luhanay blog Follow Dash Owner

Kamis, 24 November 2016

FF iKON "Wind"



Tittle : Wind
Genre : AU, Divergence || Rate : 15 || Length : Oneshot
Main cast : Koo Junhoe, Lee Hyein
Disclaimer : Junhoe ciptaan Tuhan YME. dan milik keluarga berserta agensinya. Hyein adalah fiction cast milikku.
Summary : “Kau sudah berjanji tidak akan menangis lagi untuk kesedihan itu, jadi kuharap air matamu hanya datang karena kau tidak bisa menahan kebahagiaanmu.”
Author : cifcif rakayzi
======= ======= =======

Walaupun aku melihatnya tertawa, tapi titik air mata kesedihan yang dia sembunyikan, masih jelas aku lihat. Dia hanya membuat dirinya menjadi pembohong. Beautiful liar.
Aku mengerti kalau itu sulit. Menghilangkan kesedihan yang sudah merobek hati, benar-benar sulit, walaupun perlahan. Yang terjadi malah luka itu semakin sakit saat pelan-pelan berusaha menyembuhkan diri. Pantas air mata itu selalu jatuh.
Dia masih tidak bisa memahami dirinya, suasana di lingkungannya, orang lain di sekitarnya, dan terutama keinginannya. Dia hanya terus menutup dirinya, menahannya sendirian. Tersenyum di hadapan orang lain, dan menangis sendirian.
“Apa kau akan membunuhku dengan tatapan itu?”
Suara lembutnya menyadarkanku. Memberiku senyuman tipis. Aku sudah berjalan sampai disini, di hadapannya. Berjalan terbawa terbang pikiranku sendiri.
“Junhoe-ya, kau tidak apa-apa?”
Aku hanya menggelengkan kepala, duduk di ayunan sebelah gadis itu. Tidak ada kata dariku untuk menjawab pertanyaannya.
“Aku tidak apa-apa,”
Dia kembali mengeluarkan suaranya, menatapku seolah meyakinkan. Aku tahu dia mengerti. Aku menatapnya, menunggu dia melanjutkan ucapannya.
“Aku juga tidak menangis. Aku hanya ingin melihat bintang disana...”
Dia menunjuk ratusan bintang di langit malam, tersenyum dan seolah menggantungkan setitik harapan pada salah satu bintangnya.
Dia kembali berbohong. Kedua mataku melihatnya, air mata yang dia sembunyikan. Oh ayolah, kenapa dia selalu bersikap seolah aku tidak tahu? Aku ini sudah mengenalnya sangat lama, bahkan mungkin aku lebih mengenalnya daripada diriku sendiri.
“Hyein-ah, kau tidak mengingkari janjimu?”
Hyein menatapku sekilas, lalu kembali melempar tatapannya melihat bintang. Dia terdiam. Mengayunkan kakinya pelan, membuat ayunan itu berayun maju mundur, membuat angin kecil menerbangkan rambut panjangnya. Dia tidak menjawabku.
“Kau harus kuat untuk dirimu sendiri. Tersenyumlah...”
Aku mengerti. Dia tidak bisa menjawab pertanyaanku, karena dia mengingkarinya. Lee Hyein mengingkari janjinya sendiri untuk tidak menangis lagi. Aku ikut mengayunkan ayunanku, membiarkan tubuhku sedikit melayang dengannya.
“Junhoe-ya,”
“Apa?”
Dia berhenti berayun. Aku lempar tatapan mataku melihatnya, dia hanya menunduk. Jinjja Hyein-ah, jangan menangis lagi. Kau hanya menyakiti dirimu sendiri jika terus menangis.
“Maafkan aku...”
“Untuk apa? Hari ini kau tidak memukulku, jadi untuk apa minta maaf?”
Dia kembali diam. Aku tahu untuk apa ‘maaf’ itu, tapi dia harus mengatakannya sendiri padaku. Mengakui kebodohannya sendiri. Dia benar-benar bodoh karena terus menangis untuk kesedihan itu, membiarkan dirinya tetap tenggelam.
“Hyein-ah, tidak apa-apa, aku tahu.”
“Aku menangis...”
Aku berhenti mengayunkan kakiku, membuat benda yang kududuki berhenti bergerak maju mundur. Aku menatapnya, dia masih menunduk.
“Maaf karena aku menangis lagi. Aku tidak tahu kenapa air mata itu selalu mendesak keluar dari mataku, aku benar-benar tidak tahu. Aku ingin tidak menangis. Aku ingin membuat diriku baik-baik saja saat mereka mengabaikanku, tersenyum walaupun mereka meninggalkanku, dan tertawa saat mereka dihadapanku. Tapi tidak bisa,”
“Hyein-ah,”
“Jun, aku tidak bisa melakukannya. Aku tidak bisa menerima itu, menerima mereka dan bersikap seolah menjadi keluarga yang tidak pernah terjadi apa-apa. Aku akan mengingat apa yang sudah terjadi, dan menyembunyikan diriku dari mereka,”
“Tidak Hyein, kau tidak boleh melakukannya. Cobalah perlahan, dan jangan coba untuk menyerah. Tidak apa jika kau menangis, tapi jangan menyerah untuk mencoba. Tersenyumlah pada mereka, lupakan yang terjadi dan buatlah cerita baru untuk keluargamu.”
“Tidak, aku tidak ingin memperbaiki cerita itu. Eomma meninggal, dan aku tidak akan menerima Ibu tiriku. Aku akan membiarkan Appa tetap seperti itu padaku, tidak peduli sebesar apa kemarahannya padaku. Aku tidak ingin menggantikan Ibuku dan hidup sebagai keluarga baru dengan wanita itu, aku tidak menyukainya. Dan aku akan membuat janji baru. Janji untuk tidak menangis karena wanita itu, atapun Appa.”
“Lee Hyein!”
Aku menarik rantai ayunan itu, membuatnya menghadapku. Dia  menangis. Aku tidak tahu kenapa dia selalu menyerah untuk mencoba. Dia hanya perlu membiarkan Ibunya tenang, dan menerima istri baru Ayahnya, lalu memperbaiki cerita keluarganya dan tersenyum. Apa itu sangat sulit?
“Jun, dia berteriak padaku. Wanita itu menangis dan mengatakan maaf, memintaku untuk berpura-pura menerimanya, dan menjadi keluarga. Dia bilang kalau dia bodoh dan aku pintar, jadi aku bisa bersikap baik padanya dan menganggapnya Ibu,”
Aku menarik nafas yang rasanya berat, kulepas rantai itu dan membiarkannya kembali berayun kecil.
“Aku juga bilang maaf padanya, tapi dia tidak mendengarku. Wanita itu hanya menangis dan membuat semua orang berfikir kalau aku seorang penjahat, membiarkannya menangis dan menderita. Tanpa mereka tahu siapa sebenarnya penjahat dalam cerita ini.”
Aku tidak mengatakan apapun, Hyein juga terdiam, hanya menatap bintang dan berayun. Beberapa titik air mata itu sudah mengering karena hembusan angin, dia hanya terus berayun. Seolah membiarkan angin sedikit demi sedikit menerbangkan kemarahannya.
“Hyein-ah, aku tahu kau mengerti perasaan Ayahmu, apa kau tidak ingin membuatnya tenang? Kau tidak ingin melihat Ayahmu tersenyum? Cobalah bersikap baik dan menerimanya, atau jika kau memang tidak bisa, berpura-puralah menerimanya,”
“Aku sudah melakukannya. Selama sembilan tahun ini, aku selalu berpura-pura menerimanya, tapi dengan caraku sendiri. Dan aku membuat diriku tidak peduli untuk itu, aku tidak ingin memikirkan bagaimana perasaan Appa melihatku seperti ini. Appa menangis atau tersenyum, aku tidak ingin tahu. Aku hanya akan memikirkan diriku sendiri, dan kau.”
Hyein beranjak, dia berjalan beberapa langkah menjauh dariku. Menghapus air matanya, membuatku yakin untuk perkataannya. Tapi sayangnya aku tahu dia meneriakan kata yang sebaliknya dalam hati kecil itu.
“Kalau kau ingin bersamaku..” aku juga beranjak, melangkah mendekatinya, memeluk tubuh kecilnya dari belakang. “Cobalah perbaiki ceritamu dan_”
“Junhoe!”
Dia melepas tanganku darinya, mendorongku, berbalik dan menatapku. Membuat mataku bisa melihat kalau dia benar-benar mengingkari janjinya. Dia selalu menangis, tapi membuat janji untuk tidak menangis. Babo.
“Aku tidak akan memperbaiki ceritaku. Aku tidak akan menerima wanita itu, dan aku membencinya. Kau tahu kenapa aku membencinya, Jun?”
“Hyein-ah,” aku menarik tangannya, tapi dia menepisku lagi.
“Wanita itu menyebalkan. Dan lebih menyebalkan lagi karena aku menyadari itu sekarang, setelah menghabiskan masa kecilku berpura-pura menerimanya sebagai Ibuku. Junhoe-ya, aku membencinya, dan jangan paksa aku lagi untuk tersenyum padanya. Aku tidak akan berusaha menerimanya.”
“Baiklah. Kau membencinya, dan membuatmu menjadi penjahat karena menyakiti empat hati.”
Tatapan yang tadi berpaling, sekarang kembali padaku.
“Apa maksudmu?”
“Kau menolak memperbaiki ceritamu, menutup hatimu untuk memikirkan mereka. Itu artinya kau menyakiti hati Ayahmu, Ibumu, Ibu tirimu, dan hatimu sendiri.”
“Dia bukan Ibuku!”
“Jangan seperti itu Hyein-ah, cobalah untuk_”
“Koo Junhoe! Berhenti seperti itu padaku. Aku tidak peduli, bahkan jika aku harus menjadi penjahat, aku tetap tidak akan memikirkan mereka. Aku tidak mau, kau mengerti itu? Aku tidak mau!”
Aku menarik tangannya, membawanya kedalam pelukanku. Membiarkan dia menangis. Lupakan saja janji itu. Tidak ada gunanya membuat janji yang tidak bisa kau tepati.
“Lalu apa yang ingin kau lakukan?”
“Hanya membiarkan itu berjalan sendiri. Aku tidak akan melakukan apapun, aku tidak akan minta maaf lagi padanya, aku tidak akan memikirkan perasaan Appa, dan aku tidak akan menangis lagi.”
“Baiklah, bertahanlah seperti itu. Jangan menangis. Tidak usah memaksakan diri melakukan apa yang tidak kau suka, tapi cobalah membuat dirimu tidak menyakiti orang lain. Jangan menjadi penjahat. Hatimu tidak akan terluka jika kau tidak melukai hati orang lain.”
Mungkin dia akan mengerti. Ah tidak, dia harus benar-benar mengerti. Aku tidak ingin dia terus membuang air matanya untuk kesedihan, dia tidak boleh tersakiti dengan ke-egoisannya, bukankah semua orang harus bahagia? Jika iya, maka termasuk dia.
Menjadi penjahat itu buruk. Menyakitkan. Aku harap dia bisa terus mencobanya, menata ulang ceritanya, menata hatinya, menjadi lebih baik dan menjadi dia yang dulu. Tidak apa-apa jika itu diawali dengan berpura-pura. Setidaknya dia harus mencoba.
Keluarga itu adalah kebahagiaan. Dan kita tidak akan bahagia jika cerita keluarganya berantakan. Harus ada kata maaf. Harus memaksakan diri untuk memaafkan. Harus ada senyuman dan tawa. Sudah kubilang, tidak apa-apa jika berpura-pura, yang penting mencoba untuk menjadi lebih baik. Jika sudah, maka percayalah, angin akan berhembus mengeringkan air matamu. Menerbangkan kesedihanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

iklaan

SUPER JUNIOR