepsionis. Ahri sebenarnya tidak bisa menghubungi keluarga Baekhyun, karena itu akan membuat mereka tahu kalau Baekhyun dan Ahri masih bersama. Dan juga disamping itu, Ahri tidak tahu siapa keluarga Baekhyun yang bisaa hubungi selain Kakeknya. Tapi akhirnya Ahri memberanikan diri menelfon Harabeoji demi keselamatan Baekhyun.
“Sebentar lagi Kakeknya akan datang ...”
“Baik, terima kasih. Dan ini ..” perawat itu memberikan ponsel milik Baekhyun pada Ahri. “Aku yang tadi menelfonmu, dan ini hanya satu-satunya milik pasien yang tidak rusak. Mobil dan semua barang-barangnya sudah hancur, dan sekarang ada dikantor polisi untuk penyelidikan”
“Ne, gamsahamnida”
“Kalau begitu aku harus kembali melihat pasien ..” perawat itu pergi.
Sementara Ahri tidak bisa berhenti untuk menangis. Kenapa ini terjadi dan Baekhyun harus kecelakaan. Ahri hanya menangis memeluk ponsel Baekhyun yang sebenarnya sudah sedikit rusak itu.
Tidak lama, terdengar sedikit keributan didalam. Beberapa perawat dan dokter berlari masuk, sepertinya sudah terjadi sesuatu didalam.
Ahri juga ikut berlari dan melihat dari pintu UGD yang buram dan tidak memperlihatkan apa yang mereka lakukan didalam, itu membuat Ahri sangat mengkhawatirkan Baekhyun.
Beberapa lama kemudian, seorang dokter keluar.
“Apa kau keluarga pasien Byun Baekhyun?”
“Anio, keluarganya akan segera datang. Aku temannya. Apa yang terjadi padanya dokter?”
“Sebenarnya, pasien baru saja kehilangan kesadarannya dan sekarang dia koma”
“Koma?”
“Saat kecelakaan, sepertinya pasien mengalami benturan yang sangat keras dibagian kepalanya. Benturan itu mengakibatkan pendarahan hebat diotaknya, dan tentu saja itu akan mengganggu beberapa syarafnya ..”
“Lalu apa dia bisa sembuh?”
“Kami tidak tahu, pasien koma dan tidak bisa di prediksi kapan dia akan sadar. Mungkin bila tindakan operasi bisa dilakukan dengan cepat, pasien tidak akan koma. Tapi, ini sudah terjadi. Sekarang kita hanya bisa berharap pasien segera siuman, agar kami bisa segera melakukan operasi”
“Apa yang Dokter katakan? Dia pasti akan bangun, bagaimana bisa dia koma Dokter?”
“Kami mohon maaf, kami sudah berusaha semampu kami. Tapi seorang manusia memiliki batas kemampuan tubuhnya untuk menahan rasa sakit, dan pasien sudah tidak bisa mengendalikan tubuhnya menahan sakit. Jadi kondisi seperti itu sangat kecil untuk bertahan, dan pasien akhirnya koma. Sebaiknya kita berdoa untuk kesembuhannya ...” Dokter itu pergi meninggalkan Ahri yang sudah terduduk dilantai dan menangis.
“Bbaekhhyun Oppa ... bangunlah, kau harus bangun ..”
--- --
Ah tunggu. Apa tadi Ahri bilang kalau dia hanya teman Baekhyun? Bahkan Ahri mengatakannya dua kali. “Aku hanya temannya”
Apa maksudnya itu, apa itu berarti hubungan mereka selama ini hanya pertemanan biasa dan tidak lebih seperti yang dibayangkan. Benarkah itu? Apa itu berarti kalau sebenarnya Ahri mengakui kalai dia bukanlah pacar Baekhyun, tapi dia adalah istri L.joe?
(Aish Author tidak tahu harus bagaimana karena cerita ini melenceng jauh sekali dari rencana awal. Alurnya kacau dan malah jadi seperti ini. Author pusying)
--- --
L.joe tidak bisa terus menunggu, Ahri tidak akan datang jika dia hanya menunggunya kembali. Karena mobilnya pergi bersama Ahri, akhirnya L.joe pergi dengan motor yang sudah lama hanya dia pajang di garasi rumahnya. Dia harus mencari Ahri dan minta maaf atas apa yang sudah terjadi.
Tapi kemana dia harus mencari Ahri, bahkan ponsel Ahri-pun ada padanya sekarang. Dengan keadaan seperti itu tidak mungkin Ahri akan pergi kerumahnya, jadi hanya ada satu orang yang menjadi tujuan L.joe untuk mencari Ahri, Byun Baekhyun.
L.joe tidak ingat kalau Ahri memberi tahunya tentang Baekhyun yang pergi keluar kota. L.joe pergi kerumah Baekhyun tapi hanya ada pelayan. Dia pergi kekantor Baekhyun, dan hanya diberi tahu kota yang dituju Baekhyun. Akhirnya dengan sedikit informasi itu, L.joe pergi dengan motornya menyusul Baekhyun.
Perusahaan tidak akan dengan mudah memberi tahukan informasi kemana presdir mereka pergi pada orang lain, walaupun itu mitra kerjanya.
--- --
Sekarang Baekhyun sudah keluar dari UGD, dan dia hanya terbaring di ruang perawatan. Perawat ataupun Dokter tidak tahu kapan Baekhyun akan sadar dari komanya, jadi tidak ada yang bisa mereka lakukan selain tetap membiarkannya seperti itu.
Sementara itu didepan pintu ruangan Baekhyun, Ahri sedang menangis memohon Harabeoji untuk tetap membiarkannya menemai Baekhyun.
“Tapi bukankah hubungan kalian sudah berakhir, lalu kenapa kau masih mengunggunya. Anak itu koma, tidak tahu kapan dia akan sadar ..”
“Keundae Harabeoji, aku ingin menemaninya. Aku ingin ada disampingnya saat Oppa membuka mata ..”
“Ya Ahri! Dari dulu kau tidak pernah berubah. Baiklah terserah padamu jika kau tetap ingin menunggunya sadar, tapi aku tidak akan ikut campur jika keluargamu melakukan sesuatu”
“Ne, baik Harabeoji. Aku yakin tidak akan terjadi sesuatu pada keluargaku. Gamsahamnida”
“Anak itu ..” Komisaris Byun akhirnya pergi meninggalkan Ahri dan Baekhyun, karena sepertinya dia tidak terlalu memikirkan keadaan Baekhyun. Yang dia pikirkan hanya perusahaan dan bagaimana membuat perusahaannya kembali seperti dulu.
Ahri membuka pintu dan perlahan menghampiri Baekhyun. Dia mengusap pipinya dan menggenggam tangannya, Ahri menangis. Dia tidak menyangka akan seperti ini.
“Oppa, apa yang terjadi. Kenapa kau seperti ini ...” Ahri memeluk Baekhyun. Ahri terdiam sebentar, dia baru ingat kalau dia kesini memakai mobil L.joe. “L.joe Oppa?” dan Ahri juga baru ingat kalau tadi pagi, dia pergi begitu saja meninggalkan L.joe setelah apa yang terjadi. Dan ah .. entah kenapa, mengingat itu, kembali membuat Ahri menangis. “Oppa mianhae. Mulai sekarang aku akan selalu ada disampingmu, aku akan menunggumu untuk membuka mata dan sembuh. Saranghae Oppa ...”
--- --
Sudah sejauh ini, tapi L.joe masih tidak berhasil menemukan Ahri. Perasaannya yang berfikir kalau Ahri tidak mau lagi melihatnya karena kejadian mereka tidur bersama, semakin membuat langkah L.joe berat untuk mencari Ahri.
Walaupun dia selalu dipaksa untuk menjadi seorang Presdir yang kuat oleh Ayahnya, tapi nyatanya dia bukan pria yang kuat jika menyangkut masalah dengan seorang wanita. L.joe tidak punya cukup keberanian untuk berdiri dihadapan Ahri dan minta maaf padanya. L.joe terus berfikir kalau Ahri lebih baik tidak bertemu dengannya lagi dan bersama Baekhyun, L.joe hanya ingin Ahri bahagia. Karena tinggal dua bulan dengannya, sudah membuat L.joe tidak lagi menganggap Ahri hanya sekedar teman. L.joe menyayangi Ahri.
Sampai akhirnya tidak terasa kalau ini sudah berlalu hampir dua minggu. Dan selama itu juga, L.joe tidak bisa berhenti memikirkan Ahri. Perasaannya yang merasa bersalah, rasa rindunya melihat senyum Ahri, rasa baru yang aneh yang akhirnya muncul meracuni L.joe.
Dua minggu ini dia hidup seperti orang mati, dia duduk untuk meeting tapi pikiran dan hatitnya melayang mencari Ahri. L.joe terus berbohong dia dan Ahri sedang sibuk jadi tidak bisa menginap dirumah orang tuanya.
Perasaan-perasaan itu membuat L.joe tidak tahu harus bagaimana dan melakukan apa. Haruskah dia terus mencari Ahri dan meminta maaf padanya, atau dia hanya perlu seperti ini dan membiarkan Ahri bersama Baekhyun. Itu semua karena L.joe tidak tahu apa yang sudah terjadi pada Baekhyun.
“Ya Tuhan, apa yang harus kulakukan? Aku tidak tahan dengan semua ini ...” L.joe mengambil jasnya lalu pergi meninggalkan kantor dengan motornya.
--- --
Baekhyun yang sekarang masih tidak membuka matanya, meski Ahri terus berada disampingnya menunggu untuk Baekhyun membuka matanya. Tapi itu rasanya tidak mungkin, bahkan Dokter mengatakan jika Baekhyun akhirnya sadar, kemungkinan besar sebagian tubuhnya akan lumpuh dan bisa saja sesuatu yang lebih buruk terjadi padanya.
Selama dua minggu ini, disini, Ahri juga memikirkan L.joe. Dia banyak berfikir tentang apa yang sudah terjadi pada mereka. Ahri memikirkan hubungannya dengan Baekhyun dan statusnya pernikahannya dengan L.joe.
Kenyataan kalau Ahri dan L.joe sudah tidur bersama membuat Ahti akhirnya menyadari satu hal. Yaitu bahwa, Ahri baru menyadari kalau dia itu adalah istri sah L.joe, bukan lagi pacar Byun Baekhyun walau apapun yang terjadi. Ahri menyadari kalau selama ini dia mengacuhkan suaminya, L.joe.
“Aku istrinya. Jika kami tidur bersama, itu bukan sebuah kesalahan ...” tapi Ahri masih tidak mengerti dengan perasaannya. Dia masih sangat mencintai Baekhyun dan tidak ingin benar-benar menyadari status pernikahannya, walaupun bagaimana dia berfikir, kenyataan tentang pernikahannya tidak bisa berubah.
Ahri kembali menangis ditangan Baekhyun. “Oppa, apa yang harus aku lakukan ... Aku tidak ingin seperti ini, aku sangat mencintaimu. Bangunlah Oppa ...”
Tanpa sadar, dibalik pintu, sebuah tubuh yang sedikit bergetar perlahan menutup kembali pintu yang terbuka kecil dan berjalan mundur sampai akhirnya dia terduduk dikursi yang menghentikan langkahnya. Itu adalah L.joe.
Sekarang, L.joe masih terdiam tidak bisa melakukan apapun. Padahal tadi saat dia tahu kalau Baekhyun ternyata koma karena kecelakaan, kakinya begitu cepat berlari untuk melihat keadaan Hyung yang menjadi temannya itu. Tapi melihat Ahri bersamanya, mendengar tangisan Ahri yang mengucapkan kalau dia sangat mencintai Baekhyun, L.joe merasa kalau kekuatannya hilang. Begitu juga semua kata-kata yang ingin dia katakan pada Ahri, hilang entah kemana, seperti terbang terbawa angin.
L.joe berdir dan melangkah pergi menjauh dari pintu itu, dia tidak bisa menemui mereka berdua sekarang, dia masih harus mengembalikan seluruh kekuatannya.
