luhanay blog Follow Dash Owner

Minggu, 15 Juni 2014

Missing You

Hai ...
Cifcif punya FF yang gak kalah GJ dari FF sebelum-sebelumnya, tapi yang ini lumayan lah ...



Author      : cifcif Rakayzi
Tittle      : Missing You
Genre      : Romance, Sad
Length      : Oneshoot
Main Cast : 
- Lee Minhyuk BTOB
- Park Seonju (oc)




“ Selalu dibawah langit yang sama, selalu hari yang sama, selain kau tidak berada disini, tidak ada yang berbeda, sama sekali tidak ada. Kufikir meninggalkanmu tidak akan membuatku menyesal, tapi ternyata itu membuatku hampir mati karena merindukanmu. Aku bahkan tersenyum, melupakan segalanya, berpura-pura tidak apa-apa. Aku sangat merindukanmu! “

          Hari itu benar-benar sangat indah, cuaca yang terang dan angin yang berhembus lembut menemani. Sampai sebuah tangisan terdengan menghancurkan hari indah itu,
“Sudahlah tidak perlu menangis seperti itu!”
“Hwuaaa .. hiks hiks .. ba bagaimana kau berkata seperti itu padaku? Hari ini ulangtahunku tapi tidak ada seorangpun yang mengucapkan Selamat Ulang Tahun padaku .. hiks hiks ... aaa”
Dari pulang sekolah tadi, Park SeonJu masih meangis sampai sekarang. Bahkan sampai penampilannya berantakan, dan matanya membengkak dia tetap menangis dibawah pohon pinggir danau itu, tempat kesukaannya bersama Lee Minhyuk.
“Seonju-ah, lihatlah kemari .. Aku punya sesuatu untukmu!”
“Shieroyo!”
“Seonju-ah palli lihat aku, aku membawa sesuatu untukmu!”
“Mwoya?”
Dengan menghapus air matanya, akhirnya Seonju mengarahkan pandangannya pada Minhyuk yang sudah berdiri didepannya membawa sebuah kue.
“Happy birthday Park Seonju!”
“ .. ap apa i itu ... Hyukie?”
“Uri Seonju, saengil chukkha hamnida. Ayo cepat tiup lilinnya sebelum aku kesemutan memegang kuenya, jangan menangis lagi!”
“Hwaaaa ... Hyukie, kau memang benar-benar sahabatku. Saranghae!”
“Cepat tiup lilinnya!”
“Aku akan minta permohonan dulu ...”
Seonju berdiri dihadapan Minhyuk, memejamkan matanya.
“Sudah ... Aku tiup lilinnya .. Huuhh
“Yeee! Ini ayo makan kuenya, tapi aku punya sesuatu untukmu”
“Ah iya, kau harus memberiku kado ulangtahun. Mana?”
“Ish dasar kau, harusnya yang ulangtahun tidak memaksa minta kado sepertimu. Ini untuk sahabatku yang paling gila!”
Minhyuk memberikan sebuah kotak yang dibungkus dengan kertas berwarna biru itu pada Seonju.
“Gomawo Hyukie, aku boleh membukanya?”
“Andwae! Kau buka setelah aku pulang nanti, ara?”
“Geurae, gomawoyo. Disaat tidak ada orang yang perduli padaku, kau selalu ada untukku. Kau bahkan selalu mengucapkan ulangtahun padaku setiap tahun, kau memang malaikatku!”
“Ne, kajja makan kuenya”
“Aigoo .. bukankah ini kue ulangtahunku?”
“Ish kau ini pelit sekali, aku minta sedikit. Aku kelaparan dari tadi hanya diam mendengarkan tangisanmu ditempat ini!”
“Baiklah, untuk Hyukie tersayang kau boleh memakan semaumu. Aku juga sangat lapar, aku capek sekali menangis!”
“Siapa suruh kau menangis?”
“Ish dasar kau ini!”
Seonju mengoleskan cream dari kue ulangtahunnya ke wajah Minhyuk, membuat mereka saling mengotori wajah masing-masing dengan kue.
          Minhyuk pov.
AKu menurunkan Seonju dari gendonganku, setelah dari danau itu aku menggendongnya sampai kesini.
“Apa kau tidak mau menginap disini?”
“Anio, badanku rasanya mau patah karena menggendongmu. Aku pulang dulu, sudah larut sekali”
“Geurae”
“Tidurlah yang nyenyak, besok aku menjemputmu sekolah”
“Ne, keundae .. Hari ini, gomawo untuk hari ini. Aku benar-benar senang”
Aku melihat senyuman yang mengembang diwajahnya, aku berbalik dan melangkah pergi meninggalkannya.
“Chamkkamman! Hyukie ...”
Tiba-tiba aku merasakan sesuatu menyentuh tubuhku hangat, Seonju memelukku. Dia memelukku dari belakang, membuatku menghentikan langkahku dan hanya diam mematung. Aku tidak bisa melakukan apapun, jantungku rasanya berdebar sangat kencang lebih dari saat aku berlari maraton.
“Hyukie, kau tahu? Saat aku pikir tidak ada lagi orang yang akan memperdulikanku, aku selalu ingat kau. Hyukie-ku yang selalu ada untukku, selalu membuat tangisanku menjadi senyuman. Jeongmal gomawo!”
“nn ne ...”
“Aku tidak bisa memikirkan apa jadinya aku jika tanpamu”
“Seonju-ah, arrasseo! Aaa ak aku harus pergi ...”
Dengan kasar aku melepaskan tangannya dari perutku dan berlalri pergi meninggalkannya tanpa melihat wajahnya sama sekali, aku benar-benar gila. Ini kali pertamanya dia memelukku setelah 6 tahun yang lalu.
          -Minhyuk pov end-
          Author pov.
Tiit tiitt ... Suara klakson mobil membuat Seonju berlari keluar dari rumahnya masuk kedalam mobil Minhyuk.
“Annyeong Seon_”
Minhyuk menghentikan perkataannya saat melihat Seoju masuk kedalam mobilnya dengan beberapa kancing baju seragam yang terbuka.
“Waeyo?” Seonju menatap aneh Minhyuk yang menatapnya lekat.
“Eoh? An aniyo!” Minhyuk langsung memalingkan wajahnya dan menatap keluar dari jendela mobilnya.
“Ayo cepat jalan, nanti kita terlambat lagi!”
“Geurae, tap tapi ... Seonju-ah bi bisakah kau ..?”
“Apa?”
“Bisakah kau mengancingkan seragammu dengan benar?”
“Mwo? Oh ini, tadi aku buru-buru saat kau datang. Aku akan mengkancingkannya”
“Gomawo ..”
Akhirnya Minhyuk menyetir mobilnya saat sudah melihat Seonju merapikan seragamnya, walaupun sebenarnya Minhyuk agak sedikit canggung dengan kejadian itu. Bagaimana tidak, tadi itu Minhyuk melihat bra hitam Seonju dan sedikit kulit dadanya yang keluar.
          Dan akhirnya mereka sampai disekolah tepat waktu, bersamaan dengan berbunyinya bell masuk.
Minhyuk dan Seonju berlari menuju kelasnya, sebelum ada guru yang masuk duluan kekelasnya dan akan membuat mereka tidak bisa masuk kekelas.
“Goodjob! Hyukie, harusnya setiap hari kau menyetir secepat tadi”
“Tadi itu aku sedikit .. Ah sudahlah, lainkali aku akan menyetir lebih cepat. Bahkan lebih cepat dari pembalap F1”
“Aigoo .. kau belaga sekali, apa kau minta dihajar?”
“Aniyo!”
“Biar aku beri kau sesuatu agar kau tidak lagi sombong, orang sombong itu tidak baik. Arrasseo Hyukie?”
Seonju menarik Minhyuk dan mencubiti pipinya, mengacak rambutnya, menggelitiki badannya dan melakukan apapun yang biasanya dia lakukan pada Minhyuk. Dan yang menghentikan kelakuan Seonju adalah kedatangan Seonsaengnim.
          “Baiklah, pelajaran sampai disini. Aku harap kalian mengerjakan tugas semuanya, jika tidak maka kalian sendiri tahu apa akibatnya!”
“Ye, Seonsaengnim”
Dan Seonsaengnim pun keluar meninggalkan kelas, disusul dengan murid-murid yang lain ikut keluar. Pelajaran hari itu telah selesai.
“Astaga, dia tidur lagi? tinggalkan saja dia disini sampai besok, kau tidak harus menggendongnya lagi”
Seorang murid menatap Seonju yang tidur dibangkunya sementara Minhyuk sedang membereskan buku-buku miliknya dan mulik Seonju.
“Kalau aku melakukannya, maka besok kalian akan melihatku menjadi abu”
“Hahaha ... Benar kau, Seonju tidak akan membiarkanmu hidup jika kau melakukan itu. Geurae, aku pulang duluan”
“Ne, sampai besok”
“Annyeong!” murid itu pergi meninggalkan kelas, dan menyisakan Mihyuk dan Seonju berdua didalam kelas sepi itu.
“Ya! Seonju-ah, apa kau tahu aku paling menyukaimu saat kau tidur? Tapi aku juga tidak menyukaimu saat tidur disekolah, karena aku harus menggendongmu dampai rumah!”
Minhyuk mengumpat tapi masih tetap menggendong Seonju kedalam mobilnya dan mengantarnya pulang.
          Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, tapi Minhyuk dan Seonju masih berantakkan dengan buku-buku tugasnya. Membuat tugas esay memang tidak mudah, bahkan lebih mudah mengerjakan soal matematika saat ulangan daripada membuat tugas esay.
“Aish aigoo ... Aku benci esay!”
“Mana biar kulihat tugasmu?”
“Aku belum sampai satu paragraf, jadi Hyukie apa kau akan membantuku?”
Seonju memasang wajah aegyeo dihadapan Minhyuk yang hanya melihatnya tanpa ekspresi apapun.
“Aku juga belum menyelesaikan punyaku, nanti saja aku bantu kalau ini sudah selesai. Tapi jika kau beri aku ramen mungkin pikiranku akan berubah ..”
Minhyuk mendekati Seonju dan mengangkat kedua alisnya menatap Seonju.
“Aigoo dasar kau ini! Baiklah tunggu sebentar, aku buatkan kau ramen. Tapi kerjakan punyaku, oke?”
Seonju mengacak rambut Minhyuk dan menjauhkan wajah Minhyuk dari hadapannya.
“Molla, aku belum mendapat ramennya!”
Minhyuk kembali membereskan rambutnya yang berantakan.
“Ish geura, aku membuatnya sekarang!”
Seonju beranjak dan pergi kedapur, membuat ramen agar Minhyuk bisa menyelesaikan esay miliknya dengan sempurna dan tepat waktu.
“Selesai!”
Minhyuk menmbuang nafasnya kasar, pertanda pekerjaannya sudah selesai membuat esay menyebalkan itu.
“Omo! Kau menyelesaikannya hanya dengan waktu kurang dari satu jam? Dari tadi aku mencobanya malah belum satu paragraf saat sudah beberapa jam. Daebak!”
“Hah sepertinya aku memang gila, kenapa aku selalu mau membantu orang sepertimu? Harusnya aku mengurusi hidupku sendiri!”
“Ish Hyukie, apa yang kau katakan?”
Seonju menarik dan memukul-mukul kepala Minhyuk, sampai mereka sedikit berkelahi disana.
“Ya! Park Seonju hajima ...”
“Apa kau akan minta maaf padaku?”
“Andwaeyo!”
“Kalau begitu rasakanlah sekarang, ini karena perkataanmu sendiri tadi padaku. Aku hanya akan berhenti setelah kau berlutut dan minta maaf padaku, arra?”
“Ya! Seon_”
Seonju dan Minhyuk terjatuh bersama dari sofa, sekarang Minhyuk ada diatas badan Seonju. Mereka berdua hanya bertetapan.
Entah karena mereka diam atau terlalu hening, terdengar suara detakan jantung Minhyuk yang sangat kencang.
Sepersekian detik kemuadian, Minhyuk mendekati Seonju dan menempelkan bibirnya. Hanya menempelkan saja, tanpa pergerakan sama sekali. Seolah hanya untuk meredakan detak jantung nya yanag sangat cepat.
Tapi mungkin suasana sedikit berbeda sekarang, karena Seonju membalas ciuman Minhyuk. Dan akhirnya mereka saling mengulum bibir, memainkan lidah nya untuk bertukar saliva.
Perlahan Minhyuk melepaskan tautan bibir mereka, menjauh dari wajah Seonju. Keduanya membuka mata perlahan, saling menatap dan langsung bangun.
Keduanya duduk berjauhan tanpa sepatah katapun terucap, hanya saling diam diujung sofa yang bersebrangan.
“Esaymu sudah selesai, sepertinya aku harus pulang sekarang”
Minhyuk membereskan buku-bukunya, memasukkan kedalam tas hitamnya dan dengan cepat berjalan meninggalkan Seonju yang masih duduk diam diujung sofa itu, tanpa sepatah katapun.
“Apa yang barusaja terjadi?”
Seonju berdiri, membanting semua bukunya, tasnya, bantal dari sofa, bahkan juga memecahkan gelas minumnya di meja.
“Kenapa aku merasa ada sesuatu yang berdetak di jantungku, apa maksudnya semua ini?”
Seonju mengacak rambutnya, mengusap kasar bibirnya.
          Minhyuk pov.
Aku berjalan, berlari sekuat tenagaku dijalanan sepi ini. Aku bingung, tidak tahu apa yang sudah terjadi.
“Apa aku baru saja menciumnya?”
Bodoh. Itu tindakan yang bodoh sekali, sangat memalukan. Apa yang harus aku katakan besok padanya?
Harusnya aku bisa menahan diri, tidak melakukan hal se-memalukan itu padanya. Park Seonju temanku, mana ada hubungan yang segila ini diantara kami.
“Aaaaakh ... !!”
Sekarang aku tidak bisa memutar waktu kembali, andai saja bisa pasti aku tidak akan melakukan hal gila itu. Dan sekarang tidak ada yang bisa kulakukan, selain berlari dan berlari. Seonju pasti sangat marah padaku.
          Sejujurnya, pagi ini aku sangat malu dan tidak bisa menampakkan wajahku dihadapannya, tapi entah kenapa aku terus menyetir mobilku sampai didepan rumahnya. Dan sekarang dia hanya duduk disampingku, tanpa kata.
Rasanya hitungan waktu satu detik adalah satu jam sekarang, sangat lambat. Aku merasa sangat sangat canggung untuk kedua kalinya setelah pelukkan itu pada Seonju, aku tidak bisa mengatakan apapun saat dia tidak berkata apapun padaku.
Dan sepertinya karena perasaanku itu, aku menyetir sangat cepat. Sekarang kami sudah sampai disekolah, Seonju turun dari mobil dan berjalan meninggalkanku masuk kekelas sendiri.
Aku harus bagaimana?
          Pikiranku, yah pikiranku sekarang hanya memikirkan Seonju yang sama sekali tidak mengatakan apapun padaku setelah kejadian malam tadi. Bahkan saat ini Seonsaengnim yang bicara didepan rasanya aku tidak mendengar suaranya, aku tidak bisa mencerna apa yang dia katakan. Pikiranku hanya Park Seonju.
“Wow Minhyuk-ah!”
“Waeyo?”
“Apa kau tidak pergi dengan Seonju mu itu?”
“Aniyo, aku hanya ingin duduk sekarang”
“hahah ... tumben sekali kau menjauh dari Seonju-ah, apa kalian bertengkar?”
“Mungkin lebih besar dari pertengkaran!”
“Mwo? Apa itu?”
“Sudahlah, aku tidak bisa ada disini lagi. aku harus pergi!”
Aku mengambil tas dan meninggalkan kelas walaupun ini masih jam istirahat, bukan waktu untuk pulang. Tapi rasanya aku bisa mati membeku disini dengan keadaan diam tanpa Seonju.
          -Minhyuk pov End-
          Seonju pov.
“Kenapa kau tidak bersama Hyuk?”
“Aniyo”
“Apa kalian bertengkar lagi?”
“Aniyo”
“Seonju-aah, jebal jangan seperti ini. Dari tadi kau hanya diam, kau juga tidak menyentuh makananmu sedikitpun. Kau tidak akan bisa kenyang dengan hanya melototi makananmu Seonju-aah, kajja makanlah sesuatu!”
“Rasanya aku tidak bisa menelan sesuatu, bahkan ludahku sendiri bagaikan duri untuk ditelan sekarang ..”
“Apa pertengkaranmu dengan Hyuk sangat besar?”
“Mungkin sangat besar dari batu karang yang ditabrak oleh titanic, sepertinya aku harus pergi dari sini!”
Rasanya aku tidak bisa lagi duduk diam disini, aku butuh waktu untuk memikirkan kejadian semalam. Waktu untuk mencerna ada apa denganku dan Hyukie semalam.
Dan kuputuskan untuk pergi membawa tas pergi dari sekolah, walau belum waktunya untuk pulang sekarang. Tapi lebih baik aku pergi sekarang.
“Hahh ... tidak ada lagi tempat yang terbaik selain disini!”
Aku duduk dibawah pohon dekat danau, sejak kecil aku selalu kesini untuk melupakan masalahku dan mengeluarkan kebahagiaaanku. Hyukie juga sering kesini, sejak kecil kami selalu bersama disini. Apapun yang terjadi, inilah tempat kami berbagi.
“Sebenarnya apa yang dilakukan Hyukie padaku, kenapa tiba-tiba dia menciumku?”
Akau sangat malu dengan kejadian semalam, bayangkan saja .. Aku dan Hyukie sudah berteman dari balita, selalu bersama. Bahkan aku sudah dianggap bagian dari keluarganya karena aku tidak punya orangtua, dan saat haid pertamaku, Hyuk lah yang membelikan pembalut untukku.
Hubungan kami sangat dekat lebih dari apapun, tapi rasanya hubungan itu hilang saat kejadian malam itu. Aku tidak bisa seperti ini.
          -Seonju pov End-
          Minhyuk pov.
“Apa dia menangis?”
Sekarang dia pergi, berlari tanpa membawa tasnya. Itu kebiasaannya dari dulu. Selalu meninggalkan barang-barangnya dimana saja.
Seonju tidak tahu aku ada disini dari tadi, mendengarkannya bicara dan berteriak sendiri. Aku sekarang diatas pohon yang baru saja dia jadikan tempat berteduh.
Sekarang aku harus bagaimana?
Sejak kecil kami berteman, dan tidak ada yang tidak kami ketahui satu sama lain. Dan sejak kecil juga aku sudah mencintainya, menyukainya lebih dari teman sangat membuatku tersiksa. Karena aku harus menahan rasa aneh ini, berpura-pura tidak ada apa-apa dihadapannya.
Sudah aku coba katakan padanya tentang perasaanku ini, tapi ... dia hanya tersenyum dan menganggap itu candaan. Aku sudah berulang kali mengutarakannya, tapi tetap dia hanya menganggapku sebagai sahabatnya.
Dan malam itu, entah kenapa aku tidak bisa menahannya. Aku menciumnya. Dan mungkin dengan melakukan itu aku sama saja dengan menghancurkan 17 tahun pertemanan kita. Dasar bodoh.
          -Minhyuk pov End-
          Hari terus berganti, dengan berputarnya jarum jam yang artinya menambah waktu maka tidak terasa sudah satu bulan berlalu dari kejadian dimalam itu.
Hubungan Minhyuk dan Seonju menjadi benar-benar berakhir, karena sejak saat itu mereka tidak saling berhubungan lagi.
Tidak ada kata yang terucap dari keduanya, dan jika kebetulan bertemu maka mereka hanya tersenyum palsu untuk menutupi keretakan hubungan mereka diantara orang lain.
Minhyuk tidak lagi mengantar jemput Seonju sekolah, tidak lagi datang kerumah Seonju bahkan saat disuruh orangtuanya untuk memeriksa keadaannya pun tidak mau, tidak lagi menggendong pulang Seonju saat dia tertidur dikelas. Semuanya benar-benar telah berakhir, hubungan persahabatan 17 tahun hilang karena sebuah ciuman.
“Kalau begitu pelajaran untuk hari ini cukup, dan Saya berharap tidak mau ada alasan apapun untuk tidak mengerjakan tugas ini. Karena kalian akan tahu apa akibatnya jika tidak mengerjakan tugas, terimakasih”
Seonsaengnim meninggalkan ruang kelas dengan membawa tas nya, membuat beberapa sisaw langsung berteriak frustasi karena tugas yang baru saja dia berikan. Tugas itu cukup membuat liburan musim panas mereka terganggu dan tepatnya bisa dibilang hancur.
“Yang benar saja tugas ini, aku tidak akan bisa mengerjakannya walaupun kau kelompokku!”
Seseorang membanting bukunya dan menunjuk temannya yang berdiri didepan.
“Aku juga tidak yakin Minhyuk yang peringkat satu akan bisa mengerjakan tugas ini tepat waktu, bisakah kau?”
Seseorang menunjuk pada Minhyuk yang hanya duduk diam dibangkunya tanpa memperhatikan perkataannya.
“Mollayo, aku pusing dengannya. Sekarang kita pulang saja, sampai berjumpa bulan depan. Annyeong chingudeul ..”
Dan hampir semua siswa sudah meninggalkan kelas, sekarang tinggal tersisa Seonju yang sedang membereskan barangnya dengan Minhyuk.
“Seonju-aah, tunggu sebentar ..”
“Ne?” Seonju langsung menghentikan langkahnya dan berdiri di depan pintu kelasnya.
“Mungkin aku tidak akan bisa mengerjakan tugas itu lama-lama, ada sesuatu yang ahrus kuurus. Jadi bisakah kita mengerjakan besok?”
“Eoh geurae, ini tugas kelompok kan. Jadi kita kerjakan besok, annyeong”
Tanpa basa-basi lagi Seonju pergi meninggalkan Minhyuk yang masih didalam kelas.
          Dan hari ini setelah satu bulan tidak bicara, Seonju dan Minhyuk akhirnya bisa bicara walaupun untuk mengerjakan tugas kelompok.
Karena kemarin kebetulan sekali mereka berdua menjadi satu kelompok untuk karnya tulis, tugas liburan musim panas mereka.
Tidak seperti dulu, mereka berdua hanya bicara saat harus benar-benar bicara. Hanya fokus pada laptop dan buku pelajarannya, bahkan tidak saling melihat saat bicarapun. Situasinya benar-benar canggung.
          Sekarang sudah jam setengah empat pagi, Minhyuk masih dudukk didepan laptopnya. Setelah seharian dari kemarin mereka mengerjakan tugas itu.
Sementara disampingnya Seonju yang tertidur dengan buku menutupi wajahnya, karena kecanggungan itu membuat Seonju tidak berani meminta istirahat pada Minhyuk. Dan juga sebenarnya Minhyuk tidak tega harus membuat Seonju begadang semalaman mengerjakan tugas yang sepertinya dia tidak paham apa maksudnya, tapi harus bagaimana lagi ... Minhyuk tidak punya banyak waktu untuk mengerjakan tugas itu karena suatu hal.
“Akhirnya selesai ..”
Minhyuk tersenyum dan melihat Seonju yang masih tidur. Dia merebahkan badannya, menenangkan otot-otot badannya yang kaku karena dari kemari hanya duduk didepan laptop.
Perlahan Minhyuk menggendong Seonju kekamarnya, membaringkan badannya diranjang, menyelimutinya.
“Mianhae ..”
Minhyuk berhenti saat dirasa ada sesuatu yang menahan tangannya, dia membalikkan badannya dan melihat Seonju yang bangun dan menarik tangannya.
“ .. kk kau sudah bangun?”
“Apa yang sudah kau lakukan?”
“ .. aa aku .. Seonju-aah, mianahaeyo. Aku aku tidak bisa menahan diriku sendiri, dan ci .. ciuman itu aku tidak tahu kenapa bisa sampai seperti itu. Aku sangat menyesal dengan ini, aku benar-benar minta maaf padamu ..”
“Harusnya kau_”
“Arrasseo, aku tidak pantas melakukan itu. Tapi aku sangat minta maaf padamu, aku tidak bermaksud untuk ... Maksudku bungan seperti yang kau bayangkan, maafkan aku!”
“Hyukie .. aku_”
“Seonju-aah, tugas kelompoknya sudah selesai. Aku sudah menyimpannya di memorymu, kau tidak perlu memikirkannya lagi. Dan maaf sudah membuatmu seharian mengerjakan tugas, itu karena ... it itu karena aku tidak punya banyak waktu membantumu mengerjakannya nanti. Aku harus pergi ..”
“Hyukie, dengarkan aku dul_”
“Sebenarnya aku sudah mengurus kepindahanku ..”
“ ... pp ppindah?”
“Geurae, aku akan ikut orangtuaku ke L.A dan mencari sekolah baru. Aku rasa itu akan lebih baik dari pada terus seperti ini, aku sangat mengkhawatirkanmu bila kita terus seperti ini. Tapi sekarang kau akan lebih baik mungkin jika aku pergi, walau sebenarnya aku sangat berat mengambil keputusan ini, tapi aku akhirnya harus melakukannya. Maafkan aku ..”
“Hyukie ...”
“Dari kecil aku selalu bersamamu, terimakasih sudah menjadi teman terbaik untukku. Aku selalu berharap kau mendapat teman yang lebih baik daripada aku, dan ... Seonju-aah, aku tidak berharap kau memikirkan yang aku katakan ini, tapi tidak ada yang bisa kulakukan selain mengatakannya padamu. ... Aku mencintaimu”
Minhyuk melepaskan tangan Seonju dan langsung pergi setelah dengan cepat membereskan barang-barangnya, meninggalkan Seonju yang mematung diranjang.
“ .. apa dia bodoh? Hyukie!”
Seonju langsung berlari mengejar Minhyuk keluar, tapi mobilnya sudah tidak ada. Dan akhirnya Seonju hanya menangis terduduk dilantai.
“Babo .. dasar babo .. kenapa kau tidak membiarkan aku bicara? Padahal aku hanya akan mengatakan kalau aku sudah memaafkanmu, dan aku ingin kita kembali seperti dulu. Aku sangat merindukanmu, Hyukie jangan pergi!”
Seonju terus menangis sampai matahari datang, menemani tangisannya. Untuk beberapa lama, keadaan terus seperti itu. Seonju tidak berhenti menangis, dan tidak memperdulikan orang-orang yang berlalu lalang didepan rumahnya dan membicarakannya.
          Seonju pov.
Aku berlari disekitar danau, melihat keatas pohon, tapi Hyukie tetap tidak ada. Aku berlari lagi kerumahnya, tapi sudah tidak ada siapapun siana. Kemana lagi aku harus mencari hyukie? Aku tidak mau kehilangana sahabat terbaikku!
Lantai demi lantai aku cari, masuk kedalam kerumunan orang banyak untuk mencari Hyukie di bandara. Tapi aku tetap tidak bisa menemukannya.
“Kenapa kau harus pergi begitu saja meninggalkanku? Harusnya kau bertanya dulu padaku, kenapa kau pergi tanpa minta izin dariku? Hyukie babo! Aku membencimu Hyukie, aku sangat membencimu!”
Kemanapun aku mencarinya, aku sudah tidak akan menemukannya lagi. Hyukie sudah jauh pergi dariku sekarang, meninggalkan ku sendiri. Benar-benar meninggalkanku sendiri.
          Dan sekarang ... tepat lima tahun sudah berlalu sejak kepergian Hyukie. Dan dengan waktu selama itu aku masih tidak bisa melupakkan Hyukie, aku masih merasakan kalau terkadang Hyukie tertawa disampingku.
Dan lima tahun juga aku tidak berhubungan dengannya, aku tidak tahu kabarnya bagaimana. Apa dia punya banyak teman disana? Atau mungkin dia sudah punya pacar sekarang?
“Hyukie, disini banyak sekali yang terjadi padaku. Jika ada kau, aku pasti akan selalu tertawa. Tidak menangis seperti sekarang ini!”
Dan selama ini juga aku tidak berhenti mencari Hyukie, aku sudah menghubungi nomor teleponnya tapi sudah tidak aktif. Aku menghubungi emailnya tapi sudah tidak digunakan, rasanya aku sudah menyerah mencarinya.
Aku menghapus air mata yang membasahi pipiku, membuka laptopku dan mulai kembali bermain di internet. Mencari sesuatu yang berhubungan dengan Hyukie, siapa tahu dia akan kembali padaku suatu hari nanti.
Tapi apa ini? Apa dia uri Hyukie?
Aku membuka sebuah email baru dengan nama Minhyuk Lee, apa dia Hyukie?
Aku melihat profilnya, foto-fotonya, dan ternyata itu benar-benar uri Minhyuk. Itu Hyukie yang sudah pergi meninggalkan aku, dasar pria bodoh!
Ada beberapa status yang dia tulis di akunnya, dan sesuatu yang membuatku merasa kalau dia masih mencintaiku.
‘Saat-saat bersamamu begitu bahagia, aku merindukanmu. Bagaimana kabarmu? Apa kau baik-baik saja? Kenapa tak mengirim surat atau membalas suratku? Hari ini aku tidak bisa tidur karena merindukanmu. Apa kau tahu bagaimana perasaanku?’
Tanpa sadar aku kembali meneteskan air mata, membuat mataku kembali berair. Aku mengetik beberapa kata untuknya.
‘Selalu dibawah langit yang sama, selalu hari yang sama, selain kau tidak berada disini, tidak ada yang berbeda, sama sekali tidak ada. Kufikir meninggalkanmu tidak akan membuatku menyesal, tapi ternyata itu membuatku hampir mati karena merindukanmu. Aku bahkan tersenyum, melupakan segalanya, berpura-pura tidak ada apa-apa. Aku merindukanmu!’
Aku tidak bisa menahan tangisanku, aku menutup laptopku dan menutup wajahku sendiri dengan tangan. Aku tidak bisa untuk tidak menangis melihat Hyukie yang tersenyum manis di foto akunnya. Aku merindukannya.
          -Seonju pov End-
          Author pov.
Seonju menjatuhkan badannya diranjang, meghela napas panjang. Melemparkan tasnya kesembarang tempat. Pekerjaannya hari ini membuatnya tidak bisa bergerak karena sangat lelah.
Seonju memalingkan pandangannya kearah laptopnya, berusaha menggaainya dan membukanya. Dan sebuah pesan masuk ke akunnya.
‘Park Seonju? Benarkah ini kau? Temanku Seonju? Aku sangat merindukanmu, kenapa kau baru mengabariku? Kau juga tidak pernah membalas telfonku, smsku, suratku, dan emailku. Kemana saja kau? Apa kau sudah punya pacar disana? Kalau kau sudah baca ini, segera telfon aku, arrasseo?’
Astaga! Ternyata email itu benar-benar Hyukie, uri Hyukie. Dan itu membuatku langsung mengambil handphone, mengetik beberapa nomor yang dia tinggalkan disana. Aku rasanya sangat senang sampai tidak bisa bernafas.
Seonju          : Yeobeoseyo?
Minhyuk        : Hello! Seonju-aah, wait ..
Lep. Telfonnya terputus. Tidak ada suara lagi disana.
Apa sebenarnya ini? Aku baru mendengarnya mengatakan hello padaku, apa dia sudah akan pergi lagi dariku?
Handphone ku bergetar, nomor yang tai aku hubungi kembali menelfonku. Aku langsung menekan tombol hijau, mengangkat telfonnya.
Seonju          : Yeobeoseyo?
Minhyuk        : Seonju-aah, annyeong. I’m Hyukie, remember me?
Seonju          : Hyukie, aku sangat merindukanmu. Kemana saja kau?
Minhyuk        : Sorry, tadi aku menutup telfonmu karena kupikir lebih baik aku yang
                     Menelfonmu. Pasti akan mahal jika kau yang menlfon! Gwaenchana?
                     Bagaimana kabarmu disana?
Seonju          : Aku hampir mati karenamu, kau jahat sekali!
Minhyuk        : Why? Lalu kenapa kau tidak pernah membalas pesanku selama ini?
Seonju          : Aku tidak bisa menghubungimu, kau yang menghilang!
Minhyuk        : Handphoneku hilang, dan emailku ada yang memakai. Jadi aku tidak
                     Bisa menghubungimu dengan itu, keundae aku selalu mengirim surat
                     Kerumahmu. Dan kenapa handphonemu selalu tidak aktif?
Seonju          : Aku kehilangan handphone dan rumahku beberapa hari setelah kau
                     Pergi, Hyukie .. banyak sekali yang terjadi padaku!
Minhyuk        : Apa yang terjadi? Lalu kau tinggal dimana?
Seonju          : aku harus bekerja untuk membeli rumah dan membiayai kehidupanku
                     Sendiri, tapi sekarang aku sudah berhasil. Aku melakukan semuanya
                     Dengan harapan aku bisa bertemu denganmu lagi
Minhyuk        : jeongmal mianhaeyo, aku sudah membiarkanmu menjalani kehidupan
                     Seperti itu ..
Seonju          : Gwaenchana, aku sekarang sudah menjadi wanita yang berpengaruh
                     Di perpolitikkan seoul
Minhyuk        : Jinjjayo?
Seonju          : Geurae, tapi hidupku masih belu lengkap karena ada seseorang yang
                     Membuatku selalu menangis. Dia mungkin sudah menghancurkan
                     Setengah dari hidupku!
Munhyuk       : Who?
Seonju          : seorang pria yang bernama Lee Minhyuk
Minhyuk        : Ne?
Seonju          : Geurae, kau yang yang sudah melakukannya. Lee Minhyuk sudah
                     Membuatku hampir mati karena pergi meninggalkanku, babo!
Minhyuk        : Seonju-aah
Seonju          : Apa kau tahu? Malam saat kau mengatakan akan pergi ke L.A?
                     Kenapa malam itu kau tidak membiarkan aku bicara? Padahal aku              hanya ingin mengatakan kalau aku sudah memaafkanmu karena                           ciuman itu, dan aku ingin berbaikkan denganmu karena ternyata aku                   merindukanmu setengah mati!
Minhyuk        : Seonju-aah, kau_
Seonju          : Geurae Hyukie, aku ternyata juga mencintaimu. Aku tidak bisa hidup
                     Tanpa ada kau disisiku, kepergianmu telah membuatku sadar kalau
                     Aku hanya mencintaimu, dan aku hanya membutuhkanmu dalam
                     Kehidupanku. Aku mencintaimu, Hyukie!
Minhyuk        : Seonju-aah, aku selalu mimpi kau mengatakan itu padaku. Tapi kau
                     Barusaja mengatakannya langsung ditelingaku tadi, rasanya aku
                     Tidak ingin bangun dari mimpi indah ini ..
Seonju          : Kau tidak mimpi Hyukie, aku benar-benar mencintaimu!
Minhyuk        : Seonju-aah, bisakah kau tunggu aku disana?
Seonju          : Mwo?
Minhyuk        : Sekarang aku akan pergi kesana, aku akan menemuimu sekarang.
                     Jadi tunggulah aku disana, arraseo?
Seonju          : Jinjjayo?
Minhyuk        : Tunggu aku!
Seonju          : Kendae Hyukie_
Minhyuk        : Seonju-aah, tunggu saja aku sebentar lagi akan bertemu denganmu.
                     Jeongmal saranghae!
Minhyuk menutup telfonnya, membuat Seonju terus memastikan kalau telfonnya sudah terputus. Dan beberapa kali Seonju mencoba menelfon kembali Minhyuk, tapi tidak bisa.
Dan beberapa jam telah berlalu, Seonju akhirnya mendapat satu pesan dari minhyuk.
‘Seonju-aah, sekarang aku akan naik pesawat. Aku akan datang padamu, jadi tunggulak aku. Saranghae’
Dari tadi Hyein menunggu kabar dari Minhyuk, dan akhirnya Minhyuk mengirim pesan seperti itu cukup membuat Seonju menangis. Dia bahkan langsung berdandan dan mencari baju yang cocok untuk menyambut kedatangan Minhyuk yang sudah lima tahun ditunggunya.
Sudah beberapa jam Seonju menunggu di bandara, sampai handphone nya bergetar karena ada nomor tidak dikenal yang mencoba menghubunginya.
Seonju          : Yeobeoseyo?
...                : Park Seonju?
Seonju          : Ne, nuguseyo?
...                : Saya polisi, dan ada yang harus disampaiakan mengenai Lee Minhyuk
                     Karena baru tadi pesawat yang dia tumpangi kecelakaan dan hancur
Seonju          : Mwo? Tidak mungkin itu terjadi, apa kau salah orang?
...                : Mohon maaf, tapi ini kenyataan. Saya harap Anda bisa datang ke
                      Kantor kami untuk mengurus jenazah Tn. Lee yang sudah ditemukan
Seonju langsung terduduk lemas dilantai, tangannya sampai tidak kuat menahan beban handphone yang ringan itu. Air mata jatus dengan cepat dari matanya, tidak ada yang bisa dia ucapkan lagi.
Pikiran untuk bertemu dengan Hyukie yang sudah lima tahun ditunggu, kini sudah hilang karena berita itu.
“ .. Hyukie, bukankah kau akan kembali padaku? Tapi kenapa kau malah pergi lebih jauh meninggalkanku? ..”
Sekarang Seonju hanya bisa menangis, mengeluarkan semua tangisan yang mengganjal dihatinya. Kekecewaannya. Dan kepergian cintanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

iklaan

SUPER JUNIOR