Title : The Power Of Love
Author : Cifcif Rakayzi
Cast : Suho 'EXO' | Lee Hyein (oc)
Leght : Oneshot
Rating : PG-16
Genre : Romance
Disclaimer : minta maaf ya kalau FF nya jelek, terus nyesel bacanya, maaf banget.
“ aku
akan terus menunggu untukmu, hanya kaulah satu-satunya cintaku. Yang mengisi
hatiku, memberikan kehidupan untukku. Apapun yang terjadi, aku akan tetap
menunggumu. Karena aku percaya suatu hari nanti kau akan datang dan memelukku,
membawaku pergi bersamamu, menuju surga yang abadi. Sampai kapanpun cintaku
hanya kamu” ..
Lee hyein membuka matanya perlahan,
membiasakan kedua bola matanya dengan sinar lampu yang menerangi kamarnya. Dia
mengusap matanya perlahan, rasa sedikit perih dan sempit dirasakannya pada
kedua matanya yang bengkak itu, dan penyebabnya adalah apalagi kalau bukan
karena semalamam dia menangis.
“Oppa,
hari ini mataku bengkak lagi. apa sekarang kau masih tidak mau datang?”
Hyein
memandang foto seorang namja. Namja yang dulu adalah pacarnya sebelum namja itu
menghilang entah kemana meninggalkannya tanpa status yang jelas. Walaupun
pernah ada surat darinya yang mengatakan kalau dia memutuskan hubungan dengan
Hyein, tapi itu belum pasti karena surat itu sangat aneh.
Ini
masih jam dua malam, suasana masih sepi. Belum banyak orang yang memulai aktivitasnya
sepagi ini, karena mungkin mereka masih terlelap tidur. Tapi Hyein sudah
beranjak dari tempat tidurnya, dia berdiri dibalkon melihat langit gelap yang
hanya dihiasi beberapa bintang kecil dengan sinar redup.
“Dan
tepat hari ini kau sudah dua tahun membuatku menderita, nappeun namja! Kau tahu
Oppa, selama setahun ini aku selalu menangis memandangi fotomu, memikirkanmu,
karena aku sangat merindukanmu. Sebenarnya kemana kau pergi? Kenapa Oppa
sejahat itu meninggalkanku? Bukankah kau sangat mencintaiku, tapi kenapa
sekarang kau meninggalkan aku?”
Kedua
mata bengkak Hyein kembali mengeluarkan air mata. Dia menangis memandangi
langit sambil memeluk foto namja itu, kekasihnya.
Hari
ini adalah hari dengan tanggal yang sama saat Suho, kekasih Hyein pergi
meninggalkannya tanpa sebab. Dia hanya berkata kalau dia akan pergi kesuatu
tempat untuk menunggu sesuatu yang sangat besar pada Hyein, dan tanpa melakukan
apapun dia menghilang. Bersama keluarganya dia pindah rumah, hilang kontak
dengan Hyein.
Setelah
itu, hari demi hari terus berlalu. Hyein tidak pernah berhenti untuk
mencarinya, tapi sepertinya waktu berjalan terlalu cepat. Karena sampai dua tahun
ini dia mencari, Suho tetap saja tidak bisa dia temukan. Bagaikan ditelan bumi,
semua yang bersangkutan dengan Suho tiba-tiba menghilang begitu saja tanpa
seorangpun tahu ada apa dan mengapa.
Padahal
sejak dulu Hyein dan Suho sudah bersama, mereka menjadi kekasih saat mereka
masih SMP. Itu sudah beberapa tahun yang lalu, karena sekarang Hyein sudah
menjadi mahasiswi universitas. Hubungan mereka sangat bahagia, mereka selalu
penuh dengan cinta. Tapi sepertinya semua itu tidak berarti, karena Suho
menghilang tanpa kabar sampai sekarang. Membuat Hyein hampir gila karena
mencarinya.
“Oppa
... apa aku harus melompat dari sini agar kau datang menemuiku? Atau aku harus
memenggal kepalaku agar kau keluar dari persembunyianmu? Oppa, aku mohon
datanglah ... Jangan membuatku gila seperti ini, jeongmal saranghandageo.
Sebenarnya apa salahku sampai kau melakukan ini padaku? Aku sangat mencintaimu
Oppa, bogoshippeoyo ..”
Hyein
terduduk setelah beberapa kali menjerit. Dia terus menangis dan menangis.
Karena tidak ada yang bisa dia lakukan untuk menggambarkan ekspresi hatinya
saat ini. Dia sudah terlalu lelah karena merindukan Suho, pikirannya tidak
pernah berhenti memikirkan kepergian Suho. Bahkan dalam dua tahun ini dia
sampai harus beberapakali mendatangi psikolog karena stress dengan hilangnya
namja yang paling dicintainya itu.
“Tuhan
.. apa yang sebenarnya kau berikan padaku? Seperti inikah kehidupan yang harus
aku jalani seumur hidupku? Aku sangat mencintainya, aku tidak bisa hidup
tanpanya. Aku mohon kembalikanlah dia padaku, Tuhan. Tapi jika memang kita
harus berpisah, izinkanlah aku bertemu dengannya untuk terakhir kalinya sebelum
semuanya berakhir. Hanya sekedar untuk melihat senyumannya, walaupun hanya satu
detik aku rela. Aku sangat mencintainya ... aku mohon”
Tapi
tanpa sadar, disaat Hyein berdoa, sebuah bintang jatuh tepat melintas dilangit
yang dipandanginya. Dan itu berarti sebuah pertanda akan suatu keajaiban yang
akan terjadi.
Ting tong ...
Hyein
tersadar dari lamunannya saat mendengar bell apartementnya berbunyi. Setelah
beberapa detik dia hanya diam, akhirnya dengan sangat terpaksa Hyein beranjak
dan membuka pintu perlahan.
Hyein
hanya diam mematung, tanpa berkedip, tanpa suara, dia hanya memandangi
seseorang yang sekarang berdiri dihadapannya.
“..
o..op-oppa?”
Walaupun
lidahnya seakan kaku dan jantungnya serasa berhenti berdetak, tapi Hyein
akhirnya langsung mengucapkan kata itu saat orang yang dilihatnya dibalik pintu
adalah Suho, kekasihnya yang sudah membuatnya gila.
“Ne.
Aku datang untukmu, aku merindukanmu!”
“bb-benarkahh
kau Suho Oppa?”
“Geurae,
aku Suho. Namjachingumu yang paling kau cintai ..”
“Suho
Oppa ..”
“Inikah
sambutanmu padaku? Bahkan kau hanya membiarkanku berdiri diluar seperti ini,
aku datang untukmu .. Bukankah kau merindukanku?”
“Oppa!
Benarkah kau Suho oppa? Uri namjachingu? Aku sangat merindukanmu, sangat sangat
merindukanmu. Kenapa baru sekarang kau datang?” Hyein langsung memeluk Suho dengan
sekali hentakan, membuat Suho hampir jatuh kebelakang.
“Apa
kau sangat merindukanku?”
“Babo!
Apa kau tidak tahu aku sudah gila karena merindukanmu? Kenapa kau melakukan ini
padaku, kemana sebenarnya kau pergi?” Hyein mengangkat wajahnya dan menatap
mata Suho yang sedikit bercahaya itu.
“Bisakah
kita masuk kedalam? Apa kau selalu bertamu diluar seperti ini?”
“Geurae,
kajja masuk” Hyein langsung menarik Suho duduk disofa, dan dia tidak berhenti
memandangi namja yang bercahaya itu.
“Kenapa
dengan matamu?”
“ini
semua gara-gara Oppa, aku setiap hari menangis karena merindukanmu. Aku sudah
mencarimu kemanapun, tapi kau begitu cepat menghilang. Dimana kau bersembunyi?”
“Aku
disuatu tempat yang aman, karena aku sudah bilangkan .. aku menunggu sesuatu
yang sangat besar”
“Apa
itu? Kau merahasiakannya dan membuatku gila”
“Aku
belum saatnya menceritakan itu padamu, dan pada saatnyapun bukan aku yang akan
memberitahumu tentang apa yang sudah terjadi padaku”
“Aish
nappeun namja!”
“Jinjja?”
“Keundae
Oppa, apa kau tidak akan pergi meninggalkan ku lagi?”
“Aku
datang untukmu, karena kau sangat mencintaiku. Dan aku akan selalu bersamamu!”
“Kau
sudah berjanji padaku, ingat itu. Oppa, aku sangat mencintaimu jadi aku mohon
jangan tinggalkan aku lagi. Bukankah kita akan hidup bersama selamanya?”
“Tuhan
tahu segalanya apa yang akan terjadi ..”
“Apa
maksudmu?”
“Sudahlah,
kau nanti mengerti. Dan sekarang ayo kita habiskan waktu untuk
bersenang-senang, aku sangat merindukanmu!”
“Nado
bogoshippeo ..”
Mereka
kembali berpelukan untuk melepaskan rasa rindu yang teramat menyesakkan hati,
membuatnya gila dan merana.
Rasanya
kesakitan Hyein selama ini hilang begitu saja begitu melihat Suho berdiri
dihadapannya, penderitaan setahun ini yang dialami Hyein seakan tidak pernah
dia rasakan saat memeluk kembali tubuh Suho.
“Chamkkaman
....” Hyein menarik Suho dari pelukannya dan menatapnya tajam. “Waeyo?” Suho
hanya diam melihat Hyein menatapnya seperti itu. “Kenapa Oppa datang jam dua
pagi seperti ini?” Hyein melirik jam yang menggantung di dinding kamarnya
sekilas sebelum kedua matanya kembali menatap namja didepannya itu.
“Itu
karena Tuhan langsung mengabulkan doamu saat tadi kau memintaku datang, dan itu
membuatku langsung datang padamu ...” Suho tersenyum dan mengusap rambut Hyein
lembut. “Heiy apa maksudmu? Aku tidak mengerti ..” Hyein melepaskan tangan Suho
dari kepalanya. “Sudahlah tidak usah kau pikirkan, yang terpenting adalah
sekarang kita harus menikmati waktu kebersamaan kita ..” Hyein kembali memeluk
Suho. “Geurae. Saranghae ..”
Suho
tiba-tiba menggendong Hyein, dan berjalan menuju kamar. “Ige mwoya?” Hyein
memukul dada Suho pelan. “Ini masih gelap, kau harus tidur!” Suho membaringkan
Hyein diranjang, dan dia ikut berbaring disamping Hyein.
Walaupun
baru sekejap rasanya Hyein memejamkan mata, tapi sinar matahari yang menyelinap
dari jendela sudah menggelitik kedua matanya untuk kembali terbuka. “Oppa?”
Hyein langsung membulatkan matanya saat tidak melihat Suho di sampingnya, dia
beranjak keluar dari kamar untuk mencari namja yang baru juga datang itu.
“Aku
masih disini, tenanglah ...” dan alangkah leganya saat Hyein melihat namja itu
masih ada sekarang. Hyein berjalan mendekatinya. “Ini lihatlah ... aku
membuatkanmu bubur. Bubur ini dimasak dengan cinta, dan akan sangat enak
sekali. Jadi cepat cuci wajahmu dan kita sarapan bersama!” Suho tersenyum
melihat Hyein disampingnya sambil terus mengaduk masakannya. “Baiklah, tunggu
aku ..” Hyein langsung berlari ke kamar mandi, menuruti perintah Suho untuk
mencuci wajahnya.
“Oppa
.. ini aneh sekali ..” Hyein berjalan menuju meja makan. “Wae?” Suho
memberikannya semangkuk bubur abalon hangat buatannya. “Mataku, lihat mataku.
Kenapa bengkaknya bisa sembuh secepat ini? Padahal biasanya akan bengkak seharian, bahkan bisa
sampai dua hari ..” Hyein mengusap-usap kedua matanya. “Itu karena ada aku
disini. Aku bisa menyembuhkan apapun, karena aku mencintaimu ...” dengan senyuman
yang seperti bercahaya, Suho menyodorkan sebuah sendok kehadapan Hyein yang
juga tersenyum. “Nado saranghae ..” Hyein memekan buburnya dengan perasaan
sangat gembira. Suho benar-benar bisa mengembalikan kebahagiaan pada diri
Hyein.
Walaupun
entah kenapa Hyein merasakan sesuatu yang aneh pada Suho, tapi dia senang luar
biasa bisa kembali melihat namja yang dia pikir sudah tidak mungkin dilihatnya
lagi. Dan keanehan itu tidak Hyein pikirkan, terpenting adalah ada Suho.
Setelah
mereka menyelesaikan sarapan, mereka pergi bermain ditaman. Taman yang dulu
mereka sering kunjungi, karena itu adalah salah satu tempat kesukaan mereka.
Dan
dari tadi, Hyein tidak berhenti menggandeng tangan Suho. Seakan tangannya
menepel pada Suho.
Suho
memeluk Hyein dari samping, “Hyein-aah, kau lihat orang-orang disini?” Suho
menatap Hyein yang dari tadi menatapnya. “Geurae, waeyo?” Hyein merapatkan
pelukan Suho padanya. “Mereka tersenyum bahagia karena bisa bersama orang yang
mereka sayangi, tapi mereka jahat dan lemah ..”
“Wae?
Apa maksudnya itu?”
“Senyuman
mereka akan hilang jika orang yang mereka sayangi itu pergi, senyuman bahagia
itu berubah menjadi tangisan yang tidak akan cepat berhenti. Mereka akan terus
menangisi kepergian itu, walaupun mereka sendiri juga mengerti bahwa kepergian
itu adalah yang terbaik untuk mereka ..”
“Oppa,
aku tidak mengerti kenapa kau mengatakan itu padaku?”
“Hyein-aah,
apa selama aku pergi kau juga seperti mereka?”
“Apa
yang Oppa maksud?”
“Apa
kau selalu menangis karena aku tidak ada?”
“Tentu
saja, sudah kubilang kalau aku setiap malam menangis sampai mataku bengkak dan
bolak-balik ke dokter. Aku bahkan tidak makan dan tidur karena merindukanmu,
Oppa!”
“Mulai
sekarang kau jangan seperti itu lagi, ne?”
“Apa?”
Hyein melepaskan pelukan Suho itu dan menatapnya tajam menuntut penjelasan.
“Hidup
itu dihiasi dua hal yang kita tidak bisa menolak terhadapnya, yaitu kedatangan
dan kepergian. Semua orang datang dan pergi begitu saja, meninggalkan
orang-orang yang mereka cintai__”
“Oppa,
sebenarnya apa maksudmu bicara seperti itu? Apa kau akan pergi lagi
meninggalkanku?”
“Hyein-aah,
terkadang hidup itu tidak bisa terus seperti apa yang kita inginkan. Tuhan
sudah mengatur takdir yang terbaik untuk setiap umatnya, dan kita harus
menerima semua itu. Jika kau menerima kedatangannya maka kau juga harus menerima kepergiannya, karena
datang dan pergi adalah satu kesatuan. Tidak akan ada kedatangan jika tidak ada
kepergian__”
“Oppa,
sudah cukup kau bicara seperti itu. Jangan membuatku menyesal dengan
kedatanganmu!”
“Hyein-aah,
aku datang khusus karena permintaanmu, karena kau berdoa pada Tuhan. Jadi
jangan membuatku menyesal kembali datang padam__”
“Sst
.. arasseo Oppa, aku tidak akan seperti itulagi. Mianhae” Hyein kembali memeluk
Suho yang tersenyum kecil karena kelakuannya.
“Chagi
.. apa kau mengerti, kalau apa yang terjadi pada kita adalah yang terbaik.
Tuhan akan selalu memberikan yang terbaik untuk umatnya. Walaupun ternyata yang
terjadi sangat menyakitkan, tapi percayalah kalau itu adalah yang terbaik ..”
“Oppa,
kau akan pergi meninggalkanku?”
“Aku
sangat mencintaimu, menyayangimu melebihi diriku sendiri. Aku tidak ingin
meninggalkanmu sendiri, aku ingin selalu ada disampingmu. Menemanimu melihat
matahari terbit dan terbenam, melihat senyuman-senyuman manismu. Keundae ..”
“kenapa
ada tapi? Memangnya kenapa?”
“Tapi
... ketika pergi menjadi pilihan yang terbaik untuk mereka, maka kau harus
merelakannya. Karena akan sangat menyakitkan bagi mereka jika kau menahannya.
Itu sama saja kau membunuh mereka perlahan jika tetap tidak bisa menerima
kepergiannya __”
“Oppa,
sudah kubilang aku tidak mengerti apa yang kau katakan!”
“Chagiya,
kau tidak boleh menjadi orang jahat yang lemah..”
“Apa
maksudnya?”
“Kau
menjadi jahat saat kau tidak bisa melepaskan orang yang kau sayangi pergi,
walaupun kau tahu dan mengerti kalau itu adalah yang terbaik untuk bersama.
Tapi kau juga lemah saat kau terus menangis dan tidak merelakan kepergiannya__”
“Jadi
maksudnya Oppa akan pergi?”
“Jadi
... maksudnya adalah, aku tidak akan pergi meninggalkan Hyeinku sendiri. Aku
akan selalu ada bersamanya, untuk menemaninya. Percayalah, aku akan selalu ada
didalam hatimu”
“Aish
memang itu yang aku inginkan, kau selalu bersamaku”
“Kalau
begitu ayo kita habiskan hari ini dengan bahagia, jangan membuat kita menyesal
dengan pertemuan ini. Kajja?”
“Ne,
kajja!”
Dan
akhirnya, mereka berdua kembali bersenang-senang. Menghabiskan hari ini dengan
senyuman-senyuman bahagia, sebelum malam tiba.
Tapi
ternyata waktu begitu cepat berlalu. Waktu terus saja bergerak menambah detik-detik
waktu yang berubah menjadi menit dan akhirnya jam. Kini marahari sudah berganti
bulan. Bulan yang utuh, bercahaya dan indah ditemani bintang.
Sekarang
Suho dan Hyein hanya berbaring ditempat tidur, setelah seharian penuh mereka
melangkahkan kaki-kakinya menelusuri jalanan panjang.
“Oppa,
terima kasih untuk hari ini. Saranghae”
“Nado
saranghae. Tapi apa kau mau berjanji satu hal padaku?”
“Apa
itu?”
“Jika
ternyata kehidupan tidak menjadi seperti apa yang kau inginkan, maka kau harus
tetap tersenyum dan menjalani hidupmu dengan baik. Dibalik kesedihan, pasti
tersimpan kebahagiaan. Kau berjanji?”
“Oppa,
kenapa kau selalu bicara hal yang aneh. Aku tidak mengerti maksudnya ..”
“Kau
harus berjanji padaku, kau akan tetap menjadi Hyein yang aku cintai. Jangan
menghancurkan hidupmu karena suatu hal yang kau anggap menyedihkan, karena kau
harus tetap berusaha untuk meembuat kesedihan itu menjadi sesuatu yang
membahagiakan. Dengan begitu, kau bisa membuat semuanya bahagia karena kau
hidup dengan baik dan bahagia”
“Baiklah,
aku berjanji ..”
“Aku
akan memegang janjimu. Jangan sampai kau mengingkari janji yang sudah kau buat,
ne?”
“Aku
tidak akan mengingkarinya!”
“Baguslah.
Aku sangat sangat sangat mencintaimu! Hanya kau cinta sejatiku. Selama hidupku,
kaulah satu-satunya cinta bagiku. Kau wanita kedua yang apaling aku cintai di
dunia ini__”
“Kenapa
kedua? Apa Oppa punya pacar lain?”
“Tidak
ada ..”
“Lalu
siapa yang pertama?”
“Wanita
yang paling aku cintai pertama di dunia ini adalah Ibuku, karena Ibu yang membesarkanku.
Dan kau yang kedua ..”
“Oh
astaga, aku kira siapa. Baiklah, aku teruma jabatan kedua ini karena aku juga
sangat sangat mencintaimu”
“Aku
juga mencintaimu, tapi sekarang sudah larut malam. Sebentar lagi jam 12 tepat,
jadi kau harus segera tidur ...”
“Tapi
entah kenapa, rasanya aku tidak ingin memejamkan mataku walau kedua mataku ini
sudah berat terbuka. Hatiku begitu takut jika aku bangun kau tidak ada ..”
“Sudah
aku bilang, aku tidak akan pergi meninggalkanmu. Karena aku akan selalu ada
dalam hatimu. Sudahlah cepat tidur ..”
“Ne.
Saranghae Oppa!”
“Saranghae
yeongwonhi!”
Dan
akhirnya, perlahan Hyein memejamkan matanya. Dia tidur. tapi ketika jam
menunjukkan jam 12 tepat, semuanya berubah.
Bulan
yang tadi memancarkan cahaya indahnya kini seolah menarik cahayanya, membuatnya
terlihat redup. Dan bintang-bintang yang tadi bertebaran menemani bulan
menghiasi langit malam, kini hanya tersisa beberapa bintang dengan cahaya redup
yang tidak terlalu terlihat mata telanjang.
Hyein
terbangun saat merasakan hembusan angin lembut membelai tubuhnya seakan
memintanya untuk segera membuka mata, dirasakannya sinar matahari yang sudah
mulai panas menyilaukan matanya masuk dari celah-celah jendela.
“Oppa?
Oppa kau dimana?”
Kedua
mata Hyein langsung menjelajahi ruangan mencari seorang namja yang semalam
tidur bersamanya, dengan cepat Hyein beranjak dan mencari Suho keseluruh
ruangan apartementnya.
Tapi,
namja yang dia cari tidak ada dimanapun. Bahkan jejak kedatangannya kemarinpun
tidak ada sama sekali.
Jaket
yang digantung digantung dipintu sudah tidak ada. Piring kotor bekas makan
kemarin tidak ada dimeja, tapi dilemari dalam keadaan bersih. Tempat tidur yang
semalam Suho tempati juga rapi, seolah tidak pernah ditempati.
Hyein
tidak mengerti dengan semua ini, kemana Suho? Apa yang sudah terjadi? Kenapa tanda-tanda
Suho kemarin datang tidak ada?
Manik
mata bulat itu kembali mengeluarkan air mata, mulut kecil yang manis itu
kembali meneriakkan nama Suho. Hyein tidak bisa mengerti dengan apa yang
terjadi, karena yang ditakutkannya kini benar terjadi. Saat dia membuka mata
Suho tidak ada.
Suara
bell menyadarkan Hyein, dia berlari menghampiri pintu karena yang dipikirnya
adalah Suho.
Tapi
ternyata, yang dilihatnya dibalik pintu adalah seorang wanita yang sekarang
tersenyum padanya. Dia adalah Ibunya Suho.
“Annyeonghaseyo
Hyein-aah ..”
“Eommoniem?”
“Ne,
aku datang untuk melihat keadanmu. Bagaimana kabarmu?”
“aa-aku
baik-baik saja. Eommoniem mari kita bicara didalam ..” dengan cepat Hyein
menghapus air mata yang masih ada diujung matanya dan sedikit merapikan
penampilannya.
“Kita
sudah lama tidak bertemu, apa orangtuamu baik-baik saja?”
“Ne,
mereka baik. Eommoniem bagaimana? Kenapa baru sekarang datang mengunjungiku?”
“Aku
tidak tahu kalau sekarang kau tidak tinggal bersama orangtuamu lagi ..”
“Eoh
bukankah Suho Oppa sudah tahu aku pindah kesini, apa Oppa tidak memberitahumu?”
“Suho?”
senyuman diwajah Ibu Suho berubah seketika saat mendengar nama anaknya itu.
“Kenapa?
Apa Eommoniem__”
“Hyein-aah
... aku minta maaf ..” Ibu Suho mengusap tangan Hyein lembut, dengan suara yang
sedikit bergetar dia menahan air matanya.
“Eommoniem,
kenapa minta maaf? apa yang terjadi?”
“Suho
.. sse-sebenarnya aku datang untuk memberitahumu tentang Suho ..”
“Oppa?
Oppa kenapa? Kemarin Oppa datang padaku, bahkan semalam dia tidur denganku.
Tapi dia tidak ada, apa Oppa sudah pulang?”
“aa-apa?”
“Kemarin
Suho Oppa datang padaku, dia mengajakku jalan-jalan ditaman. Memangnya kenapa?
Apa Oppa tidak memberitahu Eommoniem?”
“Hyein-aah,
Suho .. Suho sudah pergi ..”
“Pergi
kemana?”
“Sebenarnya
Suho sudah meninggal setahun yang lalu ..” kata-kata itu begitu saja terucap
bersamaan dengan pecahnya air mata Ibu Suho.
“Ap-apa
yang Eommoniem katakan? Bag-bagai-mana Oppa .. Suho Oppa tidak mungkin
meninggal ...”
“...
dulu, saat dokter memberitahu kalau kankernya sudah stadium akhir, Suho
memintaku untuk pindah keluar kota. Dia bahkan rela meninggalkanmu karena tidak
ingin membuatmu sedih, dia tidak ingin kau tahu kalau umurnya sudah tidak lama.
Dia sangat mencintaimu __”
“Tapi
Eommoniem, bagaimana bisa kau bilang Oppa sudah meninggal sementara tadi malam
dia bersamaku? Pasti Eommoneim bohong, ini pasti bohong ...”
“selama
setahun lebih dia terus bersembunyi darimu, dia tidak ingin kau menemukannya
yang sudah sakit. Setiap hari Suho menangis karena merindukanmu, dia begitu
mencintaimu. Dia bahkan selalu bersemangat meminum obatnya, melakukan
kemoterapinya, karena dia berharap bisa sembuh dan kembali padamu. Tapi
ternyata Tuhan berkata lain, ... dan setahun yang lalu Suho meninggal. Dia
meninggal dengan memeluk fotomu ...”
“
... hiks Eommoniem, ini tidak lucu! Aku mohon jangan bercanda, ini membuatku
sedih. Aku tidak percaya Suho Oppa meninggal ...”
“Hyein-aah,
Suho seperti ini karena tidak mau membuatmu sedih. Dia rela menjalani sisa
hidupnya tanpamu, itu karena dia sangat mencintaimu. Tidak ingin membuatmu
sedih, jadi jangan menangis. Aku minta maaf ... karena baru sekarang bisa
memberitahumu, setelah kepergian Suho ... butuh waktu satu tahun untukku
memberanikan diri memberitahumu tentang ini, maafkan aku ..”
“Eommoniem,
aku sangat mencintai Oppa ... hiks hiks aku mencintainya ...”
“Sebelum
dia pergi, Suho menulis surat ini untukmu. Dan selama satu tahun ini aku baru
bisa memberikannya padamu ..”
“Oppa
... Eommoniem aku mencintai Oppa, aku sangat mencintai Oppa .. hiks hiks”
Ternyata
apa yang terjadi benar-benar membuat Hyein hancur. Apa yang terjadi, semua
kenyataan ini, tidak di inginkannya untuk terjadi. Tapi, seperti yang Suho
katakan, Tuhan akan selalu memberikan yang terbaik untuk umatnya, sekalipun itu
menyakitkan.
Jutaan
tetes air hujan menemani air mata Hyein, seolah langit ikut menangis
bersamanya. Dan Hyein masih terduduk memandang selembar surat ditangannya yang
diberikan Ibu Suho tadi, Hyein masih berusaha mengumpulkan kekuatan untuk
membuka dan membacanya.
“ Hai Chagi, apa kau sudah makan? Apa
sekarang kau sudah tidak lupa mandi? Aku masih mencintaimu.
Sebenarnya berjuta maaf ingin aku
ucapkan karena sudah meninggalkanmu begitu saja, tapi aku percaya kalau kepergianku
yang terbaik untuk kita berdua. Sekarang aku sedang menunggu sesuatu yang
sangat besar, sesuatu yang sebenarnya aku benci, sesuatu yang aku tidak
inginkan untuk terjadi, tapi sayangnya suatu saat itu pasti akan tetap terjadi
padaku.
Aku membencinya karena akan membuatku
meninggalkanmu, meninggalkan pacar yang sangat aku cintai.
Rasanya aku ingin sekali berteriak
dan menangis karena semua ini. Aku tidak bisa hidup tanpa melihat senyuman
manismu, aku sangat mencintaimu.
Hyein-aah, sekali lagi berjuta maaf
dariku karena sudah meninggalkanmu. Mungkin kepergianku membuat Hyein pacarku ini
sangat sedih dan menderita, tapi aku harus pergi. Karena aku tidak mungkin
menunggu sesuatu yang besar itu bersamamu, akan sangat menyakitkan untukmu dan
juga aku. Lebih baik aku menunggunya sendiri, tanpa senyuman manismu, walaupun
aku sangat ingin bersamamu.
Pasti kau ingin tahu apa sesuatu yang
besar yang aku tunggu itu? Tapi jika kau mengetahuinya kau pasti akan
membencinya juga sepertiku.
Karena sesuatu yang sangat besar yang
aku tunggu itu adalah kematianku.
Hyein-aah, aku akan mati dan pergi
meninggalkanmu. Kau tahu penyakitkukan? Sekarang penyakit jahat itu sudah
menghancurkan hidupku, membuatku tidak bisa lagi bersamamu.