Tapi karena semua ini, akhirnya L.joe mengerti kalau perasaan anehy yang muncul dan meracuni pikirannya itu sebenarnya dalah rasa cinta. L.joe mencintai Ahri.
“Oppa ...”
Kedua kaki L.joe tertahan saat telinganya mendengar suara lembut itu, suara Ahri yang memanggilnya. L.joe langsung berbalik dan melihat Ahri berdiri tidak jauh dari hadapannya. Mereka berdua bertatapan.
“Ahri-ya ...”
“Oppa, apa yang kau lakukan disini?” Ahri perlahan berjalan menghampiri L.joe yang masih tetap berdiri disana.
“Ahri-ya ... aku .. aku-minta maaf Ahri-ya. Aku tidak tahu apa yang harus aku katakan padamu selain maaf, aku sudah membuat kesalahan padamu. Sungguh maafkan aku ...”
“Op-ppa ..” Ahri tidak tahu harus berkata apa, baru kali ini dia melihat L.joe menangis seperti ini. Ahri merasa kalau dia, ... dia sudah membuat L.joe menderita. Dan bersamaan dengan itu, sebuah perasaan aneh tiba-tiba menyelimuti hati Ahri.
“Aku ini pengecut, seharusnya aku mencarimu dari dulu. Tap-tapi setelah kejadian itu aku hanya sembunyi darimu, aku tidak bisa mengatakan maaf padamu. Aku terlalu bodoh. Ahri-ya, jebal mianhaeyo ...”
Hujan kembali turun, seolah ingin menemani tetesan air mata yang keluar dari mata L.joe. Hujan itu berubah dengan cepat, awalnya kecil dan sekarang menjadi hujan lebat.
Dan disini, di koridor rumah sakit ini, L.joe dan Ahri masih terdiam dan hanya saling menatap. Sampai angin berhembus.
Tanpa sadar, Ahri melangkahkan kakinya memeluk L.joe. Memeluknya erat. Membuat L.joe semakin berfikir kalau dirinya benar-benar bodoh dihadapan Ahri.
“Oppa, mianhae. Aku tidak tahu kenapa itu terjadi, dan aku juga tidak mengerti kenapa aku menangis karenanya. Aku hanya ingin minta maaf padamu karena sudah membuatmu menderita selama ini, maafkan aku Oppa ...”
“Ahri-ya ...”
“Aku mohon, mulai sekarang kita lupakan apa yang sudah terjadi. Aku ingin kau menjadi temanku seperti dulu, aku merindukanmu Oppa. Aku tidak tahu siapa lagi yang bisa mengerti selain dirimu, sekarang semuanya memburuk”
“Ahri-ya mianhae. Mulai sekarang aku akan menjadi temanmu lagi, kita akan melupakannya dan kembali sepert dulu” L.joe melepaskan pelukan Ahri dan tersenyum menatapnya.
“Gomawo Oppa”
“Ani, aku yang harus berterima kasih padamu karena sudah memaafkanku. Gomawo ..”
Ahri dan L.joe tersenyum.
“Oppa, apa kau sudah tahu tentang Baek Oppa?”
“Geurae, aku tadinya ingin melihat keadaan Hyung”
“Kalau begitu ikutlah denganku, Baek Oppa pasti senang bertemu denganmu ...” Ahri menarik L.joe untuk masuk dan bertemu dengan Baekhyun yang sebenarnya masih terbaring dan menutup matanya.
--- --
Tapi kejadian demi kejadian berlalu begitu saja tanpa bisa dimengerti apa penyebab dan alasannya, semuanya mengalir seperti air dan ringan seperti angin yang selalu berhembus menerbangkan daun-daun kering.
Hari demi hari juga berlalu, menambah catatan waktu kalau Baekhyun sudah hampir satu bulan diam dalam mimpinya.
Selama itu, L.joe dan Ahri tidak pernah pergi untuk menemaninya dan menunggunya untuk membuka mata. Walau keduanya juga tahu kalau kemungkinan Baekhyun sembuh hanya kurang dari 15%, tapi itu tidak membuat mereka berhenti berharap dan berdoa. Khususnya Ahri.
--- --
“Oppa, kau lelah?” Ahri menatap L.joe yang sedang menggunting kuku Baekhyun, dan L.joe terlihat sangat lelah.
“Ah anio. Aku hanya sedikit mengantuk”
“Tidurlah Oppa, biar aku yang melakukannya”
“Tidak usah, aku saja. Aku ini tidak lelah”
“Kau lelah Oppa, setiap hari kau bolak-balik dari kantor kesini, itu jauh Oppa. Sudah biar aku saja yang melakukannya, kau tidurlah ...”
“Geurae, aku kalah” L.joe memberikan gunting kukunya pada Ahri dan akhirnya duduk di sofa. Dia hanya diam melihat Ahri yang begitu telaten merawat Baekhyun.
Sebenarnya L.joe lelah, mungkin dia sangat kelelahan. Setiap hari pulang pergi dari rumah sakit ke kantor dengan jarak yang cukup jauh. Itu karena L.joe ingin menemani Baekhyun, walaupun sebenarnya dia hanya ingin bersama Ahri saja.
Baekhyun masih di rumah sakit dikota itu, tidak ada rencana memindahkannya ke rumah sakit yang lebih dekat. Itu karena Komisaris Byun yang ingin Baekhyun tetap disana, dia tidak ingin banyak orang lain tahu tentang kabar Presdirnya itu. Jadi apa boleh buat.
“Jangan melihatku seperti itu, cepat tidurlah!”
“Aku tidak bisa tidur, Ahri-ya ..”
“Emh karena Baek Oppa sudah bersih, jadi mungkin kita bisa pergi keluar besok. Apa hari sabtu besok kau libur Sajangniem?”
“Yah besok aku libur. Baiklah, kita keluar sebentar”
“Akhir-akhir ini aku juga sering pusing dan rasanya tubuhku membengkak, atau mungkin sendi-sendi ditubuhku lepas dari tempatnya. Membuatku ngilu ..”
