luhanay blog Follow Dash Owner

Sabtu, 04 Juli 2015

FF With Hoya






Cifcif Rakayzi kembali dengan FF yang masih dengan alur cerita itu-itu saja, dan juga masih sangat aneh untuk dimasukkan dalam kategori FF, kurasa. Tapi tak apalah, namanya juga penulis blog amatir (penulis yang menulis hanya untuk hiburan semata).
Dan kali ini karena efek menonton Drama “Reply 1997” .. cifcif banyak mendapat virus yadong, dan juga akhirnya munculah ide gila ini.
Sebenarnya FF ini mengikuti judul FF yang ditulis Jung Eunji ‘A-Pink’ yang memerankan tokoh Siwon dalam drama itu, yaitu judulnya “WITH HOYA”. Tapi ceritanya murni karangan cifcif. Karena tidak mungkin cifcif juga meniru ceritanya, soalnya FF yang dibuat Siwon itu FF yaoy boyband legenda H.O.T.

Author             : cifcif Rakayzi
Tittle                : With Hoya
Genre              : Romance, nc, School life
Length             : Oneshoot
Main cast         : Park Chorong ‘A-Pink’ | Hoya ‘Infinite’ | other cast

Suasana yang panas membuat keadaan dikelas semakin tidak karuan, pelajaran matematika dan suhu yang meningkat sudah berhasil menghipnotis semua murid dikelas itu menjadi gila, bukan berarti mereka stress .. melainkan mereka hanya tidur dan mengkipas-kipas badannya masing-masing sementara Seonsaengniem bicara kesana kemari menjelaskan materi yang membosankan itu.
“Baiklah, semuanya selesai. Rasanya tidak berguna aku terus bicara seperti ini dihadapan kalian. Jadi khusus untuk hari ini, tidak usah menunggu bell. Pulanglah cepat, udaranya sangat panas. Sampai nanti”
Setelah beberapa detik duduk dan memperhatikan murid-muridnya, tiba-tiba Seonsaengnim mengatakan itu yang berhasil membuat semua murid membulatkan matanya tidak percaya.
“Seonsaengnim ...” ucap seorang murid dari ujung kelas.
“Sungguh aku tidak bercanda, cepatlah pulang sebelum aku berubah pikiran dan membuat kalian lebih lama terkurung di tempat yang tidak jauh bedanya dengan oven!” Seonsangniem tersenyum dan membereskan buku-bukunya lalu pergi meninggalkan kelas.
“Huh! Horee ... kita bebas” teriak beberapa murid dengan kebebasan yang jarang atau mungkin hampir tidak pernah terjadi ini.
Tidak terkecuali Chorong dan Hoya yang senang dengan keajaiban ini, mereka langsung membereskan barang-barangnya.
“Hey Yoon Bomi, sepertinya enak kalau kita pergi mendinginkan badan ke mall. Mau tidak?”
“Ah Chorong-aah, idemu bagus sekali. Ayo cepatlah kita pergi”
“Ya! Bukannya menjadi dingin, tapi akan bertambah panas jika kalian pergi ke mall. Bagaimana kalian ini hah .. aku tidak mengerti bagaimana wanita berfikir!” dengan mata sinisnya Hoya mencampuri pembicaraan mereka.
“Ish diamlah kau. ini bukan urusanmu!” Chorong sedikit mendorong Hoya saat berjalan melewati mejanya.
“Sudahlah jangan urusi namja gila itu, ayo kita pergi!” Bomi langsung menarik tangan Chorong untuk segera pergi.
“Chamkkaman!” Chorong berhenti melangkah dan mengeluarkan ponsel dari dalam saku bajunya.
“Yeobeoseyo ...” dan disaat yang bersamaan, Hoya dan Chorong mengangkat telfon yang masuk ke ponsel mereka.
“Mwo? Kalian pergi?”  keduanya kembali berteriak bersamaan saat mendengar kabar dari seseorang yang berbicara di telfon.
“Bomi-ya, sepertinya aku tidak bisa pergi bersamamu. Aku harus pergi sekarang! Annyeong” Chorong langsung berlari keluar kelas meninggalkan Bomi yang hanya diam melihat tingkahnya itu.
“Ya! Chorong-aah, tunggu aku ..” Hoya juga ikut berlari meninggalkan kelas dengan cepat setelah mematikan telfon dari ponselnya.
“Ish Aigoo ... Dari dulu mereka berdua selalu aneh, kenapa bisa aku berteman dengan dua orang seperti mereka?” Bomi mendengus kesal dan akhirnya pergi meninggalkan kelas sendirian dihari yang panas ini, dia harus mengurungkan niatnya karena sekarang Chorong sudah pergi meninggalkannya.
-------- ---
“Bagaimana bisa mereka meninggalkanku begitu saja seperti ini? Hah apa yang sebenarnya mereka pikirkan ..” Chorong hanya duduk kesal setelah mendapati rumahnya kosong.
“Chorong-aah, apa orangtuamu juga tidak ada?” Hoya membuka pintu dan dengan kesal menatap Chorong.
“Ne, mereka sudah pergi!”
“Sepertinya mereka sudah merencanakan hal ini, sengaja meninggalkan kita seperti ini”
“Hah ... lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?” Chorong menyandarkan badannya disofa.
“Woah ini Eomma menelfonku! .. Eomma apa yang kalian lakukan? ..” Hoya langsung menjawab telfon itu dengan nada tinggi.
“Sini biar aku yang bicara dengan Imo ....” Chorong langsung beranjak dan merebut ponsel dari genggaman Hoya, dan langsung bicara mengeluarkan kekesalannya. “Apa? Kalian berlibur dan meninggalkanku dengan Hoya? ... Tapi Imo, kam- hallo .. hallo? .. hah astaga!” Chorong memberikan ponselnya.
“Apa yang Eomma katakan?”
“Mereka sekarang sedang liburan dipantai Jeju, dan mereka bilang kau harus tidur dirumahku!”
“Mwo?” Hoya membulatkan matanya menatap Chorong tidak percaya.
“Tapi tenang saja, kau tidak usah melakukan itu. Karena aku akan baik-baik saja tanpa kau tidur disini ..”
“Ya! Memangnya siapa yang ingin tidur disini? Tentu saja aku akan tidur dirumahku walaupun sendirian ... Sudahlah, aku pergi dulu” Hoya menatap Chorong kesal lalu pergi meninggalkan rumahnya.
“Aigoo ... Bisa-bisanya mereka berbuat seperti ini padaku! Mereka benar-benar menginginkan aku dan Hoya menikah .. Menyebalkan!” Chorong masuk kekamarnya dan langsung membaringkan badannya diranjang.
Sejak kecil Chorong dan Hoya sudah bersama, itu karena orangtua mereka adalah teman, ditambah mereka bertetangga. Dari dulu, orangtua mereka sudah berencana untuk menjodohkan anak-anaknya. Bahkan sampai melakukan segala cara agar Chorong dan Hoya selalu bersama, dan itu terbukti karena dari dulu sampai sekarang mereka selalu satu sekolah.
Sayangnya, usaha mereka belum berhasil. Karena bukannya saling menyukai, Chorong dan Hoya malah saling membenci. Setiap mereka bersama lebih dari lima menit, pasti ujung-ujungnya mereka bertengkar dan membuat orangtuanya pusing.
Dan sekarang, mereka sudah merencanakan untuk memberi waktu hanya berduaan pada Chorong dan Hoya. Mereka sengaja pergi berlibur meninggalkan mereka berdua, karena mereka sudah sangat tahu kalau Chorong maupun Hoya tidak bisa sendirian dirumah. Dengan sedikit harapan kalau mereka akan melakukan sesuatu.
------- ---
Matahari yang bersinar terang dan membuat suhu menjadi panas sekarang sudah berhenti menyinari sebagian bumi, karena sekarang adalah giliran bulan yang menyinari sebagian bumi itu sementara matahari menyinari bagian bumi yang lain.
“Akh bagaimana ini .. kenapa aku seperti ini. Apa yang harus aku lakukan? Bisakah seseorang menemaniku?” Hoya terus berjalan memutari sofa didepan TV yang menyala itu, dia tidak bisa duduk tenang karena dia tidak bisa berada sendiri dirumah apalagi malam seperti ini.
“Ouh Chorong ... apa yang sedang dia lakukan? Apa dia ketakutan? Apa dia sedang dalam bahaya? Akhir-akhir ini banyak kasus penculikan anak gadis, berbahaya jika dia sendirian ... Haruskah aku temani? Akh pikiranku kenapa kacau seperti ini! Apa yang harus aku pikirkan?” Hoya menjadi risih dengan pikirannya sendiri, karena sebenarnya dia sendiri juga yang membuat rasa takut itu muncul.
Ting tong ...
“Eoh kau? aku pikir siapa .. Aku sudah ketakutan setengah mati dari tadi” Chorong bernafas lega saat melihat ternyata Hoya yang membunyikan bell rumahnya.
“Chorong-aah ... Eeo-eomma terus saja menyuruhku untuk menemanimu, kau tahukan aku tidak bisa menolak permintaannya. Jadi terpaksa aku harus tidur disini sekarang ...” Hoya langsung masuk kedalam rumah melewati Chorong yang masih berdiri didepan pintu.
“Jadi kau putuskan untuk menginap disini?” Chorong berjalan menghampiri Hoya yang duduk menonton TV.
“Yah kupikir juga itu lebih baik, kau tahukan akhir-akhir ini banyak kejahatan yang mengincar anak-anak wanita? Dan Eomma menyuruhku untuk menjagamu ..”
“Baiklah terserah apa katamu ...” Chorong akhirnya duduk disamping Hoya menonton TV.
“Ya! Apa yang kau tonton ini? Menjijikan sekali ...” Hoya mengusap wajahnya kasar saat melihat adegan ciuman dalam film yang ditontonnya itu. “Bukankah ini film yang kau bawa waktu itu?” Chorong menunjukkan kotak CD film yang ditontonnya. “Mmwo? Aku memberikan ini padamu, hei yang benar saja. Lagi pula apa maksudku memberikan ini padamu?” Hoya mengambil CD itu cepat.
“Astaga. Kau ini aneh atau sengaja melupakannya?”
“Apa maksudmu?”
“Waktu itu, saat aku ulang tahun yang ke 18 dan Eomma menyuruh kau membawaku pergi kau menghadiahkannya untuk ku. Kau bilang aku sudah cukup umur menontonnya .. kau ingat?”
“Mmmwwo?” Hoya terdiam malu. Dia sudah ingat sekarang. Tapi kenapa rasanya malu sekali jika mengingat hal itu. Ini film Twilight. “Ya! Waktu itu aku mungkin mabuk dan tidak sadar memberikan ini padamu, jadi kembalikan saja ini padaku ..”
“Hei tidak bisa. Ini hadiah ulang tahunku. Mana bisa kau ambil lagi seenaknya begitu!”
“Tapi beberapa adegan di filmnya menjijikan. Kau pasti tidak suka, benarkan?”
“Sudah tidak apa-apa. Bukan itu intinya, beberapa adegan itu tidak penting. Aku suka ceritanya”
“Ta-tapi sekarang ada aku disini, kita hanya berdua. Jangan menonton film seperti ini ..”
“Kau benar-benar penakut ya tuan Lee!”
“Astaga! Sudahlah jika kau tetap keras kepala, terserah kau saja”
Dan pada akhirnya Hoya hanya diam menonton film itu bersama Chorong. Tidak ada yang mereka bicarakan, benar-benar hanya fokus menonton.
------- ---
Dua puluh menit berlalu sejak kedatangan Hoya, dan malam semakin larut. Jam menunjukan hampir jam dua belas.
“Hei Chorong, apa kau tidak mengantuk?” Hoya sudah puluhan kali menguap dan berganti posisi duduk dari tadi, dia bahkan sudha menghabiskan beberapa kaleng minuman bersoda.
“Aku masih ingin menyelesaikan filmnya, kau tidurlah duluan di kamar”
“Kamar mana?”
“Sebelah kamarku. Tidur di sana saja ya?”
“Ah baiklah. Badanku lelah sekali, mataku perih karena film itu. menjijikan” Hoya merenggangkan badannya sebelum berjalan menuju kamar yang ditunjuk Chorong.
“Berhentilah mengatakan itu menjijikan. Kau seorang pria, jadi apa itu benar-benar menjijikan untukmu hah?”
Mendengar perkataan itu, Hoya menghentikan langkah kakinya. Dia terdiam.
“Eh apa yang dikatakan wanita itu, apa maksudnya?”  Hoya bergumam tidak karuan.
“Kenapa kau diam? Jadi itu benar menjijikan ..”
“Hei kau diam. Apa maksud perkataanmu itu hah?” Hoya berlari menghampiri Chorong dan mengeluarkan tatapan mautnya. “Kenapa tiba-tiba kau bicara seperti itu padaku, apa sebenarnya maksudmu?”
“Kenapa kau jadi marah, aku hanya bercanda” Chorong tersenyum kecil dan sedikit bergeser dari tempat duduknya menjauhi Hoya.
“Bercanda? Pertanyaan macam apa yang kau katakan itu, benar-benar gila. Kau pikir ciuman seperti itu mengasyikan hah nona?”
“Tidak. Bukan seperti maksudku. Sudahlah maafkan aku, dan hentikan pembicaraan ini. kau cepatlah tidur!”
“Aish dasar kau ini!” Hoya tidak memperpanjang pembicaraan ini karena mereka sadar kalau ini tidak penting dan hanya akan memberikan kesan negatif saja. Hoya kembali berjalan menuju kamarnya.
Lep.
Tiba-tiba saja semua lampu mati. Listriknya mati.
“Hoya !!” – “Chorong-aah ..” mereka berdua langsung berteriak sangat kencang, menggemparkan rumah yang sekarang gelap gulita itu.
Hoya berlari dan keluar dari kamar dengan menambrak segala benda termasuk pintu kamar, begitu juga Chorong yang berlari entah kemana arahnya. Faktanya, mereka berdua memang penakut.
Bugh bugh ...
Menabrak benda ini dan itu, termasuk ini. Apa ini, seperti sesuatu. “Hei apa ini ...” Chorong berteriak saat ada sesuatu jatuh padanya. “Chorong-ah apa ini kau?” Hoya mencoba meraba-raba sesuatu yang empuk yang tiba-tiba dia tabrak. “Ya! Hoya dasar kaummmmpt---“
Sadar kalau sesuatu yang jatuh dan menindihnya sekarang adalah Hoya, dan bagian tubuhnya sedang di ‘raba-raba’ Hoya, Chorong bangun, tapi .. sepertinya mengenai sesuatu. Dan mungkin sesuatu terjadi.
Lep. Lampu kembali menyala
Dan ternyata, yang sekarang sedang terjadi adalah sesuatu. Chorong terduduk di lantai dengan Hoya dipangkuannya. Tapi karena tadi Chorong bangun tadi, membuat bibir mereka menempel sekarang. Ya, mereka seperti itu sekarang.
Lima detik berlalu. Dengan cepat Chorong menjatuhkan badannya kembali kelantai untuk menyudahi itu. Dia menutup mulutnya dengan tangan serapat mungkin, walaupun sekarang mereka berdua masih diam dan tanpa apapun.
TV juga kembali menyala dan memperlihatkan dimana Bella dan Edward sedang berciuman di kamar Bella, tepatnya di ranjang.
Hoya melirik TV itu, menatapnya. Begitu juga Chorong yang masih berada di bawah Hoya, dia juga menonton ciuman itu.
Tidak ada yang terjadi sampai akhirnya adegan ciuman itu berhenti. Membuat Hoya kembali memfokuskan kedua matanya pada Chorong yang masih menutup mulutnya rapat-rapat. “Kau tadi bertanya padaku tentang itu, sekarang aku akan menjawabnya. Sebenarnya bukan menjijikan kesanku untuk itu, karena kau benar, aku seorang pria. Dan pria tidak akan berfikir ciuman itu menjijikan. Aku berkata seperti itu karena sebenarnya aku iri untuk itu, kau mengerti?”
“Apa maksudmu?” Chorong melepaskan tangannya dan menatap Hoya.
“Apa kau mau membuktikan kalau ciuman itu tidak menjijikan? Biarkan aku melakukannya untukmu ...” perlahan Hoya mendekat dan menggenggam tangan Chorong yang tadi dia pakai untuk menutup mulutnya. Hoya terus mendekat dan mendekat sampai kedua bibir mereka kembali bertemu.
Tadi saat mati lampu, tanpa sengaja mereka telah berciuman. Walaupun hanya BabyKiss, tapi tetap saja itu ciuman karena bibir mereka bertemu. Dan sekarang mereka kembali berciuman disengaja.
Chorong masih tidak percaya untuk apa yang sedang terjadi ini, dia masih diam dan membiarkan matanya melihat kedua mata Hoya yang terpejam secara dekat. Entahlah, tidak tahu apa yang terjadi. Setelah kurang lebih lima detik berlalu, Chorong perlahan menutup matanya dan memulai itu.
Dibawah terangnya sinar lampu dan dengan diiringi suara dari film Twilight itu, mereka memulainya. Kedua bibir yang tanpa pergerakan itu mulai membuka. Saling menghisap dan memberikan lumatan-lumatan lembut. Membuat suasana yang aneh itu perlahan menjadi sedikit panas dan menyenangkan.
Sebelah tangan Chorong yang sudah di genggam Hoya semakin mempererat genggamannya seiring dengan bertambah cepatnya tempo lumatan mereka, sepertinya mereka sudah saling ‘menikmati’ permainan itu. Dan Chorong menghapus anggapan kalau ciuman itu menjijikan.
Beberapa lama .. ah mungkin sudah beberapa menit berlalu, walaupun mereka masih dilantai tapi Hoya sudah mengganti posisi mereka. Karena Hoya sadar Chorong akan sedikit ‘lelah’ menahan berat tubuhnya diatas lantai yang keras, jadi sekarang Hoya yang ada dibawah dan Chorong diatas. Haha.
Chorong sedikit mendorong Hoya menjauh, menyudahi ciuman yang  sudah mulai terasa panas. “Apa yang kita lakukan?”
Hoya hanya tersenyum menatap Chorong yang tampak linglung dengan apa yang terjadi ini, dia masih berbaring dan membelai rambut panjang Chorong yang terurai. “Chorong-ah, kau sangat cantik ..”
“Hoya, kita__”
“Wae? Apa kau menyukainya, atau masih berfikir itu adalah hal yang menjijikan?” Hoya membantu Chorong berdiri dan dia juga berdiri, Hoya memegang tangan Chorong.
“Entahlah, aku tidak tahu apa yang kita lakukan”
“Tidak usah pikirkan apapun, bukankah ini yang orang tua kita inginkan? Dan juga meninggalkan kita berdua disini juga perbuatan mereka ..”
“Kau ... apa kau membenciku?”
“Molla. Aku tidak mengerti perasaan apa yang dirasakan hatiku terhadapmu ...” Hoya amemeluk Chorong dari belakang dan menuntun Chorong untuk berjalan mendekati jendela. “Kau lihat rumah-rumah diluar itu? Mereka sudah dibangun lama sekali, mungkin sebelum kita berdua dilahirkan. Itu berarti mereka sudah bersama selama belasan tahun ...”
“Apa maksudmu?”
“Orang tua kita berteman, dan kita tetangga. Kau dan aku lahir ditahun yang sama, tumbuh bersama, hidup bersama, bahkan selalu sekolah kita sama. Sejak kecil aku selalu bersamamu, tapi seiring dengan pertumbuhanku, perasaanku padamu menjadi aneh ..”
“Kau selalu membuatku menangis, kau tidak mau aku bersamamu. Kau menyebalkan Hoya, aku membencimu!”
“Hei dengarkan aku! Sebenarnya aku juga tidak sepenuhnya ingin kau tidak bersamaku, yang aku lakukan hanya bersikap biasa dan tidak menunjukkan perasaanku yang sebenarnya padamu”
“Perasaan apa itu?”
“Appa selalu menyuruhku untuk menjagamu, kapan dan dimanapun. Awalnya itu sangat menyebalkan bagiku, tapi tidak tahu kenapa aku jadi menyukainya setelah kita semakin besar. Dan perasaan itu semakin kuat ..”
“Perasaan apa?”
“Aku juga tidak tahu, tapi sepertinya itu perasaan suka. Mungkin aku menyukaimu, Chorong-ah”
“Mwo?”
“Bermain, menangis, tertawa, makan denganmu, tidur bersamamu, itu semua membuatku menyukaimu. Kau mengerti? Aku menyukaimu bodoh ..”
“Entahlah, nan molla”
“Jawaban macam apa itu hah? Hei Aku baru saja menyatakan perasaanku padamu ..”
“Kau selalu bersamaku, selama hampir sembilan belas tahun aku hidup denganmu. Dan aku selalu berfikir kalau kita akan selamanya hidup bersamamu, walaupun kau menyebalkan tapi aku ingin kau selalu bersamaku. Aku tidka tahu apakah aku menyukaimu atau tidak ..”
“Aish dasar kau ini, menyebalkan! Sudah, aku akan membuatmu tidak bisa menolakku”
“Apa?”
“Aku akan menanam benih, jadi kau tidak mungkin pergi dariku. Dan kita akan selamanya hidup bersama, arasseo?” Hoya menggendong Chorong tiba-tiba, dan membawanya ke kamar. Mengunci pintu, mematikan lampu dan menggantinya dengan lampu tidur yang kecil dan hanya sedikit memberikan sinar.
------- ---
[Peringatan : Bisa membuat suhu tubuh naik dan pikiran kacau]
Di ranjang yang empuk, mereka berdua masih sibuk. Lampu utama yang terang sudah diganti dengan lampu tidur yang redup, membuat kamar itu sedikit gelap dengan hanya diterangi sinar kecil.
Ciuman Hoya semakin kuat dan membuat Chorong tidak bisa menolakknya malam ini, perkataan Hoya padanya tentang menanam benih sepertinya serius.
Sentuhan bibir itu sudah berpindah-pindah, menjamah banyak bagian tubuh. Kening, mata, hidung, pipi, leher, tangan, dada, dan pastinya bibir Chorong.
“Ahhh mwoya?” Chorong mencubit pinggang Hoya dan sedikit menariknya.
“Wae?”
“Jangan buat apapun di leherku!”
“Kenapa?”
“Apa kau gila? Bagaimana orang-orang akan melihatku jika ada tanda merah di leherku, itu akan sangat memalukan. Kau mau melakukan apa, kita masih SMA”
“Yah kau benar, tapi sebentar lagi kita ujian dan tidak lagi SMA. Aku akan menikah denganmu ...”
“Mwo? Apa yang kau katakan?”
“Aku akan bertanggung jawab karena sudah membuatmu tidur dibawahku ...” Hoya menarik tangan Chorong dari lehernya dan kembali menempelkan bibir mereka.
Perlahan tangan Hoya bergerak melepaskan kancing piyama Chorong, melemparnya. Menarik kaitan bra pink yang melindungi dua dadanya.
“Ya! Apa yang kau lakukan?” Hoya mendorong Hoya sekuatnya, menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.
“Sudah kubilang, aku akan membuatmu selamanya hidup denganku” Hoya membuka bajunya, melemparnya, dan mereka sama-sama telanjang. Haha. “Berhentilah menutup matamu, kau tidak mau melihatku?” Hoya menarik tangan Chorong yang menutupi matanya, membuka selimut dan masuk. Maksudnya masuk kedalam selimut, jadi mereka dalam satu selimut. Mereka melanjutkan ciumannya.
“Hei, kenapa kau selalu menindihku?”
“Dengan posisi seperti ini, kau terlihat semakin cantik. Aku suka matamu, juga bibir manismu ...”
“Ish kau menyebalkan!”
“Kenapa kau selalu mengatakan aku menyebalkan? Apa kau ingin ada diatasku sekarang ...” tiba-tiba Hoya membalikkan posisi mereka, membuat Chorong diam karena kaget sekarang ada diatas badan Hoya dengan keadaan seperti ini.
Hoya hanya tersenyum. Dengan posisi seperti itu dan keadaan mereka yang tidak memakai apapun sekarang, sangat jelas terlihat dan terasa dada Chorong yang ada dihadapan Hoya.
“Eottae? Kau suka seperti ini?”
“Ommo! Kau benar-benar menyebalkan ... eoh, apa ini?”
“Apa?”
“Sepertinya ada sesuatu di ...”
“Eoh, kau merasakannya? Mungkin itu juniorku, kau ingin berkenalan?” Hoya kembali merubah posisi mereka seperti semula.
“Apa yang kau katakan?”
“Molla. Hei sudah jam berapa ini, apa kita tidak akan melakukannya?”
“Jam dua ..”
“Chorong-ah, saranghae ..” Hoya menahan sebelah tangan Chorong agar tidak mengganggu, mencium bibirnya dan membuat permainan yang menyenangkan.
Sebenarnya itu adalah pengalih perhatian, karena sekarang Hoya akan memulai inti ceritanya. Dia akan mengenalkan juniornya pada Chorong.
Ditengah ciuman memabukkan itu, perlahan Hoya memasukkan juniornya. Perlahan, perlahan tapi pasti. Sadar dengan sesuatu yang mulai menekan miliknya, Chorong melepaskan ciuman.
“Apa yang kau lakukan?”
“Kita sudah terlanjur seperti ini, jadi tidak bagus sebuah cerita tanpa ada inti cerita ...” Hoya menutup bibir Chorong dengan ciumannya kembali, walaupun dalam ciuman itu Chorong sedikit meringis dan mendesah.
Chorong memegang tangan Hoya semakin kuat dan memeluknya semakin erat, bersamaan dengan terus masuknya itu. Sampai akhirnya masuk sempurna.
“ ... i-ni ssangath sah-kithh ...”
“Mianhae ..”
Karena ini sudah terlambat untuk menyudahi begitu saja dan pergi, jadi akhirnya mereka meneruskannya.
------- ---
Suara ponsel yang entah punya siapa terus terdengar memecah pagi. Ya, ini sudah dikatakan pagi karena matahari sudah muncul dan menyinari semuanya.
Chorong membuka matanya, melihat sekeliling. Melihat Hoya di sampingnya yang masih tidur dengan lelapnya. “Hei bangun ... ponsel siapa itu?” Chorong menyisir sedikit rambut Hoya yang berantakan menutupi matanya, dan menarik hidungnya. Hoya masih tidak bangun.
Chu- Chorong mencium bibir Hoya cepat dan duduk diranjangnya, menarik selimut menutupi dadanya. “Ish apa yang terjadi, kenapa aku melakukan ini ...”
“Ya! Kenapa kau menjadi liar seperti itu?” Hoya tersenyum dan bangun, ikut duduk disamping Chorong.
“Dengar, ponsel siapa yang berbunyi dari tadi?”
“Itu punyaku ..”
“Itu pasti Eomma atau Imo, dimana ponselmu?”
“Didalam saku celanaku, dan aku tidak tahu dimana celanaku”
“Kemana kau melemparnya semalam?”
“Nan molla. Chorong-ah, aku lelah, aku ingin tidur”
“Kau harus sekolah, bangunlah!” Chorong beranjak dan mencari celana Hoya diantara pakaian yang semalam Hoya lempar semabarang.
--
Chorong          : Yeoboseyo ..
Eomma            : Hei kenapa kau yang mengangkat ponsel Hoya?
Chorong          : Eomma, kalian masih dimana?
Eomma            : Apa kalian ... Pasti sudah terjadi sesuatu antara kalian berdua?
Chorong          : Apa? Cepatlah pulang Eomma!
(Hoya datang, memeluk Chorong dari belakang dan merebut poselnya)
Hoya               : Imo, gomawo kalian sudah menyiapkan semuanya. Kami melakukan apa
                          yang kalian inginkan .. haha
Eomma            : Jinjjayo? Ah baiklah kalau begitu, lanjutkan apa yang kalian lakukan. Kami
                          akan memperpanjang liburannya ..
(Eomma menutup ponselnya)
“Kenapa kau katakan itu?” Chorong melepaskan genggaman tangan Hoya.
“Memangnya kenapa? Mereka bilang akan pulang terlambat. Emh kau cantik ..” Hoya mempererat pelukannya dan membenamkan kepalanya dipundak Chorong.
“Kau menyebalkan, lepaskan aku!”
“Sayang, berhentilah berkata itu padaku. Kita akan hidup bersama sekarang ..”
“Lepaskan! Ini sudah siang, kita harus sekolah ..”
“Baiklah, tapi setelah morningkiss-ku dan kau mencuci spreinya ..” Hoya memutar Chorong dan membuat mereka berhadapan, dia mencium Chorong dan melepaskan selimut yang dari tadi Chorong pegang untuk menutup tubuhnya.
Sepertinya yang semalam akan diulang.
------- ---
Yoon Bomi hanya diam melihat Chorong dan Hoya datang bersama, bukan aneh karena mereka datang bersama, karena mereka setiap hari juga datang bersama. Tapi Bomi aneh karena mereka berpegangan tangan dan tersenyum.
“Ya! Apa yang terjadi pada kalian berdua?”
“Bomi-ya, sepertinya aku sudah gila!” Chorong membulatkan matanya menatap Bomi dan melepaskan tangan Hoya.
“Kami sepertinya akan menikah .. haha” Hoya memeluk Chorong dari belakang lagi, menciumi pipi kanan Chorong.
“Aigoo. Apa yang terjadi, apa kalian berdua mengalami kecelakaan atau semacamnya? Apa kalian terbentur?”
“Anio” Chorong dan Hoya menjawab bersamaan dan tersenyum, membuat Bomi semakin tidak mengerti dengan mereka berdua.
------- ---
Pada akhirnya, keinginan orang tua mereka berhasil. Tikus dan kucing itu akhirnya mengakui kalau mereka saling menyukai.
End.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

iklaan

SUPER JUNIOR