Tittle : Wind
Genre : AU,
Divergence || Rate : 15 || Length : Oneshot
Main cast : Koo
Junhoe, Lee Hyein
Disclaimer :
Junhoe ciptaan Tuhan YME. dan milik keluarga berserta agensinya. Hyein adalah
fiction cast milikku.
Summary : “Kau sudah berjanji tidak akan menangis lagi
untuk kesedihan itu, jadi kuharap air matamu hanya datang karena kau tidak bisa
menahan kebahagiaanmu.”
Author : cifcif
rakayzi
======= =======
=======
Walaupun aku melihatnya
tertawa, tapi titik air mata kesedihan yang dia sembunyikan, masih jelas aku
lihat. Dia hanya membuat dirinya menjadi pembohong. Beautiful liar.
Aku mengerti kalau itu
sulit. Menghilangkan kesedihan yang sudah merobek hati, benar-benar sulit,
walaupun perlahan. Yang terjadi malah luka itu semakin sakit saat pelan-pelan
berusaha menyembuhkan diri. Pantas air mata itu selalu jatuh.
Dia masih tidak bisa
memahami dirinya, suasana di lingkungannya, orang lain di sekitarnya, dan
terutama keinginannya. Dia hanya terus menutup dirinya, menahannya sendirian.
Tersenyum di hadapan orang lain, dan menangis sendirian.
“Apa kau akan
membunuhku dengan tatapan itu?”
Suara lembutnya
menyadarkanku. Memberiku senyuman tipis. Aku sudah berjalan sampai disini, di
hadapannya. Berjalan terbawa terbang pikiranku sendiri.
“Junhoe-ya, kau tidak
apa-apa?”
Aku hanya menggelengkan
kepala, duduk di ayunan sebelah gadis itu. Tidak ada kata dariku untuk menjawab
pertanyaannya.
“Aku tidak apa-apa,”
Dia kembali
mengeluarkan suaranya, menatapku seolah meyakinkan. Aku tahu dia mengerti. Aku
menatapnya, menunggu dia melanjutkan ucapannya.
“Aku juga tidak
menangis. Aku hanya ingin melihat bintang disana...”
Dia menunjuk ratusan
bintang di langit malam, tersenyum dan seolah menggantungkan setitik harapan
pada salah satu bintangnya.
Dia kembali berbohong.
Kedua mataku melihatnya, air mata yang dia sembunyikan. Oh ayolah, kenapa dia
selalu bersikap seolah aku tidak tahu? Aku ini sudah mengenalnya sangat lama,
bahkan mungkin aku lebih mengenalnya daripada diriku sendiri.
“Hyein-ah, kau tidak
mengingkari janjimu?”
Hyein menatapku
sekilas, lalu kembali melempar tatapannya melihat bintang. Dia terdiam.
Mengayunkan kakinya pelan, membuat ayunan itu berayun maju mundur, membuat
angin kecil menerbangkan rambut panjangnya. Dia tidak menjawabku.
“Kau harus kuat untuk
dirimu sendiri. Tersenyumlah...”
Aku mengerti. Dia tidak
bisa menjawab pertanyaanku, karena dia mengingkarinya. Lee Hyein mengingkari
janjinya sendiri untuk tidak menangis lagi. Aku ikut mengayunkan ayunanku,
membiarkan tubuhku sedikit melayang dengannya.
“Junhoe-ya,”
“Apa?”
Dia berhenti berayun.
Aku lempar tatapan mataku melihatnya, dia hanya menunduk. Jinjja Hyein-ah,
jangan menangis lagi. Kau hanya menyakiti dirimu sendiri jika terus menangis.
“Maafkan aku...”
“Untuk apa? Hari ini
kau tidak memukulku, jadi untuk apa minta maaf?”
Dia kembali diam. Aku
tahu untuk apa ‘maaf’ itu, tapi dia harus mengatakannya sendiri padaku.
Mengakui kebodohannya sendiri. Dia benar-benar bodoh karena terus menangis
untuk kesedihan itu, membiarkan dirinya tetap tenggelam.
“Hyein-ah, tidak
apa-apa, aku tahu.”
“Aku menangis...”
Aku berhenti
mengayunkan kakiku, membuat benda yang kududuki berhenti bergerak maju mundur.
Aku menatapnya, dia masih menunduk.
“Maaf karena aku
menangis lagi. Aku tidak tahu kenapa air mata itu selalu mendesak keluar dari
mataku, aku benar-benar tidak tahu. Aku ingin tidak menangis. Aku ingin membuat
diriku baik-baik saja saat mereka mengabaikanku, tersenyum walaupun mereka
meninggalkanku, dan tertawa saat mereka dihadapanku. Tapi tidak bisa,”
“Hyein-ah,”
“Jun, aku tidak bisa
melakukannya. Aku tidak bisa menerima itu, menerima mereka dan bersikap seolah
menjadi keluarga yang tidak pernah terjadi apa-apa. Aku akan mengingat apa yang
sudah terjadi, dan menyembunyikan diriku dari mereka,”
“Tidak Hyein, kau tidak
boleh melakukannya. Cobalah perlahan, dan jangan coba untuk menyerah. Tidak apa
jika kau menangis, tapi jangan menyerah untuk mencoba. Tersenyumlah pada
mereka, lupakan yang terjadi dan buatlah cerita baru untuk keluargamu.”
“Tidak, aku tidak ingin
memperbaiki cerita itu. Eomma meninggal, dan aku tidak akan menerima Ibu
tiriku. Aku akan membiarkan Appa tetap seperti itu padaku, tidak peduli sebesar
apa kemarahannya padaku. Aku tidak ingin menggantikan Ibuku dan hidup sebagai
keluarga baru dengan wanita itu, aku tidak menyukainya. Dan aku akan membuat
janji baru. Janji untuk tidak menangis karena wanita itu, atapun Appa.”
“Lee Hyein!”
Aku menarik rantai
ayunan itu, membuatnya menghadapku. Dia
menangis. Aku tidak tahu kenapa dia selalu menyerah untuk mencoba. Dia
hanya perlu membiarkan Ibunya tenang, dan menerima istri baru Ayahnya, lalu
memperbaiki cerita keluarganya dan tersenyum. Apa itu sangat sulit?
“Jun, dia berteriak
padaku. Wanita itu menangis dan mengatakan maaf, memintaku untuk berpura-pura
menerimanya, dan menjadi keluarga. Dia bilang kalau dia bodoh dan aku pintar,
jadi aku bisa bersikap baik padanya dan menganggapnya Ibu,”
Aku menarik nafas yang
rasanya berat, kulepas rantai itu dan membiarkannya kembali berayun kecil.
“Aku juga bilang maaf
padanya, tapi dia tidak mendengarku. Wanita itu hanya menangis dan membuat
semua orang berfikir kalau aku seorang penjahat, membiarkannya menangis dan
menderita. Tanpa mereka tahu siapa sebenarnya penjahat dalam cerita ini.”
Aku tidak mengatakan
apapun, Hyein juga terdiam, hanya menatap bintang dan berayun. Beberapa titik
air mata itu sudah mengering karena hembusan angin, dia hanya terus berayun.
Seolah membiarkan angin sedikit demi sedikit menerbangkan kemarahannya.
“Hyein-ah, aku tahu kau
mengerti perasaan Ayahmu, apa kau tidak ingin membuatnya tenang? Kau tidak
ingin melihat Ayahmu tersenyum? Cobalah bersikap baik dan menerimanya, atau
jika kau memang tidak bisa, berpura-puralah menerimanya,”
“Aku sudah
melakukannya. Selama sembilan tahun ini, aku selalu berpura-pura menerimanya,
tapi dengan caraku sendiri. Dan aku membuat diriku tidak peduli untuk itu, aku
tidak ingin memikirkan bagaimana perasaan Appa melihatku seperti ini. Appa
menangis atau tersenyum, aku tidak ingin tahu. Aku hanya akan memikirkan diriku
sendiri, dan kau.”
Hyein beranjak, dia
berjalan beberapa langkah menjauh dariku. Menghapus air matanya, membuatku
yakin untuk perkataannya. Tapi sayangnya aku tahu dia meneriakan kata yang
sebaliknya dalam hati kecil itu.
“Kalau kau ingin
bersamaku..” aku juga beranjak, melangkah mendekatinya, memeluk tubuh kecilnya
dari belakang. “Cobalah perbaiki ceritamu dan_”
“Junhoe!”
Dia melepas tanganku
darinya, mendorongku, berbalik dan menatapku. Membuat mataku bisa melihat kalau
dia benar-benar mengingkari janjinya. Dia selalu menangis, tapi membuat janji
untuk tidak menangis. Babo.
“Aku tidak akan
memperbaiki ceritaku. Aku tidak akan menerima wanita itu, dan aku membencinya.
Kau tahu kenapa aku membencinya, Jun?”
“Hyein-ah,” aku menarik
tangannya, tapi dia menepisku lagi.
“Wanita itu
menyebalkan. Dan lebih menyebalkan lagi karena aku menyadari itu sekarang,
setelah menghabiskan masa kecilku berpura-pura menerimanya sebagai Ibuku.
Junhoe-ya, aku membencinya, dan jangan paksa aku lagi untuk tersenyum padanya.
Aku tidak akan berusaha menerimanya.”
“Baiklah. Kau
membencinya, dan membuatmu menjadi penjahat karena menyakiti empat hati.”
Tatapan yang tadi
berpaling, sekarang kembali padaku.
“Apa maksudmu?”
“Kau menolak
memperbaiki ceritamu, menutup hatimu untuk memikirkan mereka. Itu artinya kau
menyakiti hati Ayahmu, Ibumu, Ibu tirimu, dan hatimu sendiri.”
“Dia bukan Ibuku!”
“Jangan seperti itu
Hyein-ah, cobalah untuk_”
“Koo Junhoe! Berhenti
seperti itu padaku. Aku tidak peduli, bahkan jika aku harus menjadi penjahat,
aku tetap tidak akan memikirkan mereka. Aku tidak mau, kau mengerti itu? Aku
tidak mau!”
Aku menarik tangannya,
membawanya kedalam pelukanku. Membiarkan dia menangis. Lupakan saja janji itu.
Tidak ada gunanya membuat janji yang tidak bisa kau tepati.
“Lalu apa yang ingin
kau lakukan?”
“Hanya membiarkan itu
berjalan sendiri. Aku tidak akan melakukan apapun, aku tidak akan minta maaf
lagi padanya, aku tidak akan memikirkan perasaan Appa, dan aku tidak akan
menangis lagi.”
“Baiklah, bertahanlah
seperti itu. Jangan menangis. Tidak usah memaksakan diri melakukan apa yang
tidak kau suka, tapi cobalah membuat dirimu tidak menyakiti orang lain. Jangan
menjadi penjahat. Hatimu tidak akan terluka jika kau tidak melukai hati orang
lain.”
Mungkin dia akan
mengerti. Ah tidak, dia harus benar-benar mengerti. Aku tidak ingin dia terus
membuang air matanya untuk kesedihan, dia tidak boleh tersakiti dengan
ke-egoisannya, bukankah semua orang harus bahagia? Jika iya, maka termasuk dia.
Menjadi penjahat itu
buruk. Menyakitkan. Aku harap dia bisa terus mencobanya, menata ulang
ceritanya, menata hatinya, menjadi lebih baik dan menjadi dia yang dulu. Tidak
apa-apa jika itu diawali dengan berpura-pura. Setidaknya dia harus mencoba.
Keluarga itu adalah
kebahagiaan. Dan kita tidak akan bahagia jika cerita keluarganya berantakan.
Harus ada kata maaf. Harus memaksakan diri untuk memaafkan. Harus ada senyuman
dan tawa. Sudah kubilang, tidak apa-apa jika berpura-pura, yang penting mencoba
untuk menjadi lebih baik. Jika sudah, maka percayalah, angin akan berhembus
mengeringkan air matamu. Menerbangkan kesedihanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar