luhanay blog Follow Dash Owner

Minggu, 23 Februari 2014

No Name - Bangtan Bosy FF Chapter 2





Chapter 2
Hye in prov.
“OMG! Kemana aku harus pergi sekarang? Aku lupa menanyakan dimana toiletnya. Sekolah ini begitu rumit! Ah ... rasanya aku sudah tidak kuat lagi ...” aku hanya berlari mengelilingi tempat yang sama dari tadi, tidak ada petunjuk aku akan menemukan toilet.
“Apakah kesini?” aku melihat tangga dan tanpa berfikir panjang aku langsung menaikinya. “Ah apa ini ... kenapa aku sampai diatas sekolah seperti ini? Mana mungkin disini akan ada toilet coba, yang ada hanya ...” aku melihat seseorang disini. Seorang pria yang berdiri dan melihat kearahku sekarang.
“Nuguseyo?” dia berjalan perlahan kearahku.
“Jeoneun Hye in imnida, annyeong ...”
“Apa yang kau lakukan disini? Bukankah ini masih jam pelajaran?”
“Ne? Ah aku hanya ... Hei kenapa kau bertanya seperti padaku sementara kau sendiri sedang apa disini saat jam pelajaran?”
“Naega?” pria itu tersenyum sinis dan memalingkan muka dariku.
“Waeyo?”
“Kau tidak tahu siapa aku hah?”
“Memangnya siapa kau?”
“Ish jinja ... apa kau tidak bisa melihat atau mendengar sampai tidak tahu aku?”
“Aku murid baru disini!”
“Oh?”
“Memangnya penting mengetahui seorang murid yang bolos dari jam pelajaran?”
“Aniya, jeongmal mianhae. Aku tidak tahu kau baru disini, jeongmal mianhae ..”
“Gwaencanha, kita hanya salah faham”
“Kalau begitu aku pergi dulu, annyeong ..” dengan wajah yang memerah dia berjalan muju tangga.
“Ah camkanam!”
“Wae?” dia langsung menoleh kearahku dan menghentikan langkahnya.
“Sebenarnya aku sedang mencari toilet, tapi tidak ketemu. Bisakah kau ....”
“Ah jinjayo? Toilet ada dimana-mana ... haha ..”
“Ish jangan mentertawakanku!”
“Kau kelas mana?”
“Aku kelas 1.C, waeyo?”
“Kelas 1?”
“Ne”
“Nona, jika itu kelasmu maka toilet ada disamping kanan kelasmu. Apa kau tidak melihatnya saat berjalan kemari?”
“Mwo? Ah jinja!”
“Hahahahahha .... Omo! Apa kau benar-benar tidak bisa melihat hah?”
“Ish jangan tertawa lagi, diamlah!”
“Kau ini benar-benar lucu! Baiklah, aku pergi ... semoga berhasil lain kali haha.. haha” dengan tertawa terbahak dia kembali berjalan.
Aku langsung berlari mengejarnya dan menghentikan langkahnya dengan berdiri dihadapannya. “Mianhae, kendae ... bisakah kau mengantarku kembali kekelas? Aku lupa kemana tadi jalannya, jebalyo ...”
“Mwo? Hahahahaha ..” dia malah semakin terbahak. Sampai dia mengeluarkan air mata kulihat.
“Shut up! Kalau tidak mau mengantar ya sudah jangan mentertawakan aku seperti itu!” aku langsung memalingkan wajahku darinya, berjalan pergi meninggalkannya.
“Geurae .. geurae ... aku akan mengantarmu hoobae, aku tidak akan mentertawaimu lagi. Mianhae .. haha ..” tiba-tiba dia berlari mengejarku dan menggandeng tanganku, membuatku tidak bisa berkata apapun. Dan dia terus menggandeng tanganku sampai kembali kekelasku.
            “Hoobae, kita sudah sampai. Silahkan ke toilet dan setelah itu kembali ke kelasmu ne? Jangan sampai keloteng lagi, aku pergi” dia melepaskan tanganku, tersenyum manis dihadapanku lalu pergi.
“Ahh OMG! Apa yang sudah terjadi padaku? Siapa dia? Kenapa senyumnya begitu manis tadi? Ahhh aku tidak kuat lagi ...” rasanya sudah sampai ujung, aku langsung berlari masuk ke toilet. Mengeluarkan yang dari tadi aku tahan.
            Author prov.
