Chapter
2
Hye
in prov.
“OMG!
Kemana aku harus pergi sekarang? Aku lupa menanyakan dimana toiletnya. Sekolah
ini begitu rumit! Ah ... rasanya aku sudah tidak kuat lagi ...” aku hanya
berlari mengelilingi tempat yang sama dari tadi, tidak ada petunjuk aku akan
menemukan toilet.
“Apakah
kesini?” aku melihat tangga dan tanpa berfikir panjang aku langsung menaikinya.
“Ah apa ini ... kenapa aku sampai diatas sekolah seperti ini? Mana mungkin
disini akan ada toilet coba, yang ada hanya ...” aku melihat seseorang disini.
Seorang pria yang berdiri dan melihat kearahku sekarang.
“Nuguseyo?”
dia berjalan perlahan kearahku.
“Jeoneun Hye in imnida,
annyeong ...”
“Apa yang kau lakukan
disini? Bukankah ini masih jam pelajaran?”
“Ne? Ah aku hanya ... Hei kenapa
kau bertanya seperti padaku sementara kau sendiri sedang apa disini saat jam
pelajaran?”
“Naega?” pria itu tersenyum
sinis dan memalingkan muka dariku.
“Waeyo?”
“Kau tidak tahu siapa aku
hah?”
“Memangnya siapa kau?”
“Ish jinja ... apa kau tidak
bisa melihat atau mendengar sampai tidak tahu aku?”
“Aku murid baru disini!”
“Oh?”
“Memangnya penting
mengetahui seorang murid yang bolos dari jam pelajaran?”
“Aniya, jeongmal mianhae.
Aku tidak tahu kau baru disini, jeongmal mianhae ..”
“Gwaencanha, kita hanya
salah faham”
“Kalau begitu aku pergi
dulu, annyeong ..” dengan wajah yang memerah dia berjalan muju tangga.
“Ah camkanam!”
“Wae?” dia langsung menoleh
kearahku dan menghentikan langkahnya.
“Sebenarnya aku sedang
mencari toilet, tapi tidak ketemu. Bisakah kau ....”
“Ah jinjayo? Toilet ada
dimana-mana ... haha ..”
“Ish jangan
mentertawakanku!”
“Kau kelas mana?”
“Aku kelas 1.C, waeyo?”
“Kelas 1?”
“Ne”
“Nona, jika itu kelasmu maka
toilet ada disamping kanan kelasmu. Apa kau tidak melihatnya saat berjalan kemari?”
“Mwo? Ah jinja!”
“Hahahahahha .... Omo! Apa
kau benar-benar tidak bisa melihat hah?”
“Ish jangan tertawa lagi,
diamlah!”
“Kau ini benar-benar lucu!
Baiklah, aku pergi ... semoga berhasil lain kali haha.. haha” dengan tertawa
terbahak dia kembali berjalan.
Aku langsung berlari
mengejarnya dan menghentikan langkahnya dengan berdiri dihadapannya. “Mianhae,
kendae ... bisakah kau mengantarku kembali kekelas? Aku lupa kemana tadi
jalannya, jebalyo ...”
“Mwo? Hahahahaha ..” dia
malah semakin terbahak. Sampai dia mengeluarkan air mata kulihat.
“Shut up! Kalau tidak mau
mengantar ya sudah jangan mentertawakan aku seperti itu!” aku langsung
memalingkan wajahku darinya, berjalan pergi meninggalkannya.
“Geurae .. geurae ... aku
akan mengantarmu hoobae, aku tidak akan mentertawaimu lagi. Mianhae .. haha ..”
tiba-tiba dia berlari mengejarku dan menggandeng tanganku, membuatku tidak bisa
berkata apapun. Dan dia terus menggandeng tanganku sampai kembali kekelasku.
“Hoobae, kita sudah sampai. Silahkan ke toilet dan
setelah itu kembali ke kelasmu ne? Jangan sampai keloteng lagi, aku pergi” dia
melepaskan tanganku, tersenyum manis dihadapanku lalu pergi.
“Ahh OMG! Apa yang sudah
terjadi padaku? Siapa dia? Kenapa senyumnya begitu manis tadi? Ahhh aku tidak
kuat lagi ...” rasanya sudah sampai ujung, aku langsung berlari masuk ke
toilet. Mengeluarkan yang dari tadi aku tahan.
Author prov.
“Ah jeongmal, Hye in
waeirae?”
“Hah mwo?”
“Dari tadi kau hanya diam
saja, waeyo?”
“Aniya, nan gwaencanha ..”
“Lalu kenapa tadi kau ketoilet
lama sekali? Apa yang kau lakuakan di toilet? Apa kau bersama seoarang namja
disana?”
“Ish dasar michi Tae-tae!”
“Waeyo? Aku hanya bertanya!”
“Sudah-sudah hentikan,
kalian berdua hanya bicara yang tidak-tidak saja. Pergilah”
Kookie, lihatlah dia! Selalu
saja memarahiku, memukulku, dan kadang-kadang menciumiku. Apa yang harus aku
lakukan pada yeppeo yeoja ini? Aku sangat mencintainya sampai tidak bisa
membalas kemarahannya ...”
“Ish kau ini!” Nara
memukul-mukul Tae-tae yang berdiri disampingnya.
“Hye in, mereka selalu saja
seperti itu. Tidak jarang mereka juga berciuman dihadapanku ..”
“Ne?”
“Hye in jangan dengarkan
mereka, ayo kita saja yang pergi! Kalian diamlah ...” Nara menarik tangan Hye
in keluar dari kelas.
Suasana sedikit ribut diluar, beberapa orang berlarian
keluar. Membawa kertas dan menyiapkan handphone mereka di kameranya.
“Ada apa disini?”
“Molla, kita lihat saja ne?”
“Geurae ...” mereka berdua
berjalan mengikuti beberapa wanita lain keluar.
“Ah lihat itu, ada member Bangtan ada disini. Hye in
peganglah tanganku, kita akan menyeret wanita-wanita itu!”
“Mwo?” Nara langsung menarik
tangan Hye in masuk kedalam kerumunan orang-orang itu, berdesak-desakkan dan
saling dorong. Sampai akhirnya mereka ada dijajaran paling depan, dihadapan
empat member Bangtan yang sedang berdiri didepan mobilnya.
“Kau belum tahu mereka kan? Sekarang lihatlah, mungkin
mereka menjemput dongsaengnya”
“Nara, kita pergi saja dari
kerumunan ini”
“Waeyo? Kau kan belum tahu
mereka ..”
“Aku sudah melihat mereka
kemarin di TV, aku tidak menyukai mereka!”
“Omo! Kau ini, geurae ...
kita pergi!”
“Hyung! Anyyeong
....” seorang namja berlari menghampiri empat member Bangtan itu, dan itu
Suga.
“Hyung, lihatlah kita masih
menjadi pembuat wanaita gila!”
“Diamlah, ayo cepat masuk. Jadwal
kita padat!”
“Kemana dongsaeng mu?”
“Mereka akan menyusul nanti,
tadi Noona menelfonku dan bilang akan menjemput mereka sendiri”
“Geurae, kajja!” mereka
masuk kedalam mobilnya.
“Oh hoobae!” tiba-tiba Suga
berjalan kearah Hyein.
“Eotthokhae?”
“Oh? Gwaencanha,
gamsahamnida ...”
“Ne, haha ... kau ini lucu
sekali! Aku oulang duluan ya, anyyeong hoobae” Suga melambaikan tangannya dan
masuk kemobilnya. Mereka lalu pergi.
“Hyein?” Nara menatapnya bingung.
“Wae?”
“Apa barusaja Suga oppa
bicara padamu?”
“Suga oppa?”
“Sunbae yang tadi bicara
padamu adalah Suga member Bangtan, kau tahu?”
“Aku tidak tahu, kupikir dia
hanya murid biasa ..”
“Ah jinja, Hyein kau ini
benar-benar. Kenapa kau biasa saja?”
“memang aku harus
bagaimana?”
“Hei
hoobae! Nuguya?”
“Kenapa
Suga bicara padamu?”
“Apa
tadi Suga oppa menyapamu?” tidak lama setelah itu, beberapa wanita
menghampiri mereka dan dengan sinisnya bertanya pada Hyein.
“Ne?”
“Jangan dengarkan mereka,
kita pergi saja. Kajja!” Nara menarik lagi Hyein meninggalkan wanita-wanita
itu.
“Yak!
Camkanam ...”
Mereka terus berlari, tidak
mendengarkan wanita-wanita itu yang berteriak dan mengejar. Mereka terus
menghindarinya.
“Hei kenapa kalian terengah-engah seperti itu?”
“Membuatku berfikir ... ah
kalian sexy!”
“Hyein, sebenarnya apa yang
terjadi? Kenapa Sunbae menyapamu?”
“Sunbae? Nugu?”
“Diamlah Kookie! Hyein aku
bertanya padamu!”
“Camkanam, aku lelah sekali.
Tenggorokanku kering ...”
“Tarik nafas dulu, ayo tarik
.... keluarkan ...” Taetae dan Kookie malah yang melakukannya. Mereka menyuruh
Hyein menarik nafas dengan memperagakannya.
“Aku tidak tahu dia itu
Suga, aku hanya bertemu dengannya diloteng ..”
“Mwo?” Taetae, Kookie, dan
Nara langsung menatapnya kaget.
“Kalian berttemu diloteng?”
“Apa yang kalian lakukan?”
“Kami tidak melakukan
apapun!”
“Apa kalian berciuman
seperti di Drama ‘The Heirs’ ?”
“Wow! Jinjayo? Hyein?”
“Ih apa yang kalian
fikirkan? Aku tidak melakukan apapun bersamanya ..”
“Lalu kenapa kalian bisa
bertemu diasana?”
“Aku tadi mencari toilet,
dan tidak tahu aku terus berjalan sampai kesana. Lalu aku meliahtnya sedang
berdiri diloteng, aku bertanya padanya dimana toilet tapi dia malah
mentertawakanku!”
“Hahahaha .... Hyein kau ...
jeongmal ...haha”
“Apa kau tidak melihat
toilet disamping kelas ini hah?”
“Aku tidak tahu!”
“Lalu Sunbae bagaimana?”
“Dia terus tertawa sampai
menangis, lalu akhirnya mengantarkanku ketoilet karena aku tidak tahu jalan
kekelas ini lagi”
“Kau benar-benar daebak!
Suga oppa tidak pernah berbicara pada siapapun selain teman-temannya disini,
tapi kau bisa membuatnya mengantarmu ke toilet”
“Aish chagiya, berhentilah
memanggilnya oppa! Kau melukai hatiku ...”
“Realy? Kau sakit hati
mendengarnya?”
“Ne! Kookie, bayangkan saja
olehmu, aku ada dihadapannya tapi dia memanggil oppa pada namja lain. Hatiku
sakit sekali ...”
“Ish kau ini!” Nara menjitak
kepalanya.
“hahahah ... Nara, kau
menyakitinya!”
“Kalian jangan bertengkar
...”
“Yang benar saja, masa aku
harus memanggilmu oppa padahal umur kita hanya beda beberapa bulan. Andwae!”
“Tidak apa-apa kan, panggil
saja dia oppa”
“Benar, Hyein benar!”
“Andawae!”
“Kalau begitu aku saja yang
memanggilmu oppa, ne?”
“Andaweyo! Aku bukan gay,
pergilah dariku. Menjauhlah sana!”
“hyein, lihatlah aku diusir
Taetae. Kau harus melindungiku, apa kau mau menjadi pacarku?”
“Ne?”
“OMG! Hyein jangan dengarkan
sigila ini”
“Memang kenapa? Kalian
selalu saja menghancurkan yang aku lakukan!”
“Biarkan saja dia, sekarang
hanya dengarkan aku. Kau mau tahu?”
“Mwo?”
“Suga oppa tidak pernah
bicara pada orang lain, karena dia sudah terkenal dingin. Tidak perduli keadaan
disekelilingnya bagaimana, dia tetap tidak akan memperdulikannya. Dia hanya
perduli pada dirinya sendiri, tapi kalau sedang perform dia tidak ada yang bisa
mengalahkan. Neomu kyeopta!”
“Hei Suga hyung pernah
traine dengan kami, kami lebih tahu tentang nya daripadamu!”
“Tapi aku fans nya, aku akan
lebih tahu dari padamu!”
“Kalian tidak usah
bbertengkar, aku akan percaya pada kalian semua .. gomawo”
“Lalu apa pendapatmu
tentangnya? Kau menyukainya?”
“Molla ..”
“Hyein tidak akan
menyukainya karena dia akan menjadi pacarku, ne?”
“hahaha ... aku tidak tahu
..”
“Lebih baik dia menjadi
pacar Suga oppa dari pada menjadi pacarmu!”
“Ish jeongmal! Waeirae?
Kenapa kau selalu seperti itu padaku hah?”
“Semuanya,
kita ke aula sekarang!” Ketua Kelas meyuruh semuanya ke aula
untuk pelajaran berikutnya. Dan itu menghentikan pembicaraan mereka.
To be continued -
To be continued -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar