Chapter 5
“Hyein-ah, tolong berikan makanan ini untuk
Oppa mu ne?” Eomma memberikan sekantong
belanjaan pada Hyein.
“Aku baru pulang sekolah
Eomma!”
“Ne Eomma tau, kau ganti
baju dulu dan nanti makan bersama mereka”
“Mereka siapa? Dimana juga itu?”
“Hyein, jangan panggil oppa
mu dia atau pria itu. Panggil saja dia oppa, ara?”
“Eomma andwae!”
“Palli! Maksud Eomma mereka adalah teman boyband Yoon Gi di
dorm nya, tadi Eomma juga sudah menghubungi manajernya jadi palli antarkan … ”
Eomma menatap Hyein.
“Ish Eomma, masa aku harus
pergi ke dorm Bangtan dan bertemu banyak orang disana?”
“Ne, itung-itung kau
berkenalan dengan mereka kan? Palli
ganti bajumu dan pergi”
“Eomma, kenapa kau selalu
menyuruhku yang aneh-aneh hah?” Hyein berjalan naik kekamarnya dengan marah dan
membawa makanan itu, karena tidak
ada lagi yang bisa ia lakukan jika tidak ingin Eomma marah besar padanya.
Hyein
poV.
“Astaga apa yang harus aku lakukan sekarang? Terlambat
jika pergi, lift nya sudah akan sampai. Aish Eomma eottheo?” Aku hanya menekan dadaku karena jantung ku semakin
berdegup kencang. Dan akhirnya liftnya berhenti, aku sampai di lantai tempat
latihan Bangtan.
“Eodiseo?” saking tegangnya aku sampai lupa arah
ruangan latihannya yang tadi aku tanyakan. Sekarang aku harus kemana?
“Annyeong …” tiba-tiba seorang wanita menyapaku dari
belakang.
“Annyeonghaseyo” aku berbalik dan balas menyapanya.
“Apa kau Lee Hyein?”
“Ne, Lee Hyein imnida. Nuguseyo?”
“Aku manajer Bangtan”
“Oh Eonnie annyeonghaseyo, maafkan aku sampai lupa. Padahal kita pernah
bertemu sebelumnya, maafkan aku”
“Gwaencanha, waktu kita bertemu juga kau pasti tidak terlalu
memperhatikanku. Lalu apa kau mau mengantarkan makanan untuk mereka?”
“Ne, aku membawa makanan untuk mereka. Tapi aku lupa dimana ruang latihannya”
“Kalau begitulah ikutlah denganku, aku akan mengantarmu”
“Ne, gamsahamnida”
Akhirnya aku mengikuti Eonnie itu dan selamat dari ketidak jelasan
berdiri didepan lift tadi.
“Masuklah, mereka pasti
sudah kelaparan …” dia membukakan pintunya.
“Apa Eonnie tidak ikut masuk?”
“Ani, aku ada harus keluar sebentar. Masuklah, tidak apa-apa. Mereka
tidak akan menggigitmu karena mereka sudah kelelahan. Cepatlah, mereka akan
pingsan!”
“Pingsan?”
“Ah ani, aku hanya bercanda. Aku harus pergi sekarang, masuklah”
Eonnie tertawa melihatku.
“Ne, gamsahamnida Eonnie”
“Ne, annyeong”
“Annyeonghaseyo”
Dan Eonnie itu pergi meninggalkanku sendiri berdiri didepan pintu ruang
latihan Bangtan. Bagaimana ini, haruskah aku masuk?
“Oh?” tiba-tiba
seseorang keluar saat aku akan masuk. Saking kagetnya, kami hanya bertatapan.
“Ish Hyein Hoobae, kenapa menatapku seperti itu?”
“Ne?”
“Kau mau bertemu Suga? Masuklah ..”
“A an aniyeo ..”
“Kajja, masuklah !!”
Dia menarik tanganku masuk kedalam. Dan kulihat semuanya sedang
berbaring dilantai dengan nafas yang terengah-engah, kenapa aku berfikir mereka
begitu sexy?
“Semuanya lihat siapa
yang datang …”
“Nugu?” beberapa dari mereka bangkit dan melihat kearah kami. Kecuali
Suga Sunbae yang masih terus berbaring.
“Oh Hoobae ..
“Wow! Hyein Hoobae, kau datang?”
“Ne, annyeonghaseyo” aku membungkuk menyapa mereka, dan aku lihat Suga
Sunbae langsung bangun melihatku saat mendengar aku datang. Dia menatapku
lekat.
“Hyein-ah, apa yang kau bawa itu?”
“Ini makanan untuk kalian, ayo makanlah. Kalian pasti capek setelah
latihan …”
Aku berjalan mendekati mereka dan membuka kantongnya, mengeluarkan semua
makanan yang aku bawa.
“Oh daebak! Kau begitu tahu kami sangat kelaparan”
“Ne, Noona pergi meninggalkan kami tanpa memberi makanan …”
“Aish … makanannya enak sekali!”
“Gomawo Hyein-ah”
Mereka langsung memakan makanan itu dengan cepat, kecuali Suga yang
masih menatapku seperti tadi. Membuatku merasa aneh dan jantungku semakin
berdebar kencang.
“Suga-ah, makanlah …
Hyein Hoobae membawakanmu makanan!”
“Geurae, gomawo Hoobae!”
Dan akhirnya setelah Rap Monster oppa menarik tangannya untuk makan,
Suga menghentikan tatapan nya padaku. Bergabung dengan mereka menyerbu
makanannya.
“Hyein-ah, kenapa malah diam seperti itu? Makanlah bersama kami!”
“Gamsahamnida Oppa, kalian makanlah …”
“Suga-ah ayo ajak makan
yeojacingu mu ..”
“Hyung!” Suga langsung mengeluarkan tatapan laser
pada Rap Monster Oppa saat mendengar perkataannya.
“Ini, suapi dia!” Rap Monster oppa memberikan sumpit pada Suga sunbae.
“Andwae!” tanpa sengaja aku dan Suga sunbae bicara
bersamaan. Kami lalu
bertatapan.
“Aish … kalian rupanya sudah sangat dekat”
“Ani, bukan seperti itu_”
“Ne, Kami hanya tidak sengaja. Bukan begitu Hoobae?” Suga memotong
perkataanku sambil terus menatapku.
“Ne …” aku hanya tersenyum kecil.
“Ah kyeopta! Aku suka kalian berdua …” Jimin oppa mendorong Suga sunbae kearahku
sampai ikut mendorongku juga.
“Jimin-ah, berlakulah yang sopan pada Hyein-ah”
“Mianhae Hyein-sshi”
“Ne, gwaencanha” aku merapikan rok ku yang sedikit terbuka karena tadi.
Tapi tanpa kusadari Suga sunbae melihatku melakukannya, dia mungkin juga
melihat kakiku. Ah salahku tidak memakai celana saja.
Suga sunbae tersenyum kecil lalu memalingkan wajahnya.
“Hei Hyung, Jimin-ah memanggilnya Hyein-sshi tapi kenapa kau
memanggilnya Hyein-ah?”
“m mwo?” Rap Monster Oppa langsung berhenti meneguk
minumannya dan menatap Suga Sunbae.
“Kalian bahkan tidak terlalu dekat untuk kau memanggilnya seperti itu!”
“hahaha …
Mian, aku tidak menyadarinya. Oh Hyein-sshi jeongmal mianhae”
“Gwaencanha oppa ..”
“Kau bahkan juga memanggilnya oppa?”
“Suga-ah, aku Sunbaenya …” Rap Monster oppa menggodanya.
“Geurae, aku sudah selesai!” Suga sunbae langsung beranjak dan
meninggalkan ruang latihannya.
“Hyein-sshi,
lihatlah dia marah karena hal sekecil ini. Baru pertamakalinya aku melihat Suga-ah
seperti itu, kau hebat sekali bisa membuatnya seperti itu …” RapMon oppa mengangkat botol minumannya dan tersenyum padaku.
“Ne?” aku hanya menatap heran mereka.
“Daebak Hoobae!” Jimin oppa juga mengangkat botol minumannya.
“Daebak …” Oppadeul juga amengangkat botol minumannya lalu mereka
bersulang.
Tapi Suga sunbae datang lagi dan menarik tanganku, membawaku keluar dari
sana.
“ish aigoo .. Namja itu benar-benar berubah semenjak ada Hyein!”
Suga poV.
Aku menarik Hyein
sampai masuk ke lift.
Setelah aku menekan tombol lift lalu melepaskan tangan Hyein yang sedikit
memerah karena tarikanku tadi.
“Ige mwoya?” Hyein langsung memegang tangannya.
“Hoobae, kenapa kau bisa datang kesini?”
“a ak aku … Eomma yang menyuruhku untuk mengantarkan makanan untukmu!”
“Jinja?” aku langsung menatapnya.
“Ne! aku mana mau datang kesini .. lagipula untuk apa?”
“Jadi kau datang bukan karena kemauanmu sendiri?”
“Kalau bukan Eomma yang menyuruhku, aku tidak akan mau. Waeyo?”
Mendengarnya mengatakan itu, entah kenapa aku sedikit kecewa. Tapi aku
melihat wajahnya sedikit memerah, dia juga masih memegangi tangannya. Apa
sakit? Mungkinkah aku menariknya terlalu keras?
“Waeyo?” tanyanya lagi menyadarkanku dari lamunanku ini.
“Apa itu sangat sakit?”
“Mwo?”
“Tanganmu, apa itu sakit?”
Dia tidak menjawabku malah melihat tangannya sendiri.
Hyein poV.
Kenapa dia tidak menjawabku dan hanya menatapku? Apa aku salah bertanya?
“Waeyo?” aku bertanya sekali lagi padanya.
“Apa itu sangat sakit?”
“Mwo?”
“Tanganmu, apa itu sakit?”
Astaga! Apa yang dia katakana barusan padaku? Aku hanya melihat
tanganku, aku harus menjawab apa. Sebenarnya ini tidak terlalu sakit.
“a ani, gwaencanha ..”
“Mianhae”
“Mwo?”
“Aku tidak seharusnya tadi menarikmu begitu saja, mianhae. Aku juga
tidak tahu kenapa, rasanya aku hanya tidak ingin hyung bicara padamu tadi ..”
“Sunbae ..”
“Rasanya hanya aku yang boleh memanggilmu Hyein-ah”
“Suga Sunbae!”
“Saat aku terbangun tidur bersamamu, aku jadi merasa aneh padamu. Aku
selalu memikirkanmu. Hoobae …”
Suga sunbae melangkah mendekatiku.
“wae?” tanpa sadar aku mundur selangkah menjauhinya.
“Aku tidak tahu kenapa sampai aku menidurimu waktu itu, sungguh. Aku
tidak ingat apapun saat aku bangun. Kau pasti sangat marah padaku, ne?”
“Kau benar tidak ingat apapun?”
“Aku sudah berusaha mengingatnya agar aku tahu kenapa, tapi tidak bisa.
Jeongmal mianhaeyo …”
“Memangnya maaf saja cukup?” aku terus mundur sampai menyentuh dinding
lift, sementara dia terus mendekat padaku. Sebarnya aku tidak tahu harus
berkata apa padanya, karena malam itu aku …
“Arrasseo.
Itu mungkin sangat menyakitkan untuk seorang wanita, tapi aku akan bertanggung
jawab. Jadi Hoobae, maukah kau menikah denganku?”
Bersamaan dengan itu, langkahku berhenti saat tubuhku sudah menempel
didinding lift. Dan Suga sunbae sudah tinggal beberapa cm lagi dihadapanku. Dia
menatapku begitu aneh, membuatku sangat berdebar.
“Wae? Apa kau tidak mau?”
“Sunbae, naega …” aku putuskan untuk menundukan kepalaku agar tidak memandang
matanya lagi yang sangat aneh. Kurasa.
“Eotthokhae?”
“Yak! Apa yang kau ucapkan itu?” aku mendorongnya menjauh dari
hadapanku.
“Kau tidak mau?”
“ … “
“Aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi, aku tidak mau menikah
umur 55 tahun atau tidak menikah seumur hidupku. Aku juga tidak mau keluar dari
boybandku, hyungdeul sudah sangat baik
padaku, dongsaengdeul juga sudah menurutiku. Jadi menikah denganmu tidak
apa-apa, lagipula kau lucu. Benarkan hoobae?”
Kau sudah pernah mengucapkannya, babo! Tapi dia tiba-tiba berkata
seperti ini padaku, kenapa dia sebenarnya? Kami memang dijodohkan, tapi aku
tidak berfikir dia akan melamarku seperti ini. Apa yang harus aku lakukan?
“ … ne ..” aku sedikit mengangguk.
“Jinjayo?” Suga sunbae langsung mengangkat daguku dan memaksaku kembali
menatapnya.
“Aku hanya tid_”
“Hoobae, gomawo!” dia memelukku.
Aku bisa mencium wangi tubuhnya sekarang, tubuhnya yang sebenarnya
lengket dengan keringat itu. Dia mengunciku dengan tangannya sekarang.
“Sunbae …”
Perlahan dia mendekatkan wajahnya padaku, sampai akhirnya bibir kita
menempel. Hanya menempel. Tanpa pergerakan. Dan akhirnya dia perlahan melumat
bibirku, menghisap bibir bawahku, memainkannya seolah menyuruhku untuk membuka bibirku. Lumatan pelannya berubah
menjadi kasar.
Ini ciuman keduaku, setelah malam itu dia mencuri ciuman pertamaku. Jadi
sedikitnya aku tahu harus bagaimana mengimbangi permainannya sekarang.
Suga poV.
Apa yang sedang aku lakukan?
Aku menciumnya untuk pertama kali, kurasa. Tapi dia lumayan, walau masih
terasa sedikit kaku tapi dia membalas permainanku sekarang. Membuatku rasanya
ingin lebih.
Tangannya meremas pelan bajuku, mendekat padaku,
membuat kami semakin dekat sampai aku bisa merasakan tonjolan dadanya menyentuh
dadaku. Rasanya aneh.
Aku kalungkan tangannya di leherku, agar dia terus
mendekat padaku.
Saat dia membuka bibirnya, aku langsung masukkan lidahku. Memainkan
lidahnya, mengulumnya, dan menghisapnya. Dia menghisap bibir atasku, membuatku
semakin lincah memainkan lidahnya.
Dia memukul pinggangku
pelan, aku lalu melepaskan ciumanku. Kubiarkan dia bernafas sebentar sebelum
aku kembali mencium bibirnya.
Dia mengusap kepalaku, menyisir rambutku dengan jarinya pelan. Membuatku
sedikit geli rasanya.
Teett … Lift nya berhenti dan pintunya terbuka, bodohnya aku sampai tidak
menyadarinya.
Saat aku membalikan badan dan melihat keluar, beberapa orang sudah
berdiri akan masuk kedalam lift. Tanpa melepaskan pelukannya Aku langsung
berjalan mundur menekan tombol 27, lantai paling atas. Membuatnya juga ikut
berjalan mengikutiku. Dan hanya tersenyum pada mereka yang melihatku.
Hyein Hoobae membuka matanya mungkin saat sadar aku berhenti menciumnya
lagi. Dia menatapku polos.
“Hoobae …” aku melihat tanda merah yang sedikit ungu dilehernya.
“Wae?”
“Siapa yang membuat tanda itu dilehermu?”
“Seorang namja mabuk!” dia tersenyum kecil menatapku.
“Mwo? Nugu?”
“Kenapa bertanya itu?”
“Kau yeojacinguku, tapi malah orang lain yang membuat tanda itu
dilehermu!”
“Jinjayo?”
“Maksudmu apa? Ingin membuatku marah?”
“Ani, keundae … benarkah kau
tidak tahu siapa yang membuatnya?”
“Siapa dia? Cepat katakana padaku!”
“Sebenarnya ini adalah ulah dari seorang namja mabuk yang baru pulang
dari Jepang, dia tidur diranjangku dan membuatnya tanpa ijin dariku”
“Aish .. kau benar-benar mengujiku? Siapa dia sampai tidur di
ranjangmu?”
“hahahaha …. Kau lucu sekali …” dia mengusap pelan alis ku.
“Cepat katakan siapa namja gila itu!” aku menekan badannya semakin
menempel padaku. Membuatnya membulatkan matanya. Neomu kyeopta.
“Namja itu seorang visual boyband, dan sekarang dia sedang memelukku ...”
“Naega?”
“Waktu itu kau mabuk, tiba-tiba tidur diranjangku dan …”
“Mwo?”
“Kau menciumku! Ciuman pertamaku, nappeun namja!” Hyein hoobae memukul
pipiku lembut.
“Jinjayo? Aku tidak ingat melakukannya, mian ..”
“Ani!”
“Hoobae-ah, mian .. Kalau kau tidak memaafkanku, aku akan ..”
“Mwoya?”
“ehm hahhaha ..” melihat wajahnya lucu sekali memandangku, bibirnya yang
memerah sangat sexy dan membuatku ingin merasakannya lagi. Rasanya manis
sekali. Tidak ingin aku lepaskan.
Dan aku menciumnya lagi.
Author poV.
Mereka hanya sebentar berciuman lagi, Hyein mendorong
nya menjauh.
“Waeyo?”
“Sunbae,
benarkah kau ingin menikah denganku?”
“Ne, jinja”
“Tapi aku tidak mencintaimu ataupun menyukaimu!”
“Tidak apa-apa, aku akan membuatmu mencintaiku. Yaksokhae!”
“Apa untungnya aku mencintaimu?”
“Jika kau mencintaiku, maka aku akan membuatmu menjadi wanita yang
sangat bahagia di dunia ini. Jadi cobalah mencintaiku, ne?”
“Molla ..” Hyein memalingkan wajahnya dari hadapan Suga.
“Aish !!” Suga mengangkat tengkuk Hyein, kembali menciumnya dengan
nafsu. Memperdalam dan memperdalam ciumannya. Sangat memabukkan untuk Hyein.
To be continued-
To be continued-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar