Cifcif
Rakayzi kembali dengan FF yang masih dengan alur cerita itu-itu saja, dan juga
masih sangat aneh untuk dimasukkan dalam kategori FF, kurasa. Tapi tak apalah,
namanya juga penulis blog amatir (penulis yang menulis hanya untuk hiburan
semata).
Dan
kali ini karena efek menonton Drama “Reply 1997” .. cifcif banyak mendapat
virus yadong, dan juga akhirnya munculah ide gila ini.
Sebenarnya
FF ini mengikuti judul FF yang ditulis Jung Eunji ‘A-Pink’ yang memerankan
tokoh Siwon dalam drama itu, yaitu judulnya “WITH HOYA”. Tapi ceritanya murni
karangan cifcif. Karena tidak mungkin cifcif juga meniru ceritanya, soalnya FF
yang dibuat Siwon itu FF yaoy boyband legenda H.O.T.
Author :
cifcif Rakayzi
Tittle : With Hoya
Genre :
Romance, nc, School life
Length :
Oneshoot
Main
cast : Park Chorong ‘A-Pink’ |
Hoya ‘Infinite’ | other cast
Suasana
yang panas membuat keadaan dikelas semakin tidak karuan, pelajaran matematika
dan suhu yang meningkat sudah berhasil menghipnotis semua murid dikelas itu
menjadi gila, bukan berarti mereka stress .. melainkan mereka hanya tidur dan
mengkipas-kipas badannya masing-masing sementara Seonsaengniem bicara kesana
kemari menjelaskan materi yang membosankan itu.
“Baiklah,
semuanya selesai. Rasanya tidak berguna aku terus bicara seperti ini dihadapan
kalian. Jadi khusus untuk hari ini, tidak usah menunggu bell. Pulanglah cepat,
udaranya sangat panas. Sampai nanti”
Setelah
beberapa detik duduk dan memperhatikan murid-muridnya, tiba-tiba Seonsaengnim
mengatakan itu yang berhasil membuat semua murid membulatkan matanya tidak
percaya.
“Seonsaengnim
...” ucap seorang murid dari ujung kelas.
“Sungguh
aku tidak bercanda, cepatlah pulang sebelum aku berubah pikiran dan membuat
kalian lebih lama terkurung di tempat yang tidak jauh bedanya dengan oven!”
Seonsangniem tersenyum dan membereskan buku-bukunya lalu pergi meninggalkan
kelas.
“Huh!
Horee ... kita bebas” teriak beberapa murid dengan kebebasan yang jarang atau
mungkin hampir tidak pernah terjadi ini.
Tidak
terkecuali Chorong dan Hoya yang senang dengan keajaiban ini, mereka langsung
membereskan barang-barangnya.
“Hey
Yoon Bomi, sepertinya enak kalau kita pergi mendinginkan badan ke mall. Mau
tidak?”
“Ah
Chorong-aah, idemu bagus sekali. Ayo cepatlah kita pergi”
“Ya!
Bukannya menjadi dingin, tapi akan bertambah panas jika kalian pergi ke mall.
Bagaimana kalian ini hah .. aku tidak mengerti bagaimana wanita berfikir!”
dengan mata sinisnya Hoya mencampuri pembicaraan mereka.
“Ish
diamlah kau. ini bukan urusanmu!” Chorong sedikit mendorong Hoya saat berjalan
melewati mejanya.
“Sudahlah
jangan urusi namja gila itu, ayo kita pergi!” Bomi langsung menarik tangan
Chorong untuk segera pergi.
“Chamkkaman!”
Chorong berhenti melangkah dan mengeluarkan ponsel dari dalam saku bajunya.
“Yeobeoseyo
...” dan disaat yang bersamaan, Hoya dan Chorong mengangkat telfon yang masuk
ke ponsel mereka.
“Mwo?
Kalian pergi?” keduanya kembali
berteriak bersamaan saat mendengar kabar dari seseorang yang berbicara di
telfon.
“Bomi-ya,
sepertinya aku tidak bisa pergi bersamamu. Aku harus pergi sekarang! Annyeong”
Chorong langsung berlari keluar kelas meninggalkan Bomi yang hanya diam melihat
tingkahnya itu.
“Ya!
Chorong-aah, tunggu aku ..” Hoya juga ikut berlari meninggalkan kelas dengan
cepat setelah mematikan telfon dari ponselnya.
“Ish
Aigoo ... Dari dulu mereka berdua selalu aneh, kenapa bisa aku berteman dengan
dua orang seperti mereka?” Bomi mendengus kesal dan akhirnya pergi meninggalkan
kelas sendirian dihari yang panas ini, dia harus mengurungkan niatnya karena
sekarang Chorong sudah pergi meninggalkannya.
--------
---
“Bagaimana
bisa mereka meninggalkanku begitu saja seperti ini? Hah apa yang sebenarnya
mereka pikirkan ..” Chorong hanya duduk kesal setelah mendapati rumahnya
kosong.
“Chorong-aah,
apa orangtuamu juga tidak ada?” Hoya membuka pintu dan dengan kesal menatap
Chorong.
“Ne,
mereka sudah pergi!”
“Sepertinya
mereka sudah merencanakan hal ini, sengaja meninggalkan kita seperti ini”
“Hah
... lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?” Chorong menyandarkan badannya
disofa.
“Woah
ini Eomma menelfonku! .. Eomma apa yang kalian lakukan? ..” Hoya langsung
menjawab telfon itu dengan nada tinggi.
“Sini
biar aku yang bicara dengan Imo ....” Chorong langsung beranjak dan merebut
ponsel dari genggaman Hoya, dan langsung bicara mengeluarkan kekesalannya.
“Apa? Kalian berlibur dan meninggalkanku dengan Hoya? ... Tapi Imo, kam- hallo
.. hallo? .. hah astaga!” Chorong memberikan ponselnya.
“Apa
yang Eomma katakan?”
“Mereka
sekarang sedang liburan dipantai Jeju, dan mereka bilang kau harus tidur
dirumahku!”
“Mwo?”
Hoya membulatkan matanya menatap Chorong tidak percaya.
“Tapi
tenang saja, kau tidak usah melakukan itu. Karena aku akan baik-baik saja tanpa
kau tidur disini ..”
“Ya!
Memangnya siapa yang ingin tidur disini? Tentu saja aku akan tidur dirumahku
walaupun sendirian ... Sudahlah, aku pergi dulu” Hoya menatap Chorong kesal
lalu pergi meninggalkan rumahnya.
“Aigoo
... Bisa-bisanya mereka berbuat seperti ini padaku! Mereka benar-benar
menginginkan aku dan Hoya menikah .. Menyebalkan!” Chorong masuk kekamarnya dan
langsung membaringkan badannya diranjang.
Sejak
kecil Chorong dan Hoya sudah bersama, itu karena orangtua mereka adalah teman,
ditambah mereka bertetangga. Dari dulu, orangtua mereka sudah berencana untuk
menjodohkan anak-anaknya. Bahkan sampai melakukan segala cara agar Chorong dan
Hoya selalu bersama, dan itu terbukti karena dari dulu sampai sekarang mereka
selalu satu sekolah.
Sayangnya,
usaha mereka belum berhasil. Karena bukannya saling menyukai, Chorong dan Hoya
malah saling membenci. Setiap mereka bersama lebih dari lima menit, pasti
ujung-ujungnya mereka bertengkar dan membuat orangtuanya pusing.
Dan
sekarang, mereka sudah merencanakan untuk memberi waktu hanya berduaan pada
Chorong dan Hoya. Mereka sengaja pergi berlibur meninggalkan mereka berdua,
karena mereka sudah sangat tahu kalau Chorong maupun Hoya tidak bisa sendirian
dirumah. Dengan sedikit harapan kalau mereka akan melakukan sesuatu.
-------
---
Matahari
yang bersinar terang dan membuat suhu menjadi panas sekarang sudah berhenti
menyinari sebagian bumi, karena sekarang adalah giliran bulan yang menyinari
sebagian bumi itu sementara matahari menyinari bagian bumi yang lain.
“Akh
bagaimana ini .. kenapa aku seperti ini. Apa yang harus aku lakukan? Bisakah
seseorang menemaniku?” Hoya terus berjalan memutari sofa didepan TV yang
menyala itu, dia tidak bisa duduk tenang karena dia tidak bisa berada sendiri
dirumah apalagi malam seperti ini.
“Ouh
Chorong ... apa yang sedang dia lakukan? Apa dia ketakutan? Apa dia sedang
dalam bahaya? Akhir-akhir ini banyak kasus penculikan anak gadis, berbahaya
jika dia sendirian ... Haruskah aku temani? Akh pikiranku kenapa kacau seperti
ini! Apa yang harus aku pikirkan?” Hoya menjadi risih dengan pikirannya sendiri,
karena sebenarnya dia sendiri juga yang membuat rasa takut itu muncul.
Ting tong ...
“Eoh
kau? aku pikir siapa .. Aku sudah ketakutan setengah mati dari tadi” Chorong
bernafas lega saat melihat ternyata Hoya yang membunyikan bell rumahnya.
“Chorong-aah
... Eeo-eomma terus saja menyuruhku untuk menemanimu, kau tahukan aku tidak
bisa menolak permintaannya. Jadi terpaksa aku harus tidur disini sekarang ...”
Hoya langsung masuk kedalam rumah melewati Chorong yang masih berdiri didepan
pintu.
“Jadi
kau putuskan untuk menginap disini?” Chorong berjalan menghampiri Hoya yang
duduk menonton TV.
“Yah
kupikir juga itu lebih baik, kau tahukan akhir-akhir ini banyak kejahatan yang
mengincar anak-anak wanita? Dan Eomma menyuruhku untuk menjagamu ..”
“Baiklah
terserah apa katamu ...” Chorong akhirnya duduk disamping Hoya menonton TV.
“Ya!
Apa yang kau tonton ini? Menjijikan sekali ...” Hoya mengusap wajahnya kasar
saat melihat adegan ciuman dalam film yang ditontonnya itu. “Bukankah ini film
yang kau bawa waktu itu?” Chorong menunjukkan kotak CD film yang ditontonnya.
“Mmwo? Aku memberikan ini padamu, hei yang benar saja. Lagi pula apa maksudku
memberikan ini padamu?” Hoya mengambil CD itu cepat.
“Astaga.
Kau ini aneh atau sengaja melupakannya?”
“Apa
maksudmu?”
“Waktu
itu, saat aku ulang tahun yang ke 18 dan Eomma menyuruh kau membawaku pergi kau
menghadiahkannya untuk ku. Kau bilang aku sudah cukup umur menontonnya .. kau
ingat?”
“Mmmwwo?”
Hoya terdiam malu. Dia sudah ingat sekarang. Tapi kenapa rasanya malu sekali
jika mengingat hal itu. Ini film Twilight. “Ya! Waktu itu aku mungkin mabuk dan
tidak sadar memberikan ini padamu, jadi kembalikan saja ini padaku ..”
“Hei
tidak bisa. Ini hadiah ulang tahunku. Mana bisa kau ambil lagi seenaknya
begitu!”
“Tapi
beberapa adegan di filmnya menjijikan. Kau pasti tidak suka, benarkan?”
“Sudah
tidak apa-apa. Bukan itu intinya, beberapa adegan itu tidak penting. Aku suka
ceritanya”
“Ta-tapi
sekarang ada aku disini, kita hanya berdua. Jangan menonton film seperti ini
..”
“Kau
benar-benar penakut ya tuan Lee!”
“Astaga!
Sudahlah jika kau tetap keras kepala, terserah kau saja”
Dan
pada akhirnya Hoya hanya diam menonton film itu bersama Chorong. Tidak ada yang
mereka bicarakan, benar-benar hanya fokus menonton.
-------
---
Dua
puluh menit berlalu sejak kedatangan Hoya, dan malam semakin larut. Jam
menunjukan hampir jam dua belas.
“Hei
Chorong, apa kau tidak mengantuk?” Hoya sudah puluhan kali menguap dan berganti
posisi duduk dari tadi, dia bahkan sudha menghabiskan beberapa kaleng minuman
bersoda.
“Aku
masih ingin menyelesaikan filmnya, kau tidurlah duluan di kamar”
“Kamar
mana?”
“Sebelah
kamarku. Tidur di sana saja ya?”
“Ah
baiklah. Badanku lelah sekali, mataku perih karena film itu. menjijikan” Hoya
merenggangkan badannya sebelum berjalan menuju kamar yang ditunjuk Chorong.
“Berhentilah
mengatakan itu menjijikan. Kau seorang pria, jadi apa itu benar-benar
menjijikan untukmu hah?”
Mendengar
perkataan itu, Hoya menghentikan langkah kakinya. Dia terdiam.
“Eh
apa yang dikatakan wanita itu, apa maksudnya?” Hoya bergumam tidak karuan.
“Kenapa
kau diam? Jadi itu benar menjijikan ..”
“Hei
kau diam. Apa maksud perkataanmu itu hah?” Hoya berlari menghampiri Chorong dan
mengeluarkan tatapan mautnya. “Kenapa tiba-tiba kau bicara seperti itu padaku,
apa sebenarnya maksudmu?”
“Kenapa
kau jadi marah, aku hanya bercanda” Chorong tersenyum kecil dan sedikit
bergeser dari tempat duduknya menjauhi Hoya.
“Bercanda?
Pertanyaan macam apa yang kau katakan itu, benar-benar gila. Kau pikir ciuman
seperti itu mengasyikan hah nona?”
“Tidak.
Bukan seperti maksudku. Sudahlah maafkan aku, dan hentikan pembicaraan ini. kau
cepatlah tidur!”
“Aish
dasar kau ini!” Hoya tidak memperpanjang pembicaraan ini karena mereka sadar
kalau ini tidak penting dan hanya akan memberikan kesan negatif saja. Hoya
kembali berjalan menuju kamarnya.
Lep.
Tiba-tiba
saja semua lampu mati. Listriknya mati.
“Hoya
!!” – “Chorong-aah ..” mereka berdua langsung berteriak sangat kencang,
menggemparkan rumah yang sekarang gelap gulita itu.
Hoya
berlari dan keluar dari kamar dengan menambrak segala benda termasuk pintu
kamar, begitu juga Chorong yang berlari entah kemana arahnya. Faktanya, mereka
berdua memang penakut.
Bugh bugh ...
Menabrak
benda ini dan itu, termasuk ini. Apa ini, seperti sesuatu. “Hei apa ini ...”
Chorong berteriak saat ada sesuatu jatuh padanya. “Chorong-ah apa ini kau?”
Hoya mencoba meraba-raba sesuatu yang empuk yang tiba-tiba dia tabrak. “Ya!
Hoya dasar kaummmmpt---“
Sadar
kalau sesuatu yang jatuh dan menindihnya sekarang adalah Hoya, dan bagian
tubuhnya sedang di ‘raba-raba’ Hoya, Chorong bangun, tapi .. sepertinya
mengenai sesuatu. Dan mungkin sesuatu terjadi.
Lep.
Lampu kembali menyala
Dan
ternyata, yang sekarang sedang terjadi adalah sesuatu. Chorong terduduk di
lantai dengan Hoya dipangkuannya. Tapi karena tadi Chorong bangun tadi, membuat
bibir mereka menempel sekarang. Ya, mereka seperti itu sekarang.
Lima
detik berlalu. Dengan cepat Chorong menjatuhkan badannya kembali kelantai untuk
menyudahi itu. Dia menutup mulutnya dengan tangan serapat mungkin, walaupun
sekarang mereka berdua masih diam dan tanpa apapun.
TV
juga kembali menyala dan memperlihatkan dimana Bella dan Edward sedang
berciuman di kamar Bella, tepatnya di ranjang.
Hoya
melirik TV itu, menatapnya. Begitu juga Chorong yang masih berada di bawah
Hoya, dia juga menonton ciuman itu.
Tidak
ada yang terjadi sampai akhirnya adegan ciuman itu berhenti. Membuat Hoya
kembali memfokuskan kedua matanya pada Chorong yang masih menutup mulutnya
rapat-rapat. “Kau tadi bertanya padaku tentang itu, sekarang aku akan
menjawabnya. Sebenarnya bukan menjijikan kesanku untuk itu, karena kau benar,
aku seorang pria. Dan pria tidak akan berfikir ciuman itu menjijikan. Aku
berkata seperti itu karena sebenarnya aku iri untuk itu, kau mengerti?”
“Apa
maksudmu?” Chorong melepaskan tangannya dan menatap Hoya.
“Apa
kau mau membuktikan kalau ciuman itu tidak menjijikan? Biarkan aku melakukannya
untukmu ...” perlahan Hoya mendekat dan menggenggam tangan Chorong yang tadi
dia pakai untuk menutup mulutnya. Hoya terus mendekat dan mendekat sampai kedua
bibir mereka kembali bertemu.
Tadi
saat mati lampu, tanpa sengaja mereka telah berciuman. Walaupun hanya BabyKiss,
tapi tetap saja itu ciuman karena bibir mereka bertemu. Dan sekarang mereka kembali
berciuman disengaja.
Chorong
masih tidak percaya untuk apa yang sedang terjadi ini, dia masih diam dan
membiarkan matanya melihat kedua mata Hoya yang terpejam secara dekat.
Entahlah, tidak tahu apa yang terjadi. Setelah kurang lebih lima detik berlalu,
Chorong perlahan menutup matanya dan memulai itu.
Dibawah
terangnya sinar lampu dan dengan diiringi suara dari film Twilight itu, mereka
memulainya. Kedua bibir yang tanpa pergerakan itu mulai membuka. Saling
menghisap dan memberikan lumatan-lumatan lembut. Membuat suasana yang aneh itu
perlahan menjadi sedikit panas dan menyenangkan.
Sebelah
tangan Chorong yang sudah di genggam Hoya semakin mempererat genggamannya
seiring dengan bertambah cepatnya tempo lumatan mereka, sepertinya mereka sudah
saling ‘menikmati’ permainan itu. Dan Chorong menghapus anggapan kalau ciuman
itu menjijikan.
Beberapa
lama .. ah mungkin sudah beberapa menit berlalu, walaupun mereka masih dilantai
tapi Hoya sudah mengganti posisi mereka. Karena Hoya sadar Chorong akan sedikit
‘lelah’ menahan berat tubuhnya diatas lantai yang keras, jadi sekarang Hoya
yang ada dibawah dan Chorong diatas. Haha.
Chorong
sedikit mendorong Hoya menjauh, menyudahi ciuman yang sudah mulai terasa panas. “Apa yang kita
lakukan?”
Hoya
hanya tersenyum menatap Chorong yang tampak linglung dengan apa yang terjadi
ini, dia masih berbaring dan membelai rambut panjang Chorong yang terurai.
“Chorong-ah, kau sangat cantik ..”
“Hoya,
kita__”
“Wae?
Apa kau menyukainya, atau masih berfikir itu adalah hal yang menjijikan?” Hoya
membantu Chorong berdiri dan dia juga berdiri, Hoya memegang tangan Chorong.
“Entahlah,
aku tidak tahu apa yang kita lakukan”
“Tidak
usah pikirkan apapun, bukankah ini yang orang tua kita inginkan? Dan juga
meninggalkan kita berdua disini juga perbuatan mereka ..”
“Kau
... apa kau membenciku?”
“Molla.
Aku tidak mengerti perasaan apa yang dirasakan hatiku terhadapmu ...” Hoya
amemeluk Chorong dari belakang dan menuntun Chorong untuk berjalan mendekati
jendela. “Kau lihat rumah-rumah diluar itu? Mereka sudah dibangun lama sekali,
mungkin sebelum kita berdua dilahirkan. Itu berarti mereka sudah bersama selama
belasan tahun ...”
“Apa
maksudmu?”
“Orang
tua kita berteman, dan kita tetangga. Kau dan aku lahir ditahun yang sama,
tumbuh bersama, hidup bersama, bahkan selalu sekolah kita sama. Sejak kecil aku
selalu bersamamu, tapi seiring dengan pertumbuhanku, perasaanku padamu menjadi
aneh ..”
“Kau
selalu membuatku menangis, kau tidak mau aku bersamamu. Kau menyebalkan Hoya,
aku membencimu!”
“Hei
dengarkan aku! Sebenarnya aku juga tidak sepenuhnya ingin kau tidak bersamaku,
yang aku lakukan hanya bersikap biasa dan tidak menunjukkan perasaanku yang
sebenarnya padamu”
“Perasaan
apa itu?”
“Appa
selalu menyuruhku untuk menjagamu, kapan dan dimanapun. Awalnya itu sangat
menyebalkan bagiku, tapi tidak tahu kenapa aku jadi menyukainya setelah kita
semakin besar. Dan perasaan itu semakin kuat ..”
“Perasaan
apa?”
“Aku
juga tidak tahu, tapi sepertinya itu perasaan suka. Mungkin aku menyukaimu,
Chorong-ah”
“Mwo?”
“Bermain,
menangis, tertawa, makan denganmu, tidur bersamamu, itu semua membuatku
menyukaimu. Kau mengerti? Aku menyukaimu bodoh ..”
“Entahlah,
nan molla”
“Jawaban
macam apa itu hah? Hei Aku baru saja menyatakan perasaanku padamu ..”
“Kau
selalu bersamaku, selama hampir sembilan belas tahun aku hidup denganmu. Dan
aku selalu berfikir kalau kita akan selamanya hidup bersamamu, walaupun kau
menyebalkan tapi aku ingin kau selalu bersamaku. Aku tidka tahu apakah aku
menyukaimu atau tidak ..”
“Aish
dasar kau ini, menyebalkan! Sudah, aku akan membuatmu tidak bisa menolakku”
“Apa?”
“Aku
akan menanam benih, jadi kau tidak mungkin pergi dariku. Dan kita akan
selamanya hidup bersama, arasseo?” Hoya menggendong Chorong tiba-tiba, dan
membawanya ke kamar. Mengunci pintu, mematikan lampu dan menggantinya dengan
lampu tidur yang kecil dan hanya sedikit memberikan sinar.
-------
---
[Peringatan
: Bisa membuat suhu tubuh naik dan pikiran kacau]
Di
ranjang yang empuk, mereka berdua masih sibuk. Lampu utama yang terang sudah
diganti dengan lampu tidur yang redup, membuat kamar itu sedikit gelap dengan
hanya diterangi sinar kecil.
Ciuman
Hoya semakin kuat dan membuat Chorong tidak bisa menolakknya malam ini,
perkataan Hoya padanya tentang menanam benih sepertinya serius.
Sentuhan
bibir itu sudah berpindah-pindah, menjamah banyak bagian tubuh. Kening, mata,
hidung, pipi, leher, tangan, dada, dan pastinya bibir Chorong.
“Ahhh
mwoya?” Chorong mencubit pinggang Hoya dan sedikit menariknya.
“Wae?”
“Jangan
buat apapun di leherku!”
“Kenapa?”
“Apa
kau gila? Bagaimana orang-orang akan melihatku jika ada tanda merah di leherku,
itu akan sangat memalukan. Kau mau melakukan apa, kita masih SMA”
“Yah
kau benar, tapi sebentar lagi kita ujian dan tidak lagi SMA. Aku akan menikah
denganmu ...”
“Mwo?
Apa yang kau katakan?”
“Aku
akan bertanggung jawab karena sudah membuatmu tidur dibawahku ...” Hoya menarik
tangan Chorong dari lehernya dan kembali menempelkan bibir mereka.
Perlahan
tangan Hoya bergerak melepaskan kancing piyama Chorong, melemparnya. Menarik
kaitan bra pink yang melindungi dua dadanya.
“Ya!
Apa yang kau lakukan?” Hoya mendorong Hoya sekuatnya, menarik selimut untuk
menutupi tubuhnya.
“Sudah
kubilang, aku akan membuatmu selamanya hidup denganku” Hoya membuka bajunya,
melemparnya, dan mereka sama-sama telanjang. Haha. “Berhentilah menutup matamu,
kau tidak mau melihatku?” Hoya menarik tangan Chorong yang menutupi matanya,
membuka selimut dan masuk. Maksudnya masuk kedalam selimut, jadi mereka dalam
satu selimut. Mereka melanjutkan ciumannya.
“Hei,
kenapa kau selalu menindihku?”
“Dengan
posisi seperti ini, kau terlihat semakin cantik. Aku suka matamu, juga bibir
manismu ...”
“Ish
kau menyebalkan!”
“Kenapa
kau selalu mengatakan aku menyebalkan? Apa kau ingin ada diatasku sekarang ...”
tiba-tiba Hoya membalikkan posisi mereka, membuat Chorong diam karena kaget
sekarang ada diatas badan Hoya dengan keadaan seperti ini.
Hoya
hanya tersenyum. Dengan posisi seperti itu dan keadaan mereka yang tidak
memakai apapun sekarang, sangat jelas terlihat dan terasa dada Chorong yang ada
dihadapan Hoya.
“Eottae?
Kau suka seperti ini?”
“Ommo!
Kau benar-benar menyebalkan ... eoh, apa ini?”
“Apa?”
“Sepertinya
ada sesuatu di ...”
“Eoh,
kau merasakannya? Mungkin itu juniorku, kau ingin berkenalan?” Hoya kembali
merubah posisi mereka seperti semula.
“Apa
yang kau katakan?”
“Molla.
Hei sudah jam berapa ini, apa kita tidak akan melakukannya?”
“Jam
dua ..”
“Chorong-ah,
saranghae ..” Hoya menahan sebelah tangan Chorong agar tidak mengganggu,
mencium bibirnya dan membuat permainan yang menyenangkan.
Sebenarnya
itu adalah pengalih perhatian, karena sekarang Hoya akan memulai inti
ceritanya. Dia akan mengenalkan juniornya pada Chorong.
Ditengah
ciuman memabukkan itu, perlahan Hoya memasukkan juniornya. Perlahan, perlahan
tapi pasti. Sadar dengan sesuatu yang mulai menekan miliknya, Chorong
melepaskan ciuman.
“Apa
yang kau lakukan?”
“Kita
sudah terlanjur seperti ini, jadi tidak bagus sebuah cerita tanpa ada inti
cerita ...” Hoya menutup bibir Chorong dengan ciumannya kembali, walaupun dalam
ciuman itu Chorong sedikit meringis dan mendesah.
Chorong
memegang tangan Hoya semakin kuat dan memeluknya semakin erat, bersamaan dengan
terus masuknya itu. Sampai akhirnya masuk sempurna.
“
... i-ni ssangath sah-kithh ...”
“Mianhae
..”
Karena
ini sudah terlambat untuk menyudahi begitu saja dan pergi, jadi akhirnya mereka
meneruskannya.
-------
---
Suara
ponsel yang entah punya siapa terus terdengar memecah pagi. Ya, ini sudah
dikatakan pagi karena matahari sudah muncul dan menyinari semuanya.
Chorong
membuka matanya, melihat sekeliling. Melihat Hoya di sampingnya yang masih
tidur dengan lelapnya. “Hei bangun ... ponsel siapa itu?” Chorong menyisir
sedikit rambut Hoya yang berantakan menutupi matanya, dan menarik hidungnya.
Hoya masih tidak bangun.
Chu-
Chorong mencium bibir Hoya cepat dan duduk diranjangnya, menarik selimut
menutupi dadanya. “Ish apa yang terjadi, kenapa aku melakukan ini ...”
“Ya!
Kenapa kau menjadi liar seperti itu?” Hoya tersenyum dan bangun, ikut duduk
disamping Chorong.
“Dengar,
ponsel siapa yang berbunyi dari tadi?”
“Itu
punyaku ..”
“Itu
pasti Eomma atau Imo, dimana ponselmu?”
“Didalam
saku celanaku, dan aku tidak tahu dimana celanaku”
“Kemana
kau melemparnya semalam?”
“Nan
molla. Chorong-ah, aku lelah, aku ingin tidur”
“Kau
harus sekolah, bangunlah!” Chorong beranjak dan mencari celana Hoya diantara
pakaian yang semalam Hoya lempar semabarang.
--
Chorong : Yeoboseyo ..
Eomma : Hei kenapa kau yang mengangkat
ponsel Hoya?
Chorong : Eomma, kalian masih dimana?
Eomma : Apa kalian ... Pasti sudah terjadi
sesuatu antara kalian berdua?
Chorong : Apa? Cepatlah pulang Eomma!
(Hoya
datang, memeluk Chorong dari belakang dan merebut poselnya)
Hoya : Imo, gomawo kalian sudah
menyiapkan semuanya. Kami melakukan apa
yang kalian inginkan .. haha
Eomma : Jinjjayo? Ah baiklah kalau begitu,
lanjutkan apa yang kalian lakukan. Kami
akan memperpanjang liburannya ..
(Eomma
menutup ponselnya)
“Kenapa
kau katakan itu?” Chorong melepaskan genggaman tangan Hoya.
“Memangnya
kenapa? Mereka bilang akan pulang terlambat. Emh kau cantik ..” Hoya mempererat
pelukannya dan membenamkan kepalanya dipundak Chorong.
“Kau
menyebalkan, lepaskan aku!”
“Sayang,
berhentilah berkata itu padaku. Kita akan hidup bersama sekarang ..”
“Lepaskan!
Ini sudah siang, kita harus sekolah ..”
“Baiklah,
tapi setelah morningkiss-ku dan kau mencuci spreinya ..” Hoya memutar Chorong
dan membuat mereka berhadapan, dia mencium Chorong dan melepaskan selimut yang
dari tadi Chorong pegang untuk menutup tubuhnya.
Sepertinya
yang semalam akan diulang.
-------
---
Yoon
Bomi hanya diam melihat Chorong dan Hoya datang bersama, bukan aneh karena
mereka datang bersama, karena mereka setiap hari juga datang bersama. Tapi Bomi
aneh karena mereka berpegangan tangan dan tersenyum.
“Ya!
Apa yang terjadi pada kalian berdua?”
“Bomi-ya,
sepertinya aku sudah gila!” Chorong membulatkan matanya menatap Bomi dan melepaskan
tangan Hoya.
“Kami
sepertinya akan menikah .. haha” Hoya memeluk Chorong dari belakang lagi,
menciumi pipi kanan Chorong.
“Aigoo.
Apa yang terjadi, apa kalian berdua mengalami kecelakaan atau semacamnya? Apa
kalian terbentur?”
“Anio”
Chorong dan Hoya menjawab bersamaan dan tersenyum, membuat Bomi semakin tidak
mengerti dengan mereka berdua.
-------
---
Pada
akhirnya, keinginan orang tua mereka berhasil. Tikus dan kucing itu akhirnya
mengakui kalau mereka saling menyukai.
End.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar