17 September 2017
Sang Surya masih di atas langit, dengan gagahnya
bersinar terang.
Udara naik memanas perlahan, dan sayangnya angin
tidak banyak berhembus. Seolah berat dan ingin berteriak “Melelahkan”.
Mungkin ini sudah kesekian kalinya menghela nafas,
menghebuskan nafas dalam tanda mencari penyemangat baru.
Benar-benar panas, melelahkan dan berat. Dua manik
mata mulai memerah menahan kantuk, dan terkadang goyangan kepala tak
terkendali. Dilema.
Dan saat itu, beberapa detik ditengah rasa gundah
itu, angin kecil berhembus. Tak sengaja tatapan mata tertangkap. Tatapan mata
yang dingin, dalam, biru seperti laut.
Tatapan itu seolah menjadi es yang mendinginkan, dan
senyuman kecil polosnya bagaikan bunga mekar di pinggir jalan di pagi hari.
***
19 September 2017
Namun sayang, cerita itu berlalu tanpa akhir.
Hanya selesai dengan senyuman air mata. Putih tanpa
coretan tita. Kertas itu tidak ditulis cerita.
Hanya meninggalkan kenangan, senyum manis dari rasa
itu. Menjadi ingatan hambar tentang cinta pertama dalam cerita kemarin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar