Cifcif punya FF yang gak kalah GJ dari FF sebelum-sebelumnya, tapi yang ini lumayan lah ...
Author : cifcif Rakayzi
Tittle : Missing You
Genre : Romance, Sad
Length : Oneshoot
Main Cast :
- Lee Minhyuk BTOB
“ Selalu dibawah langit yang sama, selalu hari yang
sama, selain kau tidak berada disini, tidak ada yang berbeda, sama sekali tidak
ada. Kufikir meninggalkanmu tidak akan membuatku menyesal, tapi ternyata itu
membuatku hampir mati karena merindukanmu. Aku bahkan tersenyum, melupakan
segalanya, berpura-pura tidak apa-apa. Aku sangat merindukanmu! “
Hari itu benar-benar
sangat indah, cuaca yang terang dan angin yang berhembus lembut menemani.
Sampai sebuah tangisan terdengan menghancurkan hari indah itu,
“Sudahlah tidak perlu menangis seperti itu!”
“Hwuaaa .. hiks hiks .. ba bagaimana kau berkata seperti itu padaku?
Hari ini ulangtahunku tapi tidak ada seorangpun yang mengucapkan Selamat Ulang Tahun padaku .. hiks hiks
... aaa”
Dari pulang sekolah tadi, Park SeonJu masih meangis sampai sekarang.
Bahkan sampai penampilannya berantakan, dan matanya membengkak dia tetap
menangis dibawah pohon pinggir danau itu, tempat kesukaannya bersama Lee
Minhyuk.
“Seonju-ah, lihatlah kemari .. Aku punya sesuatu untukmu!”
“Shieroyo!”
“Seonju-ah palli lihat aku, aku membawa sesuatu untukmu!”
“Mwoya?”
Dengan menghapus air matanya, akhirnya Seonju mengarahkan pandangannya
pada Minhyuk yang sudah berdiri didepannya membawa sebuah kue.
“Happy birthday Park Seonju!”
“ .. ap apa i itu ... Hyukie?”
“Uri Seonju, saengil chukkha hamnida. Ayo cepat tiup lilinnya sebelum
aku kesemutan memegang kuenya, jangan menangis lagi!”
“Hwaaaa ... Hyukie, kau memang benar-benar sahabatku. Saranghae!”
“Cepat tiup lilinnya!”
“Aku akan minta permohonan dulu ...”
Seonju berdiri dihadapan Minhyuk, memejamkan matanya.
“Sudah ... Aku tiup lilinnya .. Huuhh
“
“Yeee! Ini ayo makan kuenya, tapi aku punya sesuatu untukmu”
“Ah iya, kau harus memberiku kado ulangtahun. Mana?”
“Ish dasar kau, harusnya yang ulangtahun tidak memaksa minta kado
sepertimu. Ini untuk sahabatku yang paling gila!”
Minhyuk memberikan sebuah kotak yang dibungkus dengan kertas berwarna
biru itu pada Seonju.
“Gomawo Hyukie, aku boleh membukanya?”
“Andwae! Kau buka setelah aku pulang nanti, ara?”
“Geurae, gomawoyo. Disaat tidak ada orang yang perduli padaku, kau
selalu ada untukku. Kau bahkan selalu mengucapkan ulangtahun padaku setiap
tahun, kau memang malaikatku!”
“Ne, kajja makan kuenya”
“Aigoo .. bukankah ini kue ulangtahunku?”
“Ish kau ini pelit sekali, aku minta sedikit. Aku kelaparan dari tadi
hanya diam mendengarkan tangisanmu ditempat ini!”
“Baiklah, untuk Hyukie tersayang kau boleh memakan semaumu. Aku juga
sangat lapar, aku capek sekali menangis!”
“Siapa suruh kau menangis?”
“Ish dasar kau ini!”
Seonju mengoleskan cream dari kue ulangtahunnya ke wajah Minhyuk,
membuat mereka saling mengotori wajah masing-masing dengan kue.
Minhyuk pov.
AKu menurunkan Seonju dari gendonganku, setelah dari danau itu aku
menggendongnya sampai kesini.
“Apa kau tidak mau menginap disini?”
“Anio, badanku rasanya mau patah karena menggendongmu. Aku pulang dulu,
sudah larut sekali”
“Geurae”
“Tidurlah yang nyenyak, besok aku menjemputmu sekolah”
“Ne, keundae .. Hari ini, gomawo untuk hari ini. Aku benar-benar senang”
Aku melihat senyuman yang mengembang diwajahnya, aku berbalik dan
melangkah pergi meninggalkannya.
“Chamkkamman! Hyukie ...”
Tiba-tiba aku merasakan sesuatu menyentuh tubuhku hangat, Seonju
memelukku. Dia memelukku dari belakang, membuatku menghentikan langkahku dan
hanya diam mematung. Aku tidak bisa melakukan apapun, jantungku rasanya
berdebar sangat kencang lebih dari saat aku berlari maraton.
“Hyukie, kau tahu? Saat aku pikir tidak ada lagi orang yang akan
memperdulikanku, aku selalu ingat kau. Hyukie-ku yang selalu ada untukku,
selalu membuat tangisanku menjadi senyuman. Jeongmal gomawo!”
“nn ne ...”
“Aku tidak bisa memikirkan apa jadinya aku jika tanpamu”
“Seonju-ah, arrasseo! Aaa ak aku harus pergi ...”
Dengan kasar aku melepaskan tangannya dari perutku dan berlalri pergi
meninggalkannya tanpa melihat wajahnya sama sekali, aku benar-benar gila. Ini
kali pertamanya dia memelukku setelah 6 tahun yang lalu.
-Minhyuk pov end-
Author pov.
Tiit tiitt ... Suara klakson mobil membuat Seonju berlari keluar dari rumahnya masuk
kedalam mobil Minhyuk.
“Annyeong Seon_”
Minhyuk menghentikan perkataannya saat melihat Seoju masuk kedalam
mobilnya dengan beberapa kancing baju seragam yang terbuka.
“Waeyo?” Seonju menatap aneh Minhyuk yang menatapnya lekat.
“Eoh? An aniyo!” Minhyuk langsung memalingkan wajahnya dan menatap
keluar dari jendela mobilnya.
“Ayo cepat jalan, nanti kita terlambat lagi!”
“Geurae, tap tapi ... Seonju-ah bi bisakah kau ..?”
“Apa?”
“Bisakah kau mengancingkan seragammu dengan benar?”
“Mwo? Oh ini, tadi aku buru-buru saat kau datang. Aku akan
mengkancingkannya”
“Gomawo ..”
Akhirnya Minhyuk menyetir mobilnya saat sudah melihat Seonju merapikan
seragamnya, walaupun sebenarnya Minhyuk agak sedikit canggung dengan kejadian
itu. Bagaimana tidak, tadi itu Minhyuk melihat bra hitam Seonju dan sedikit
kulit dadanya yang keluar.
Dan akhirnya mereka
sampai disekolah tepat waktu, bersamaan dengan berbunyinya bell masuk.
Minhyuk dan Seonju berlari menuju kelasnya, sebelum ada guru yang masuk
duluan kekelasnya dan akan membuat mereka tidak bisa masuk kekelas.
“Goodjob! Hyukie, harusnya setiap hari kau menyetir secepat tadi”
“Tadi itu aku sedikit .. Ah sudahlah, lainkali aku akan menyetir lebih
cepat. Bahkan lebih cepat dari pembalap F1”
“Aigoo .. kau belaga sekali, apa kau minta dihajar?”
“Aniyo!”
“Biar aku beri kau sesuatu agar kau tidak lagi sombong, orang sombong
itu tidak baik. Arrasseo Hyukie?”
Seonju menarik Minhyuk dan mencubiti pipinya, mengacak rambutnya,
menggelitiki badannya dan melakukan apapun yang biasanya dia lakukan pada
Minhyuk. Dan yang menghentikan kelakuan Seonju adalah kedatangan Seonsaengnim.
“Baiklah, pelajaran
sampai disini. Aku harap kalian mengerjakan tugas semuanya, jika tidak maka
kalian sendiri tahu apa akibatnya!”
“Ye, Seonsaengnim”
Dan Seonsaengnim pun keluar meninggalkan kelas, disusul dengan
murid-murid yang lain ikut keluar. Pelajaran hari itu telah selesai.
“Astaga, dia tidur lagi? tinggalkan saja dia disini sampai besok, kau
tidak harus menggendongnya lagi”
Seorang murid menatap Seonju yang tidur dibangkunya sementara Minhyuk
sedang membereskan buku-buku miliknya dan mulik Seonju.
“Kalau aku melakukannya, maka besok kalian akan melihatku menjadi abu”
“Hahaha ... Benar kau, Seonju tidak akan membiarkanmu hidup jika kau
melakukan itu. Geurae, aku pulang duluan”
“Ne, sampai besok”
“Annyeong!” murid itu pergi meninggalkan kelas, dan menyisakan Mihyuk
dan Seonju berdua didalam kelas sepi itu.
“Ya! Seonju-ah, apa kau tahu aku paling menyukaimu saat kau tidur? Tapi
aku juga tidak menyukaimu saat tidur disekolah, karena aku harus menggendongmu
dampai rumah!”
Minhyuk mengumpat tapi masih tetap menggendong Seonju kedalam mobilnya
dan mengantarnya pulang.
Jam sudah menunjukkan
pukul 11 malam, tapi Minhyuk dan Seonju masih berantakkan dengan buku-buku
tugasnya. Membuat tugas esay memang tidak mudah, bahkan lebih mudah mengerjakan
soal matematika saat ulangan daripada membuat tugas esay.
“Aish aigoo ... Aku benci esay!”
“Mana biar kulihat tugasmu?”
“Aku belum sampai satu paragraf, jadi Hyukie apa kau akan membantuku?”
Seonju memasang wajah aegyeo dihadapan Minhyuk yang hanya melihatnya
tanpa ekspresi apapun.
“Aku juga belum menyelesaikan punyaku, nanti saja aku bantu kalau ini
sudah selesai. Tapi jika kau beri aku ramen mungkin pikiranku akan berubah ..”
Minhyuk mendekati Seonju dan mengangkat kedua alisnya menatap Seonju.
“Aigoo dasar kau ini! Baiklah tunggu sebentar, aku buatkan kau ramen.
Tapi kerjakan punyaku, oke?”
Seonju mengacak rambut Minhyuk dan menjauhkan wajah Minhyuk dari hadapannya.
“Molla, aku belum mendapat ramennya!”
Minhyuk kembali membereskan rambutnya yang berantakan.
“Ish geura, aku membuatnya sekarang!”
Seonju beranjak dan pergi kedapur, membuat ramen agar Minhyuk bisa
menyelesaikan esay miliknya dengan sempurna dan tepat waktu.
“Selesai!”
Minhyuk menmbuang nafasnya kasar, pertanda pekerjaannya sudah selesai
membuat esay menyebalkan itu.
“Omo! Kau menyelesaikannya hanya dengan waktu kurang dari satu jam? Dari
tadi aku mencobanya malah belum satu paragraf saat sudah beberapa jam. Daebak!”
“Hah sepertinya aku memang gila, kenapa aku selalu mau membantu orang
sepertimu? Harusnya aku mengurusi hidupku sendiri!”
“Ish Hyukie, apa yang kau katakan?”
Seonju menarik dan memukul-mukul kepala Minhyuk, sampai mereka sedikit
berkelahi disana.
“Ya! Park Seonju hajima ...”
“Apa kau akan minta maaf padaku?”
“Andwaeyo!”
“Kalau begitu rasakanlah sekarang, ini karena perkataanmu sendiri tadi
padaku. Aku hanya akan berhenti setelah kau berlutut dan minta maaf padaku,
arra?”
“Ya! Seon_”
Seonju dan Minhyuk terjatuh bersama dari sofa, sekarang Minhyuk ada
diatas badan Seonju. Mereka berdua hanya bertetapan.
Entah karena mereka diam atau terlalu hening, terdengar suara detakan
jantung Minhyuk yang sangat kencang.
Sepersekian detik kemuadian, Minhyuk mendekati Seonju dan menempelkan
bibirnya. Hanya menempelkan saja, tanpa pergerakan sama sekali. Seolah hanya
untuk meredakan detak jantung nya yanag sangat cepat.
Tapi mungkin suasana sedikit berbeda sekarang, karena Seonju membalas
ciuman Minhyuk. Dan akhirnya mereka saling mengulum bibir, memainkan lidah nya
untuk bertukar saliva.
Perlahan Minhyuk melepaskan tautan bibir mereka, menjauh dari wajah
Seonju. Keduanya membuka mata perlahan, saling menatap dan langsung bangun.
Keduanya duduk berjauhan tanpa sepatah katapun terucap, hanya saling
diam diujung sofa yang bersebrangan.
“Esaymu sudah selesai, sepertinya aku harus pulang sekarang”
Minhyuk membereskan buku-bukunya, memasukkan kedalam tas hitamnya dan
dengan cepat berjalan meninggalkan Seonju yang masih duduk diam diujung sofa
itu, tanpa sepatah katapun.
“Apa yang barusaja terjadi?”
Seonju berdiri, membanting semua bukunya, tasnya, bantal dari sofa,
bahkan juga memecahkan gelas minumnya di meja.
“Kenapa aku merasa ada sesuatu yang berdetak di jantungku, apa maksudnya
semua ini?”
Seonju mengacak rambutnya, mengusap kasar bibirnya.
Minhyuk pov.
Aku berjalan, berlari sekuat tenagaku dijalanan sepi ini. Aku bingung,
tidak tahu apa yang sudah terjadi.
“Apa aku baru saja menciumnya?”
Bodoh. Itu tindakan yang bodoh sekali, sangat memalukan. Apa yang harus
aku katakan besok padanya?
Harusnya aku bisa menahan diri, tidak melakukan hal se-memalukan itu
padanya. Park Seonju temanku, mana ada hubungan yang segila ini diantara kami.
“Aaaaakh ... !!”
Sekarang aku tidak bisa memutar waktu kembali, andai saja bisa pasti aku
tidak akan melakukan hal gila itu. Dan sekarang tidak ada yang bisa kulakukan,
selain berlari dan berlari. Seonju pasti sangat marah padaku.
Sejujurnya, pagi ini aku
sangat malu dan tidak bisa menampakkan wajahku dihadapannya, tapi entah kenapa
aku terus menyetir mobilku sampai didepan rumahnya. Dan sekarang dia hanya
duduk disampingku, tanpa kata.
Rasanya hitungan waktu satu detik adalah satu jam sekarang, sangat
lambat. Aku merasa sangat sangat canggung untuk kedua kalinya setelah pelukkan
itu pada Seonju, aku tidak bisa mengatakan apapun saat dia tidak berkata apapun
padaku.
Dan sepertinya karena perasaanku itu, aku menyetir sangat cepat.
Sekarang kami sudah sampai disekolah, Seonju turun dari mobil dan berjalan
meninggalkanku masuk kekelas sendiri.
Aku harus bagaimana?
Pikiranku, yah pikiranku
sekarang hanya memikirkan Seonju yang sama sekali tidak mengatakan apapun
padaku setelah kejadian malam tadi. Bahkan saat ini Seonsaengnim yang bicara
didepan rasanya aku tidak mendengar suaranya, aku tidak bisa mencerna apa yang
dia katakan. Pikiranku hanya Park Seonju.
“Wow Minhyuk-ah!”
“Waeyo?”
“Apa kau tidak pergi dengan Seonju mu itu?”
“Aniyo, aku hanya ingin duduk sekarang”
“hahah ... tumben sekali kau menjauh dari Seonju-ah, apa kalian
bertengkar?”
“Mungkin lebih besar dari pertengkaran!”
“Mwo? Apa itu?”
“Sudahlah, aku tidak bisa ada disini lagi. aku harus pergi!”
Aku mengambil tas dan meninggalkan kelas walaupun ini masih jam
istirahat, bukan waktu untuk pulang. Tapi rasanya aku bisa mati membeku disini
dengan keadaan diam tanpa Seonju.
-Minhyuk pov End-
Seonju pov.
“Kenapa kau tidak bersama Hyuk?”
“Aniyo”
“Apa kalian bertengkar lagi?”
“Aniyo”
“Seonju-aah, jebal jangan seperti ini. Dari tadi kau hanya diam, kau
juga tidak menyentuh makananmu sedikitpun. Kau tidak akan bisa kenyang dengan
hanya melototi makananmu Seonju-aah, kajja makanlah sesuatu!”
“Rasanya aku tidak bisa menelan sesuatu, bahkan ludahku sendiri bagaikan
duri untuk ditelan sekarang ..”
“Apa pertengkaranmu dengan Hyuk sangat besar?”
“Mungkin sangat besar dari batu karang yang ditabrak oleh titanic,
sepertinya aku harus pergi dari sini!”
Rasanya aku tidak bisa lagi duduk diam disini, aku butuh waktu untuk
memikirkan kejadian semalam. Waktu untuk mencerna ada apa denganku dan Hyukie
semalam.
Dan kuputuskan untuk pergi membawa tas pergi dari sekolah, walau belum
waktunya untuk pulang sekarang. Tapi lebih baik aku pergi sekarang.
“Hahh ... tidak ada lagi tempat yang terbaik selain disini!”
Aku duduk dibawah pohon dekat danau, sejak kecil aku selalu kesini untuk
melupakan masalahku dan mengeluarkan kebahagiaaanku. Hyukie juga sering kesini,
sejak kecil kami selalu bersama disini. Apapun yang terjadi, inilah tempat kami
berbagi.
“Sebenarnya apa yang dilakukan Hyukie padaku, kenapa tiba-tiba dia
menciumku?”
Akau sangat malu dengan kejadian semalam, bayangkan saja .. Aku dan
Hyukie sudah berteman dari balita, selalu bersama. Bahkan aku sudah dianggap
bagian dari keluarganya karena aku tidak punya orangtua, dan saat haid
pertamaku, Hyuk lah yang membelikan pembalut untukku.
Hubungan kami sangat dekat lebih dari apapun, tapi rasanya hubungan itu
hilang saat kejadian malam itu. Aku tidak bisa seperti ini.
-Seonju pov End-
Minhyuk pov.
“Apa dia menangis?”
Sekarang dia pergi, berlari tanpa membawa tasnya. Itu kebiasaannya dari
dulu. Selalu meninggalkan barang-barangnya dimana saja.
Seonju tidak tahu aku ada disini dari tadi, mendengarkannya bicara dan
berteriak sendiri. Aku sekarang diatas pohon yang baru saja dia jadikan tempat
berteduh.
Sekarang aku harus bagaimana?
Sejak kecil kami berteman, dan tidak ada yang tidak kami ketahui satu
sama lain. Dan sejak kecil juga aku sudah mencintainya, menyukainya lebih dari
teman sangat membuatku tersiksa. Karena aku harus menahan rasa aneh ini,
berpura-pura tidak ada apa-apa dihadapannya.
Sudah aku coba katakan padanya tentang perasaanku ini, tapi ... dia
hanya tersenyum dan menganggap itu candaan. Aku sudah berulang kali
mengutarakannya, tapi tetap dia hanya menganggapku sebagai sahabatnya.
Dan malam itu, entah kenapa aku tidak bisa menahannya. Aku menciumnya.
Dan mungkin dengan melakukan itu aku sama saja dengan menghancurkan 17 tahun
pertemanan kita. Dasar bodoh.
-Minhyuk pov End-
Hari terus berganti,
dengan berputarnya jarum jam yang artinya menambah waktu maka tidak terasa
sudah satu bulan berlalu dari kejadian dimalam itu.
Hubungan Minhyuk dan Seonju menjadi benar-benar berakhir, karena sejak
saat itu mereka tidak saling berhubungan lagi.
Tidak ada kata yang terucap dari keduanya, dan jika kebetulan bertemu
maka mereka hanya tersenyum palsu untuk menutupi keretakan hubungan mereka
diantara orang lain.
Minhyuk tidak lagi mengantar jemput Seonju sekolah, tidak lagi datang
kerumah Seonju bahkan saat disuruh orangtuanya untuk memeriksa keadaannya pun
tidak mau, tidak lagi menggendong pulang Seonju saat dia tertidur dikelas.
Semuanya benar-benar telah berakhir, hubungan persahabatan 17 tahun hilang
karena sebuah ciuman.
“Kalau begitu pelajaran untuk hari ini cukup, dan Saya berharap tidak
mau ada alasan apapun untuk tidak mengerjakan tugas ini. Karena kalian akan
tahu apa akibatnya jika tidak mengerjakan tugas, terimakasih”
Seonsaengnim meninggalkan ruang kelas dengan membawa tas nya, membuat
beberapa sisaw langsung berteriak frustasi karena tugas yang baru saja dia
berikan. Tugas itu cukup membuat liburan musim panas mereka terganggu dan
tepatnya bisa dibilang hancur.
“Yang benar saja tugas ini, aku tidak akan bisa mengerjakannya walaupun
kau kelompokku!”
Seseorang membanting bukunya dan menunjuk temannya yang berdiri didepan.
“Aku juga tidak yakin Minhyuk yang peringkat satu akan bisa mengerjakan
tugas ini tepat waktu, bisakah kau?”
Seseorang menunjuk pada Minhyuk yang hanya duduk diam dibangkunya tanpa
memperhatikan perkataannya.
“Mollayo, aku pusing dengannya. Sekarang kita pulang saja, sampai
berjumpa bulan depan. Annyeong chingudeul ..”
Dan hampir semua siswa sudah meninggalkan kelas, sekarang tinggal tersisa
Seonju yang sedang membereskan barangnya dengan Minhyuk.
“Seonju-aah, tunggu sebentar ..”
“Ne?” Seonju langsung menghentikan langkahnya dan berdiri di depan pintu
kelasnya.
“Mungkin aku tidak akan bisa mengerjakan tugas itu lama-lama, ada
sesuatu yang ahrus kuurus. Jadi bisakah kita mengerjakan besok?”
“Eoh geurae, ini tugas kelompok kan. Jadi kita kerjakan besok, annyeong”
Tanpa basa-basi lagi Seonju pergi meninggalkan Minhyuk yang masih
didalam kelas.
Dan hari ini setelah satu
bulan tidak bicara, Seonju dan Minhyuk akhirnya bisa bicara walaupun untuk
mengerjakan tugas kelompok.
Karena kemarin kebetulan sekali mereka berdua menjadi satu kelompok
untuk karnya tulis, tugas liburan musim panas mereka.
Tidak seperti dulu, mereka berdua hanya bicara saat harus benar-benar
bicara. Hanya fokus pada laptop dan buku pelajarannya, bahkan tidak saling
melihat saat bicarapun. Situasinya benar-benar canggung.
Sekarang sudah jam
setengah empat pagi, Minhyuk masih dudukk didepan laptopnya. Setelah seharian
dari kemarin mereka mengerjakan tugas itu.
Sementara disampingnya Seonju yang tertidur dengan buku menutupi
wajahnya, karena kecanggungan itu membuat Seonju tidak berani meminta istirahat
pada Minhyuk. Dan juga sebenarnya Minhyuk tidak tega harus membuat Seonju begadang
semalaman mengerjakan tugas yang sepertinya dia tidak paham apa maksudnya, tapi
harus bagaimana lagi ... Minhyuk tidak punya banyak waktu untuk mengerjakan
tugas itu karena suatu hal.
“Akhirnya selesai ..”
Minhyuk tersenyum dan melihat Seonju yang masih tidur. Dia merebahkan
badannya, menenangkan otot-otot badannya yang kaku karena dari kemari hanya
duduk didepan laptop.
Perlahan Minhyuk menggendong Seonju kekamarnya, membaringkan badannya
diranjang, menyelimutinya.
“Mianhae ..”
Minhyuk berhenti saat dirasa ada sesuatu yang menahan tangannya, dia
membalikkan badannya dan melihat Seonju yang bangun dan menarik tangannya.
“ .. kk kau sudah bangun?”
“Apa yang sudah kau lakukan?”
“ .. aa aku .. Seonju-aah, mianahaeyo. Aku aku tidak bisa menahan diriku
sendiri, dan ci .. ciuman itu aku tidak tahu kenapa bisa sampai seperti itu.
Aku sangat menyesal dengan ini, aku benar-benar minta maaf padamu ..”
“Harusnya kau_”
“Arrasseo, aku tidak pantas melakukan itu. Tapi aku sangat minta maaf
padamu, aku tidak bermaksud untuk ... Maksudku bungan seperti yang kau
bayangkan, maafkan aku!”
“Hyukie .. aku_”
“Seonju-aah, tugas kelompoknya sudah selesai. Aku sudah menyimpannya di
memorymu, kau tidak perlu memikirkannya lagi. Dan maaf sudah membuatmu seharian
mengerjakan tugas, itu karena ... it itu karena aku tidak punya banyak waktu
membantumu mengerjakannya nanti. Aku harus pergi ..”
“Hyukie, dengarkan aku dul_”
“Sebenarnya aku sudah mengurus kepindahanku ..”
“ ... pp ppindah?”
“Geurae, aku akan ikut orangtuaku ke L.A dan mencari sekolah baru. Aku
rasa itu akan lebih baik dari pada terus seperti ini, aku sangat
mengkhawatirkanmu bila kita terus seperti ini. Tapi sekarang kau akan lebih
baik mungkin jika aku pergi, walau sebenarnya aku sangat berat mengambil
keputusan ini, tapi aku akhirnya harus melakukannya. Maafkan aku ..”
“Hyukie ...”
“Dari kecil aku selalu bersamamu, terimakasih sudah menjadi teman
terbaik untukku. Aku selalu berharap kau mendapat teman yang lebih baik
daripada aku, dan ... Seonju-aah, aku tidak berharap kau memikirkan yang aku
katakan ini, tapi tidak ada yang bisa kulakukan selain mengatakannya padamu.
... Aku mencintaimu”
Minhyuk melepaskan tangan Seonju dan langsung pergi setelah dengan cepat
membereskan barang-barangnya, meninggalkan Seonju yang mematung diranjang.
“ .. apa dia bodoh? Hyukie!”
Seonju langsung berlari mengejar Minhyuk keluar, tapi mobilnya sudah
tidak ada. Dan akhirnya Seonju hanya menangis terduduk dilantai.
“Babo .. dasar babo .. kenapa kau tidak membiarkan aku bicara? Padahal aku
hanya akan mengatakan kalau aku sudah memaafkanmu, dan aku ingin kita kembali
seperti dulu. Aku sangat merindukanmu, Hyukie jangan pergi!”
Seonju terus menangis sampai matahari datang, menemani tangisannya.
Untuk beberapa lama, keadaan terus seperti itu. Seonju tidak berhenti menangis,
dan tidak memperdulikan orang-orang yang berlalu lalang didepan rumahnya dan
membicarakannya.
Seonju pov.
Aku berlari disekitar danau, melihat keatas pohon, tapi Hyukie tetap
tidak ada. Aku berlari lagi kerumahnya, tapi sudah tidak ada siapapun siana.
Kemana lagi aku harus mencari hyukie? Aku tidak mau kehilangana sahabat
terbaikku!
Lantai demi lantai aku cari, masuk kedalam kerumunan orang banyak untuk
mencari Hyukie di bandara. Tapi aku tetap tidak bisa menemukannya.
“Kenapa kau harus pergi begitu saja meninggalkanku? Harusnya kau
bertanya dulu padaku, kenapa kau pergi tanpa minta izin dariku? Hyukie babo!
Aku membencimu Hyukie, aku sangat membencimu!”
Kemanapun aku mencarinya, aku sudah tidak akan menemukannya lagi. Hyukie
sudah jauh pergi dariku sekarang, meninggalkan ku sendiri. Benar-benar
meninggalkanku sendiri.
Dan sekarang ... tepat
lima tahun sudah berlalu sejak kepergian Hyukie. Dan dengan waktu selama itu
aku masih tidak bisa melupakkan Hyukie, aku masih merasakan kalau terkadang
Hyukie tertawa disampingku.
Dan lima tahun juga aku tidak berhubungan dengannya, aku tidak tahu
kabarnya bagaimana. Apa dia punya banyak teman disana? Atau mungkin dia sudah
punya pacar sekarang?
“Hyukie, disini banyak sekali yang terjadi padaku. Jika ada kau, aku
pasti akan selalu tertawa. Tidak menangis seperti sekarang ini!”
Dan selama ini juga aku tidak berhenti mencari Hyukie, aku sudah
menghubungi nomor teleponnya tapi sudah tidak aktif. Aku menghubungi emailnya
tapi sudah tidak digunakan, rasanya aku sudah menyerah mencarinya.
Aku menghapus air mata yang membasahi pipiku, membuka laptopku dan mulai
kembali bermain di internet. Mencari sesuatu yang berhubungan dengan Hyukie,
siapa tahu dia akan kembali padaku suatu hari nanti.
Tapi apa ini? Apa dia uri Hyukie?
Aku membuka sebuah email baru dengan nama Minhyuk Lee, apa dia Hyukie?
Aku melihat profilnya, foto-fotonya, dan ternyata itu benar-benar uri
Minhyuk. Itu Hyukie yang sudah pergi meninggalkan aku, dasar pria bodoh!
Ada beberapa status yang dia tulis di akunnya, dan sesuatu yang
membuatku merasa kalau dia masih mencintaiku.
‘Saat-saat bersamamu begitu bahagia, aku
merindukanmu. Bagaimana kabarmu? Apa kau baik-baik saja? Kenapa tak mengirim
surat atau membalas suratku? Hari ini aku tidak bisa tidur karena merindukanmu.
Apa kau tahu bagaimana perasaanku?’
Tanpa sadar aku kembali meneteskan air mata, membuat mataku kembali
berair. Aku mengetik beberapa kata untuknya.
‘Selalu dibawah langit yang sama, selalu hari yang
sama, selain kau tidak berada disini, tidak ada yang berbeda, sama sekali tidak
ada. Kufikir meninggalkanmu tidak akan membuatku menyesal, tapi ternyata itu
membuatku hampir mati karena merindukanmu. Aku bahkan tersenyum, melupakan
segalanya, berpura-pura tidak ada apa-apa. Aku merindukanmu!’
Aku tidak bisa menahan tangisanku, aku menutup laptopku dan menutup
wajahku sendiri dengan tangan. Aku tidak bisa untuk tidak menangis melihat
Hyukie yang tersenyum manis di foto akunnya. Aku merindukannya.
-Seonju pov End-
Author pov.
Seonju menjatuhkan badannya diranjang, meghela napas panjang.
Melemparkan tasnya kesembarang tempat. Pekerjaannya hari ini membuatnya tidak
bisa bergerak karena sangat lelah.
Seonju memalingkan pandangannya kearah laptopnya, berusaha menggaainya dan
membukanya. Dan sebuah pesan masuk ke akunnya.
‘Park Seonju? Benarkah ini kau? Temanku Seonju?
Aku sangat merindukanmu, kenapa kau baru mengabariku? Kau juga tidak pernah
membalas telfonku, smsku, suratku, dan emailku. Kemana saja kau? Apa kau sudah
punya pacar disana? Kalau kau sudah baca ini, segera telfon aku, arrasseo?’
Astaga! Ternyata email itu benar-benar Hyukie, uri Hyukie. Dan itu
membuatku langsung mengambil handphone, mengetik beberapa nomor yang dia
tinggalkan disana. Aku rasanya sangat senang sampai tidak bisa bernafas.
Seonju : Yeobeoseyo?
Minhyuk : Hello! Seonju-aah,
wait ..
Lep. Telfonnya terputus. Tidak ada suara lagi disana.
Apa sebenarnya ini? Aku baru mendengarnya mengatakan hello padaku, apa
dia sudah akan pergi lagi dariku?
Handphone ku bergetar, nomor yang tai aku hubungi kembali menelfonku.
Aku langsung menekan tombol hijau, mengangkat telfonnya.
Seonju : Yeobeoseyo?
Minhyuk : Seonju-aah,
annyeong. I’m Hyukie, remember me?
Seonju : Hyukie, aku
sangat merindukanmu. Kemana saja kau?
Minhyuk : Sorry, tadi aku
menutup telfonmu karena kupikir lebih baik aku yang
Menelfonmu. Pasti akan mahal jika kau yang
menlfon! Gwaenchana?
Bagaimana kabarmu disana?
Seonju : Aku hampir mati
karenamu, kau jahat sekali!
Minhyuk : Why? Lalu kenapa kau
tidak pernah membalas pesanku selama ini?
Seonju : Aku tidak bisa
menghubungimu, kau yang menghilang!
Minhyuk : Handphoneku
hilang, dan emailku ada yang memakai. Jadi aku tidak
Bisa menghubungimu dengan itu, keundae aku
selalu mengirim surat
Kerumahmu. Dan kenapa handphonemu selalu
tidak aktif?
Seonju : Aku kehilangan handphone
dan rumahku beberapa hari setelah kau
Pergi, Hyukie .. banyak sekali yang terjadi
padaku!
Minhyuk : Apa yang terjadi?
Lalu kau tinggal dimana?
Seonju : aku harus bekerja
untuk membeli rumah dan membiayai kehidupanku
Sendiri, tapi sekarang aku sudah berhasil.
Aku melakukan semuanya
Dengan harapan aku bisa bertemu denganmu lagi
Minhyuk : jeongmal
mianhaeyo, aku sudah membiarkanmu menjalani kehidupan
Seperti itu ..
Seonju : Gwaenchana, aku
sekarang sudah menjadi wanita yang berpengaruh
Di perpolitikkan seoul
Minhyuk : Jinjjayo?
Seonju : Geurae, tapi
hidupku masih belu lengkap karena ada seseorang yang
Membuatku selalu menangis. Dia mungkin sudah
menghancurkan
Setengah dari hidupku!
Munhyuk : Who?
Seonju : seorang pria yang
bernama Lee Minhyuk
Minhyuk : Ne?
Seonju : Geurae, kau yang
yang sudah melakukannya. Lee Minhyuk sudah
Membuatku hampir mati karena pergi
meninggalkanku, babo!
Minhyuk : Seonju-aah
Seonju : Apa kau tahu?
Malam saat kau mengatakan akan pergi ke L.A?
Kenapa malam itu kau tidak membiarkan aku
bicara? Padahal aku hanya ingin mengatakan kalau aku sudah
memaafkanmu karena ciuman itu, dan aku ingin berbaikkan denganmu
karena ternyata aku merindukanmu setengah mati!
Minhyuk : Seonju-aah, kau_
Seonju : Geurae Hyukie,
aku ternyata juga mencintaimu. Aku tidak bisa hidup
Tanpa ada kau disisiku, kepergianmu telah
membuatku sadar kalau
Aku hanya mencintaimu, dan aku hanya
membutuhkanmu dalam
Kehidupanku. Aku mencintaimu, Hyukie!
Minhyuk : Seonju-aah, aku
selalu mimpi kau mengatakan itu padaku. Tapi kau
Barusaja mengatakannya langsung ditelingaku
tadi, rasanya aku
Tidak ingin bangun dari mimpi indah ini ..
Seonju : Kau tidak mimpi
Hyukie, aku benar-benar mencintaimu!
Minhyuk : Seonju-aah,
bisakah kau tunggu aku disana?
Seonju : Mwo?
Minhyuk : Sekarang aku akan
pergi kesana, aku akan menemuimu sekarang.
Jadi tunggulah aku disana, arraseo?
Seonju : Jinjjayo?
Minhyuk : Tunggu aku!
Seonju : Kendae Hyukie_
Minhyuk : Seonju-aah, tunggu
saja aku sebentar lagi akan bertemu denganmu.
Jeongmal saranghae!
Minhyuk menutup telfonnya, membuat Seonju terus memastikan kalau
telfonnya sudah terputus. Dan beberapa kali Seonju mencoba menelfon kembali
Minhyuk, tapi tidak bisa.
Dan beberapa jam telah berlalu, Seonju akhirnya mendapat satu pesan dari
minhyuk.
‘Seonju-aah, sekarang aku akan naik pesawat. Aku
akan datang padamu, jadi tunggulak aku. Saranghae’
Dari tadi Hyein menunggu kabar dari Minhyuk, dan akhirnya Minhyuk
mengirim pesan seperti itu cukup membuat Seonju menangis. Dia bahkan langsung
berdandan dan mencari baju yang cocok untuk menyambut kedatangan Minhyuk yang
sudah lima tahun ditunggunya.
Sudah beberapa jam Seonju menunggu di bandara, sampai handphone nya
bergetar karena ada nomor tidak dikenal yang mencoba menghubunginya.
Seonju : Yeobeoseyo?
... : Park Seonju?
Seonju : Ne, nuguseyo?
... : Saya polisi, dan
ada yang harus disampaiakan mengenai Lee Minhyuk
Karena baru tadi pesawat yang dia tumpangi
kecelakaan dan hancur
Seonju : Mwo? Tidak
mungkin itu terjadi, apa kau salah orang?
... : Mohon maaf,
tapi ini kenyataan. Saya harap Anda bisa datang ke
Kantor kami untuk
mengurus jenazah Tn. Lee yang sudah ditemukan
Seonju langsung terduduk lemas dilantai, tangannya sampai tidak kuat
menahan beban handphone yang ringan itu. Air mata jatus dengan cepat dari
matanya, tidak ada yang bisa dia ucapkan lagi.
Pikiran untuk bertemu dengan Hyukie yang sudah lima tahun ditunggu, kini
sudah hilang karena berita itu.
“ .. Hyukie, bukankah kau akan kembali padaku? Tapi kenapa kau malah
pergi lebih jauh meninggalkanku? ..”
Sekarang Seonju hanya bisa menangis, mengeluarkan semua tangisan yang
mengganjal dihatinya. Kekecewaannya. Dan kepergian cintanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar