Hari demi hari aku semakin egois
Karena semakin kedewasaanku bertambah, semakin egois pula
pikiranku
Dan semua itu tanpa pernah aku sadari mendalam.
Aku hanya pernah berfikir dan sebentar merenung
Tentang kelakuanku yang semakin buruk
Yang semakin berani melawan orang lain
Juga semakin kuat melawan kedua orangtuaku.
Pernah suatu ketika aku meneteskan air mata saat merenungkan
keegoisanku
Merasa menyesal dan berkata akan berubah demi Ayah dan Ibu
Tapi rasa penyesalan itu ternyata tidak bertahan sampai 24
jam
Hanya membuatku baik beberapa jam saja
Karena setelah itu, aku kembali pada keegoisanku untuk hidup
bebas.
Kemudian, seiring dengan terus berjalannya waktu
Dengan bertambahnya sejarah yang kulalui hari demi harinya
Aku kembali tersadarkan sesuatu yang membuatku kembali
merenung.
Aku baru mengerti kalau ternyata hidup itu tak semudah
bayanganku
Selama ini aku selalu memaksakan kehendakku
Bersikeras dan selalu memaksa orang lain memenuhi yang
kuinginkan
Tanpa pernah aku memikirkan bagaimana cara mereka
mendapatkannya
Tapi yang terpikir olehku hanyalah ‘bagaimanapun, harus
tetap ada!’.
Padahal setelah aku melihat dunia luar yang bisa dikatakan
‘kejam’
Aku banyak melihat orang yang jauh bagaikan bumi dan langit
denganku
Karena mereka harus membanting tulang untuk yang mereka
inginkan
Bahkan hanya sekedar sebutir nasi
Sangat berbeda denganku yang hanya tinggal menggerakan
telunjuk,
Dan apa yang kuinginkan akan ada dihadapan mataku.
Melihat kehidupan yang seperti itu entah kenapa hatiku
bergetar
Pikiranku hanya berpikir tentang Ayah dan Ibu saat melihat
orangtua lain,
Orangtua lain yang penuh dengan keringat karena bekerja
terlalu keras
Melakukan pekerjaan apapun siang dan malam
Hanya agar anak tercintanya bisa makan
Hanya demi melihat anaknya tersenyum
Walaupun tubuh mereka terus bertambah renta,
Tapi semangat mereka tak pernah padam membahagiakan anaknya.
Pikiranku terus bertanya,
Apakah sekeras itu pekerjaan mereka hanya untuk membuat
anaknya tersenyum?
Apakah Ayah dan Ibuku juga bekerja keras siang dan malam,
membanting tulang seperti orangtua lain itu?
Selama ini aku tidak pernah memikirkan hal sepenting itu
Yang aku tahu, mereka selalu memberikan apapun yang
kuinginkan
Tanpa pernah aku menanyakan bagaimana mereka mendapatkannya.
Dan sekarang setelah aku melihat semuanya, setelah aku
mengerti,
Aku berpikir ‘apakah aku masih pantas menjadi anak mereka?’
Sepertinya aku hanya seorang anak durhaka
Yang berani membuat kedua malaikatku menderita selama ini
Mungkin aku tidak pantas lagi bersama mereka,
Aku hanya bisa menyusahkan mereka saja.
Seharusnya tugas seorang anak adalah menghormati
orangtuanya, menyayangi orangtuanya, dan membahagiakan orangtuanya
Tapi apa yang aku lakukan selama ini?
Semua yang kulakukan adalah hal yang tidak pantas dilakukan
seorang anak pada orangtuanya.
Kasihan sekali Ayah dan Ibu
Mungkin mereka selalu menitikan air mata karena kelakuanku
Mungkin mereka menyesal mempunyai anak durhaka sepertiku
Pasti mereka sangat lelah mengurusku selama ini.
Ya Tuhan berikanlah mereka kekuatan
Ampunilah aku yang jahat ini
Tuntunlah aku kembali kejalanmu, jadikanlah aku anak yang
baik
Anak yang bisa mendoakan orangtuanya agar mereka masuk
surga.
Ya Tuhan, aku sangat menyesal
Aku ingin merubah semua ini
Aku ingin meninggalkan hidupku yang penuh dengan kejahatan
ini
Aku sangat menyayangi Ayah dan Ibuku,
Aku ingin mereka bahagia karena mereka selalu
membahagiakanku
Aku ingin Engkau menyayangi Ayah dan Ibuku,
Sayangilah mereka melebihi kasih sayang mereka padaku.
Sekarang, biarkanlah aku yang bekerja membating tulang untuk
mereka
Ini giliranku untuk memberikan apapun yang mereka inginkan
Sudah cukup keringat mereka bercucuran karena bekerja keras,
Sudah cukup tubuh renta mereka terkena panas dingin diluar sana,
Karena sekarang giliran mereka yang duduk manis dan
tersenyum, seperti aku dulu saat mereka berkerja keras.
Ya Tuhan, sekali lagi aku mohon ampunan-Mu
Izinkanlah aku menjadi anak yang bisa membahagiakan Ayah dan
Ibuku
Aku berjanji tidak akan lagi menyia-nyiakan kedua malaikatku
itu
Aku juga berjanji akan terus menjaga mereka dengan kasih
sayangku dan cintaku,
Membuat mereka tidak menyesal mempunyai anak sepertiku,
Sampai nanti saatnya tiba mereka Engkau bawa pergi,
Untuk tinggal bahagia di surga bersamamu.
Aku minta maaf Ayah,
Aku minta maaf Ibu.
Terima kasih banyak atas segalanya,
Aku mencintai kalian, kedua malaikatku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar