luhanay blog Follow Dash Owner

Selasa, 02 Januari 2018

[FF] Kim Glory Company



Tittle : Kim Glory Company
Genre : Drama, Marriage life, Family life || Rate : PG-15 || Length : Chapter
Cast : Kim Jiwon, Kim Hanbin, Kim Donghyuk, Lee Hyein, Koo Junhoe, Song Yunhyeong, Kim Jinhwan, Kim Jisoo, Lee Hayi, Han Yeojin, Choi Jaehyung, Tn.&Ny.Kim, support cast
Disclaimer : Cerita milik saya, dengan beberapa bagian diambil dari drama Taiwan. Fiction cast juga milik saya. Idol cast adalah ciptaan Tuhan YME. dan milik keluarga beserta agensinya.
Summary : ‘Hold my hand, and give your smile. I’ll be your mine’
                                                         Author : Cifcif rakayzi
======= ======= ======= ======= ======= ======= =======





Chapter 1

Kedua mata itu kembali menyipit, membaca kata demi kata yang tertulis di layar komputer. Berita itu sudah tersebar di internet, dan bukan tidak mungkin jika beberapa hari lagi juga akan tersebar di media cetak. Pemburu berita hanya mengincar sesuatu yang bisa menggemparkan publik, memberi berita dengan bahasanya, tanpa mau peduli dengan kebenaran sesuatu yang di ucapkannya. Sedikit egois memang, mencampuri kehidupan orang lain untuk mendapatkan keuntungan. Dan sayangnya, kita tidak bisa melakukan apa-apa untuk itu.
Sebuah ketukan pintu mengalihkan perhatian sang pemilik mata, menarik tatapannya dari layar monitor dan beralih melihat pintu yang perlahan terbuka. Menampakkan pria berjas yang tidak asing untuknya, juga seorang pria muda yang mengikutinya dari belakang.
“Selamat siang Presdir Kim,”
“Samcheon, apa kau membawa makan siang untukku?” pria bermarga Kim yang menyandang sebagai Presiden Direktur itu beranjak dari kursinya, berjalan mendekat, memperhatikan tangan kosong Sekretaris Choi yang dia panggil Samcheon.
“Presdir Kim, sepertinya ini masih jam kerja.” Sekretaris Choi melihat jam tangannya dan menatap serius lawan bicaranya.
“Ah baiklah Sekretaris Choi, ada apa?” pria ini mengeluh malas, mengikuti permintaan Sekretaris yang sudah dianggapnya Paman.
“Saya sudah menemukan Sekretaris baru untuk Anda,” Sekretaris Choi melangkah ke samping, memberi jalan untuk seseorang yang berdiri di belakangnya. “Sekretaris yang bisa Anda percaya.” tambahnya seraya menatap pria itu seolah mempersilahkannya memperkenalkan diri.
“Selamat siang Presdir Kim, saya Jung Chanwoo.” Pria muda dengan lesung pipi kecil di samping bibirnya, membungkuk, memberi hormat untuk pria yang menjadi atasannya mulai sekarang.
“Jung Chanwoo,” Presdir Kim memperhatikan Sekretaris barunya detail. Kemudian menyeret tatapannya pada Sekretaris Choi.
“Kenapa? Apa Presdir tidak menyukainya?”
“Tidak, bukan begitu. Hanya saja, mungkin dia sedikit terlalu muda. Bagaimana jika nanti_”
“Ayolah Jiwon, mau sampai kapan kau terus menolak setiap orang yang aku bawa? Sudah berapa orang yang kau tolak, jangan terlalu pemilih.” Sekretaris menghembuskan nafasnya lelah. Jika Presdir bernama lengkap Kim Jiwon itu menolak lagi, maka Jung Chanwoo adalah orang ke sembilan yang dia tolak.
“Sekretaris Choi, ini masih jam kerja, ingat?” Kim Jiwon menunjuk jam tangannya dan mengangguk pelan, meniru perkataan Sekretaris Choi padanya tadi.
“Presdir Kim, Jung Chanwoo adalah pekerja keras dan tentunya dapat dipercaya dengan baik. Saya rasa dia akan menjadi Sekretaris yang baik untuk Anda, jadi tolong jangan menilai seseorang hanya dari luar. Saya juga percaya kalau Jung Chanwoo akan bekerja keras untuk mengerti Anda, dan berkerja dengan sangat baik. Bukan begitu?” Sekretaris Choi menatap Jung Chanwoo, sedikit mendesak pria itu untuk menjawan ‘Ya’ dan meyakinkan Kim Jiwon untuk tidak menolaknya.
“Tentu saja, saya akan bekerja keras. Dan saya harap Presdir bisa memberikan kepercayaannya.” Jung Chanwoo mengangguk dan kembali membungkuk, meyakinkankan Presdir bermata sipit itu.
“Dengar Presdir Kim, mencari sekretaris untukmu itu tidak mudah_”
“Baiklah,” Kim Jiwon mengangguk, berjalan menghampiri Jung Chanwoo. “Kau langsung bekerja hari ini, Sekretaris Jung. Banyak jadwalku yang harus kau urus. Dan Sekretaris Choi akan menunjukkan meja kerjamu.” Kim Jiwon kembali berjalan menuju mejanya, duduk dan membawa dunianya kembali bersama bebepa berita yang tadi dia baca.
Dan dengan itu, berarti tidak ada penolakan. Jung Chanwoo adalah orang terakhir. Senyuman langsung mengembang di wajah Sekretaris Choi dan Jung Chanwoo.
“Terima kasih Presdir. Mulai sekarang saya akan bekerja keras, mohon bimbingannya.” Jung Chanwoo kembali membungkuk, kali ini sebagai tanda terima kasih dan hormat pada atasan.
“Baiklah, kalau begitu kami permisi. Selamat siang.” dengan senyuman yang masih belum menghilang, kedua Sekretaris itu pergi meninggalkan ruangan Kim Jiwon.


Beberapa saat setelah Sekretaris Choi pergi, Jung Chanwoo akhirnya bisa duduk tenang di kursinya. Menikmati pekerjaan barunya mulai sekarang. Walaupun banyak orang bicara kalau Presdir Kim adalah orang yang sangat menyebalkan, tapi itu tidak penting untuknya. Dia hanya akan bekerja keras dengan pekerjaannya.
“Sekretaris Jung, cepat ikut aku.”
Dan sepertinya, baru beberapa detik dia duduk di kursinya, tapi Presdir Kim tiba-tiba keluar dan sudah memberinya perintah. Tapi inilah pekerjaan.
“Baik Presdir.” Jung Chanwoo beranjak dari kursinya, berjalan cepat mengejar Presdir Kim yang sudah beberapa langkah di depannya.
“Hubungi Tuan Park, dan tanya dimana Hyojin sekarang.” Kim Jiwon kembali memberi perintah, tanpa melihat Sekretaris Jung ataupun memperlambat langkah cepatnya.
“Tuan Park?” Sekretaris Jung mengeluarkan ponselnya, dengan masih mencoba mengimbangi langkah Kim Jiwon.
“Iya. Sekretaris Choi sudah memberimu daftar kontak yang harus kau miliki kan?” Kim Jiwon tiba-tiba menghentikan langkahnya, membuat Sekretaris Jung hampir menabraknya jika dia tidak dengan cepat menguasai dirinya.
“Iya, Sekretaris Choi sudah memberinya. Tapi saya tidak tahu Tuan Park mana yang Anda maksud,” Sekretaris sedikit menunduk, bersiap menerima jika Presdir Kim akan memarahinya.
“Park Jaesong.”
Sekretaris Jung kembali menegakkan kepalanya, melihat Kim Jiwon hanya mengatakan itu dan kembali berjalan menuju lift. Tidak ada kemarahan. Entah ini keberuntungan atau sebenarnya Kim Jiwon itu baik. Sekretaris Jung tersenyum kecil dan kembali mengejarnya.
           ***

Berita tentang pertunangan Presdir Kim Glory Company sudah tersebar, walaupun identitas sang tunangan perempuan belum terungkap, tapi wartawan sudah memburu Presdir Kim untuk meminta klarifikasi.
“Periksa hotel ini, dan tahan Nona Han Yeojin jika dia kabur,” Park Jaesong menyuruh tiga dari enam pengawalnya pergi. “Dan kalian cepat ke kamar 104, temukan dia.” kemudian menyuruh dua dari sisa pengawalnya berjalan lebih dulu, sementara dia mempercepat langkahnya.
Tentu ini menambah pekerjaan. Disaat berita pertunangan itu tersebar, Han Yeojin malah menghilang. Entah apa yang ada dalam fikirannya, yang jelas semua hal yang dilakukan anak semata wayang majikannya itu selalu menyusahkan bagi Park Jaesong. Bahkan hanya menjada gadis yang umurnya baru setengah dari usianya, menjadi sangat sulit.
“Presdir Kim, Anda disini,” Tuan Park menghentikan langkah dan menormalkan langkahnya, membungkuk pada Presdir Kim yang sudah berdiri di depan pintu kamar 104.
“Apa benar Han Yeojin ada di dalam?” Presdir Kim menunjuk pintu kayu coklat yang sedang berusaha di dobrak pengawal Tuan Park.
“Berdasarkan catatan daftar tamu, Nona Han Yeojin menggunakan kamar ini,”
Presdir Kim menghembuskan nafas kasar, mengalihkan tatapannya dari Tuan Park, kembali melihat dua pengawal itu yang masih berusaha mendobrak pintu. “Ya! Apa kalian tidak bisa mendobraknya, bahkan hanya pintu kayu seperti itu?”
“Maaf Tuan, kami akan terus mencoba.” Pengawal itu langsung membungkuk meminta maaf karena teriakan Presdir Kim, lalu kembali mendobrak pintu itu lebih keras.
Braaaakk.
Akhirnya pintu itu terbuka, dan mereka langsung masuk. Mengedarkan tatapan menyapu ruangan kamar itu, tapi tidak ada siapapun disana.
“Periksa kamar mandi,” Tuan Park menunjuk tangannya memberi intruksi pengawalnya, sementara dia mencari sampai ke bawah ranjang dan lemari.
“Ada seseorang di kamar mandi,” ucap salah seorang pengawal beberapa detik kemudian, membuat semua orang mengalihkan tatapannya pada pintu di sudut ruangan. Kamar mandi.
“Biar aku saja.” Presdir Kim berjalan menuju pintu itu, mengetuknya perlahan. “Han Yeojin-sshi?” ucapnya dan kembali mengetuk.
Tapi tidak ada jawaban, yang terdengar hanya gemercik air samar. Seseorang yang sepertinya sedang mandi di dalam sana, tidak mendengar ketukan Presdir Kim.
“Han Yeojin-sshi, apa kau di dalam? Han Yeojin-sshi?” Presdir Kim mengeraskan ketukan tangannya dan menaikkan suaranya.
“Maaf Tuan Park,” seorang dari tiga pengawal Tuan Park tadi, berlari masuk tiba-tiba dengan nafas terengah.
“Ada apa?” Tuan Park langsung menatapnya dan berjalan menghampiri.
“Kamar Nona Han Yeojin ternyata bukan ini, tapi kamar nomor 141,”
“Apa maksudmu?” Tuan Park mengerutkan dahinya tanpa sadar, mencerna ucapan pengawalnya. “Apa benar yang kau katakan?”
“Tentu, tapi Non Han Yeojin_”
“Tuan, wartawan datang kesini,” dua pengawal lagi juga tiba-tiba datang dengan wajah tegang.
“Apa?” Tuan Park semakin mengerutkan dahinya. “Lalu dimana Nona Han Yeojin?” Tuan Park mengalihkan tatapannya daru dua pengawal yang baru datang itu, kembali menatap pengawal di hadapannya.
“Maaf Tuan, kami hanya menemukan barang-barang Nona Han Yeojin di kamar itu. Sepertinya Nona Han Yeojin sudah pergi sebelum kita kesini,”
Presdir Kim mengeraskan rahangnya menahan marah. Hal buruk yang selalu dia bayangkan sebelum pertunangan ini, ternyata benar-benar terjadi sekarang. “Kalau begitu cepat pergi dan cari dia sekarang!”
“Baik Presdir,” Tuan Park menjawab teriakan Presdir Kim. Tapi Tuan Park menahan langkahnya saat teriakan bersama terbukanya pintu kamar mandi itu, menampakkan seorang perempuan dengan handuk yang membalut tubuhnya.
“Yaaa! Siapa kalian? Sedang apa di kamarku?”
Presdir Kim langsung menegang menatap perempuan yang berteriak di hadapannya, dan tiba-tiba banyak wartawan masuk ke kamar itu.

“Presdir Kim, apa benar Anda telah bertunangan? Lalu dengan siapa Anda bertunangan?”
“Tersebar berita jika Anda sudah bertunangan dengan seorang perempuan berinisial H, apa itu benar, Tuan Kim?”
“Tuan Kim Jiwon, jadi benar jika Anda sudah bertunangan? Lalu, apa dia adalah tunangan yang Anda sembunyikan?”
“Tuan Kim tolong katakan sesuatu, apa Anda benar sudah bertunangan secara diam-diam?”

Beserta pertanyaan sama lainnya terus menghujani Presdir Kim Jiwon, membuatnya benar-benar menegang dengan kemarahannya. Sesuatu yang belum pernah terbayangkan akan seburuk ini.
Kilatan cahaya kamera masih memenuhi kamar itu, merekam gambar semua orang disana yang hanya diam tanpa sepatah kata. Ini di luar dugaan. Sementara perempuan dengan handuk itu, juga hanya berdiri melihat kamarnya yang tiba-tiba dipenuhi orang-orang aneh. Dan dia lupa bahwa sekarang dia masih memakai handuk saat kamera-kamera itu juga merekamnya.

“Tuan Kim Jiwon, tolong katakan sesuatu. Benarkah Anda bertunangan dengan perempuan berinisial H?”
“Apa Anda diam karena tidak menyangkal berita itu? Jadi perempuan berinisial H itu adalah perempuan disamping Anda sekarang, Tuan Kim?”
“Tuan Kim, apa sebenarnya kalian telah menikah dan sengaja menyembunyikan pernikahan itu dari publik? Tolong berikan jawaban,”

Kim Jiwon menyeret tatapannya pada perempuan di sampingnya, perempuan yang hanya memakai handuk dengan rambut basahnya yang juga menatapnya tidak mengerti. Tidak ada lagi yang bisa dilakukan, semua wartawan itu sudah memiliki bukti jika nanti dia menyangkal. Tapi jika dia membenarkan berita itu, tunangannya bukanlah perempuan disampingnya, tapi Han Yeojin yang sekarang entah pergi kemana.
Jawaban satu katapun bisa mempengaruhinya, entah itu baik atau buruk. Dan tentu saja dia harus memberikan jawaban yang nantinya tidak akan memperburuk keadaan. Satu detik kemudian, seulas senyum menghias bibir Kim Jiwon. Membuka jasnya dan memakaikan itu pada perempuan di sampingnya, perlahan merangkul untuk mendekat padanya.
“Saya minta maaf untuk ini, kita bertemu dalam suasana seperti ini,” Kim Jiwon masih memasang senyum kecil di bibirnya, sekilas melirik perempuan itu lagi. “Dan juga tentang pertunangan, sebenarnya saya sudah bertunangan.”
Jawaban Kim Jiwon membuat semua wartawan itu semakin ramai. Menambah kilatan cahaya dari kamera yang terus mengambil gambar mereka berdua, Kim Jiwon dan perempuan yang entah siapa namanya.
Kim Jiwon menahan tangan perempuan itu di belakang. Perempuan itu mencoba mendorongnya, dan tidak melepaskan tatapan tajamnya. Jika bisa dikatakan, mungkin perempuan itu sedang berteriak menanyakan ‘Apa maksudmu?’ pada Kim Jiwon. Tapi ini terjadi dengan cepat, tidak ada celah untuk lari dan menghindar.

“Jadi itu benar, dan perempuan itu adalah tunangan Anda?”
“Karena sekarang sudah terungkap, bisakah Anda beri tahu nama tunangan Anda, Tuan Kim?”
“Lalu apa alasan Anda menyembunyikan pertunangan Anda dari publik? Bukankah ini berita bahagia yang harus di umumkan pada publik?”
“Tuan Kim, sebagai Presdir dan pewaris Kim Glory Company, apa Anda akan dengan cepat 
menikah?”
“Mau bagaimana lagi, karena sudah bertunangan, kami tentu harus menikah,” Kim Jiwon sekali lagi memberikan senyuman pada perempuan di sampingnya, menambah kebingungan yang terus bertumpuk untuk perempuan berhanduk itu.
           ***

Komisaris Kim dengan diikuti Sekretaris Choi di belakangnya, bergegas melangkah menuju kamar hotel nomor 141. Berita pertunangan Presdir dari Kim Glory Company sudah menjadi trending topic hari ini.
“Tuan, tidak perlu terburu-buru, tenanglah.” Sekretaris Choi sedikit berusaha mencairkan suasana, melihat ekspresi Komisaris Kim sedatar itu, pertanda akan terjadi ledakan amarah.
“Berita itu sudah menyebar dan kau bilang aku harus tenang? Kurasa jika itu tidak menyangkut perusahaan, maka aku bisa tenang.” jawabnya dengan terus mempercepat langkah.
“Presdir Han tidak bisa menjaga anaknya, bahkan semua ini terjadi. Benar-benar diluar dugaan,” Komisaris Kim memijat dahinya pelan. Jika dia tidak bisa mengendalikan dirinya, mungkin penyakit jantungnya akan kambuh. “Ah iya, suruh seseorang menjemput istriku. Kita akan ke pemakaman setelah ini.”
“Baik Tuan.” Sekretaris langsung mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang, tanpa menghentikan langkah mengikuti Komisaris Kim.


Kim Jiwon kembali melirik jam tangannya, mengabaikan banyak panggilan dan pesan yang terus masuk kenomornya. Setelah klarifikasinya tadi, Seoul seolah geger karena pertunangan itu. Dan mungkin masalah besar akan datang padanya saat Komisaris Kim datang.
“Jung Chanwoo, apa dilakukan gadis itu di dalam? Bisa kau suruh cepat keluar,”
“Sepertinya Nona itu sedang memakai pakaiannya, tunggulah sebentar lagi, Presdir.” Sekretaris Jung tidak beranjak, dia sediit enggan jika harus menemui perempuan itu saat sedang berpakaian.
Selang beberapa detik, akhirnya perempuan itu keluar, sudah dengan pakaian lengkap. Dia berjalan ragu, menghampiri laki-laki yang rasanya ingin sekali dia tampar karena sudah mengaku sebagai tunangannya hari ini.
“Hey kau cepat kemarilah, duduk,” Kim Jiwon melirik sekilas perempuan itu, lalu memajukan dagunya menunjuk sofa dihadapannya.
“Ya! Sebenarnya siapa kau ini? Kenapa terus memerintahku seperti itu? Bahkan kau juga mengatakan yang tidak-tidak. Apa maksudmu mengatakan kalau kita adalah tunangan, bahkan mengenalmu saja tidak. Apa kau gila?”
Kim Jiwon berdiri menatap perempuan itu, menahan nafasnya untuk menahan emosi. Perempuan itu sudah meluapkan kemarahan yang sejak tadi dia tahan, dan tanpa rasa takut, dia bahkan berteriak di hadapan Presdir Kim Glory Company.
“Apa? Kenapa kau menatapku seperti itu?” perempuan itu berjalan dan berdiri dihadapan Kim Jiwon.
“Nona, apa kau tidak punya sopan santun? Kau berteriak pada orang  lain seperti itu, pasti pergaulanmu tidak baik. Dan juga, bisakah kau tidak usah berteriak saat bicara padaku?”
“Sopan santun? Seharusnya aku yang bertanya itu padamu, dimana sopan santunmu? Kau dan semua orang-orangmu itu tiba-tiba ada di kamarku, bahkan saat aku sedang mandi. Tidak tahu apa, kau bahkan mengatakan pada semua wartawan kalau aku adalah tunanganmu. Apa yang seperti itu punya sopan santun?”
Kim Jiwon memijat lehernya pelan, sedikit mengakui kalau itu kesalahannya. “Ehm, baiklah, maaf untuk itu. Kami salah kamar, dan aku terpaksa memakaimu didepan wartawan tadi,”
Perempuan berambut panjang itu menghembuskan nafasnya kesal. Dia masih tidak mengerti apa yang terjadi, dan sekarang dia sepertinya harus berhadapan dengan laki-laki sipit menyebalkan yang ada dihadapannya. “Kau fikir aku barang? Memakaiku untuk menyelamatkanmu dari wartawan tadi, ish benar-benar menyebalkan. Lalu sekarang untuk apa lagi kau menahanku disini?”
Kim Jiwon kembali menahan nafasnya, perempuan itu benar-benar membuat amarahnya naik. Kim Jiwon melempar tatapannya pada Sekretaris Jung yang langsung mendekat, seolah mengerti kalau atasannya akan memberi perintah. “Sekretaris Jung, bisa kau hubungi Sekretaris Choi atau Komisaris Kim, tanyakan dimana mereka.”
“Baik Presdir_”
Jawaban Jung Chanwoo tertahan saat bell berbunyi, dia mengurungkan niatnya menekan layar ponsel dan bergegas membuka pintu. Yang mereka tunggu sudah datang.
“Abeoji,” Kim Jiwon menghampiri pria setengah tua yang masih menyandang sebagai Komisaris Kim Glory Company.
Plak. Sebuah tamparan mendarat di salah satu pipi Jiwon dengan cepat, membuat suasana benar-benar hening sekarang.
“Ya! Sebenarnya apa yang kau lakukan? Kenapa bisa terjadi hal seperti ini, apa saja yang kau lakukan?”
“Maaf Abeoji, tapi ini bukan kesalahanku. Han Yeojin tiba-tiba menghilang dan wartawan datang, aku tidak tahu harus bagaimana menjawab mereka, selain membenarkan berita pertunangan itu,”
Komisaris Kim mengalihkan tatapannya, menahan untuk tidak mengayunkan tangannya menampar Jiwon. Sementara yang lain hanya diam, ikut tegang dengan kemarahan Komisaris Kim.
“Kau bilang hubunganmu dengan Yeojin baik, tapi menjaganya saja kau tidak bisa. Bagaimana Yeojin bisa menghilang seperti itu, dasar payah.” Komisaris Kim menarik sedikit dasinya, mengendorkan benda yang melilit lehernya.
“Maaf Abeoji.” dan jika sudah seperti ini, Kim Jiwon tidak bisa melawan pria tua itu.
“Mobil Han Yeojin terguling dan terbakar, yang ditemukan hanya jenazah yang hampir rusak terbakar, dan itu berarti dia sudah meninggal,” Komisaris Kim menarik nafas, sedikit menenangkan dirinya. Berita ini sangat mengejutkan. “Sekarang, apa yang harus kita lakukan? Pertunanganmu sudah tersebar dan tunanganmu meninggal, lalu kau mengakui dia sebagai tunanganmu pada wartawan,” Komisaris Kim beralih menatap perempuan yang hanya berdiri diam memperhatikannya.
“Kejadiannya begitu cepat, dan wartawan sudah melihatnya sebagai tunanganku,” Jiwon kembali membuka suara, meyakinkan lagi kalau dia benar-benar tidak tahu apa yang sudah terjadi.
“Siapa namamu?” Komisaris Kim menajamkan tatapannya menatap perempuan itu, membuatnya takut jika tangan yang menampar Jiwon, juga akan menyentuh pipinya.
“Lee- Lee Hyein,” jawab perempuan itu pelan. Dan dengan itu, berarti dia secara tidak langsung, dia sudah terlibat dalam masalah yang sama sekali tidak dia mengerti.
“Baiklah, masalah ini nanti kita selesaikan dengan Presdir Han. Sekarang kau dan Lee Hyein ikut aku, kita harus ke pemakaman Han Yeojin.” Komisaris Kim merapikan dasinya lalu pergi, disusul Sekretaris Choi di belakangnya.
“Kenapa aku juga harus ikut? Aku bahkan tidak tahu siapa yang meninggal, aku tidak mengenal kalian, dan aku tidak tahu masalah apa yang kalian bicarakan.” ucapan perempuan bernama Lee Hyein ini, membuat langkah Kim Jiwon kembali terhenti.
“Bisakah kau ikut saja tanpa ada pertanyaan? Aku akan menjelaskan semuanya nanti, jadi sekarang kau hanya harus ikut denganku dan jangan bertanya. Kau mengerti?”
“Tapi kenapa? Aku harus tahu apa yang sedang terjadi dengan kalian. Bagaimana jika ternyata kau adalah penjahat yang akan menculikku?”
“Ya! Apa aku terlihat seperti orang jahat?” Kim Jiwon masih bisa sedikit mengendalikan kemarahannya, walaupun nada bicaranya sudah naik.
“Tampang bisa menipu, bagaimana aku bisa percaya?”
“Aish ya sudah, kau tidak perlu ikut. Pergilah! Kau benar-benar menyebalkan.” tapi  sepertinya Jiwon menghabiskan kesabarannya. Dia pergi begitu saja dari kamar itu.
“Apa kau bilang? Sebenarnya yang menyebalkan itu kau, dasar penjahat!” Lee Hyein setengah menjerit meneriaki laki-laki yang sudah menghilang di balik pintu.
“Maaf Nona Lee,”
Lee Hyein melirik satu laki-laki yang tersisa bersamanya, Jung Chanwoo. “Apa lagi? Apa kau akan tetap menahanku disini? Bukankah dia tadi sudah membiarkanku pergi,”
“Saya minta maaf untuk sikap Presdir Kim, sepertinya beliau sedang tidak baik sekarang. Tapi bisakah Anda tetap ikut kami sekarang?”
“Kenapa? Apa urusanku dengan mereka? Dan kenapa kau harus minta maaf untuk orang itu?”
“Baiklah, biar saya jelaskan sedikit. Sebenarnya tadi kami sedang mencari seseorang dan ternyata kami salah kamar,”
“Ah, jadi itu kenapa kalian mendobrak kamarku. Lalu ada apa dengan semua wartawan itu?”
“Karena wartawan itu tiba-tiba datang, Presdir Kim terpaksa mengaku kalau Anda adalah tunangannya. Tapi sekarang, tunangan Presdir Kim meninggal karena kecelakaan mobil, dan karena Nona Lee sudah diketahui publik sebagai tunangan Presdir Kim, Anda harus ikut kami untuk menyelesaikan masalah ini. Jadi bisakah Anda ikut kami sebentar untuk ini? Anda bisa menelpon polisi jika kami melakukan kejahatan. Bagaimana?”
Penjelasan Jung Chanwoo cukup di mengerti oleh Hyein, dan juga karena dia sudah diberitakan wartawan, jadi setidaknya dia harus ikut menyelesaikannya.
“Baiklah, aku akan ikut.”
“Terima kasih banyak, Nona Lee.” Sekretaris Jung tersenyum. Kemudian membuka pintu, mempersilahkan Lee Hyein berjalan lebih dulu, dan mereka pergi.

     -bersambung-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

iklaan

SUPER JUNIOR