“Ah jeongmal, Hye in waeirae?”
“Hah mwo?”
“Dari tadi kau hanya diam saja, waeyo?”
“Aniya, nan gwaencanha ..”
“Lalu kenapa tadi kau ketoilet lama sekali? Apa yang kau lakuakan di toilet? Apa kau bersama seoarang namja disana?”
“Ish dasar michi Tae-tae!”
“Waeyo? Aku hanya bertanya!”
“Sudah-sudah hentikan, kalian berdua hanya bicara yang tidak-tidak saja. Pergilah”
Kookie, lihatlah dia! Selalu saja memarahiku, memukulku, dan kadang-kadang menciumiku. Apa yang harus aku lakukan pada yeppeo yeoja ini? Aku sangat mencintainya sampai tidak bisa membalas kemarahannya ...”
“Ish kau ini!” Nara memukul-mukul Tae-tae yang berdiri disampingnya.
“Hye in, mereka selalu saja seperti itu. Tidak jarang mereka juga berciuman dihadapanku ..”
“Ne?”
“Hye in jangan dengarkan mereka, ayo kita saja yang pergi! Kalian diamlah ...” Nara menarik tangan Hye in keluar dari kelas.
            Suasana sedikit ribut diluar, beberapa orang berlarian keluar. Membawa kertas dan menyiapkan handphone mereka di kameranya.
“Ada apa disini?”
“Molla, kita lihat saja ne?”
“Geurae ...” mereka berdua berjalan mengikuti beberapa wanita lain keluar.
            “Ah lihat itu, ada member Bangtan ada disini. Hye in peganglah tanganku, kita akan menyeret wanita-wanita itu!”
“Mwo?” Nara langsung menarik tangan Hye in masuk kedalam kerumunan orang-orang itu, berdesak-desakkan dan saling dorong. Sampai akhirnya mereka ada dijajaran paling depan, dihadapan empat member Bangtan yang sedang berdiri didepan mobilnya.
            “Kau belum tahu mereka kan? Sekarang lihatlah, mungkin mereka menjemput dongsaengnya”
“Nara, kita pergi saja dari kerumunan ini”
“Waeyo? Kau kan belum tahu mereka ..”
“Aku sudah melihat mereka kemarin di TV, aku tidak menyukai mereka!”
“Omo! Kau ini, geurae ... kita pergi!”
            “Hyung! Anyyeong ....” seorang namja berlari menghampiri empat member Bangtan itu, dan itu Suga.
“Hyung, lihatlah kita masih menjadi pembuat wanaita gila!”
“Diamlah, ayo cepat masuk. Jadwal kita padat!”
“Kemana dongsaeng mu?”
“Mereka akan menyusul nanti, tadi Noona menelfonku dan bilang akan menjemput mereka sendiri”
“Geurae, kajja!” mereka masuk kedalam mobilnya.
“Oh hoobae!” tiba-tiba Suga berjalan kearah Hyein.
“Eotthokhae?”
“Oh? Gwaencanha, gamsahamnida ...”
“Ne, haha ... kau ini lucu sekali! Aku oulang duluan ya, anyyeong hoobae” Suga melambaikan tangannya dan masuk kemobilnya. Mereka lalu pergi.
            “Hyein?” Nara menatapnya bingung.
“Wae?”
“Apa barusaja Suga oppa bicara padamu?”
“Suga oppa?”
“Sunbae yang tadi bicara padamu adalah Suga member Bangtan, kau tahu?”
“Aku tidak tahu, kupikir dia hanya murid biasa ..”
“Ah jinja, Hyein kau ini benar-benar. Kenapa kau biasa saja?”
“memang aku harus bagaimana?”
“Hei hoobae! Nuguya?”
“Kenapa Suga bicara padamu?”
“Apa tadi Suga oppa menyapamu?” tidak lama setelah itu, beberapa wanita menghampiri mereka dan dengan sinisnya bertanya pada Hyein.
“Ne?”
“Jangan dengarkan mereka, kita pergi saja. Kajja!” Nara menarik lagi Hyein meninggalkan wanita-wanita itu.
“Yak! Camkanam ...”
Mereka terus berlari, tidak mendengarkan wanita-wanita itu yang berteriak dan mengejar. Mereka terus menghindarinya.
            “Hei kenapa kalian terengah-engah seperti itu?”
“Membuatku berfikir ... ah kalian sexy!”
“Hyein, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Sunbae menyapamu?”
“Sunbae? Nugu?”
“Diamlah Kookie! Hyein aku bertanya padamu!”
“Camkanam, aku lelah sekali. Tenggorokanku kering ...”
“Tarik nafas dulu, ayo tarik .... keluarkan ...” Taetae dan Kookie malah yang melakukannya. Mereka menyuruh Hyein menarik nafas dengan memperagakannya.
“Aku tidak tahu dia itu Suga, aku hanya bertemu dengannya diloteng ..”
“Mwo?” Taetae, Kookie, dan Nara langsung menatapnya kaget.
“Kalian berttemu diloteng?”
“Apa yang kalian lakukan?”
“Kami tidak melakukan apapun!”
“Apa kalian berciuman seperti di Drama ‘The Heirs’ ?”
“Wow! Jinjayo? Hyein?”
“Ih apa yang kalian fikirkan? Aku tidak melakukan apapun bersamanya ..”
“Lalu kenapa kalian bisa bertemu diasana?”
“Aku tadi mencari toilet, dan tidak tahu aku terus berjalan sampai kesana. Lalu aku meliahtnya sedang berdiri diloteng, aku bertanya padanya dimana toilet tapi dia malah mentertawakanku!”
“Hahahaha .... Hyein kau ... jeongmal ...haha”
“Apa kau tidak melihat toilet disamping kelas ini hah?”
“Aku tidak tahu!”
“Lalu Sunbae bagaimana?”
“Dia terus tertawa sampai menangis, lalu akhirnya mengantarkanku ketoilet karena aku tidak tahu jalan kekelas ini lagi”
“Kau benar-benar daebak! Suga oppa tidak pernah berbicara pada siapapun selain teman-temannya disini, tapi kau bisa membuatnya mengantarmu ke toilet”
“Aish chagiya, berhentilah memanggilnya oppa! Kau melukai hatiku ...”
“Realy? Kau sakit hati mendengarnya?”
“Ne! Kookie, bayangkan saja olehmu, aku ada dihadapannya tapi dia memanggil oppa pada namja lain. Hatiku sakit sekali ...”
“Ish kau ini!” Nara menjitak kepalanya.
“hahahah ... Nara, kau menyakitinya!”
“Kalian jangan bertengkar ...”
“Yang benar saja, masa aku harus memanggilmu oppa padahal umur kita hanya beda beberapa bulan. Andwae!”
“Tidak apa-apa kan, panggil saja dia oppa”
“Benar, Hyein benar!”
“Andawae!”
“Kalau begitu aku saja yang memanggilmu oppa, ne?”
“Andaweyo! Aku bukan gay, pergilah dariku. Menjauhlah sana!”
“hyein, lihatlah aku diusir Taetae. Kau harus melindungiku, apa kau mau menjadi pacarku?”
“Ne?”
“OMG! Hyein jangan dengarkan sigila ini”
“Memang kenapa? Kalian selalu saja menghancurkan yang aku lakukan!”
“Biarkan saja dia, sekarang hanya dengarkan aku. Kau mau tahu?”
“Mwo?”
“Suga oppa tidak pernah bicara pada orang lain, karena dia sudah terkenal dingin. Tidak perduli keadaan disekelilingnya bagaimana, dia tetap tidak akan memperdulikannya. Dia hanya perduli pada dirinya sendiri, tapi kalau sedang perform dia tidak ada yang bisa mengalahkan. Neomu kyeopta!”
“Hei Suga hyung pernah traine dengan kami, kami lebih tahu tentang nya daripadamu!”
“Tapi aku fans nya, aku akan lebih tahu dari padamu!”
“Kalian tidak usah bbertengkar, aku akan percaya pada kalian semua .. gomawo”
“Lalu apa pendapatmu tentangnya? Kau menyukainya?”
“Molla ..”
“Hyein tidak akan menyukainya karena dia akan menjadi pacarku, ne?”
“hahaha ... aku tidak tahu ..”
“Lebih baik dia menjadi pacar Suga oppa dari pada menjadi pacarmu!”
“Ish jeongmal! Waeirae? Kenapa kau selalu seperti itu padaku hah?”
“Semuanya, kita ke aula sekarang!” Ketua Kelas meyuruh semuanya ke aula untuk pelajaran berikutnya. Dan itu menghentikan pembicaraan mereka.
To be continued -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

iklaan

SUPER JUNIOR