Tittle :
Miracle in Rain
Genre :
Romace, Marriage life, Sad
Length : Twoshot
Author :
cifcif Rakayzi
Cast :
Byun Baekhyun | Song Ahri | L.Joe
--- --
Part 2
“Oh astaga!” L.joe terkejut melihat Komisaris Lee
-Ayahnya- sudah berdiri didalam ruangannya, dan sekarang menatapnya tajam. “Ada apa, kenapa Appa disini dan membuatku
kaget?” L.joe menyimpan tasnya dan berjalan menghindari tatapan maut itu.
“Aku tidak membuatmu kaget, kau sendiri yang kaget
melihatku”
“Baiklah, lupakan itu. Ada apa Appa kesini?”
“Apa yang kau lakukan?”
“Apa?”
“Apakah kau bekerja sama dengan perusahaan keramik
Byun?”
“Iya, aku membuat investasi kecil disana. Dan itu
berhasil sekarang”
“Apa kau ini bodoh? Perusahaan itu akan bangkrut,
dan kau juga tahu bagaimana manajemen perusahaannya. Presdirnya saka korupsi
dan sekarang dipenjara, lalu apa maksudmu melakukan ini?”
“Aku tidak bodoh, malah sebaliknya, mungkin. Itu
sudah lama, kenapa Appa baru menanyakan ini padaku?”
“Ya!” Appa memukul kepala L.joe dan membuatnya
meringis kesakitan.
“Appa? Memangnya kenapa, kerja sama itu berhasil
membantu perusahaan Byun untuk sedikit maju, dan itu juga memberi keuntungan
untuk perusahaan kita. Aku itu sudah memikirkannya dengan sangat baik, aku
tidak akan menghancurkan perusahaanmu ...”
“Aku benar-benar tidak mengerti jalan pikiranmu itu”
“Appa, biarkan aku yang mengurusnya. Ini hanya
sebuah investasi kecil, jadi tidak akan membuat masalah fatal. Aku bisa
berfikir, Appa!”
“Yah baiklah, terserah kau saja. Kalau begitu
berikan laporan untukku besok ..”
“Besok? Kenapa secepat itu, aku lelah, Appa ...”
“Aku tidak mau tahu”
“Jinjja! Pekerjaanku belum selesai dan bertambah
lagi ...” L.joe mengumpat pelan dan semakin menjauh dari Appa.
“Lalu bagaimana dengan istrimu? Kenapa masih belum
ada kabar kehamilannya, kau ini pria atau bukan?”
“Astaga ini lagi. Appa, Ahri akan hamil jika sudah
waktunya dia untuk hamil. Dan walaupun aku benar-benar seorang pria, tetap saja
itu bukan hal yang mudah”
“Apa kau mau coba pakai obat perangsang untuk__”
“Ya ya Appa! Aku bisa melakukannya tanpa obat
semacam itu, sudahlah jangan tambah pekerjaanku dengan hal ini. Aku sudah cukup
sibuk ...”
“Aish kau ini. Baiklah aku pergi sekarang, dan
laporanmu aku tunggu besok di rumahku”
“Tidak bisakah Appa saja yang kesini mengambilnya?”
“Ya! Kau ini Presdir macam apa, berani memerintah
seorang Komisaris sepertiku”
“Ne ne ne, algaseumnida!”
Akhirnya Komisaris Lee pergi meninggalkan L.joe yang
sedang pusing dan banyak pekerjaan itu. Kedatangannya memang tidak lepas dengan
masalah, selalu merepotkan.
--- --
Hari minggu pagi yang cerah.
“Annyeong Oppa ...” Ahri tersenyum menyapa L.joe
yang baru keluar dari kamarnya dengan rambut berantakan, mata sayu, dan hanya
memakai celana panjang.
“Kau mau pergi?” L.joe memperhatikan Ahri yang sudah
rapi dan siap dengan tasnya.
“Geurae, aku akan jalan-jalan dengan Baekhyun Oppa.
Dan itu, sarapanmu sudah siap ...” Ahri menunjuk meja makan yang sudah dipenuhi
beberapa piring makanan.
“Ahri-ya ...”
“Hem mwoya?” Ahri kembali berjalan menghampiri L.joe
dan berdiri dihadapannya.
“Bi-bisakah hari ini kka-kau ... tidak pergi?”
“Apa, aku tidak dengar. Oppa bicara terlalu pelan
...”
“Anio, haha ... Aku tidak bicara apa-apa, kau
pergilah jalan-jalan ... haha” L.joe sedikit tertawa dan memijat tengkuknya.
“Aish, kau bicara apa tadi? Apa mau aku bawakan
sesuatu?”
“Anio, aku tidak apa-apa. Sekarang pergilah ...”
“Geurae, aku pergi dulu. Dan hari ini Oppa harus
istirahat, jangan bekerja lagi. Oppa sudah terlalu keras bekerja, jadi
istirahatlah ...” Ahri mengusap pipi L.joe dan lalu pergi.
“Ahri-ya .... Kenapa aku ini, apa yang terjadi?”
L.joe mengacak rambutnya dan hanya menatap pintu yang sekarang sudah tertutup
kembali. Ahri sudah pergi.
--- --
Akhirnya, kuliah Ahri yang sudah hampir lima empat
tahun dia jalani selesai sudah. Hari ini adalah hari terakhir dia berdiri
dikampusnya sebagai seorang mahasiswa yang sekarang sudah lulus, dan menjadi
mantan mahasiswa. Hari yang bahagia untuknya.
“Hei ayo merapat semuanya, kita harus terlihat bagus
...” Ahri Eomma begitu sibuk mengatur mereka untuk di foto. Walaupun ini sudah
foto yang kesekian kalinya, tapi dia masih tetap saja menyibukan dirinya.
“L.joe Appa, Ahri Appa, dan aku sudah, jadi sekarang tinggal kalian berdua yang
berfoto. Ayo cepatlah ...”
“Eomma, sampai kapan kita akan berfoto?”
“Sebentar lagi, hanya tinggal beberapa foto lagi dan
selesai. Ayo cepat kalian ...”
L.joe dan Ahri berdiri bersama, mereka tersenyum.
Tapi Eomma masih saja mengatur posisinya. “Ya. Kalian ini bagaimana, ayo
merapat. L.joe-ya, kau peluk Ahri ..”
“Eomma, seperti ini saja ....”
“Asih palli!”
Demi agar ini cepat selesai, akhirnya dengan sedikit
canggung L.joe memeluk Ahri dari belakang. Mereka mencoba tersenyum. Eomma
kembali membidik kameranya.
“Eomma sudahlah ...”
“Geurae, ini juga sudah. Kami akan pulang, kalian
berdua bersenang-senanglah. Rayakan kelulusan ini berdua ...”
“Benar, kalian harus lebih banyak menghabiskan waktu
berdua. Bersenang-senanglah ...”
Komisaris Lee, Komisaris Song dan istri akhirnya
pergi meninggalkan mereka berdua. Dan mereka terbebas dari Eomma sekarang.
Menyenangkan.
“Ahri-ya, apa kau akan menghadiri pesta itu?”
“Tentu saja, ini adalah pesta kelulusan semuanya,
aku harus hadir. Oppa, apa kau mau datang bersamaku?”
“Aku? Bukankah kau sudah mengajak Hyung pergi
kesana?”
“Ani. Dia harus menyelesaikan pekerjaannya, dia
keluar kota”
“Hyung keluar kota, kenapa aku tidak tahu?”
“Oppa selalu lembur, jadi kau tidak tahu. Dan
sekarang, Baek Oppa juga jadi banyak lembur. Ditambah harus kunjungan kerja
keluar kota, itu menyebalkan ...”
Melihat Ahri marah dengan wajahnya yang imut, entah
kenapa membuat L.joe tersentuh dan menyukainya.
“Geurae, kalau begitu aku akan datang bersamamu.
Tapi tidak apa-apa?”
“Gwaenchanha. Lagi pula teman-temanku sudah tahu
kalau kau suamiku, jadi tidak apa-apa”
Suami. Kata yang diucapkan Ahri itu seperti menusuk
tubuh L.joe walau rasanya hanya seperti ditusuk jarum suntik, tapi itu masih
terasa. L.joe mungkin tidak pernah mendengar kalau Ahri mengakuinya sebagai
suami, dan itu ternyata menyenangkan.
“Ahri-ya ...”
“Kalau begitu sekarang ayo antar aku belanja, aku
juga harus bersiap untuk nanti malam. Oppa, ayo cepat ...” Ahri menarik tangan
L.joe.
“Geu-geurae, kita pergi ..”
Dan mereka berdua pergi.
Tapi ternyata tidak seperti yang dibayangkan oleh
L.joe, karena menemai Ahri bersiap itu sangat membisankan. L.joe menemani Ahri
belanja, dan itu sangat lama karena Ahri banyak memilah-milih sesuatu yang
sebenarnya dia tidak jadi beli. L.joe menemani Ahri ke salon, dan berjam-jam
yang membosankan disana membuat L.joe tidur menunggunya.
“Ya Ahri-ya! Kau tidak mengatakan akan selama dan
se-membosankan ini ...” L.joe meneguk jus miliknya dan tidak melepaskan
tatapannya pada Ahri.
“Apa tadi itu lama yah? Haha ... mian Oppa, aku
tidak tahu kalau kau tidak menyukainya”
“Apa kau fikir seorang pria akan menyukai hal
seperti ini hah?”
“Tapi Baek Oppa tidak pernah marah jika menemaniku,
mungkin kau saja yang tidak suka”
“Tapi aku tahu kalau sebenarnya Hyung itu juga tidak
menyukainya, hanya saja dia tidak mengatakannya padamu. Aku bisa membayangkan
jika aku menjadi Hyung dan bersamamu seperti ini setiap hari, astaga!”
“Hey .. memangnya kenapa?”
“Tidak. Sudahlah cepat habiskan minumanmu, ini sudah
hampir waktunya kau pergi ke acara itu. Aku ingin hari ini cepat berakhir di
ranjang empuk yang nyaman ....”
“Bukankah Oppa juga akan ikut, lalu kenapa kau
bilang hanya aku?”
“Yah itu maksudku, kita. Kau dan aku ...”
L.joe sepertinya sudah mulai menyerah dengan Ahri,
perjalanan hari ini sudah membuatnya lelah dan dipenuhi rasa bosan.
Tapi untungnya, malam datang dengan cepat, dan itu
berarti tinggal satu hal lagi yang harus L.joe lakukan sebelum dia berakhir
diranjang seperti keinginannya. Yaitu pesta perpisahan Ahri, dan selesai.
--- --
Dengan menggandeng tangan L.joe, Ahri berjalan
menyurusi karpet merah yang membentang disepanjang jalan sampai ke depan pintu
aula kampusnya, dan didalam sana sudah sangat ramai dengan orang-orang yang
menikmati pestanya.
“Disini ramai sekali ...” wajah L.joe menampakkan
kekecewaan, karena pesta dalam bayangannya hanya sebuah kumpulan para siswa dan
diiringi dengan musik klasik. Tapi yang ada dihadapannya adalah siswa-siswa
yang menari diiringi dengan musik pop.
“Bagaimana, Oppa menyukainya?”
“Aku tidak menyukainya, jadi kuharap ini akan cepat
selesai”
“Aish Oppa kau ini, sudahlah jangan marah. Nikmati
saja pestanya, ini menyenangkan ...” Ahri tiba-tiba melepaskan tangan L.joe dan
bergabung dengan yang lain dilantai dansa.
L.joe hanya duduk dikursi mini bar disana, dia tidak
bisa menikmati pesta yang terlalu ramai seperti ini. Membosankan. Ditambah
dengan kabar kalau acara resminya akan dimulai sekitar satu jam lagi karena
seseorang yang akan datang terlambat, itu semakin membuat L.joe bosan.
“Jinjja Hyung, kau beruntung tidak datang kesini
...” L.joe hanya bergumam dan meneguk kembali minuman sodanya.
“Eoh annyeonghaseyo. Apa kau suami Song Ahri?”
“Ne, annyeonghaseyo. Iya saya suaminya. Apa kalian
teman-temannya?” L.joe membalas senyuman tiga wanita yang datang
menghampirinya.
“Iya kami temannya. Kenapa duduk sendiri, dimana
Ahri?”
“Dia sedang menari dengan yang lain”
“Ahh Oppa, pertama aku melihatmu dihari pernikahan,
kau tidak setampan ini. Sungguh kau benar-benar tampan ...”
“Ya! Hyunji-ya apa yang kau lakukan?” seorang dari
mereka mencubit wanita yang mendekati L.joe. Wanita itu berlebihan, dan
memalukan.
“Maafkan dia. Teman kami itu memang sedikit aneh,
maaf ...”
“Hey aku aneh bagaimana maksudmu? Oppa ini memang
sangat tampan ..”
“Haha ... gamsahamnida. Tidak apa-apa, dia juga
cantik”
“Jeongmalyo?”
“Hajima Hyunji-ya, kita sedang mencari Ahri dan
bukan mengobrol dengannya”
“Eoh kalian mencari Ahri? Mungkin dia ada di dekat
panggung itu, tadi dia pergi kesana”
“Ne, gamsahamnida. Lalu Ahri memakai baju warna
apa?”
“Dia memakai dress pendek warna pink, kalian pasti akan
cepat menemukannya. Dia itu sedikit berbeda dari yang lain ...”
“Ne, Song Ahri memang seperti itu. Kami sudah
berteman sejak empat tahun lalu, jadi kami sangat mengenalnya. Baiklah kalau
begitu kami akan kesana, maaf sudah mengganggu”
“Anio, gwaenchanha”
“Annyeonghaseyo ...”
“Ne, annyeonghaseyo”
“Ah padahal aku masih ingin ngobrol dengannya,
kenapa kita harus pergi?”
“Aish sudah diamlah” dua orang itu menarik Hyunji
untuk menjauh dari L.joe dan mereka akhirnya pergi meninggalkan L.joe kembali
sendiri.
“Hei kau sendiri?”
Seorang pria membawa segelas orange juice berdiri
disamping L.joe dan mengambil sesuatu dari dalam saku jasnya. Dia sedikit
tersenyum.
“Yah, disini membosankan ... Apa kau juga berfikir
sama denganku?”
“Geurae, disini menyebalkan. Hei kau jangan katakan
pada siapapun ...”
“Apa?”
L.joe melihat pria itu menuangkan sesuatu dari botol
kecil pada orange juice yang dibawanya, dia sedikit mengaduknya dan tertawa.
Warna orange juice itu sedikit berubah, jadi lebih pucat.
“Ya! Apa yang kau masukkan itu?” L.joe langsung
mendekati pria itu dan berbisik padanya.
“Tenanglah Bung. Ini hanya sedikit obat perangsang
...”
“Mwo? Untuk apa kau melakukannya?”
“Sudah aku bilang, disini menyebalkan. Wanita yang
bersamaku malah terus bicara dengan teman-temannya, dan aku diacuhkan. Jadi
dengan ini aku akan membuat malam ini sedikit menyenangkan, kau mau?”
“Andwae. Aku tidak suka sesuatu seperti itu, kau
saja ..”
“Ini juga bukan untukku, ini untuk uri-yeojachingu.
Setelah dia meminumnya, aku akan membawanya ke sebuah tempat yang tenag untuk
permainan inti. Haha ... kau mengerti?”
“Apa kau yakin?”
“Hei Bung, hal biasa seperti ini sudah tidak
apa-apa. Sepertinya kau sedikit kaku, kau harus banyak minum. Biar aku berikan
sesuatu untukmu .... Emh pelayan, tolong satu orange juice” pria itu memesankan
L.joe minuman yang sama dengannya. “Ini untukmu, minumlah ...”
“Gomawo, nanti aku minum” L.joe masih diam
memperhatikan pria itu, dia masih tidka mengerti apa yang dilakukan pria itu.
“Oppa ...” tiba-tiba Ahri datang bersama
teman-temannya yang tadi. “Apa kau menyukai pestanya, kenapa hanya duduk
disini, ayo menarilah dengan yang lain ...”
“Tidak apa-apa, aku disini saja”
“Eoh kau ini Jinyoung pacar Ahreum kan?” Ahri
ternyata mengenal pria yang bersama L.joe.
“Geurae. Kau masih mengingatku?”
“Tentu saja, bukankah kita dulu sering nonton
bersama. Kalau saja kau tidak pindah, mungkin Ahreum tidak akan berubah waktu
itu ...”
“Ahreum baik-baik saja. Lalu apa dia pacarmu?” pria
yang bernama Jinyoung itu menunjuk L.joe yang ternyata masih didekati Hyunji.
“Em, begitulah. Kami sudah menikah ...”
“Wow. Itu bagus. Jadi dia suamimu, seleramu bagus.
Menurutku dia cukup tampan ...”
“Oppa! Ternyata kau disini, kemarilah ...” dan
Ahreum datang.
“Eoh dia sudah datang, kalau begitu aku pergi.
Selamat untuk kalian semua ..” Jinyoung pergi membawa salah satu orange juice
yang berdampingan itu begitu saja.
“Ya Hyunji-ya! Berhenti menggoda suamiku ..”
“Aku tidak menggodanya, kita hanya saling bertukar
pikiran. Benarkan Oppa?”
“Mwo? Haha ... geurae ...” L.joe hanya sedikit
tersenyum dan memijat tengkuknya. Dia tidak suka disini bersama wanita-wanita
yang menurutnya aneh itu.
“Ah menari membuatku haus, apa ini milikmu?” Ahri
langsung meneguk orange juice dihadapannya.
“Yah, pria tadi memberikannya untukku”
“Karena ini milikmu, jadi ayo habiskan ... Maaf aku
meminumnya haha” Ahri memberikan gelas yang tinggal berisi setengah orange
juice.
“Aish kau ini ...” karena Ahri memaksa, akhirnya
L.joe menghabiskan sisa orange juicenya.
Setelah itu, beberapa menit kemudian acara dimulai.
--- --
Jinyoung dan Ahreum sudah berada disebuah hotel yang
tidak jauh dari kampusnya, dan tidak ada apapun yang terjadi antara mereka.
Ahreum baik-baik saja dan Jinyoung juga.
“Chagiya, apa kau merasa pusing atau panas?”
“Panas? Apa maksudmu, aku tidak apa-apa. Memangnya
kenapa?”
“Tidak apa-apa, hanya saja kau terlihat sehat dan
... sangat sa-dar ..”
“Oppa, apa maksudmu? Tentu saja aku sadar ...”
“Apa kau tadi meminum orange juice yang kuberikan,
bagaimana rasanya?”
“Geurae, aku meminumnya. Dan rasanya tentu saja
seperti jeruk, kau ini kenapa sebenarnya?”
“Aissh, aku tidak mengerti. Ommo! Apa mungkin itu
tertukar dengan milik pria tadi ...”
“Apanya yang tertukar? Oppa, kurasa malam ini kau
aneh. Apa kau sakit?”
“Yah, itu pasti tertukar. Akh babo! Kenapa aku tidak
melihatnya lagi tadi ... aish babo!”
“Hei Oppa kau ini kenapa?” Ahreum hanya diam melihat
Jinyoung yang sekarang berguling-guling dan mengacak rambutnya diranjang. Dia
aneh.
--- --
Sementara itu, udara menjasi semakin panas untuk
L.joe dan Ahri. Mereka sudah duduk dibawah AC dan mengipas-ngipas, tapi ini
terus bertambah panas.
“Ya Ahri-ya, apa kau sakit perut?”
“Anio, aku hanya sedikit pusing dan mual. Oppa,
pidatonya hampir selesai, jadi kita pulang saja. Aku pusing sekali ...”
“Pulang? Tapi bukankah masih ada acara lain setelah
ini?”
“Sudah biarkan saja, aku tidak tahan disini panas
sekali. Ayo cepat kita pergi ...” Ahri beranjak dan menarik tangan L.joe pergi
dari aula itu. Mereka dengan cepat pergi kemobil dan melesat meninggalkan
kampus.
L.joe menyetir dengan cepat dan sedikit tidak
berarutan, sekarang dia sudah melepaskan jasnya dan hanya memakai kemeja dengan
semua kancingnya yang terbuka. Begitu juga dengan Ahri yang sudah tidak tahan
dengan panasnya. Dan itu semua karena orange juice yang tertukar tadi.
Disaat seperti ini, hujan lebat datang tiba-tiba.
Walaupun tadi siang hari cerah dan panas, tapi entah kenapa hujan datang begitu
saja mengguyur seluruh kota dan membasahi semuanya.
“Oppa ... akuh- mual .. perutku mual ..”
“Mwo? Hey kau jangan muntah disini Ya Ahri-ya!”
L.joe langsung menghentikan mobilnya, dan menarik Ahri keluar untuk
mengeluarkan sesuatu yang dia tahan. Walaupun hujan, L.joe tetap menarik Ahri
keluar.
“Hujan ... ini hujan Oppa haha ...”
“Ayo cepat muntahlah, jangan dimobilku”
“Aku tidak ingin muntah Oppa, aku hanya mual. Eoh
... Oppa, kau ... kau tampan sekali” Ahri menatap L.joe dengan kemeja
terbukanya yang basah kuyup, dengan seperti itu Ahri bisa melihat tonjolan abs
L.joe yang sedikit terkena cahaya lampu mobil.
“Apa? Aku pusing sekali ... tubuhku rasanya panas”
“Oppa cepat kita pulang, rumah kita tinggal sedikit
lagi didepan ...”
“Baiklah, ayo masuk dan kau jangan muntah”
Akhirnya dengan basah kuyup, mereka berdua kembali
masuk kedalam mobil dan melanjutkan perjalanan menuju rumah. Perlahan kesadaran
mereka mulai berkurang sedikit demi sedikit, dan itu membuat mereka ... ah
entahlah. Karena obat yang sudah dicampurkan Jinyoung pada orange juice yang
akhirnya diminum L.joe dan Ahri, itu perlahan membangkitkan sesuatu dari
mereka. menaikkan suhu tubuh dan merangsang. (ah jinjja, apa ini).
Mereka sudah sampai. L.joe dan Ahri turun dari
mobilnya, berjalan menuju pintu.
“Ahri-ya ....”
“Ne?”
“Bajumu ... bajumu sexy ...” L.joe masih sempat
memperhatikan dress selutut Ahri yang sekarang sudah sedikit turun dan bagian
bawahnya terlipat, membuat belahan dada dan setengah dada Ahri terlihat jelas,
ditambah kedua paha Ahri yang tidak lagi tertutup dress basahnya.
“Eoh Oppa, aku pusing ... aku ingin tidur ...” Ahri
malah bersandar dikepala mobilnya dan membiarkan bajunya seperti itu.
L.joe yang sudah membuka pintu rumah, kembali
berjalan menghampiri Ahri. Dia tersenyum melihat Ahri seperti itu. “Kau cantik
Ahri-ya ...”
Ahri tersenyum melihat L.joe yang berdiri
dihadapannya dan mengulurkan tangannya, tanpa sadar, Ahri juga mengulurkan
tangannya dan menarik L.joe mendekat.
Perlahan L.joe semakin mendekat dan merapatkan jarak
mereka, dia membelai rambut panjang Ahri yang sudah basah itu. Mereka
bertatapan dan ... Chu- mereka berciuman.
Ini adalah ciuman pertama mereka sejak saling
mengenal dan menikah, mereka berdua baru saja berada sedekat ini satu sama
lain. Kesadaran yang sudah menurun, suhu tubuh yang memanas, dan sebuah rasa
aneh yang timbul membuat mereka merubah tempelan bibir itu menjadi
lumatan-lumatan kecil yang lembut. Saling menghisap bibir dan beradu lidah
membuat mereka semakin memperdalam ciuman yang sudah menjadi hotkiss sekarang.
Karena dirasa itu belum cukup, tanpa melepas pagutan
bibirnya L.joe mengangkat Ahri kepangkuannya. Berjalan masuk kedalam rumah dan
menendang pintu untuk menutupnya. L.joe terus berjalan dan membawa Ahri
kekamar, entah kamar Ahri atau kamarnya. Perlahan L.joe menurunkan Ahri dan dia
melepas kemeja basahnya, ciuman mereka terus berlanjut sampai sekarang mereka
sudah berbaring diranjang.
L.joe menindih Ahri dan terus menciuminya, tidak
hanya bibir tapi juga merambat keleher dan dada bagian atas. Mereka terus naik
ke level yang lebih tinggi. Awalnya kemeja L.joe yang terlepas, sekarang
celananya juga, disusul dress Ahri, lalu celana dalam, bra, celana dalam lagi,
dan akhirnya mereka menyatu dalam sebuah gerakan lembut yang di-iringi nyanyian
halus Ahri yang memenuhi setiap sudut kamar dan menghiasi malam hujan yang
penuh bintang ini.
--- --
Sementara itu disisi lain, Baekhyun menyetir
mobilnya sangat cepat. Ini sudah larut malam, dan dia sangat lelah. Baekhyun
ingin cepat sampai ke hotel dan berbaring diranjang yang empuk, memejamkan
kedua mata lelahnya.
Hujan masih mengguyur, ditambah sedikit kabut yang
tetap mengganggu penglihatan walaupun itu hanya kabut tipis. Dengan bantuan
sinar lampu mobilnya dan beberapa lampu jalan, Baekhyun terus menyetir
mobilnya.
Sebuah mobil juga melaju didepan, menemani Baekhyun
dijalanan yang sepi dan sedikit gelap ini. Kedua mobil itu melaju sangat cepat.
Tapi tiba-tiba mobil didepan berhenti dan membuat
Baekhyun hampir saja menabraknya kalau dia tidak segera menginjak rem. Mereka
berdua tidak apa-apa. Mobil didepan dan Baekhyun kembali melaju. Sampai entah
kenapa mobil didepan itu tiba-tiba memutar arah begitu saja dan membuat
Baekhyun tidak sempat menginjak rem karena jarak mereka sangat dekat, dan braakkk
... Sebuah truk yang melaju cepat dari arah yang berlawanan menabrak kedua
mobil itu.
--- --
Jejak-jeka sisa hujan semalam masih bisa terlihat,
suhu dingin juga masih menyelimuti kota pagi itu. Hanya sedikit sinar matahari,
karena tampaknya sang mentari lebih memilih bersembunyi dibalik awan hari ini.
Semilir angin yang terus membelai kulit memberikan
sensasi dingin yang berbeda, membuat sang pemilik kulit yang masih terekpos itu
menarik selimut dan merapatkan tubuhnya mencari kehangatan.
Ahri sedikit membuka matanya, berbalik dan semakin
menarik selimutnya. Beberapa kali dia berkedip melihat seorang pria tidur di
hadapannya. Dan setelah beberapa detik kemudian, saat kesadaran Ahri sudah
penuh, dia baru menyadari kalau mereka tidur bersama dan tanpa sehelai
pakaianpun yang melekat ditubuh masing-masing.
“Aaaaaaaakhhhh!!”
Ahri langsung bangun dan menarik selimut menutupi
badannya. Dia membulatkan kedua matanya mencoba lebih memastikan apakah ini
hanya mimpi atau benar-benar nyata, dia tidak ingat kenapa mereka seperti ini.
“mmh mwoya ...” L.joe mengusap-usap matanya sampai
akhirnya dia bangun dan tidak kalah kagetnya dengan Ahri melihat keadaan mereka
seperti ini.
“Op-ppa ... apa yang terjadi?”
“Ahri-ya ... a-ak-aku .. tidak tahu apa yang ... apa
yang terjadi?”
“..... Oppa ...” perlahan Ahri melangkah mundur
menjauh dari L.joe, membuat sedikit demi sedikit bagian bawah L.joe yang masih
tertutup selimut akhirnya terbuka.
“Ahri-ya ..”
Ahri tidak bisa menahan air mata yang tiba-tiba saja
keluar dari matanya, entah kenapa semua ini membuatnya ingin menangis dan
pusing. Ahri terus berjalan mundur sampai dia menabrak meja kecil sampingnya
dan menjatuhkan ponsel yang sebenarnya dari tadi bergetar karena telfon masuk.
“ ... Baekhyun ...” ucap Ahri pelan saat melihat
nama Baekhyun dilayar ponselnya. Itu sudah panggilan masuk yang ke-10 kalinya.
Ahri dengan sedikit ragu mengangkatnya. “Yeo-boseyo? .............”
Ahri menjatuhkan ponselnya dan dia langsung erlari
ke kamar mandi tanpa mengatakan apapun, membuat L.joe semakin tidak mengerti
apa sebenarnya yang sudah terjadi pagi ini. Akhirnya L.joe mengambil pakaian
yang berserakan dilantai untuk menutup bagian bawahnya dan berjalan mendekati
pintu kamar mandi, tapi pintu itu terbuka dan Ahri yang sudah berpakaian
berlari cepat keluar.
“Ahri-ya ... tunggu Ahri ...” L.joe berusaha
mengejar Ahri tapi sayangnya dia sudah lebih dulu pergi memakai mobil L.joe
yang terparkir diluar. “Kenapa aku bodoh sekali! Bagaimana ini bisa terjadi,
kenapa aku melakukan ini? Astaga. Ahri pasti sangat marah padaku ...” L.joe
berteriak dan memukuli dirinya sendiri, dia sedikit menangis karena tidak ada
yang bisa dia ingat untuk kejadian semalam yang sudah membuat mereka seperti
ini.
--- --
“Nona, apa kau keluarga dari Byun Baekhyun?” seorang
perawat langsung menghampiri Ahri yang terengah-engah sampai di UGD.
“Bukan, aku hanya temannya. Suster, bagaimana
keadaannya sekarang? Apa yang terjadi?”
“Karena kecelakaan yang terjadi padanya semalam,
kondisinya sekarang masih kritis. Kami harus segera melakukan operasi, tapi
dari semalam tidak ada yang bisa kami hubungi selain nomor mu. Apa kau bisa
memberitahu keluarganya?”
“Keluarganya? ... nne, aku akan menelfon kakeknya
...” Ahri mencari ponsel disemua saku bajunya, Ahri masih tidak sadar kalau dia
tidak membawa ponselnya. “Maaf ... sepertinya ponselku hilang”
“Kalau begitu kau bisa pakai telfon rumah sakit,
silahkan ikut aku”
Akhirnya Ahri mengikuti perawat itu ke meja
resepsionis. Ahri sebenarnya tidak bisa menghubungi keluarga Baekhyun, karena
itu akan membuat mereka tahu kalau Baekhyun dan Ahri masih bersama. Dan juga
disamping itu, Ahri tidak tahu siapa keluarga Baekhyun yang bisaa hubungi
selain Kakeknya. Tapi akhirnya Ahri memberanikan diri menelfon Harabeoji demi
keselamatan Baekhyun.
“Sebentar lagi Kakeknya akan datang ...”
“Baik, terima kasih. Dan ini ..” perawat itu
memberikan ponsel milik Baekhyun pada Ahri. “Aku yang tadi menelfonmu, dan ini
hanya satu-satunya milik pasien yang tidak rusak. Mobil dan semua
barang-barangnya sudah hancur, dan sekarang ada dikantor polisi untuk
penyelidikan”
“Ne, gamsahamnida”
“Kalau begitu aku harus kembali melihat pasien ..”
perawat itu pergi.
Sementara Ahri tidak bisa berhenti untuk menangis.
Kenapa ini terjadi dan Baekhyun harus kecelakaan. Ahri hanya menangis memeluk
ponsel Baekhyun yang sebenarnya sudah sedikit rusak itu.
Tidak lama, terdengar sedikit keributan didalam.
Beberapa perawat dan dokter berlari masuk, sepertinya sudah terjadi sesuatu
didalam.
Ahri juga ikut berlari dan melihat dari pintu UGD
yang buram dan tidak memperlihatkan apa yang mereka lakukan didalam, itu
membuat Ahri sangat mengkhawatirkan Baekhyun.
Beberapa lama kemudian, seorang dokter keluar.
“Apa kau keluarga pasien Byun Baekhyun?”
“Anio, keluarganya akan segera datang. Aku temannya.
Apa yang terjadi padanya dokter?”
“Sebenarnya, pasien baru saja kehilangan
kesadarannya dan sekarang dia koma”
“Koma?”
“Saat kecelakaan, sepertinya pasien mengalami
benturan yang sangat keras dibagian kepalanya. Benturan itu mengakibatkan
pendarahan hebat diotaknya, dan tentu saja itu akan mengganggu beberapa
syarafnya ..”
“Lalu apa dia bisa sembuh?”
“Kami tidak tahu, pasien koma dan tidak bisa di
prediksi kapan dia akan sadar. Mungkin bila tindakan operasi bisa dilakukan
dengan cepat, pasien tidak akan koma. Tapi, ini sudah terjadi. Sekarang kita
hanya bisa berharap pasien segera siuman, agar kami bisa segera melakukan
operasi”
“Apa yang Dokter katakan? Dia pasti akan bangun,
bagaimana bisa dia koma Dokter?”
“Kami mohon maaf, kami sudah berusaha semampu kami.
Tapi seorang manusia memiliki batas kemampuan tubuhnya untuk menahan rasa
sakit, dan pasien sudah tidak bisa mengendalikan tubuhnya menahan sakit. Jadi
kondisi seperti itu sangat kecil untuk bertahan, dan pasien akhirnya koma.
Sebaiknya kita berdoa untuk kesembuhannya ...” Dokter itu pergi meninggalkan
Ahri yang sudah terduduk dilantai dan menangis.
“Bbaekhhyun Oppa ... bangunlah, kau harus bangun ..”
--- --
Ah tunggu. Apa tadi Ahri bilang kalau dia hanya
teman Baekhyun? Bahkan Ahri mengatakannya dua kali. “Aku hanya temannya”
Apa maksudnya itu, apa itu berarti hubungan mereka
selama ini hanya pertemanan biasa dan tidak lebih seperti yang dibayangkan.
Benarkah itu? Apa itu berarti kalau sebenarnya Ahri mengakui kalai dia bukanlah
pacar Baekhyun, tapi dia adalah istri L.joe?
(Aish Author tidak tahu harus bagaimana karena
cerita ini melenceng jauh sekali dari rencana awal. Alurnya kacau dan malah
jadi seperti ini. Author pusying)
--- --
L.joe tidak bisa terus menunggu, Ahri tidak akan
datang jika dia hanya menunggunya kembali. Karena mobilnya pergi bersama Ahri,
akhirnya L.joe pergi dengan motor yang sudah lama hanya dia pajang di garasi
rumahnya. Dia harus mencari Ahri dan minta maaf atas apa yang sudah terjadi.
Tapi kemana dia harus mencari Ahri, bahkan ponsel
Ahri-pun ada padanya sekarang. Dengan keadaan seperti itu tidak mungkin Ahri
akan pergi kerumahnya, jadi hanya ada satu orang yang menjadi tujuan L.joe
untuk mencari Ahri, Byun Baekhyun.
L.joe tidak ingat kalau Ahri memberi tahunya tentang
Baekhyun yang pergi keluar kota. L.joe pergi kerumah Baekhyun tapi hanya ada
pelayan. Dia pergi kekantor Baekhyun, dan hanya diberi tahu kota yang dituju
Baekhyun. Akhirnya dengan sedikit informasi itu, L.joe pergi dengan motornya
menyusul Baekhyun.
Perusahaan tidak akan dengan mudah memberi tahukan
informasi kemana presdir mereka pergi pada orang lain, walaupun itu mitra
kerjanya.
--- --
Sekarang Baekhyun sudah keluar dari UGD, dan dia
hanya terbaring di ruang perawatan. Perawat ataupun Dokter tidak tahu kapan
Baekhyun akan sadar dari komanya, jadi tidak ada yang bisa mereka lakukan
selain tetap membiarkannya seperti itu.
Sementara itu didepan pintu ruangan Baekhyun, Ahri
sedang menangis memohon Harabeoji untuk tetap membiarkannya menemai Baekhyun.
“Tapi bukankah hubungan kalian sudah berakhir, lalu
kenapa kau masih mengunggunya. Anak itu koma, tidak tahu kapan dia akan sadar
..”
“Keundae Harabeoji, aku ingin menemaninya. Aku ingin
ada disampingnya saat Oppa membuka mata ..”
“Ya Ahri! Dari dulu kau tidak pernah berubah. Baiklah
terserah padamu jika kau tetap ingin menunggunya sadar, tapi aku tidak akan
ikut campur jika keluargamu melakukan sesuatu”
“Ne, baik Harabeoji. Aku yakin tidak akan terjadi
sesuatu pada keluargaku. Gamsahamnida”
“Anak itu ..” Komisaris Byun akhirnya pergi
meninggalkan Ahri dan Baekhyun, karena sepertinya dia tidak terlalu memikirkan
keadaan Baekhyun. Yang dia pikirkan hanya perusahaan dan bagaimana membuat
perusahaannya kembali seperti dulu.
Ahri membuka pintu dan perlahan menghampiri
Baekhyun. Dia mengusap pipinya dan menggenggam tangannya, Ahri menangis. Dia
tidak menyangka akan seperti ini.
“Oppa, apa yang terjadi. Kenapa kau seperti ini ...”
Ahri memeluk Baekhyun. Ahri terdiam sebentar, dia baru ingat kalau dia kesini
memakai mobil L.joe. “L.joe Oppa?” dan Ahri juga baru ingat kalau tadi pagi,
dia pergi begitu saja meninggalkan L.joe setelah apa yang terjadi. Dan ah ..
entah kenapa, mengingat itu, kembali membuat Ahri menangis. “Oppa mianhae.
Mulai sekarang aku akan selalu ada disampingmu, aku akan menunggumu untuk
membuka mata dan sembuh. Saranghae Oppa ...”
--- --
Sudah sejauh ini, tapi L.joe masih tidak berhasil
menemukan Ahri. Perasaannya yang berfikir kalau Ahri tidak mau lagi melihatnya
karena kejadian mereka tidur bersama, semakin membuat langkah L.joe berat untuk
mencari Ahri.
Walaupun dia selalu dipaksa untuk menjadi seorang
Presdir yang kuat oleh Ayahnya, tapi nyatanya dia bukan pria yang kuat jika
menyangkut masalah dengan seorang wanita. L.joe tidak punya cukup keberanian
untuk berdiri dihadapan Ahri dan minta maaf padanya. L.joe terus berfikir kalau
Ahri lebih baik tidak bertemu dengannya lagi dan bersama Baekhyun, L.joe hanya
ingin Ahri bahagia. Karena tinggal dua bulan dengannya, sudah membuat L.joe
tidak lagi menganggap Ahri hanya sekedar teman. L.joe menyayangi Ahri.
Sampai akhirnya tidak terasa kalau ini sudah berlalu
hampir dua minggu. Dan selama itu juga, L.joe tidak bisa berhenti memikirkan
Ahri. Perasaannya yang merasa bersalah, rasa rindunya melihat senyum Ahri, rasa
baru yang aneh yang akhirnya muncul meracuni L.joe.
Dua minggu ini dia hidup seperti orang mati, dia
duduk untuk meeting tapi pikiran dan hatitnya melayang mencari Ahri. L.joe
terus berbohong dia dan Ahri sedang sibuk jadi tidak bisa menginap dirumah
orang tuanya.
Perasaan-perasaan itu membuat L.joe tidak tahu harus
bagaimana dan melakukan apa. Haruskah dia terus mencari Ahri dan meminta maaf
padanya, atau dia hanya perlu seperti ini dan membiarkan Ahri bersama Baekhyun.
Itu semua karena L.joe tidak tahu apa yang sudah terjadi pada Baekhyun.
“Ya Tuhan, apa yang harus kulakukan? Aku tidak tahan
dengan semua ini ...” L.joe mengambil jasnya lalu pergi meninggalkan kantor
dengan motornya.
--- --
Baekhyun yang sekarang masih tidak membuka matanya,
meski Ahri terus berada disampingnya menunggu untuk Baekhyun membuka matanya.
Tapi itu rasanya tidak mungkin, bahkan Dokter mengatakan jika Baekhyun akhirnya
sadar, kemungkinan besar sebagian tubuhnya akan lumpuh dan bisa saja sesuatu
yang lebih buruk terjadi padanya.
Selama dua minggu ini, disini, Ahri juga memikirkan
L.joe. Dia banyak berfikir tentang apa yang sudah terjadi pada mereka. Ahri
memikirkan hubungannya dengan Baekhyun dan statusnya pernikahannya dengan
L.joe.
Kenyataan kalau Ahri dan L.joe sudah tidur bersama
membuat Ahti akhirnya menyadari satu hal. Yaitu bahwa, Ahri baru menyadari
kalau dia itu adalah istri sah L.joe, bukan lagi pacar Byun Baekhyun walau
apapun yang terjadi. Ahri menyadari kalau selama ini dia mengacuhkan suaminya,
L.joe.
“Aku istrinya. Jika kami tidur bersama, itu bukan
sebuah kesalahan ...” tapi Ahri masih tidak mengerti dengan perasaannya. Dia
masih sangat mencintai Baekhyun dan tidak ingin benar-benar menyadari status
pernikahannya, walaupun bagaimana dia berfikir, kenyataan tentang pernikahannya
tidak bisa berubah.
Ahri kembali menangis ditangan Baekhyun. “Oppa, apa
yang harus aku lakukan ... Aku tidak ingin seperti ini, aku sangat mencintaimu.
Bangunlah Oppa ...”
Tanpa sadar, dibalik pintu, sebuah tubuh yang
sedikit bergetar perlahan menutup kembali pintu yang terbuka kecil dan berjalan
mundur sampai akhirnya dia terduduk dikursi yang menghentikan langkahnya. Itu
adalah L.joe.
Sekarang, L.joe masih terdiam tidak bisa melakukan
apapun. Padahal tadi saat dia tahu kalau Baekhyun ternyata koma karena
kecelakaan, kakinya begitu cepat berlari untuk melihat keadaan Hyung yang
menjadi temannya itu. Tapi melihat Ahri bersamanya, mendengar tangisan Ahri
yang mengucapkan kalau dia sangat mencintai Baekhyun, L.joe merasa kalau
kekuatannya hilang. Begitu juga semua kata-kata yang ingin dia katakan pada
Ahri, hilang entah kemana, seperti terbang terbawa angin.
L.joe berdir dan melangkah pergi menjauh dari pintu
itu, dia tidak bisa menemui mereka berdua sekarang, dia masih harus
mengembalikan seluruh kekuatannya.
Tapi karena semua ini, akhirnya L.joe mengerti kalau
perasaan anehy yang muncul dan meracuni pikirannya itu sebenarnya dalah rasa
cinta. L.joe mencintai Ahri.
“Oppa ...”
Kedua kaki L.joe tertahan saat telinganya mendengar
suara lembut itu, suara Ahri yang memanggilnya. L.joe langsung berbalik dan
melihat Ahri berdiri tidak jauh dari hadapannya. Mereka berdua bertatapan.
“Ahri-ya ...”
“Oppa, apa yang kau lakukan disini?” Ahri perlahan
berjalan menghampiri L.joe yang masih tetap berdiri disana.
“Ahri-ya ... aku .. aku-minta maaf Ahri-ya. Aku
tidak tahu apa yang harus aku katakan padamu selain maaf, aku sudah membuat
kesalahan padamu. Sungguh maafkan aku ...”
“Op-ppa ..” Ahri tidak tahu harus berkata apa, baru
kali ini dia melihat L.joe menangis seperti ini. Ahri merasa kalau dia, ... dia
sudah membuat L.joe menderita. Dan bersamaan dengan itu, sebuah perasaan aneh
tiba-tiba menyelimuti hati Ahri.
“Aku ini pengecut, seharusnya aku mencarimu dari
dulu. Tap-tapi setelah kejadian itu aku hanya sembunyi darimu, aku tidak bisa
mengatakan maaf padamu. Aku terlalu bodoh. Ahri-ya, jebal mianhaeyo ...”
Hujan kembali turun, seolah ingin menemani tetesan
air mata yang keluar dari mata L.joe. Hujan itu berubah dengan cepat, awalnya
kecil dan sekarang menjadi hujan lebat.
Dan disini, di koridor rumah sakit ini, L.joe dan
Ahri masih terdiam dan hanya saling menatap. Sampai angin berhembus.
Tanpa sadar, Ahri melangkahkan kakinya memeluk
L.joe. Memeluknya erat. Membuat L.joe semakin berfikir kalau dirinya
benar-benar bodoh dihadapan Ahri.
“Oppa, mianhae. Aku tidak tahu kenapa itu terjadi,
dan aku juga tidak mengerti kenapa aku menangis karenanya. Aku hanya ingin
minta maaf padamu karena sudah membuatmu menderita selama ini, maafkan aku Oppa
...”
“Ahri-ya ...”
“Aku mohon, mulai sekarang kita lupakan apa yang
sudah terjadi. Aku ingin kau menjadi temanku seperti dulu, aku merindukanmu
Oppa. Aku tidak tahu siapa lagi yang bisa mengerti selain dirimu, sekarang
semuanya memburuk”
“Ahri-ya mianhae. Mulai sekarang aku akan menjadi
temanmu lagi, kita akan melupakannya dan kembali sepert dulu” L.joe melepaskan
pelukan Ahri dan tersenyum menatapnya.
“Gomawo Oppa”
“Ani, aku yang harus berterima kasih padamu karena
sudah memaafkanku. Gomawo ..”
Ahri dan L.joe tersenyum.
“Oppa, apa kau sudah tahu tentang Baek Oppa?”
“Geurae, aku tadinya ingin melihat keadaan Hyung”
“Kalau begitu ikutlah denganku, Baek Oppa pasti
senang bertemu denganmu ...” Ahri menarik L.joe untuk masuk dan bertemu dengan
Baekhyun yang sebenarnya masih terbaring dan menutup matanya.
--- --
Tapi kejadian demi kejadian berlalu begitu saja
tanpa bisa dimengerti apa penyebab dan alasannya, semuanya mengalir seperti air
dan ringan seperti angin yang selalu berhembus menerbangkan daun-daun kering.
Hari demi hari juga berlalu, menambah catatan waktu
kalau Baekhyun sudah hampir satu bulan diam dalam mimpinya.
Selama itu, L.joe dan Ahri tidak pernah pergi untuk
menemaninya dan menunggunya untuk membuka mata. Walau keduanya juga tahu kalau
kemungkinan Baekhyun sembuh hanya kurang dari 15%, tapi itu tidak membuat
mereka berhenti berharap dan berdoa. Khususnya Ahri.
--- --
“Oppa, kau lelah?” Ahri menatap L.joe yang sedang
menggunting kuku Baekhyun, dan L.joe terlihat sangat lelah.
“Ah anio. Aku hanya sedikit mengantuk”
“Tidurlah Oppa, biar aku yang melakukannya”
“Tidak usah, aku saja. Aku ini tidak lelah”
“Kau lelah Oppa, setiap hari kau bolak-balik dari
kantor kesini, itu jauh Oppa. Sudah biar aku saja yang melakukannya, kau tidurlah
...”
“Geurae, aku kalah” L.joe memberikan gunting kukunya
pada Ahri dan akhirnya duduk di sofa. Dia hanya diam melihat Ahri yang begitu
telaten merawat Baekhyun.
Sebenarnya L.joe lelah, mungkin dia sangat
kelelahan. Setiap hari pulang pergi dari rumah sakit ke kantor dengan jarak
yang cukup jauh. Itu karena L.joe ingin menemani Baekhyun, walaupun sebenarnya
dia hanya ingin bersama Ahri saja.
Baekhyun masih di rumah sakit dikota itu, tidak ada
rencana memindahkannya ke rumah sakit yang lebih dekat. Itu karena Komisaris
Byun yang ingin Baekhyun tetap disana, dia tidak ingin banyak orang lain tahu
tentang kabar Presdirnya itu. Jadi apa boleh buat.
“Jangan melihatku seperti itu, cepat tidurlah!”
“Aku tidak bisa tidur, Ahri-ya ..”
“Emh karena Baek Oppa sudah bersih, jadi mungkin
kita bisa pergi keluar besok. Apa hari sabtu besok kau libur Sajangniem?”
“Yah besok aku libur. Baiklah, kita keluar sebentar”
“Akhir-akhir ini aku juga sering pusing dan rasanya
tubuhku membengkak, atau mungkin sendi-sendi ditubuhku lepas dari tempatnya.
Membuatku ngilu ..”
“Sendi lepas? Mana ada sendi lepas begitu saja dari
tubuhmu, kau ini aneh”
“Aku serius Oppa, aku sepertinya punya penyakit aneh
..”
“Mungkin kau hanya kelelahan. Kau terus menjaga
Hyung, dan tidak menjaga tubuhmu sendiri. Jangan terlalu memaksakan diri ...”
“Ne, algaseumnida Sajangniem” Ahri tersenyum melihat
L.joe yang sekarang sudah berbaring di sofa dan menutup matanya.
Malam itu berakhir dengan cepat, mendatangkan pagi
dengan sinar matahari yang cerah dan membuat semuanya indah.
“Oppa, ayo bangun. Aku lapar ...” Ahri menepuk-nepuk
pundak L.joe yang masih tidak mau membuka matanya. “Ayolah Oppa, carikan aku
sesuatu yang enak. Aku ingin makan bubur, jadi cepat bangunlah ...”
“Mmh geurae ..” L.joe hanya bergumam dan tetap tidak
membuka matanya.
“Oppa, aku sudah kelaparan. Rasanya aku mual. Cepa
bangun sebelum aku mati kelaparan ..” Ahri memegangi perutnya yang sesekali
berbunyi keras meminta makanan.
Bugh ...
Ahri jatuh terduduk dilantai begitu saja. Kedua kakinya tiba-tiba lemas dan
tidak kuat menahan berat tubuhnya, tapi Ahri tidak apa-apa.
“Ahri-ya ...” L.joe dengan cepat membuka matanya dan
bangun.
“Ya! Sudah aku bilang aku ini kelaparan ...” Ahri
masih bisa tersenyum dan memegangi perutnya.
“Aish kau mengagetkanku, kukira kau kenapa. Baiklah,
ayo kita pergi. Aku tidak mau Hyung melihatmu mati kelaparan disini” L.joe
mengulurkan tangannya membantu Ahri berdiri.
“Gomawo Oppa ...” Ahri senyum bahagia karena akhirnya
dia bisa mencari makanan untuk perutnya yang sudah mengamuk dari tadi. Ahri
menggandeng tangan L.joe dan mereka pergi.
Pagi yang cerah ini mereka pergi bersama. Mereka
makan, jalan-jalan, bermain, sedikit berbelanja, ke pemandian umum, makan lagi,
dan berakhir di taman rumah sakit.
Ahri masih memakan ice cream yang dipegangnya,
sementara L.joe sibuk bicara dengan Ayahnya ditelfon dan meyakinkan kalau
pekerjaannya tidak berantakan.
“Aish jeongmal. Appa menyebalkan sekali ....”
“Appa memarahimu?”
“Geurae. Kalau saja dia bukan orang tuaku, pasti
sudah aku ....” L.joe memotong perkataannya. Dia sadar kalau seberapa
menyebalkannya seorang Ayah, masih tetap akan menjadi Ayah dari anaknya.
“Apa?”
“Tidak. Lupakan saja ...”
“Oppa ..”
“Apa?” L.joe memasukkan ponselnya kedalam saku jaket
dan berbalik melihat Ahri yang cemberut menatapnya. “Kenapa?”
“Ice creamku habis ..”
“Ya! Sejak pagi tadi kau tidak berhenti makan, apa
perutmu itu tidak penuh? Sebenarnya kau ini wanita atau beruang?”
“Hey jangan begitu, aku juga tidak tahu kenapa aku
selalu merasa lapar. Ah .. sekarang aku mual, rasanya perutku berat sekali”
“Itu karena pertumu sudah tidak bisa lagi menampung
makanan yang kau makan, sudahlah jangan makan lagi. Nanti kau muntah jika terus
mengunyah ...”
“Baiklah, aku tidak akan makan lagi ...” Ahri
mengayunkan ayunan yang didudukinya, berayun menatap bintang-bintang kecil
dilangit sana. “Oppa, bintangnya ...”
“Kenapa dengan bintangnya?” L.joe juga ikut berayun
dengan ayunan nya, menatap bintang.
“Ah ini aneh ... ouh tidak ..” Ahri berhenti berayun
dan memegang perutnya.
“Ada apa?”
“Tidak apa-apa” Ahri kembali berayun dan mengangkat
kepalanya melihat bintang. “Bintangnya ... oh uwo uhok ...” Tiba-tiba saja Ahri
muntah dan terjatuh dari ayunan.
“Ya! Sudah kubilang berhenti mengunyah, sekarang kau
muntah ... aissh” L.joe langsung memberikan tissue dan membantu Ahri berdiri.
“Oppa, akuhh .. aku mual .. dan pusing ..” Ahri
menarik L.joe dan bersandar dalam pelukannya. Rasanya ini sangat pusing dan
mual.
“Ya Ahri-ya, gwaenchanha? Ayo cepat kita masuk
kedalam dan minta obat pada perawat, kau bisa berjalan?”
“Aku bisa ..”
L.joe memapah Ahri yang terlihat tidak baik, mereka
berjalan beberapa langkah sebelum akhirnya Ahri terjatuh dan tidak sadarkan
diri. Dengan cepat L.joe langsung menggendong dan membawanya masuk ke rumah
sakit.
“Ini menyebalkan. Kau tahu Song Ahri? Sudah kubilang
berhenti makan ...” L.joe masih sempat mengumpat saat berjalan masuk.
--- --
“Tadi dia telat makan, dan setelah itu dia tidak
berhenti makan. Apa sekarang dia baik-baik saja, Dokter?”
“Dia hanya kelelahan, dan terlalu banyak makan”
“Ahri-ya, kau dengar? Aku bilang jangan terus makan,
sekarang kau mengertikan?”
Dokter hanya tersenyum melihat L.joe memarahi Ahri
yang baru siuman, Ahri hanya diam mendengar perkataan L.joe dari telinga kanan
dan mengeluarkannya dari telinga kiri.
“Tapi kita lihat saja hasil pemeriksaannya” Dokter
langsung membuka catatan yang baru saja diberikan perawat yang datang.
“Emh permisi Dokter, ada sedikit gangguan ..” L.joe
menunjukan ponselnya yang berdering dan berjalan keluar meninggalkan mereka.
“Baiklah, kalau begitu aku akan menjelaskannya
padamu. Sepertinya ada sesuatu dalam perutmu, kapan terakhir kau menstruasi?”
Menstruasi? Ahri baru ingat kalau ini sudah bulan baru,
dan terakhir dia menstruasi itu mungkin hampir sekitar dua bulan yang lalu. Apa
ini artinya ...
“Nona, selamat. Kau hamil. Sekarang usia kandunganmu
sekitar empat minggu ...”
“Ha-hamil?”
“Iya, kau hamil. Karena kandunganmu masih rawan,
jadi aku minta kau harus berhati-hati dan menjaga kandunganmu dengan baik.
Kalau begitu kami pergi dulu ..” Dokter dan perawat itu pergi meninggalkan Ahri
yang masih tidak percaya dengan kehamilannya.
Hamil? Bayi? Anak? Itu berarti Ahri menjadi seorang
ibu. Tapi ini tidak menjadi berita gembira untuk Ahri, dia tidak merencanakan
semua ini. Itu terjadi begitu saja. Lalu bagaimana hubungannya dengan L.joe
jika tahu kalai dia hamil?
“Hey, apa yang dikatakan Dokter, kau baik-baik
saja?” L.joe kembali dan melihat Ahri sudah melepaskan jarum infusnya. “Apa
yang kau lakukan?”
“Oppa, aku sudah sembuh. Sepertinya aku harus ke
toliet ..” Ahri lalu pergi dengan cepat meninggalkan L.joe yang heran karena
Ahri sudah sembuh lagi? Kenapa cepat sekali.
Ahri berlari dan akhirnya dia duduk ditangga
darurat, dia menangis karena tidak tahu harus bahagia atau sedih dengan
kehamilannya. Ini diluar dugaannya. Ahri tidak pernah berfikir dia akan
benar-benar hamil bersama L.joe.
“Ahri akan hamil jika sudah saatnya untuk hamil” itu
yang selalu dikatakan Ahri ataupun L.joe jika orang tua mereka bertanya tentang
anak. Dan sekarang, Ahri sudah benar-benar hamil. Apa maksudnya semua ini?.
Karena Ahri tidak juga kembali, akhirnya L.joe
keluar dan mencarinya. Dia ke toilet, koridor-koridor, dan Ahri ada di kamar
Baekhyun.
“Ya Song Ahri!” L.joe masuk dan mendekati Ahri yang
sekarang sudah tidur disamping Baekhyun. “Kau ini memang merepotkan ...” L.joe
menggendong dan memindahkan Ahri berbaring di sofa, menyelimutinya. Dan L.joe
keluar.
--- --
Ini hari minggu, L.joe masih dirumah sakit. Dia akan
pulang besok untuk bekerja. Sekarang, L.joe sedang mengganti air dan bungan
dari vas bungan di meja Baekhyun. Dia membuka jendela, dan merapikan selimut
Baekhyun.
Drrrt .. drrrtt
...
ponselnya bergetar.
L.joe : Yeoboseyo
Appa : Hey
Nak, bagaimana kabar kalian berdua?
L.joe :
Baik. Untuk apa menanyakan itu?
Appa : Ya!
Dasar kau ini. Tentu saja orang tua akan menanyakan kabar anaknya ...
L.joe : Aku
sudah 22 tahun aku hidup denganmu, jadi aku tahu ada maksud lain untuk itu
Appa : Kau
ini hebat juga. Yah aku hanya menanyakan kabar Ahri, apa sudah ada tanda?
L.joe :
Appa, berhenti menanyakan hal itu. Aku sudah bilang kalau itu tdak mudah
Appa :
Sebenarnya kau ini bisa tidak?
L.joe :
Sudahlah, aku tidak mau membicarakan ini-
L.joe menutup telfonnya dan mematikan ponselnya. Dia
tidak ingin membahas masalah ini lagi, itu menyebalkan. Mereka tidak tahu
bagaimana sebenarnya dia dan Ahri. L.joe selalu berfikir kalau itu tidak akan
pernah terjadi.
“Hyung, aku tidak tahu sampai kapan akan terus
seperti ini. Hyung harus cepat bangun dan membawa Ahri pergi dariku, dengan
begitu, mungkin akan lebih baik untukku, untuk semuanya. Kau tahu Hyung?
Sebenarnya aku menyukai kalian berdua, kalian adalah teman terbaik bagiku. Tapi
entah kenapa aku jadi seperti ini, saat aku terus bersama Ahri, aku merasa
kalau aku lebih menyukainya daripada pertemanan kita. Aku tidak tahu apa itu
yang aku rasakan, hanya saja .. ini membuatku gila. Aku sudah menyukainya, aku
menyukai Song Ahri. Tidak, aku mungkin sudah mencintainya. Jadi Hyung, tolong
cepat bangun dan lakukan sesatu untuk kita. Apa yang harus aku lakukan?” L.joe
menghela nafas dan menatap ponselnya. “Mianhae Hyung. Tidak seharusnya aku
membiarkanmu mendengar ini, aku sudah gila. Hyung, lupakan saja ucapanku, aku
hanya bercanda. Cepat sembuh, Hyung” L.joe sedikit memaksa untuk tersenyum, dia
lalu berjalan dan membuka pintu.
Tanpa sadar, Ahri dari tadi berdiri disamping pintu
dan mendengar semuanya. Dan saat L.joe membuka pintu, Ahri dengan cepat berlari
menjauh dari pintu.
“Oppa, kau mau kemana?” Ahri tersenyum, seolah dia
tidak pernah mendengar semua yang dikatakan L.joe tadi.
“Bukankah kau yang menyuruhku untuk membeli bunga
dan makanan untukmu?”
“Eoh geurae, aku lupa”
“Kau mau ikut?”
“Andwae. Aku disini saja, Oppa pergilah dan bawa
bunga yang bagus”
“Baiklah, aku pergi dulu” L.joe pergi dan Ahri masuk
kekamar Baekhyun.
Ahri akhirnya menangis, mengeluarkan tangisan yang
dia tahan dari tadi. Dia sepertinya sudah mulai terbawa suasana cerita ini. Dia
yang sekarang hamil, dia yang tahu kalau ternyata L.joe menyukainya, dan
kenyataan kalau dia adalah istrinya. Itu semua membuat Ahri tidak tahu harus
apa dan bagaimana, perasaannya masih kacau dan tidak bisa merasakan apa pilihan
hatinya.
Tapi rasa mual itu kembali lagi, memenuhi perut Ahri
dan membuatnya tidak bisa menahan. Ahri berlari ke kamar mandi, dia berusaha
unutk muntah, tapi itu hanya mual dan tidak bisa mengeluarkan isi perutnya. Itu
salah satu bawaan hamil.
Beberapa jam kemudian, L.joe sudah kembali dengan
membawa seikat bunga mawar merah cantik dan banyak makanan ringan juga basah.
“Annyeong Ahri-ya, bagaimana bunganya, kau suka?”
“Ini wangi, bagus. Aku menyukainya, gomawo Oppa”Ahri
tersenyum mengambil bungan itu dan memindahkannya kedalam vas.
“Ini semua makanan pesananmu, tapi jangan kau makan
semua. Atau kau ingin seperti kemarin lagi?”
“Anio Oppa, aku tidak akan memakan semuanya. Lagi
pula sekarang aku kehilangan selera makanku ...”
“Ya! Kau menyuruhku untuk membeli semua ini dan sekarang
kau bilang kau tidak selera makan? Aish jeongmal. Kau ini sangat menyebalkan
Song Ahri!” L.joe yang sedang mengeluarkan beberapa makanan dari tas akhirnya
mengacuhkan semua makanan itu. Dia berdiri dihadapan Ahri dan marah.
“Tadi pagi aku memang menginginkan semuanya, tapi
sekarang aku tidak bisa makan apapun”
“Ya. Apa kau sakit? Wajahmu pucat, apa kau masih
pusing?” L.joe memperhatikan Ahri yang memang terlihat sedikit pucat dan lemas.
“Anio, nan gwaenchana. Aku akan memakannya nanti,
gomawo Oppa”
“Hey, aku mulai khawatir denganmu. Akhir-akhir ini
kau sering sekali berterima kasih padaku, apa sendi-sendi dalam tubuhmu
benar-benar lepas?”
“haha ... anio Oppa, kau bilang itu tidak mungkin. Hentikan
itu ...” Ahri melepaskan tangan L.joe yang ditempelkan dikeningnya, Ahri
kembali duduk di sofa.
“Mungkin kau benar-benar sakit, kajja kita periksa
lagi ke Dokter”
“Tidak usah, aku sudah tahu penyakitku. Oppa makan
saja, ayo cepat!”
“Aish. Sedang sakitpun kau juga menyeramkan dan
menyebalkan!” akhirnya dengan paksaan Ahri, L.joe memakan beberapa makanan yang
dibawanya. Sebenarnya dia memang lapar.
Sementara Ahri, kembali kehilangan senyumannya. Dia
hanya melihat L.joe yang makan dengan lahan sampai tidak bernafas, dan sesekali
melihat Baekhyun yang masih terpejam. Ahri terus berfikir dan memperpanjang
fikirannya itu, dia mencoba mendengar pilihan hatinya lebih dalam.
--- --
Tidak terasa pagi sudah datang kembali, memaksa
setiap manusia untuk kembali menjalankan rutinitas sibuknya sampai malam nanti
mungkin untuk sebagian orang. Begitu juga dengan L.joe yang harus kembali ke
kantornya untuk bekerja. Setelah rapi dan siap, dia sebentar lagi berangkat.
“Ahri-ya, mungkin aku akan kesini sedikit malam
nanti. Pekerjaanku banyak sekali, ditambah Appa yang sering datang ke kantor
akhir-akhir ini”
“Oppa ...” Ahri perlahan mendekat dan berdiri
dihadapan L.joe, menatapnya. Ahri yang semalaman sudah banyak berfikir,
sekarang akan sedikit mencari tahu jawabannya.
“Apa? Kau sakit lagi?”
“Apa Oppa menyukaiku?”
Bugh. Pertanyaan Ahri seperti sebatang pohon besar
yang tiba-tiba roboh dan menimpa L.joe, membuatnya tidak bisa bernafas dan
tidak bisa berfikir. Pertanyaan apa ini? L.joe hanya mengedipkan kedua matanya,
mencoba mencerna apa yang dimaksud Ahri itu.
“Oppa, kau bisa menjawabku?”
“ ...aaap-apa yang kau katakan, bagaimana mungkina
aku__”
“Jawab saja aku dengan jujur, aku mohon Oppa”
“Ahri-ya, kau
dan aku adalah teman. Pertanyaan apa itu? Sudahlah, aku berangkat ..”
L.joe mengalihkan pandangannya dari tatapan Ahri yang menurutnya sangat tajam,
dia sedikit berjalan menjauh darinya.
“Apa itu artinya kau benar-benar menyukaiku?”
“Ahri-ya ... aku tid__”
Ahri mendekat dan memeluk L.joe, memotong
perkataannya dan membuat mereka berdua terdiam untuk beberapa waktu.
Awalnya pagi ini sedikit cerah, tapi ternyata hujan
kembali datang untuk membasahi semuanya. Berbeda dengan tumbuhan, sebagian
manusia tidak merasa kalau hujan dipagi hari itu menyenangkan.
Kembali pada L.joe dan Ahri. Mereka masih
berpelukan.
“Oppa, aku sudah tahu semuanya ...” Ahri memotong
perkataannya karena tiba-tiba rasa mual itu datang lagi dan kali ini
pandangannya juga sedikit kunang-kunang, dia pusing.
“Ahri-ya mianhae ...”
“Jangan minta maaf Oppa, aku mengerti”
“Hyung___” L.joe merasakan kalau tubuh Ahri seperti
terhempas padanya, Ahri pingsan. “Ya Ahri-ya, buka matamu Ahri ... Song Ahri
...”
Bersamaan dengan itu, tangan Baekhyun tiba-tiba
bergerak. Dan layar monitor yang disamping Baekhyun yang menunjukan detak
jantungnya juga berbunyi cukup keras. Sementara L.joe tidak tahu harus
bagaimana sekarang, keduanya membutuhkan pertlongan.
--- --
Ahri berjalan mengikuti jalan yang dibentuk dengan
lilin-lilin dan dipenuhi taburan bunga mawar, Ahri tersenyum dan terus berjalan
walaupun dia tidak tahu kemana kakinya membawanya.
“Ahri-ya ...”
“Baekhyun Oppa?”
“Geurae, ini aku. Kemarilah ...” Baekhyun yang
memakai jas putih dan sangat tampan itu tiba-tiba muncul dihadapan Ahri dan
tersenyum. Dia bercahaya.
“Oppa, bukankah itu baju pengantin yang kau desain
untuk pernikahan kita?”
“Iya, kurasa begitu. Entahlah, aku hanya memakai
baju yang ada. Apa aku tampan?”
“Ne, kau tampan sekali. Wajahmu bercahaya Oppa. Apa
kita akan menikah?”
“Anio. Aku tidak akan menikah denganmu, Ahri-ya. Aku
harus pergi darimu ...”
“Tapi kenapa? Apa Oppa tidak mencintaiku lagi?”
“Bukan begitu, aku sangat mencintaimu Ahri-ya. Kau
cinta sejatiku. Tapi temanku meminta aku melakukan sesuatu untuk menjawab
pertanyaannya, dan aku harus melakukannya”
“Teman? Siapa teman yang kau maksud?”
“Nanti kau juga melihatnya”
“Jadi kau akan pergi meninggalkan aku demi temanmu?”
“Tidak, sebenarnya itu tidak seperti itu. Aku tidak
bisa memilih, karena aku tidak diberikan pilihan disini. Aku hanya diberikan
perintah untuk pergi. Ahri-ya, percayalah kalau aku sangat mencintaimu dan
selamanya akan terus berada dalam hatimu. Kau mengerti?”
“Oppa, jangan pergi kumohon”
“Aku juga ingin seperti itu, tapi ini harus terjadi.
Mungkin ini sudah menjadi yang terbaik untukku, untukmu, dan untuk dia. Kau
pasti akan bahagia nanti, aku bisa melihatnya dari matamu. Apa kau bisa
merasakannya?”
“Apa maksudmu?”
“Cinta. Kau bisa merasakan sebuah cinta yang datang
padamu? Ah sudahlah, kau juga pasti menyadarinya nanti. Sekarang aku harus
pergi ...”
“Oppa kajima!”
“Dengar Ahri-ya, kau ini sudah menikah. Kau juga
sedang hamilkan? Jadi mulai sekarang lupakan aku sebagai pacarmu, perlahan juga
boleh. Kau harus mulai hidup menjadi seorang istri dan ibu yang baik untuk
keluargamu, kau bisa melakukannya kan?”
“Aku ... aku tidak tahu Oppa ..”
“Nanti juga kau akan mengerti. Suamimu adalah pria
yang sangat baik, dia teman terbaikku setelah kau. Dan dia bilang padaku kalau
dia sangat mencintaimu. Kau akan bahagia bersamanya. Bukankah kau juga sudah
merasakan kalau kau menyayanginya?”
“Oppa mianhae”
“Tidak Ahri-ya, kau tidak perlu minta maaf. Semuanya
sudah menjadi takdir. Aku tidak apa-apa, aku bahagia bisa menghabiskan hidupku
bersamamu. Jadi kau juga harus bahagia, temanku bilang kalau ‘setiap cerita
dari takdir yang sudah ada, pasti pada akhirnya akan berakhir bahagia. Walau
selama ini yang ada hanya kesedihan dan rasa sakit, tapi suatu hari nanti itu
akan berakhir dengan kebahagiaan’. Arasseo?”
“Oppa, saranghandageo”
Ahri sedikit berlari memeluk Baekhyun, dia
memeluknya erat. Dan perlahan cahaya dari lilin-lilin itu mulai hilang satu
persatu, bunga-bunga itu terbang dan akhirnya semua itu menjadi gelap.
--- --
Ahri membuka matanya, dia melihat L.joe tertunduk
memegangi sebelah tangannya. Tapi L.joe tidak hanya tertunduk, dia menangis.
“Oppa ...”
“Ahri? Kau bangun?” L.joe mengangkat wajahnya
menatap Ahri. Dia menghapus sedikit air mata yang keluar dari matanya.
“Oppa, kenapa kau menangis?”
“Ahri-ya mianhae. Aku tidak tahu kenapa .. tapi
Hyung, dia ..”
“Baekhyun Oppa sudah pergi ...”
“Kau tahu?”
“Geurae, aku tahu. Aku mendengarnya tadi”
“Jeongmal Mianhae Ahri-ya, mungkin itu karena aku.
Hyung mendengarku tadi saat aku__”
“Hajima Oppa, itu semua bukan kesalahanmu. Ini
mungkin sudah waktunya Baek Oppa pergi, dia tidak mungkin akan selamanya terus
seperti ini. Dia harus pergi ketempat yang lebih bagus dan lebih menyenangkan.
Dan itu bukan karenamu, Oppa”
“Ahri-ya ...”
“Jangan menangis. Presdir sepertimu tidak terlihat
bagus jika menangis, sudahlah ...” Ahri memeluk L.joe.
“Ahri-ya aku tadi ...”
“Aku sudah bilang Oppa, aku tahu semuanya. Tapi jika
kau ingin mengatakannya, aku akan senang hati mendengarmu mengatakannya ..”
Ahri melepaskan pelukannya dan tersenyum menatap L.joe.
“Ahri-ya, apa yang sudah terjadi? Kenapa kau ...”
“Yang terjadi adalah, pacarku sudah pergi dan aku
minta maaf Oppa. Aku sadar kalau selama ini aku sudah mengacuhkanmu sebagai
suamiku, aku tidak tahu kalau aku ini adalah istrimu. Yang kulakukan hanya
pergi bersama pria lain. Maaf karena sudah membuatmu menderita Oppa, dan maaf
untuk semuanya. Tapi mulai sekarang aku sudah tahu siapa aku, aku adalah Ny.
Lee. Istri dari presdir Lee Byunghoon alias L.joe ...”
“Ahri-ya ...”
“Aish Oppa, sudahlah. Kau itu terus menyebut namaku,
apa tidak ada kata lain selain itu yag bisa kau katakan padaku? Coba katakan
apa jawabanmu tadi untuk pertanyaanku?”
“Aku .. Ya Song Ahri, aku ..”
“Kau tidak mau mengatakannya?” Ahri sedikit menggoda
L.joe untuk mengatakannya.
“Ahri-ya saranghae. Saranghae saranghae
saranghandageo ..”
“Nado saranghae, Yeobo ...” Ahri tersenyum dan
kembali memeluk L.joe, memeluknya erat. Dan L.joe yang sebenarnya masih tidak
mengerti dengan semua ini, memilih untu mengikutinya dan membalas pelukan Ahri.
--- --
Ahri dan L.joe akhirnya pulang kembali kerumah
mereka, setelah lama sekali mereka berdua tidak pergi. Sudah banyak yang
terjadi, tapi rumah itu masih seperti beberapa waktu lalu saat Ahri pergi.
Berantakan.
“Ya Lee Sajangniem! Apa ini semua?”
“Emh aku bisa menjelaskannya Ahri-ya, aku akan
membereskan semuanya”
“Apa selama ini kau tidak membereskan rumah?”
“Ya! Aku terlalu sibuk untuk membereskan rumah, aku
harus bekerja dan menemanimu di rumah sakit. Itu membuatku tidak punya waktu
untuk membereskan ini semua ...”
“Apa kau menjadikan itu alasan?”
“Tapi itu bukan alasan!”
“Karena aku lelah, jadi kau yang harus membereskan
semuanya. arasseo?” Ahri meninggalkan L.joe dan pergi kekamarnya.
“Ya Song Ahri! Aish ini menyebalkan ..” L.joe hanya
bisa mengumpat melihat semua sampah, baju yang berserakan, dan semua hal yang
membuat rumah ini berantakan.
Disaat seperti ini, ponselnya berdering. Dan itu
Ahri Eomma.
L.joe :
Yeoboseyo Eomma
Eomma :
L.joe-ya annyeong, bagaimana kabar kalian berdua?
L.joe :
Kami baik, Eomma
Eomma :
Ini sudah sangat lama sejak terakhir kalian datang, kapan kau kesini?
L.joe :
Maaf Eomma, akhir-akhir ini kami terlalu sibuk
Eomma :
Sibuk apa, yang bekerja hanya kau. Lalu apa yang dilakukan Ahri?
L.joe :
Ahri baru sembuh, dia sedikit sakit
Eomma :
Eoh, apa dia hamil?
L.joe :
Tidak Eomma, Ahri tidak hamil. Kita akan membahasnya nanti__
Ahri :
Annyeong Eomma, kabarku baik. Dan aku punya berita bagus untukmu
(Tiba-tiba saja Ahri datang dan merebut ponsel L.joe
dari tangannya)
Eomma :
Apa kau hamil Ahri-ya?
Ahri :
Geurae, aku hamil Eomma
Eomma :
Jinjjayo? Ah itu berita bahagia, akhirnya kau hamil juga. Lalu bag__
L.joe mengambil kembali ponselnya dan menutup
telfonnya begitu saja. Dia tidak mengerti kenapa Ahri berbohong tentang
kehamilannya pada Eomma.
“Itu benar Oppa, aku tidak berbohong. Aku hamil”
“Hajima Ahri-ya, kau tidak usah seperti itu. Kita
bisa mengatakan pada mereka kalaummm__”
Ahri menghentikan perkataan L.joe dengan menjatuhkan
bibirnya tepat dibibir L.joe.
“Tapi itu benar, aku hamil. Dan ini adalah bayi kau
dan aku ...”
“Jeongmal? Sudah cukup Ahri-ya jangan bercanda!”
“Aissh. Aku tidak bercanda, percayalah. Aku ini
sedang hamil empat minggu. Apa harus aku ingatkan tentang waktu itu?”
“Kau hamil?”
“Geurae, aku hamil” Ahri tersenyum sambil memegangi
perutnya.
L.joe langsung memeluk Ahri. Ini kabar yang
mengejutkan sekaligus membahagiakan untuknya. “Itu artinya aku akan menjadi
Appa?”
“Geurae, kau akan menjadi Appa dan aku menjadi
Eomma. Kita akan menjadi keluarga yang bahagia.
“Ahri-ya saranghae”
“Oppa, karena aku hamil dan Dokter bilang aku harus
selalu menjaga kandunganku, jadi mulai sekarang kau harus menuruti semua
keinginanku. Kau juga harus memasak, mencuci piring, menyapu, dan semuanya ...
ara?”
“Ah entahlah aku tidak yakin akan menyanggupinya”
“Ish kau ini! Oppa kau itu harus menjadi suami yang
siaga ..”
“Tapi aku juga seorang Presdir yang sibuk, kau dan
bayimu harus mengerti!”
“Astaga. Oppa, kau ini benar-benarmmm__”
L.joe menarik Ahri lebih dekat dan menciumnya.
Melanjutkan sesuatu yang sudah Ahri mulai tadi. Mereka akhirnya berciuman.
--- --
Dan cerita ini selesai. Akhirnya.
Entah kalian mengerti atau tidak jalan cerita ini,
tapi yang penting cerita ini sudah selesai saja. Author awalnya tidak akan
melanjutkan cerita ini karena tiba-tiba alurnya berubah ditengah jalan, tapi
pada akhirnya atas izin Tuhan YME, cerita ini bisa selesai juga. Terima kasih
untuk readers yang sudah mau membacanya, semoga bermanfaat.
‘Kita harus percaya bahwa ada Tuhan YME yang
senantiasa melihat dan menjaga kita, dia tidak pernah sekalipun tidur dan
lengah mengawasi setiap umatnya. Jadi kalian juga harus percaya bahwa setiap
cerita dari takdir yang sudah ada, pasti pada akhirnya akan tetap berakhir
bahagia. Walau selama ini yang ada hanya kesedihan dan rasa sakit, tapi suatu
hari itu akan berakhir dengan kebahagiaan’
-cifcif Rakayzi-