Padahal ... aku selalu membayangkan
kau dan aku bermain ditaman dengan anak-anak kita, tertawa bahagia. Itu pasti
menyenangkan, iya Chagi?
Tapi bayanganku sepertinya harus aku
buang jauh sekali, karena untuk berjalan saja aku tidak bisa, apalagi untuk
bertemu dan tersenyum dihadapanmu.
Setiap hari aku harus minum banyak
obat, disuntik dimana-mana, kemoterapi, dan tidur di Rumah Sakit yang sepi.
Eomma selalu menyuruhku untuk
menghubungimu dan mengatakan apa yang terjadi, tapi aku tidak bisa. Aku tidak
ingin kau merasa kasihan padaku, dan aku tidak ingin kau menangisi kematianku
nanti. Karena rasanya akan sangat menyakitkan untukku jika aku menghembuskan
nafas terakhirku disampingmu.
Aku sangat sangat sangat mencintaimu.
Hanya kau yang aku cintai. Kau cita sejatiku. Dan aku tetap mencintaimu sampai
nanti aku menghembuskan nafas terakhirku, lalu aku juga akan tetap mencintaimu
di surga nanti.
Aku ingin kau berjanji satu hal padaku.
Jika ternyata kehidupan tidak menjadi
seperti apa yang kau inginkan, maka kau harus tetap tersenyum dan menjalani
hidupmu dengan baik. Dibalik kesedihan, pasti tersimpan kebahagiaan. Kau
berjanji?
Kau harus berjanji padaku, kau akan
tetap menjadi Hyein yang aku cintai. Jangan menghancurkan hidupmu karena suatu
hal yang kau anggap menyedihkan, karena kau harus tetap berusaha untuk meembuat
kesedihan itu menjadi sesuatu yang membahagiakan. Dengan begitu, kau bisa
membuat semuanya bahagia karena kau hidup dengan baik dan bahagia.
Aku akan sangat bahagia jika kau bisa
melupakanku, melanjutkan hidupmu yang masih panjang dengan bahagia, dan juga
kau bahagia dengan cinta barumu.
Aku berharap kau bahagia dengan
suamimu dan anak-anakmu.
Hyein-aah, jangan marah padaku karena
aku meninggalkanmu. Karena aku juga marah sekali aku harus pergi
meninggalkanmu.
Jadi aku mohon, hiduplah dengan baik.
Berbahagialah dengan hidupmu. Jangan terus menangisiku, aku baik-baik saja
disini. Dan ingat, kau sudah berjanji akan selalu bahagia, ingat? Aku akan
selalu menagih janjimu!
Aku sangat mencintaimu, sangat sangat
sangat mencintaimu. Terima kasih sudah menjadi seseorang yang mengisi hatiku,
mencintaiku, dan menyayangiku. Aku bahagia bersamamu selama ini.
Maafkan aku.
Aku mencintaimu.
Yang selalu ada dalam hatimu –Suho- “
Tangisan
itu berhenti, berubah menjadi senyuman. Walaupun senyuman yang sangat
menyakitkan.
Tapi
Hyein sudah berjanji, akan selalu bahagia dan hidup dengan baik. Tidak akan
lagi menangis dan menyia-nyiakan hidupnya dengan hal yang tidak berguna seperti
menangis.
-Tujuh
tahun kemudian-
Suara
canda tawa keluarga kecilnya benar-benar membuat Hyein bahagia, dan bersyukur
akan kehidupannya.
Sekarang
Hyein bersama suami dan kedua anaknya bermain di taman, taman yang dulu dia
sering kunjungi bersama Suho.
“Yeobo,
aku terpikir sesuatu ..”
“Apa
itu?”
“Bagaimana
kalau anak kita ini kita berinama Suho, karena Suho itu artinya malaikat. Dan
aku berharap dia akan tumbuh menjadi anak yang penuh cinta dan berhati seperti
malaikat ..” Kyung Soo mengusap lembut perut Hyein yang sudah membesar itu.
“Geurae,
nama itu bagus sekali. Kita berinama Suho” Hyein tersenyum dan mengusap tangan
Kyung Soo, suaminya.
Upps, sori baru sempet baca ya...
BalasHapusNice Fan fiction, kumasukin list ya!