luhanay blog Follow Dash Owner

Jumat, 24 Januari 2020

[FanFiction] Summer Rain




Tittle: Summer Rain


Rate: PG-18 | Length: Chapter | Genre: Drama, Romance, Marriage life
Cast: Koo Junhoe // Kim Jennie // Kim Hanbin // Park Chaeyoung // Kim Donghyuk // other
Summary: “Bukan cinta yang mendewasakan manusia, tapi kedewasaanlah yang bisa mengartikan cinta”
Disclaimer: Cerita FF ini, dan original character, adalah milik saya.
Author: Cifcif Rakayzi
=== ======= === ======= === ======= ===




Chapter 1
Benda bulat kecil yang berlubang itu, perlahan masuk melingkar di jari manisnya. Menunjukkan sebuah ikatan, yang juga berarti kepemilikan. Sekarang perempuan itu sudah resmi menjadi milik laki-laki yang mengikatnya dengan benda bulat bernama cincin tadi.
Seraya menaikkan pandangan menatapnya perlahan, perempuan itu menarik nafas dalam. Mencoba mengendalikan detak jantungnya yang kacau. Dia berdebar. Perasaan ini, rasanya entah kenapa.. benar-benar aneh. Sekarang gilirannya, memasangkan cincin pada jari manis laki-laki di hadapannya
Senyuman kecil yang manis tiba-tiba mengembang di wajahnya, seolah memberinya waktu untuk ketenangan. Tidak apa-apa, perlahan saja. Itu yang dia rasakan saat melihat senyumannya. Dan akhirnya, kedua cincin itu sudah masing-masing melingkar di jari manis kedua pengantin ini. Mengikat mereka dengan janji suci sehidup semati untuk saling mencintai.
Riuh tepuk tanganpun terdengar memenuhi ruangan, senyum bahagia mengembang di wajah para tamu undangan dan keluarga khususnya. Seolah mereka ikut merasakan debaran dan perasaan bahagia kedua pengantin.
Tapi, jika ditanyakan kembali, benarkah kedua mempelai bahagia atas janji sehidup semati untuk saling mencintai itu?
Mengingat cerita mereka sebelum pernikahan ini terjadi, ada beberapa hal yang berjalan sedikit kurang baik. Entah itu dari awal pertemuan mereka, ataupun alasan dibalik pernikahan ini. Semua itu, mungkin akan memberikan jawaban polos “Apa yang membahagiakan dari pernikahan ini?”.
            ***

-Enam hari sebelum pernikahan-

Sore itu benar-benar cerah, pada awalnya. Hanya saja, hujan deras tiba-tiba turun dan membasahi semuanya. sinar matahari masih sedikit terlihat, tertutup awan abu-abu. Karena rombongan air yang datang tiba-tiba saat matahari masih bersinar, ada pembiasan cahaya yang terjadi. Pelangi, melengkung bersinar di ujung langit sore itu.
Orang-orang berlarian secepat mereka bisa, mencari tempat berteduh sebelum hujan lebih banyak membasahi mereka. Tapi di tengah itu, ada dua tatapan yang saling membeku, terikat diam seolah waktu berhenti.
Pakaian mereka basah, sudah terlambat jika mereka ingin menghindar. Perempuan berambut panjang itu diam tertahan saat laki-laki itu menarik dan menahan tangannya. Tatapan itu terus menjelajah semakin dalam, mencari arti.
“Kim Jennie, menikahlah denganku...”
Sore itu, di depan sebuah caffe yang halamannya dipenuhi pot berisi macam-macam bunga, suasananya tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa orang yang berjalan kaki, dan sekarang mereka merapat ke halaman caffe untuk berteduh. Suara hujan memang keras, seolah memenuhi ruang terbuka tanpa batas itu, tapi.. suara laki-laki itu bisa mereka dengar dengan jelas. Di tengah hujan deras itu, laki-laki jangkung yang menahan tangan perempuan di hadapannya, mengucapkan pertanyaan itu. Pertanyaan yang mungkin menurut sebagian orang adalah pertanyaan yang indah.
“Apa?”
Tanpa melepas tatapan mereka, tanpa sedikitpun melonggarkan genggaman tangannya, laki-laki itu memperdalam tatapannya dan menarik nafas, menyakinkan dirinya dengan pertanyaan itu, dan meyakinkan perempuan yang dia beri pertanyaan itu.
“Apa.. kau mau menikah denganku?”
“Kenapa?”
Laki-laki itu diam, memalingkan tatapannya ke bawah dan ke arah lain dengan cepat. Mereka menunggu. Yah, mereka yang juga mendengar pertanyaan itu, juga seolah diam menunggu jawaban. Tidak peduli hujan yang sudah membasahi semuanya, ataupun bisingnya suara cipratan jutaan air jatuh itu, rasanya seperti hening.
“Aku tidak tahu, tapi rasanya.. seperti aku meneriakkannya kalau kau adalah orangnya.”
Perempuan itu sedikit memperdalam tarikan nafasnya, mencoba mencerna perlahan apa yang sedang terjadi padanya sekarang.
“Apa ini sebuah lamaran?”
Laki-laki itu kembali menarik tatapannya bertemu dua manik mata di hadapannya, menatap perempuan yang menatapnya menunggu jawaban, lagi.
“Jika benar, apa kau akan langsung menjawab ‘iya’?”
Tidak ada jawaban, perempuan itu diam. Guyuran hujannya semakin deras, tapi seakan tidak ada yang peduli. Orang-orang itu masih disana, diam menunggu pertanyaan itu terjawab. Mereka menunggu akhir dari scene itu.
“Semua orang melihat kita, kau harus mengatakan ‘iya’ jika tidak ingin dibicarakan mereka,” laki-laki itu menariknya mendekat, berbisik dan merapatkan tubuh mereka.
Memang benar, saat perempuan itu melihat sekelilingnya, orang-orang masih menjadikan mereka fokus perhatian. Dan pastinya, itu tidak akan berakhir sebelum dirinya memberi jawaban.
Perempuan berambut panjang yang bernama Kim Jennie itu, kembali membawa tatapannya pada laki-laki di hadapannya, yang tiba-tiba memberinya senyuman. Laki-laki jangkung bernama Koo Junhoe itu tersenyum. Hanya senyuman kecil, tapi entah kenapa itu terlihat seperti pelangi. Pelangi yang diam-diam menghipnotisnya, membuat bibir itu tanpa perintah mengucapkan jawaban.
“Iya..”
Laki-laki itu mengembangkan senyuman kecilnya, menarik perempuan itu kedalam ciumannya. Dan entah kenapa, sorak tepuk tangan terdengar bersamaan dengan jawaban itu, senyum dan tawa mereka mengembang beriringan dengan ciuman itu. Tepuk tangan yang mengakhiri pertunjukkan.
Hujannya sedikit mereda, tapi sepertinya tidak menjadi pertanda kalau hujannya akan berhenti. Mungkin akan sampai semalaman titik-titik air itu mengguyur. Walaupun ini masih musim panas, tapi akhir-akhir ini hujan sering datang. Mungkin itu pertanda kalau musim panas segera berakhir, tapi siapa yang tahu.
            -tbc-

Makalah 'Epilepsi"



BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
            Epilepsi atau yang biasa dikenal dengan istilah penyakit ayan oleh masyarakat dianggap sebagai penyakit menular yang tidak dapat disembuhkan, disebabkan oleh kekuatan gaib, maupun gangguan jiwa. Sebagaimana diungkapkan oleh (Harsono,2001) bahwa epilepsy secara historis dikelilingi oleh banyak prasangka serta mitos dan terkait dengan berbagai kesalahpahaman. Masyarakat percaya bahwa epilepsy disebabkan oleh roh jahat, juga dipercaya merupakan penyakit yang bersifat suci, hal tersebut merupakan yang melatarbelakangi  adanya mitos dan rasa takut terhadap epilepsy. Mitos tersebut kemudian mewarnai sikap masyarakat sehingga menyulitkan upaya untuk membawa penderita epilepsy ke dalam kehidupan normal.
Epilepsi merupakan suatu manifestasi gangguan fungsi otak dengan berbagai etiologi , dengan gejala tunggal yang khas, yaitu kejang berulang lebih dari 24 jam yang diakibatkan oleh lepasnya muatan listrik neuron otak secara berlebihan dan paroksismal serta tanpa provokasi . Epilepsi terjadi karena dipicu oleh adanya abnormalitas aktivitas listrik di otak yang dapat mengakibatkan terjadinya perubahan spontan pada pergerakan tubuh, fungsi,, sensasi, kesadaran serta perilaku yang ditandai dengan kejang berulang (WHO,2010).
Epilepsi merupakan salah satu penyakit otak yang sering ditemukan di dunia. Data World  Health Organization (WHO) menunjukan epilepsy menyerang 70 juta orang dari penduduk dunia . Kata “epilepsy” berasal dari kata Yunani “epilambanen” yang berarti serangan dan menunjukkan bahwa “sesuatu dari luar badan seseorang yang menimpannya,sehingga ia jatuh”. Epilepsi tidak dianggap suatu penyakit, akan tetapi sebabnya diduga sesuatu dari luar badan si penderita, biasanya dianggap sebagai kutukan roh jahat atau akibat kekuatan gaib yang menimpa seseorang
 Epilepsi dapat terjadi kepada siapa saja di seluruh dunia tanpa batasan ras dan social ekonomi. Angka kejadian epilepsy masih tertinggi terutama di Negara berkembang ang mencapai 114 per 100.000 per tahun. Angka tersebut tergolong tinggi dibandingkan dengan Negara yang maju dimana kejadian epilepsy berkisar antara 24-53 per 100.000 penduduk per tahun . Bila jumlah penduduk Indonesia berkisar 220 juta, maka diperkirakan jumlah penderita baru 250.000 per tahun.  Epilepsi terbanyak ada pada bayi dan anak-anak , menurun pada dewasa muda dan pertengahan, kemudian meningkat lagi pada kelompok usia lanjut (Persatuan Dokter Spesialis Saraf Indonesia(PERDOSSI,2011).
Kualitas hidup yang berhubngan dengan kesahatan merupakan keseluruhan kondisi status kesehatan seorang pasien, termasuk kesehatan fisik pasien,social, psikologis, dan ekonomi pasien. Penilaian kualitas hidup dipengaruhi oleh keadaan fisik, mental, social, dan emosional. Seorang penderita dengan epilepsy dapat dinilai kualitas hidupnya berdasarkan salah satu faktor yaitu lama menderita epilepsy. Dalam melakukan penilaian kualitas hidup pada penderita epilepsy dapat menggunakan suatu instrument yaitu, Quality of life in Epilepsy.
Penyakit epilepsy masih tetap menjadi perhatian karena sifat serangannya yang spontan dan tidak dapat diperkirakan, sehingga menyebabkan penderitanya merasa cemas, malu dan takut bergaul dengan masyarakat umum. Penanganan pada pasien epilepsy hendaknya dilakukan secara holistic, tidak hanya secara medis akan tetapi juga secara psikologis. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh (Riyanto,1996) yang mengemukakan bahwa epilepsy ini merupakan gangguan otak serius dan perlu perhatian khusus dari para pakar, keluarga maupun orang terdekat sekitar.
Pasien epilepsy memiliki kualitas hidup yang lebih rendah dari populasi yang normal (Pinzon,2007). Berbagai konsekuensi dan diagnosis epilepsy yang diterima pasien tersebut yang membuat kualitas hidup pasien epilepsy menurun dan terbatasi oleh berbagai hal. Frekuensi kejang atau serangan yang dialami serta efek dari pengobatan turut pula menjadi faktor yang mebuat kualitas hidup pasien  epilepsy menurun pasca diagnosis .(Primardi dan Hardjan,2010) mengungkapkan bahwa pasien penderita epilepsy agar disarankan untuk menghindari 5K yaitu kecemasan, kemalaman, keletihan, kedinginan dan kelaparan. Namun hal tersebut bukan berarti pasien epilepsy lantas membatasi segala aktivitas. Usaha mencegah serangan atau kejang dapat dilakukan dengan cara mengontrol kondisi, tidak banyak pikiran, namun juga harus mengisi kegiatan agar seimbang. Kesibukan dapat membantu seseorang dapat melupakan sejenak penyakitnya.
Para penderita epilepsy cenderung sulit dalam  penyembuhannya dan membutuhkan terapi jangka panjang.Pencapaian kualitas hidup yang baik pada penderita epilepsy memang  tidak mudah, seringkali ada berbagai macam hal yang dapat menghalanginya, salah satunya adalah masalah kesehatan yaitu gangguan kejang berupa epilepsy. Kualitas hidup menjadi penting sebagai indicator keberhasilan perawatan kesehatan perawatan kesehatan pada penderita epilepsy. Peran dalam meningkatkan kualitas hidup penderita tidak hanya focus pada parahnya epilepsy yang diderita, namun juga efek social dan psikologis dari epilepsy itu sendiri (Primardi dan Hardjan,2010). Dengan memperhatikan kualitas hidup akan membantu pasien epilepsy untuk hidup lebih bahagia, produktif an mungkin juga akan mempengaruhi frekuensi serangan, sehingga secara menyeluruh nilai ekonomik bagi pasien akan meningkat, sehingga semakin dini pasien epilepsy terbebas ari serangan, semakin besar kemungkinan peningkatan kualitas hidupnya.
  

B. Rumusan Masalah
A.    Apa pengertian dari Epilepsi ?
B.     Bagaimana penjelasan dari Epidemiologi Epilepsi ?
C.     Apa saja Klasifikasi Epilepsi ?
D.    Apa saja faktor risiko dan Etiologi dari Epilepsi ?
E.     Bagaimana Patofisiologi Epilepsi ?
F.      Apa saja penatalaksanaan Epilepsi yang harus dilakukan ?
G.    Apa yang harus dilakukan atau penanganan pertama kejang ?
H.    Apa saja obat-obat bagi penderita epilepsy ?
I.       Bagaimana penjelasan dari Diagnosis Epilepsi yang diberikan ?
J.       Bagaimana pencegahan supaya terhindar dari risiko epilepsy ?

C. Tujuan Penulisan
1.      Untuk melaksanakan atau memenuhi salah satu tugas mata kuliah patologi
2.      Untuk mengetahui penjelasan tentang epilepsy
3.      Untuk mengetahui apa yang dapat menyebabkan epilepsy
4.      Untuk mengetahui dan memahami tentang obat apa yang akan diberikan kepada penderita epilepsy
5.      Untuk mengetahui dan menjelaskan kembali kepada teman-teman semua atau masyarakan disekitar tentang penanganan pertama saat terjadinya kejang.
D. Manfaat
Dapat memberikan pengetahuan tentang informasi mengenai epilepsy dan dapat digunakan sebagai salah satu bahan acuan untuk penelitian selanjutnya apabila teman-teman semua ingin mengenal dan mendalami lebih lanjut tentang epilepsy ini.


BAB II
Pembahasan
A.    Definisi Epilepsi

Epilepsi merupakan penyakit pada otak akibat peningkatan kerentanan sel neuron terhadap kejadian kejang epileptic yang berdampak pada aspek neurobiologis, psikologis, kognitif, dan social individu. Secara umum, epilepsy hanya terjadi pada kurang dari sepertiga kasus kejang pada anak, sementara sisanya merupakan kejang yang dipicu demam, kelainan metabolic, trauma , infeksi, toksin, maupun psikiatrik.
            Epilepsi juga bisa diartikan sebagai suatu gangguan neurologic yang sering terjadi. Epilepsi merupakan suatu gangguan fungsional kronik dan banyak jenisnya dan ditandai oleh aktivitas serangan yang berulang. serangan kejang yang merupakan gejala atau manifestasi utama epilepsy dapat diakibatkan kelainan fungsional (motoric, sensorik atau psikis). serangan tersebut tidaklama, tidak terkontrol serta timbul secara episodic. serangan ini mengganggu kelangsungan kegiatan yang sedang dikerjakan pasien pada saat itu. serangan ini berkaitan dengan pengeluaran impuls oleh neuron serebral yang berlebihan dan berlangsung local. istilah epilepsy dan serangan kejang sering digunakan secara bergantian.

B.     Epidemiologi Epilepsi
Sebagian besar epilepsy terjadi pada masa anak-anak, namun banyak anak mengalami remisi ketika dewasa. Di Amerika serikat, sebanyak 3 juta orang mengalami epilepsy dan 200.000 kasus baru didiagnosis setiap tahunnya. Angka kejadian epilepsy sedikit lebih tinggi pada laki-laki dibanding perempuan. Usia <2 tahun adalah kelompok usia dengan insidens tertinggi. Hingga 1% dari populasi umum menderita epilepsy aktif , dengan 20-50 pasien baru yang terdiagnosis per 100-000 per tahunya. Perkiraan angka kematian pertahun akibat epilepsy adalah 2 per 100.000. Kematian dapat berhubungan langsung dengan kejang, misalnya terjadi ketika terjadi serangkaian kejang yang tidak terkontrol, dan diantara serangan pasien tidak sadar, atau jika terjadi akibat kecelakaan atau trauma. Fenomena kematian mendadak yang terjadi pada penderita epilepsy diasumsikan berhubungan dengan aktivitas kejang dan kemungkinan besar karena disfungsi kardiorespirasi. Pada dasarnya setiap orang dapat mengalami epilepsy. Setiap orang yang memiliki otak dengan ambang bangkitan masing-masing apakah lebih tahan atau kurang tahan terhadap munculnya bangkitan. Selain itu penyebab epilepsy cukup beragam : cedera otak, keracunan, stroke, infeksi, tumor otak , dan yang lainnya. Epilepsi dapat terjadi pada  laki-laki maupun perempuan , umur berapapun bisa terjangkit epilepsy maupun ras apapun juga.

C.    Klasifikasi Epilepsi
Secara garis besar epilepsy pada anak dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis bangkitan kejang, sindrom elektroklinis, dan etiologi. Klasifikasi epilepsy baik berdasarkan jenis bangkitan kejang, sindrom elektroklinis, maupun penyebabnya bermanfaat dalam menentukan kelainan yang mendasari, prognosis, serta memberikan terapi. Misal anak usia sekolah umumnya memiliki prognosis baik dan tidak perlu menggunakan antikolsuvan jangka panjang. Demikian pula, anak dengan kejang umum tonik-klonik akan berespon lebih baik terhadap terapi dibanding anak dengan kejang fokal.
            Jenis bangkitan kejang :
1.      Kejang umum
Kejang yang melibatkan kedua belah hemisfer dan menyebabkan hilangnya kesadaran. Kejang umum tidak harus selalu tampak simetris.
2.      Kejang tonik
Terjadinya peningkatan kontraksi otot yang menetap beberapa detik hingga menit, biasanya melibatkan otot kepala, batang tubuh dan ekstremitas.
3.      Kejang umum tonik-klonik
Merupakan jenis kejang yang sering dapat ditemui, terjadi sebagai kombinasi dari kejang tonik diikuti oleh fase klonik. Anak-anak akan kehilangan kesadaran secara tiba-tiba, mata berputar kebelakang, seluruh tubuh menjadi tonik atau kaku bahkan dapat tampak sianotik karena apnea, kemudian dilanjutkan fase kejang klonik yang ritmik dan makin lama makin lambat hingga berhenti secara tiba-tiba .Selama kejang pasien sering kehilangan control sfingter vesika urinary sehingga mengompol dan dapat menggigit lidahnya sendiri.
4.      Kejang fokal
Pada kejang fokal hanya salah satu hemisfer yang melibatkan dan anak apat mengalami penurunan kesadaran atau tidak. Aura merupakan tanda khas kejang fokal.
a)      Kejang fokal tanpa penurunan kesadaran
Aura atau ciri khas yang sering munculnya adalah sakit kepala, sakit dada, lemas, nyeri ulu hati atau ketakutan. Kejangnya berlangsung selama 10-20 detik
b)      Kejang fokal disertai penurunan kesadaran
Contohnya pada bayi yaitu mengecap-ngecap, mengunyah atau hipersalivasi. Sedangkan pada anak dewasa berupakan gerakan tidak bertujuan dan tidak terkoordinasi seperti menggaruk benda. Total berlangsung kejangnya selama 1-2 menit.


D.    Faktor Risiko dan Etiologi
Bebera faktor meningkatkan risiko terjadinya epilepsy, seperti reterdasi mental palsi serebral, ayah atau ibu epilepsy, maupun riwayat kejang tanpa demam atau ‘tanpa diprovokasi’ sebelumya. Epilepsi dapat disebabkan kelainan structural-metabolik
            Penyebab Struktural-Metabolik Epilepsi :
Neonatus
Bayi dan anak-anak
Malaformasi otak
Infeksi Sistem Saraf Pusat
Hipoksia sebelum, saat, atau sesudah kelahiran
Tumor Otak
Inborn error of metabolism
Malaformasi otak
Pendarahan Intrakranial
Trauma kepala
Penggunaan obat-obatan oleh ibu
Kelainan kongenital seperti sindrom Down, tuberous sclerosis dan neurofibromatosis.

            Faktor Resiko Epilepsi :
1.      Catatan Keluarga
Jika memiliki catatan epilepsy dalam keluarga, anda mungkin memiliki peningkatan resiko mengalami kejang, genetic juga terlibat dalam sebagian besar kasus.
2.      Usia
Epilepsi biasanya terjadi pada masa awal usia anak-anak, tapi kondisi yang sama dapat terjadi pada usia berapapun.
3.      Cedera Kepala
Cedera otak ringan meningkatkan resiko 2x lipat, sedangkan cedera kepala berat resikonya hampir 7x lipat.
4.      Kejang berkepanjangan pada saat anak-anak
Demam tinggi pada saat anak-anak dalam waktu yang lama terkadang dikaitkan dengan kejang-kejang untuk waktu yang lama dan epilepsy pada saat nanti. Khususnya untuk mereka dengan catatan sejarah keluarga dengan epilepsy.
5.      Infeksi pada otak
Seperti meningitis yang menyebabkan peradangan pada otak atau tulang belakang dan menyebabkan resiko terkena epilepsy.
6.      Jenis kelamin
Lelaki lebih beresiko terkena epilepsy dibandingkan perempuan.
7.      Tekanan
8.      Kurang tidur
9.      Sensitif pada cahaya yang terang
10.  Minum minuman yang keras seperti alkohol
E.     Patofisiologi Epilepsi
Otak merupakan pusat penerima pesan atau impuls sensorik dan sekaligus merupakan pusat pengirim pesan atau impuls motoric. Di otak terdapat rangkaian berjuta-juta neuron atau saraf. Tugas neuron adalah menyalurkan dan mengolah aktifitas listrik saraf yang berhubungan satu dengan yang lain melalui sinaps. Dalam sinaps terdapat zat yang dinamakan neurotransmitter. Acetylcholin dan nreprinefrin adalah neurotransmitter eksitatif, sedangkan zat lain yaitu GABA (Gama-Amino-Butric-Acid) bersifat inhibitor terhadap penyaluran aktivitas listrik saraf dalam sinaps. Bangkitan epilepsy dicetuskan dalam suatu sumber daya listrik di otak uang dinamakan focus epileptogenic, dari focus itulah aktifitas listrik akan menyebar melalui sinaps dan dendrit ke neuron-neuron disekitarnya dan demikian selanjutnya sampai seluruh belahan hemisfer otak dapat mengalami muatan listrik berlebih atau defolarisasi. Pada keadaan demikian akan terlihat kejang yang mula-mula setempat dan selanjutnya akan menyebar ke bagian tubuh atau anggota gerak tubuh yang lain pada satu sisi tanpa disertai hilangnya kesadaran. Dari belahan hemmisfer yang mengalamin depolarisasi aktifitas listrik dapat merangsang substansia retikularis dan inti pada thalamus yang selanjutnya akan menyebarkan impuls-impuls ke bagian otak yang lain dengan demikian akan terlihat menifestasi kejang umum yang disertai penurunan kesadaran. Kejang terjadi akibat lepas muatan paroksimal yang berlebihan dari sebuah focus kejang dari jaringan normal yang terganggu akibat suatu keadaan patologis. Aktifitas kejang sebagian bergantung pada lokasi muatan yang berlebihan tersebut. Lesi di otak tengah, thalamus dan korteks serebrum kemungkinan bersifart epiloptogenic, sedangkan lesi di serebrum dan batang otak umumnya tidak memicu kejang.
Secara ringkasnya dalam patofisiologi epilepsy ini adalah Sistem saraf pusat merupakan communication network atau jaringan komunikasi. Otak berkomunikasi dengan organ-organ tubuh yang lain melalui sel-sel saraf atau neuron. Pada kondisi normal, impuls saraf dari otak secara elektrik akan dibawa neurotransmitter seperti GABA dan glutamate melalui sel-sel saraf ke orga-organ tubuh yang lain. Faktor-faktor penyebab epilepsy di atas mengganggu sistem ini, sehingga menyebabkan ketidakseimbangan aliran listrik pada sel saraf dan menimbulkan kejang yang merupakan salah satu ciri epilepsy.
F.     Penatalaksanaan Epilepsi
a)      Tatalaksana fase akut atau saat kejang
Tujuannya adalah untuk mempertahankan oksiginase otak, mengakhiri kejang sesegera mungkin, mencegah kejang berulang, dan mencari faktor penyebabnya. Serangan kejang umumnya berlangsung singkat dan berhenti sendiri. Pengelolaan pertama untuk serangan kejang diberikan diazepam per rektal dengan dosis 5 mg bila berat bada anak <10 kg atau 10 mg bila berat badan anak >10 kg. Jika kejang masih belu berhenti, dapat diulang selang waktu 5 menit dengan dosis dan obat yang sama. Jika setelah dua kali pemberian diazepam per rektal masih belum berhenti juga, maka penderita untuk dianjurkan dibawa ke rumah sakit untuk berkonsultasi atau berobat ke dokter.
b)      Pengobatan epilepsy
Tujuan utamanya adalah membuat penderita epilepsy terbebas dari serangan epilepsinya. Serangan kejang yang berlangsung mengakibatkan kerusakan sampai kematian sejumlah sel-sel otak. Apabila kejang terjadi terus menerus maka kerusakan sel-sel otak aka semakin meluas dan mengakibatkan menurunnya kemampuan intelegensi penerita. Karena itu, upaya terbaik untuk mengatasi kejang harus dilakukan terapi sendiri dan seagresif mungkin. Pengobatan epilepsy dikatakan berhasil dan penderita dinyatakan sembuh apabila serangan epilepsy dapat dicegah atau dikontrol dengan obat-obatan sampai pasien tersebut 2 tahun bebas kejang
Secara umum ada 2 terapi epilepsy :
1)      Terapi medikametosa
Terapi ini pertama yang dipilih dalam menangani penderita epilepsy yang baru terdiagnosa. Jenis obat anti epilepsy (OAE) baku yang biasa di berikan di Indonesia adalah obat golongan fenitoin, karbamazepin, fenobarbital, dan asam valproate. Obat-obat tersebut harus diminum secara teratur agar dapat mencegah serangan epilepsy secara efektif. Walaupun serangan epilepsy sudah teratasi, penggunaan OAE harus tetap diteruskan kecuali ditemukan tanda-tanda efek samping yang berat maupun tanda-tanda keracunan obat. Prinsip pemberian obat dimulai dengan obat tunggal dan menggunakan dosis yang rendah untuk mengatasi kejang.

2)      Terapi bedah
Terapi ini merupakan tindakan operasi yang dilakukan dengan memotong bagian yang menjadi focus infeksi yaitu jaringan otak yang menjadi sumber serangan terjadinya epilepsy.

G.    Penanganan pertama saat Kejang
1.      Jangan berupaya untuk menghentikan kejang-kejangnya dengan memegang, mengguncang atau menahan tubuhnya karena kejang-kejang ini tidak bisa dihentikan.
2.      Taruh bantal atau jaket atau sesuatu yang empuk untuk menahan kepalanya saat ia kejang-kejang agar kepalanya tidak sadar.
3.      jangan memasukkan apapun ke mulutya, seperti minuman atau obat-obatan karena akan membuatnya tersedak.
4.      Longgarkan ikatan baju maupun celananya
5.      Jauhkan benda yang berbahaya dari sekitarnya seperti pisau dan beda tajam atau yg berbahaya lainya
6.      Kejang-kejang ini biasanya terjadi kurang dari 5 menit
7.      Saat sudah sadar, penderita akan kembali sadar. Tapi ia akan terlihat kelelahan dan merasa bingung. Oleh karena itu, tetaplah harus berada disampingnya terlebih dahulu sampai merasa penderita terlihat lebih baik. Saat sudah baikan, penderita akan melakukan aktivitas seperti biasanya dan seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

H.    Pengobatan Epilepsi
Penatalaksanaan primer pada penderita epilepsy adalah terapi obat-obatan untuk mencegah timbulnya serangan kejang atau menurunkan tegangan frekuensiny, sehingga pasien dapat menjalani kehidupan yang norma. Sekitar 70-80% penderita dapat merasakan manfaat obat-bat antikonvulsan. Obat yang dipilih ditentukan oleh jenis serangan, dan dosisnya disesuaikan secara perorangan.
Obat Antikonvulsan
Obat
Kegunaannya
(Jenis Epilepsi)
Kadar dalam darah
Efek samping
Barbiturat

Fenobarbital
Kejang tonik-klonik
15-40 ยตg/ml
Mengantuk, gangguan lambung, Hiperaktif terutama pada anak-anak.
Primidon (Mysoline)
Epilepsi Parsial
5-12 ยตg/ml
Mengantuk, vertigo, diplopia.
Hidantoin

Fenitoin (Dilantin
Epilepsi tonik klonik, epilepsy parsial, epilepsy kompleks
10-20 ยตg/ml
Dapat meningkatan frekuensi serangan absence, gangguan lambung, penglihatan kabur, vertigo
Mefenitoin (Mesantoin)
Epilepsi tonik klonik, epilepsy parsial
Dewasa : 200-800 mg/hari
Anak : 100-400 mg/hari
Bicara banyak dan ngawur, insomnia.
Iminostilben

Karbamezepin
Epilepsi parsial
6-12 ยตg/ml
Mengantuk, gangguan kambung, penglihatan kabur, ruam, sembelit.
Benzodiazepin

Diazepam
Hanya untuk status epileptikus
Dewasa : 5-10 mg
Anak : 1 mg
Penekanan pernafasan dan jantung
Kionazepam
Serangan Absance
Dewasa : 1,5 – 20 mg/hari
Anak : 0,1 – 0,2 mg/hari
Mengantuk, bingung, vertigo, sinkop.
Sukainimid

Etosuksimid
Serangan Absance
Dewasa : 20 – 40 mg/hari
Anak : 20 mg/hari
Mual, muntah, berat badan turun, sembelit, gangguan tidur.
Metsuksimid
Serangan Absance
Dewasa/ anak : 600-1200 mg/hari
Mengantuk, ataksia, anoreksia.
Asam valproat

Depakene
Serangan Absance
50-100 ยตg/ml
Mual, hepatotoksik.

I.       Diagnosis Epilepsi
1.      Anamnesis
Anamnesis merupakan langkah terpenting dalam melakukan diagnosis epilepsy. Dalam melakukan anamnesis, harus dilakukan secara cermat, rinci dan menyeluruh karena pemeriksaan hampir tidak pernah menyaksikan serangan yang dialami penderita. Amnesis dapat memunculkan informasi tentang trauma kepala dengan kehilangan kesadaran , meningitis, gangguan metabolic dan obat-obat tertentu. Penjelasan dari pasien mengenai segala sesuatu yang terjadi sebelum, selama dan sesudah serangan merupakan informasi yang sangat penting dan merupakan kunci dalam mendiagnosis.
2.      Pemeriksaan fisik dan neurologis
Pada pemeriksaan ini, dapat dilihat adanya tanda-tanda dari gangguan yang berhubungan dengan epilepsy seperti trauma kepala, infeksi telinga dan sinus. Sebab-sebab terjadinya epilepsy harus dapat ditepis melalui pemeriksaan fisik dengan menggunakan umur dan riwayat penyakit sebagai pegangan. Untuk penderita anak-anak pemeriksaan harus memperhatikan adanya keterlambatan perkembangan, perbedaan ukuran dan anggota tubuh dapat menunjukan awal gangguan otak unilateral.
3.      Pemeriksaan penunjang
a)      Elektroensefalografi (EEG)
Pemeriksaan EEG merupakan pemeriksaan penunjang yang paling sering dilakukan dan harus dilakukan pada semua pasien epilepsy untuk menegakan diagnosis epilepsy. Terdapat dua bentuk kelainan pada EEG, kelainan fokal pada EEG menunjukkan kemungkinan adanya lesi structural di otak. Sedangkan adanya kelainan umum pada EEG menunjukkan kemungkinan adanya kelainan genetic atau metabolic.
Rekaman EEG dikatakan abnormal bila :
·         Asimetris irama dan voltase gelombang pada daerah yang sama di kedua hemisfer otak
·         Irama gelombang tidak teratur, irama gelombang lebih lambat dibadanding seharusnya
·         Adanya gelombang yang biasanya tidak terdapat anak normal, misalnya gelombang tajam, paku-ombak, paku (spike).
b)      Neuroimaging
Neuroimaging atau pemeriksaan radiologis bertujuan untuk melihat struktur otak dengan melengkapi data EEG. Dua pemeriksaan yang sering digunakan Computer Tomography Scan atau CT Scan dan Magnetic Resonance Imaging atau MRI. MRI bermanfaat untuk membandingkan hippocampus kiri dan kanan.

J.      Mencegah risiko terhadap epilepsy
1.      Perbanyak jam tidur setiap malam
2.      Hindari mengkonsumsi alcohol dan narkoba
3.      Menghindari cahaya yang sangat terang, lammpu kerlap-kerlip, dan rangsangan visual lainnya yang memicu kaget.
4.      Mengurangi dalam bermain game terus menurus melihat layar ponsel atau computer
5.      Menerapkan pola makan sehat
6.      Rajin berolahraga


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Epilepsi merupakan penyakit pada otak akibat peningkatan kerentanan sel neuron terhadap kejadian kejang epileptic yang berdampak pada aspek neurobiologis, psikologis, kognitif, dan social individu. Epilepsi dapat terjadi kepada siapa saja di seluruh dunia tanpa batasan ras dan social ekonomi. Angka kejadian epilepsy masih tertinggi terutama di Negara berkembang ang mencapai 114 per 100.000 per tahun . Faktor risiko terjadinya epilepsy antara lain catatan keluarga, usia, cedera kepala, tekanan, kurang tudr, infeksi pada otak, banyak minum minuan beralkohol dan sebagainya. Dalam penataanlaksana epilepsy ada  ada tatalaksana fase akut atau saat terjadinya kejang yang bertujuan untuk mempertahankan oksigen dalam otak, mencegah kejang berulang, dan ada juga tatalaksana pengobatan epilepsy yang tujuan utamanya adalah membuat penderita epilepsy terbebas dari serangan epilepsinya. Dalam pengobatan epilepsy sekitar 70-80% penderita dapat merasakan manfaat obat-bat antikonvulsan. Obat yang dipilih ditentukan oleh jenis serangan, dan dosisnya disesuaikan secara perorangan. Dalam mendiagnosis suatu penyakit epilepsy dapat dilakukan secara Anamnesis, pemeriksaan fisik dan neurologis, pemeriksaan penunjang yang meliputi ( EEG atau Elektroensefalografi dan Neuroimaging). Hal yang harus dilakukan agar terhindar dari eplepsi yaitu dengan menjaga pola hidup dan makan yang sehat diantaranya berolahraga, tidur tepat waktu jangan sampai bergadang yang tidak bermanfaat, menghindari cahaya yang sangat terang , memakan makanan yang sehat seperti sayur-sayuran dan buah-buahan dan menghindari minuman yang beralkohol. Oleh karena itu semoga kita terhindar dan tidak mengalami yang namanya epilepsy.
B. Saran
            Epilepsi adalah salah satu penyakit di otak kita yang dapat merusak pada kelistrikan di otak kita atau kerja otak kita tidak akan optimal seperti biasanya yang akan menimbulkan kejang-kejang. Oleh karena itu, akan lebih baik jika kita menjauhi faktor-faktor yang akan menimbulkan epilepsy. Hal yang harus dilakukan sekarang agar terhindar dari epilepsy yakni menjaga kesehatan dan memulai dengan pola hidup yang sehat dan selalu menjaga keamanan di bagian kepala kita karena terdapat otak yang merupakan pusat dari anggota tubuh. Alangkah lebiih baiknya kita sekarang harus sering memeriksa kesehatan tubuh kita ke rumah sakit atau berkonsultasi kepada dokter jika tubuh kita merasa ada yang tiak enak agar kita dapat mendeteksi atau mengetahui suatu penyakit sejak dini agar dapat ditangani lebih cepat agar tidak menyebar luas dan berdampak buruk bagi kesehatan.


DAFTAR PUSTAKA 

1. Persatuan Dokter Saraf Indonesia (PERDOSSI).,2003. Diagnosis Epilepsi. Jakarta : PERDOSSI
2. Pinzon, R.2007. Dampak Epilepsi pada Aspek Kehidupan Penyandangnya. Cermin Dunia Kedokteran. Jakarta : Group PT Kalbe Farma
3. Price, Sylvia A & Lorraine M. Wilson.1994. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC
4. Primadi, A, Hardjam. 2010. Optimisme, HArapan, Dukungan Sosial Keluarga, dan Kualitas Hidup 5. Orang Dengan Epilepsi. Jakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma
6. Riyanto, B. 1996. Obat-obat Anti Epilepsi Baru. Cermin Dunia Kedokteran. Jakarta : Group PT Kalbe Farma
7. Tanto, Chris. 2014. Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV. Jakarta : Media Aesculapius       
8. World Health Organization (WHO)., 2010.Epilepsy: The Disorder. Atlas Epilepsy  Care in The World. Geneva: WHO Library.

iklaan

SUPER JUNIOR