“Sendi lepas? Mana ada sendi lepas begitu saja dari tubuhmu, kau ini aneh”
“Aku serius Oppa, aku sepertinya punya penyakit aneh ..”
“Mungkin kau hanya kelelahan. Kau terus menjaga Hyung, dan tidak menjaga tubuhmu sendiri. Jangan terlalu memaksakan diri ...”
“Ne, algaseumnida Sajangniem” Ahri tersenyum melihat L.joe yang sekarang sudah berbaring di sofa dan menutup matanya.
Malam itu berakhir dengan cepat, mendatangkan pagi dengan sinar matahari yang cerah dan membuat semuanya indah.
“Oppa, ayo bangun. Aku lapar ...” Ahri menepuk-nepuk pundak L.joe yang masih tidak mau membuka matanya. “Ayolah Oppa, carikan aku sesuatu yang enak. Aku ingin makan bubur, jadi cepat bangunlah ...”
“Mmh geurae ..” L.joe hanya bergumam dan tetap tidak membuka matanya.
“Oppa, aku sudah kelaparan. Rasanya aku mual. Cepa bangun sebelum aku mati kelaparan ..” Ahri memegangi perutnya yang sesekali berbunyi keras meminta makanan.
Bugh ... Ahri jatuh terduduk dilantai begitu saja. Kedua kakinya tiba-tiba lemas dan tidak kuat menahan berat tubuhnya, tapi Ahri tidak apa-apa.
“Ahri-ya ...” L.joe dengan cepat membuka matanya dan bangun.
“Ya! Sudah aku bilang aku ini kelaparan ...” Ahri masih bisa tersenyum dan memegangi perutnya.
“Aish kau mengagetkanku, kukira kau kenapa. Baiklah, ayo kita pergi. Aku tidak mau Hyung melihatmu mati kelaparan disini” L.joe mengulurkan tangannya membantu Ahri berdiri.
“Gomawo Oppa ...” Ahri senyum bahagia karena akhirnya dia bisa mencari makanan untuk perutnya yang sudah mengamuk dari tadi. Ahri menggandeng tangan L.joe dan mereka pergi.
Pagi yang cerah ini mereka pergi bersama. Mereka makan, jalan-jalan, bermain, sedikit berbelanja, ke pemandian umum, makan lagi, dan berakhir di taman rumah sakit.
Ahri masih memakan ice cream yang dipegangnya, sementara L.joe sibuk bicara dengan Ayahnya ditelfon dan meyakinkan kalau pekerjaannya tidak berantakan.
“Aish jeongmal. Appa menyebalkan sekali ....”
“Appa memarahimu?”
“Geurae. Kalau saja dia bukan orang tuaku, pasti sudah aku ....” L.joe memotong perkataannya. Dia sadar kalau seberapa menyebalkannya seorang Ayah, masih tetap akan menjadi Ayah dari anaknya.
“Apa?”
“Tidak. Lupakan saja ...”
“Oppa ..”
“Apa?” L.joe memasukkan ponselnya kedalam saku jaket dan berbalik melihat Ahri yang cemberut menatapnya. “Kenapa?”
“Ice creamku habis ..”
“Ya! Sejak pagi tadi kau tidak berhenti makan, apa perutmu itu tidak penuh? Sebenarnya kau ini wanita atau beruang?”
“Hey jangan begitu, aku juga tidak tahu kenapa aku selalu merasa lapar. Ah .. sekarang aku mual, rasanya perutku berat sekali”
“Itu karena pertumu sudah tidak bisa lagi menampung makanan yang kau makan, sudahlah jangan makan lagi. Nanti kau muntah jika terus mengunyah ...”
“Baiklah, aku tidak akan makan lagi ...” Ahri mengayunkan ayunan yang didudukinya, berayun menatap bintang-bintang kecil dilangit sana. “Oppa, bintangnya ...”
“Kenapa dengan bintangnya?” L.joe juga ikut berayun dengan ayunan nya, menatap bintang.
“Ah ini aneh ... ouh tidak ..” Ahri berhenti berayun dan memegang perutnya.
“Ada apa?”
“Tidak apa-apa” Ahri kembali berayun dan mengangkat kepalanya melihat bintang. “Bintangnya ... oh uwo uhok ...” Tiba-tiba saja Ahri muntah dan terjatuh dari ayunan.
“Ya! Sudah kubilang berhenti mengunyah, sekarang kau muntah ... aissh” L.joe langsung memberikan tissue dan membantu Ahri berdiri.
“Oppa, akuhh .. aku mual .. dan pusing ..” Ahri menarik L.joe dan bersandar dalam pelukannya. Rasanya ini sangat pusing dan mual.
“Ya Ahri-ya, gwaenchanha? Ayo cepat kita masuk kedalam dan minta obat pada perawat, kau bisa berjalan?”
“Aku bisa ..”
L.joe memapah Ahri yang terlihat tidak baik, mereka berjalan beberapa langkah sebelum akhirnya Ahri terjatuh dan tidak sadarkan diri. Dengan cepat L.joe langsung menggendong dan membawanya masuk ke rumah sakit.
“Ini menyebalkan. Kau tahu Song Ahri? Sudah kubilang berhenti makan ...” L.joe masih sempat mengumpat saat berjalan masuk.
--- --
“Tadi dia telat makan, dan setelah itu dia tidak berhenti makan. Apa sekarang dia baik-baik saja, Dokter?”
“Dia hanya kelelahan, dan terlalu banyak makan”
“Ahri-ya, kau dengar? Aku bilang jangan terus makan, sekarang kau mengertikan?”
Dokter hanya tersenyum melihat L.joe memarahi Ahri yang baru siuman, Ahri hanya diam mendengar perkataan L.joe dari telinga kanan dan mengeluarkannya dari telinga kiri.
“Tapi kita lihat saja hasil pemeriksaannya” Dokter langsung membuka catatan yang baru saja diberikan perawat yang datang.
“Emh permisi Dokter, ada sedikit gangguan ..” L.joe menunjukan ponselnya yang berdering dan berjalan keluar meninggalkan mereka.
“Baiklah, kalau begitu aku akan menjelaskannya padamu. Sepertinya ada sesuatu dalam perutmu, kapan terakhir kau menstruasi?”
Menstruasi? Ahri baru ingat kalau ini sudah bulan baru, dan terakhir dia menstruasi itu mungkin hampir sekitar dua bulan yang lalu. Apa ini artinya ...
“Nona, selamat. Kau hamil. Sekarang usia kandunganmu sekitar empat minggu ...”
“Ha-hamil?”
“Iya, kau hamil. Karena kandunganmu masih rawan, jadi aku minta kau harus berhati-hati dan menjaga kandunganmu dengan baik. Kalau begitu kami pergi dulu ..” Dokter dan perawat itu pergi meninggalkan Ahri yang masih tidak percaya dengan kehamilannya.
Hamil? Bayi? Anak? Itu berarti Ahri menjadi seorang ibu. Tapi ini tidak menjadi berita gembira untuk Ahri, dia tidak merencanakan semua ini. Itu terjadi begitu saja. Lalu bagaimana hubungannya dengan L.joe jika tahu kalai dia hamil?
“Hey, apa yang dikatakan Dokter, kau baik-baik saja?” L.joe kembali dan melihat Ahri sudah melepaskan jarum infusnya. “Apa yang kau lakukan?”
“Oppa, aku sudah sembuh. Sepertinya aku harus ke toliet ..” Ahri lalu pergi dengan cepat meninggalkan L.joe yang heran karena Ahri sudah sembuh lagi? Kenapa cepat sekali.
Ahri berlari dan akhirnya dia duduk ditangga darurat, dia menangis karena tidak tahu harus bahagia atau sedih dengan kehamilannya. Ini diluar dugaannya. Ahri tidak pernah berfikir dia akan benar-benar hamil bersama L.joe.
“Ahri akan hamil jika sudah saatnya untuk hamil” itu yang selalu dikatakan Ahri ataupun L.joe jika orang tua mereka bertanya tentang anak. Dan sekarang, Ahri sudah benar-benar hamil.  Apa maksudnya semua ini?.
Karena Ahri tidak juga kembali, akhirnya L.joe keluar dan mencarinya. Dia ke toilet, koridor-koridor, dan Ahri ada di kamar Baekhyun.
“Ya Song Ahri!” L.joe masuk dan mendekati Ahri yang sekarang sudah tidur disamping Baekhyun. “Kau ini memang merepotkan ...” L.joe menggendong dan memindahkan Ahri berbaring di sofa, menyelimutinya. Dan L.joe keluar.
--- --
Ini hari minggu, L.joe masih dirumah sakit. Dia akan pulang besok untuk bekerja. Sekarang, L.joe sedang mengganti air dan bungan dari vas bungan di meja Baekhyun. Dia membuka jendela, dan merapikan selimut Baekhyun.
Drrrt .. drrrtt ... ponselnya bergetar.
L.joe    : Yeoboseyo
Appa   : Hey Nak, bagaimana kabar kalian berdua?
L.joe    : Baik. Untuk apa menanyakan itu?
Appa   : Ya! Dasar kau ini. Tentu saja orang tua akan menanyakan kabar anaknya ...
L.joe    : Aku sudah 22 tahun aku hidup denganmu, jadi aku tahu ada maksud lain untuk itu
Appa   : Kau ini hebat juga. Yah aku hanya menanyakan kabar Ahri, apa sudah ada tanda?
L.joe    : Appa, berhenti menanyakan hal itu. Aku sudah bilang kalau itu tdak mudah
Appa   : Sebenarnya kau ini bisa tidak?
L.joe    : Sudahlah, aku tidak mau membicarakan ini-
L.joe menutup telfonnya dan mematikan ponselnya. Dia tidak ingin membahas masalah ini lagi, itu menyebalkan. Mereka tidak tahu bagaimana sebenarnya dia dan Ahri. L.joe selalu berfikir kalau itu tidak akan pernah terjadi.
“Hyung, aku tidak tahu sampai kapan akan terus seperti ini. Hyung harus cepat bangun dan membawa Ahri pergi dariku, dengan begitu, mungkin akan lebih baik untukku, untuk semuanya. Kau tahu Hyung? Sebenarnya aku menyukai kalian berdua, kalian adalah teman terbaik bagiku. Tapi entah kenapa aku jadi seperti ini, saat aku terus bersama Ahri, aku merasa kalau aku lebih menyukainya daripada pertemanan kita. Aku tidak tahu apa itu yang aku rasakan, hanya saja .. ini membuatku gila. Aku sudah menyukainya, aku menyukai Song Ahri. Tidak, aku mungkin sudah mencintainya. Jadi Hyung, tolong cepat bangun dan lakukan sesatu untuk kita. Apa yang harus aku lakukan?” L.joe menghela nafas dan menatap ponselnya. “Mianhae Hyung. Tidak seharusnya aku membiarkanmu mendengar ini, aku sudah gila. Hyung, lupakan saja ucapanku, aku hanya bercanda. Cepat sembuh, Hyung” L.joe sedikit memaksa untuk tersenyum, dia lalu berjalan dan membuka pintu.
Tanpa sadar, Ahri dari tadi berdiri disamping pintu dan mendengar semuanya. Dan saat L.joe membuka pintu, Ahri dengan cepat berlari menjauh dari pintu.
“Oppa, kau mau kemana?” Ahri tersenyum, seolah dia tidak pernah mendengar semua yang dikatakan L.joe tadi.
“Bukankah kau yang menyuruhku untuk membeli bunga dan makanan untukmu?”
“Eoh geurae, aku lupa”
“Kau mau ikut?”
“Andwae. Aku disini saja, Oppa pergilah dan bawa bunga yang bagus”
“Baiklah, aku pergi dulu” L.joe pergi dan Ahri masuk kekamar Baekhyun.
Ahri akhirnya menangis, mengeluarkan tangisan yang dia tahan dari tadi. Dia sepertinya sudah mulai terbawa suasana cerita ini. Dia yang sekarang hamil, dia yang tahu kalau ternyata L.joe menyukainya, dan kenyataan kalau dia adalah istrinya. Itu semua membuat Ahri tidak tahu harus apa dan bagaimana, perasaannya masih kacau dan tidak bisa merasakan apa pilihan hatinya.
Tapi rasa mual itu kembali lagi, memenuhi perut Ahri dan membuatnya tidak bisa menahan. Ahri berlari ke kamar mandi, dia berusaha unutk muntah, tapi itu hanya mual dan tidak bisa mengeluarkan isi perutnya. Itu salah satu bawaan hamil.
Beberapa jam kemudian, L.joe sudah kembali dengan membawa seikat bunga mawar merah cantik dan banyak makanan ringan juga basah.
“Annyeong Ahri-ya, bagaimana bunganya, kau suka?”
“Ini wangi, bagus. Aku menyukainya, gomawo Oppa”Ahri tersenyum mengambil bungan itu dan memindahkannya kedalam vas.
“Ini semua makanan pesananmu, tapi jangan kau makan semua. Atau kau ingin seperti kemarin lagi?”
“Anio Oppa, aku tidak akan memakan semuanya. Lagi pula sekarang aku kehilangan selera makanku ...”
“Ya! Kau menyuruhku untuk membeli semua ini dan sekarang kau bilang kau tidak selera makan? Aish jeongmal. Kau ini sangat menyebalkan Song Ahri!” L.joe yang sedang mengeluarkan beberapa makanan dari tas akhirnya mengacuhkan semua makanan itu. Dia berdiri dihadapan Ahri dan marah.
“Tadi pagi aku memang menginginkan semuanya, tapi sekarang aku tidak bisa makan apapun”
“Ya. Apa kau sakit? Wajahmu pucat, apa kau masih pusing?” L.joe memperhatikan Ahri yang memang terlihat sedikit pucat dan lemas.
“Anio, nan gwaenchana. Aku akan memakannya nanti, gomawo Oppa”
“Hey, aku mulai khawatir denganmu. Akhir-akhir ini kau sering sekali berterima kasih padaku, apa sendi-sendi dalam tubuhmu benar-benar lepas?”
“haha ... anio Oppa, kau bilang itu tidak mungkin. Hentikan itu ...” Ahri melepaskan tangan L.joe yang ditempelkan dikeningnya, Ahri kembali duduk di sofa.
“Mungkin kau benar-benar sakit, kajja kita periksa lagi ke Dokter”
“Tidak usah, aku sudah tahu penyakitku. Oppa makan saja, ayo cepat!”
“Aish. Sedang sakitpun kau juga menyeramkan dan menyebalkan!” akhirnya dengan paksaan Ahri, L.joe memakan beberapa makanan yang dibawanya. Sebenarnya dia memang lapar.
Sementara Ahri, kembali kehilangan senyumannya. Dia hanya melihat L.joe yang makan dengan lahan sampai tidak bernafas, dan sesekali melihat Baekhyun yang masih terpejam. Ahri terus berfikir dan memperpanjang fikirannya itu, dia mencoba mendengar pilihan hatinya lebih dalam.
--- --
Tidak terasa pagi sudah datang kembali, memaksa setiap manusia untuk kembali menjalankan rutinitas sibuknya sampai malam nanti mungkin untuk sebagian orang. Begitu juga dengan L.joe yang harus kembali ke kantornya untuk bekerja. Setelah rapi dan siap, dia sebentar lagi berangkat.
“Ahri-ya, mungkin aku akan kesini sedikit malam nanti. Pekerjaanku banyak sekali, ditambah Appa yang sering datang ke kantor akhir-akhir ini”
“Oppa ...” Ahri perlahan mendekat dan berdiri dihadapan L.joe, menatapnya. Ahri yang semalaman sudah banyak berfikir, sekarang akan sedikit mencari tahu jawabannya.
“Apa? Kau sakit lagi?”
“Apa Oppa menyukaiku?”
Bugh. Pertanyaan Ahri seperti sebatang pohon besar yang tiba-tiba roboh dan menimpa L.joe, membuatnya tidak bisa bernafas dan tidak bisa berfikir. Pertanyaan apa ini? L.joe hanya mengedipkan kedua matanya, mencoba mencerna apa yang dimaksud Ahri itu.
“Oppa, kau bisa menjawabku?”
“ ...aaap-apa yang kau katakan, bagaimana mungkina aku__”
“Jawab saja aku dengan jujur, aku mohon Oppa”
“Ahri-ya, kau  dan aku adalah teman. Pertanyaan apa itu? Sudahlah, aku berangkat ..” L.joe mengalihkan pandangannya dari tatapan Ahri yang menurutnya sangat tajam, dia sedikit berjalan menjauh darinya.
“Apa itu artinya kau benar-benar menyukaiku?”
“Ahri-ya ... aku tid__”
Ahri mendekat dan memeluk L.joe, memotong perkataannya dan membuat mereka berdua terdiam untuk beberapa waktu.
Awalnya pagi ini sedikit cerah, tapi ternyata hujan kembali datang untuk membasahi semuanya. Berbeda dengan tumbuhan, sebagian manusia tidak merasa kalau hujan dipagi hari itu menyenangkan.
Kembali pada L.joe dan Ahri. Mereka masih berpelukan.
“Oppa, aku sudah tahu semuanya ...” Ahri memotong perkataannya karena tiba-tiba rasa mual itu datang lagi dan kali ini pandangannya juga sedikit kunang-kunang, dia pusing.
“Ahri-ya mianhae ...”
“Jangan minta maaf Oppa, aku mengerti”
“Hyung___” L.joe merasakan kalau tubuh Ahri seperti terhempas padanya, Ahri pingsan. “Ya Ahri-ya, buka matamu Ahri ... Song Ahri ...”
Bersamaan dengan itu, tangan Baekhyun tiba-tiba bergerak. Dan layar monitor yang disamping Baekhyun yang menunjukan detak jantungnya juga berbunyi cukup keras. Sementara L.joe tidak tahu harus bagaimana sekarang, keduanya membutuhkan pertlongan.
--- --
Ahri berjalan mengikuti jalan yang dibentuk dengan lilin-lilin dan dipenuhi taburan bunga mawar, Ahri tersenyum dan terus berjalan walaupun dia tidak tahu kemana kakinya membawanya.
“Ahri-ya ...”
“Baekhyun Oppa?”
“Geurae, ini aku. Kemarilah ...” Baekhyun yang memakai jas putih dan sangat tampan itu tiba-tiba muncul dihadapan Ahri dan tersenyum. Dia bercahaya.
“Oppa, bukankah itu baju pengantin yang kau desain untuk pernikahan kita?”
“Iya, kurasa begitu. Entahlah, aku hanya memakai baju yang ada. Apa aku tampan?”
“Ne, kau tampan sekali. Wajahmu bercahaya Oppa. Apa kita akan menikah?”
“Anio. Aku tidak akan menikah denganmu, Ahri-ya. Aku harus pergi darimu ...”
“Tapi kenapa? Apa Oppa tidak mencintaiku lagi?”
“Bukan begitu, aku sangat mencintaimu Ahri-ya. Kau cinta sejatiku. Tapi temanku meminta aku melakukan sesuatu untuk menjawab pertanyaannya, dan aku harus melakukannya”
“Teman? Siapa teman yang kau maksud?”
“Nanti kau juga melihatnya”
“Jadi kau akan pergi meninggalkan aku demi temanmu?”
“Tidak, sebenarnya itu tidak seperti itu. Aku tidak bisa memilih, karena aku tidak diberikan pilihan disini. Aku hanya diberikan perintah untuk pergi. Ahri-ya, percayalah kalau aku sangat mencintaimu dan selamanya akan terus berada dalam hatimu. Kau mengerti?”
“Oppa, jangan pergi kumohon”
“Aku juga ingin seperti itu, tapi ini harus terjadi. Mungkin ini sudah menjadi yang terbaik untukku, untukmu, dan untuk dia. Kau pasti akan bahagia nanti, aku bisa melihatnya dari matamu. Apa kau bisa merasakannya?”
“Apa maksudmu?”
“Cinta. Kau bisa merasakan sebuah cinta yang datang padamu? Ah sudahlah, kau juga pasti menyadarinya nanti. Sekarang aku harus pergi ...”
“Oppa kajima!”
“Dengar Ahri-ya, kau ini sudah menikah. Kau juga sedang hamilkan? Jadi mulai sekarang lupakan aku sebagai pacarmu, perlahan juga boleh. Kau harus mulai hidup menjadi seorang istri dan ibu yang baik untuk keluargamu, kau bisa melakukannya kan?”
“Aku ... aku tidak tahu Oppa ..”
“Nanti juga kau akan mengerti. Suamimu adalah pria yang sangat baik, dia teman terbaikku setelah kau. Dan dia bilang padaku kalau dia sangat mencintaimu. Kau akan bahagia bersamanya. Bukankah kau juga sudah merasakan kalau kau menyayanginya?”
“Oppa mianhae”
“Tidak Ahri-ya, kau tidak perlu minta maaf. Semuanya sudah menjadi takdir. Aku tidak apa-apa, aku bahagia bisa menghabiskan hidupku bersamamu. Jadi kau juga harus bahagia, temanku bilang kalau ‘setiap cerita dari takdir yang sudah ada, pasti pada akhirnya akan berakhir bahagia. Walau selama ini yang ada hanya kesedihan dan rasa sakit, tapi suatu hari nanti itu akan berakhir dengan kebahagiaan’. Arasseo?”
“Oppa, saranghandageo”
Ahri sedikit berlari memeluk Baekhyun, dia memeluknya erat. Dan perlahan cahaya dari lilin-lilin itu mulai hilang satu persatu, bunga-bunga itu terbang dan akhirnya semua itu menjadi gelap.
--- --
Ahri membuka matanya, dia melihat L.joe tertunduk memegangi sebelah tangannya. Tapi L.joe tidak hanya tertunduk, dia menangis.
“Oppa ...”
“Ahri? Kau bangun?” L.joe mengangkat wajahnya menatap Ahri. Dia menghapus sedikit air mata yang keluar dari matanya.
“Oppa, kenapa kau menangis?”
“Ahri-ya mianhae. Aku tidak tahu kenapa .. tapi Hyung, dia ..”
“Baekhyun Oppa sudah pergi ...”
“Kau tahu?”
“Geurae, aku tahu. Aku mendengarnya tadi”
“Jeongmal Mianhae Ahri-ya, mungkin itu karena aku. Hyung mendengarku tadi saat aku__”
“Hajima Oppa, itu semua bukan kesalahanmu. Ini mungkin sudah waktunya Baek Oppa pergi, dia tidak mungkin akan selamanya terus seperti ini. Dia harus pergi ketempat yang lebih bagus dan lebih menyenangkan. Dan itu bukan karenamu, Oppa”
“Ahri-ya ...”
“Jangan menangis. Presdir sepertimu tidak terlihat bagus jika menangis, sudahlah ...” Ahri memeluk L.joe.
“Ahri-ya aku tadi ...”
“Aku sudah bilang Oppa, aku tahu semuanya. Tapi jika kau ingin mengatakannya, aku akan senang hati mendengarmu mengatakannya ..” Ahri melepaskan pelukannya dan tersenyum menatap L.joe.
“Ahri-ya, apa yang sudah terjadi? Kenapa kau ...”
“Yang terjadi adalah, pacarku sudah pergi dan aku minta maaf Oppa. Aku sadar kalau selama ini aku sudah mengacuhkanmu sebagai suamiku, aku tidak tahu kalau aku ini adalah istrimu. Yang kulakukan hanya pergi bersama pria lain. Maaf karena sudah membuatmu menderita Oppa, dan maaf untuk semuanya. Tapi mulai sekarang aku sudah tahu siapa aku, aku adalah Ny. Lee. Istri dari presdir Lee Byunghoon alias L.joe ...”
“Ahri-ya ...”
“Aish Oppa, sudahlah. Kau itu terus menyebut namaku, apa tidak ada kata lain selain itu yag bisa kau katakan padaku? Coba katakan apa jawabanmu tadi untuk pertanyaanku?”
“Aku .. Ya Song Ahri, aku ..”
“Kau tidak mau mengatakannya?” Ahri sedikit menggoda L.joe untuk mengatakannya.
“Ahri-ya saranghae. Saranghae saranghae saranghandageo ..”
“Nado saranghae, Yeobo ...” Ahri tersenyum dan kembali memeluk L.joe, memeluknya erat. Dan L.joe yang sebenarnya masih tidak mengerti dengan semua ini, memilih untu mengikutinya dan membalas pelukan Ahri.
--- --
Ahri dan L.joe akhirnya pulang kembali kerumah mereka, setelah lama sekali mereka berdua tidak pergi. Sudah banyak yang terjadi, tapi rumah itu masih seperti beberapa waktu lalu saat Ahri pergi. Berantakan.
“Ya Lee Sajangniem! Apa ini semua?”
“Emh aku bisa menjelaskannya Ahri-ya, aku akan membereskan semuanya”
“Apa selama ini kau tidak membereskan rumah?”
“Ya! Aku terlalu sibuk untuk membereskan rumah, aku harus bekerja dan menemanimu di rumah sakit. Itu membuatku tidak punya waktu untuk membereskan ini semua ...”
“Apa kau menjadikan itu alasan?”
“Tapi itu bukan alasan!”
“Karena aku lelah, jadi kau yang harus membereskan semuanya. arasseo?” Ahri meninggalkan L.joe dan pergi kekamarnya.
“Ya Song Ahri! Aish ini menyebalkan ..” L.joe hanya bisa mengumpat melihat semua sampah, baju yang berserakan, dan semua hal yang membuat rumah ini berantakan.
Disaat seperti ini, ponselnya berdering. Dan itu Ahri Eomma.
L.joe                : Yeoboseyo Eomma
Eomma            : L.joe-ya annyeong, bagaimana kabar kalian berdua?
L.joe                : Kami baik, Eomma
Eomma            : Ini sudah sangat lama sejak terakhir kalian datang, kapan kau kesini?
L.joe                : Maaf Eomma, akhir-akhir ini kami terlalu sibuk
Eomma            : Sibuk apa, yang bekerja hanya kau. Lalu apa yang dilakukan Ahri?
L.joe                : Ahri baru sembuh, dia sedikit sakit
Eomma            : Eoh, apa dia hamil?
L.joe                : Tidak Eomma, Ahri tidak hamil. Kita akan membahasnya nanti__
Ahri                 : Annyeong Eomma, kabarku baik. Dan aku punya berita bagus untukmu
(Tiba-tiba saja Ahri datang dan merebut ponsel L.joe dari tangannya)
Eomma            : Apa kau hamil Ahri-ya?
Ahri                 : Geurae, aku hamil Eomma
Eomma            : Jinjjayo? Ah itu berita bahagia, akhirnya kau hamil juga. Lalu bag__
L.joe mengambil kembali ponselnya dan menutup telfonnya begitu saja. Dia tidak mengerti kenapa Ahri berbohong tentang kehamilannya pada Eomma.
“Itu benar Oppa, aku tidak berbohong. Aku hamil”
“Hajima Ahri-ya, kau tidak usah seperti itu. Kita bisa mengatakan pada mereka kalaummm__”
Ahri menghentikan perkataan L.joe dengan menjatuhkan bibirnya tepat dibibir L.joe.
“Tapi itu benar, aku hamil. Dan ini adalah bayi kau dan aku ...”
“Jeongmal? Sudah cukup Ahri-ya jangan bercanda!”
“Aissh. Aku tidak bercanda, percayalah. Aku ini sedang hamil empat minggu. Apa harus aku ingatkan tentang waktu itu?”
“Kau hamil?”
“Geurae, aku hamil” Ahri tersenyum sambil memegangi perutnya.
L.joe langsung memeluk Ahri. Ini kabar yang mengejutkan sekaligus membahagiakan untuknya. “Itu artinya aku akan menjadi Appa?”
“Geurae, kau akan menjadi Appa dan aku menjadi Eomma. Kita akan menjadi keluarga yang bahagia.
“Ahri-ya saranghae”
“Oppa, karena aku hamil dan Dokter bilang aku harus selalu menjaga kandunganku, jadi mulai sekarang kau harus menuruti semua keinginanku. Kau juga harus memasak, mencuci piring, menyapu, dan semuanya ... ara?”
“Ah entahlah aku tidak yakin akan menyanggupinya”
“Ish kau ini! Oppa kau itu harus menjadi suami yang siaga ..”
“Tapi aku juga seorang Presdir yang sibuk, kau dan bayimu harus mengerti!”
“Astaga. Oppa, kau ini benar-benarmmm__”
L.joe menarik Ahri lebih dekat dan menciumnya. Melanjutkan sesuatu yang sudah Ahri mulai tadi. Mereka akhirnya berciuman.
--- --
Dan cerita ini selesai. Akhirnya.
Entah kalian mengerti atau tidak jalan cerita ini, tapi yang penting cerita ini sudah selesai saja. Author awalnya tidak akan melanjutkan cerita ini karena tiba-tiba alurnya berubah ditengah jalan, tapi pada akhirnya atas izin Tuhan YME, cerita ini bisa selesai juga. Terima kasih untuk readers yang sudah mau membacanya, semoga bermanfaat.
‘Kita harus percaya bahwa ada Tuhan YME yang senantiasa melihat dan menjaga kita, dia tidak pernah sekalipun tidur dan lengah mengawasi setiap umatnya. Jadi kalian juga harus percaya bahwa setiap cerita dari takdir yang sudah ada, pasti pada akhirnya akan tetap berakhir bahagia. Walau selama ini yang ada hanya kesedihan dan rasa sakit, tapi suatu hari itu akan berakhir dengan kebahagiaan’
-cifcif Rakayzi-



iklaan

SUPER JUNIOR