Tittle : Pengantin
Baru
Genre :
Romantic, Yadong nc-17
Author :
Cifcif Rakayzi
Cast :
Nicho, Rishy
Chapter 2
“Ahhh
... Rasanya pinggangku lebih baik patah daripada sakit seperti ini!”, saat
membuka pintu kamar hotelnya Nicho langsung berlari dan berbaring diranjang.
“Bereskan dulu tasmu, baru tidur!”, Rishy menarik tangan Nicho untuk mengangkat
kopernya yang berat. “Kau ini jahat sekali, pinggangku sakit karenamu. Selama
perjalanan aku menahanmu tidur dipundakku, apa kau ini tidak kasihan padaku?”,
Nicho bangun dan mendekati Rishy.
“Lalu
kenapa kau membiarkanku tidur dipundakmu? Aku tidak menyuruhmu untuk menahanku
tidur, itu salahmu sendiri!”, Rishy membuka jaketnya dan berjalan membuka
gordeng jendela. “Kau ini benar-benar ... ish .. menjengkelkan saja!”, Nicho
mendekatinya.
“Apa?”,
Rishy mendekati Nicho dan mengangkat wajahnya. “Kau sekarang sudah menjadi
nyonya Nicho, jadi jangan bersikap kasar seperti itu. Harusnya kau bersikap
lembut dan mempesona, nyonya Nicho!”, dia berjalan menjauh dari Rishy.
“Memangnya aku tidak mempesona sekarang?”, Rishy berjalan mendekati Nicho dan
membuatnya berjalan mundur menahan Rishy yang terus mendekat.
Rishy
menjatuhkan Nicho diranjang, Nicho hanya diam menatapnya saja. “Justru aku
sangat mempesona, saking mempesonanya sampai bisa membuat Nicho hanya berbaring
diam diranjang sekarang!”, Rishy mentertawakan raut wajah Nicho sekarang yang
terlihat lucu melihatnya.
“Owh
jadi sekarang kau mau main kasar denganku ya, baiklah akan aku buktikan siapa
yang lebih kasar disini sekarang?”, Nicho menarik Rishy sampai terjatuh tepat
diatas badannya. “Lepaskan aku!”, Rishy melepaskan tangan Nicho yang memegang
pinggangnya.
“Diamlah,
jangan seperti itu. Kau menekan juniorku!”, Nicho langsung melepaskan Rishy dan
memegang juniornya. “Apa? Apa yang kau lakukan!”, Rishy melihat yang dilakukan
Nicho sementara dia sendiri masih berada diatas badannya. “Entahlah ... Tapi
sepertinya dia sudah siap!”, Nicho tersenyum menatap Rishy. “Siap apa?”, Rishy
balas menatapnya.
“Siap
untuk membuktikan siapa yang paling kasar, ayolah!”, Nicho menariknya lagi dan
membalikan posisi mereka sehingga Nicho diatas sekarang, lalu menarik selimut
dan menutupi badan mereka.
“Kyaaa
... Nicho! Aku tidak mauuuu!”, Rishy bangun dan membuka selimutnya. “Tidak usah
berpura-pura seperti itu!”, Nicho menarik lagi Rishy dan menarik selimutnya
lagi. Rishy bangun lagi dan membuka selimutnya lagi, Nicho tersenyum dan
menariknya lagi. Kali ini Nicho membiarkan selimutnya, tidak menariknya untuk
menutupi badan mereka.
Nicho
mulai menciumi Rishy, membiarkan lidah mereka bertemu. Rishy juga akhirnya
membalas ciuman itu, lalu lidah mereka bermain. Perlahan Nicho melepaskan
ciuman itu dan beralih turun menciumi leher Rishy, membuat lehernya basah
dengan saliva dan membuat beberapa kissmark.
Lalu
Nicho kembali mencium bibir Rishy, dengan penuh nafsu. Sementara tangan
kanannya menahan Rishy dan tangan kirinya menggerayami dada Rishy, mencari
kancing baju dan perlahan mulai membukanya.
Dengan
apa yang dilakukan Nicho, Rishy juga tidak hanya diam. Dia juga menggerayam dan
mulai mebuka kancing kemeja Nicho, membuat bagian depan tubuh mereka
bersentuhan langsung. “Tunggu!”, Nicho tiba-tiba menghentikan ciumannya.
“Apa?”, Rishy melihat wajahnya yang sedikit tersenyum evil.
“Apa-apaan
ini, kenapa bisa seperti ini. Kenapa kita berdua memakai kemeja?”, Nicho
melihat kemejanya yang sudah terbuka dan melepaskannya. “Memang kenapa?”, Rishy
menarik selimut dan menutupi badannya. “Kemeja berkancing didepan, dan rupanya
semua ini adalah kesempatan! Haha ..”, Nicho tersenyum lalu menarik selimut itu
dan menutupi mereka berdua.
***
Berlama-lama
kemudian saat mereka seperti itu, sekarang sudah pagi tapi tepatnya masih
dinihari dan hujan. Baju mereka berserakan di sembarang tempat, dan ranjang
yang berantakkan.
Rishy
terbangun dan melihat disampingnya Nicho sedang memainkan handphone nya. “Jam
berapa ini?”, Rishy menjauhkan kaki Nicho yang menindih kakinya. “Hei sayang,
kau sudah bangun. Sekarang masih jam 3, mau kemana?”, Nicho menatap istrinya
lalu membelai rambutnya yang setengah menutupi wajahnya.
“Tadi
Ibu menelfon ..”, Nicho menyimpan handphone nya dan mendekati Rishy. “Lalu dia
bialng apa?” “Ibu bilang, kalian sudah
sampai belum? Kenapa tidak telfon kerumah kalau sudah sampai? Lalu apa yang
kalian lakukan sekarang?”, Nicho merangkul Rishy.
“Lalu
kau menjawab apa? Aku lupa untuk menelfon nya tadi!” “Aku jawab kau sedang telanjang dan tidur
bersamaku!”, Nicho tersenyum dan memasang wajah ulzang. “Hei benar kau bicara
seperti itu?”, Rishy langsung mendorong Nicho menjauh darinya. “Kenapa
memangnya?”, Nicho melihat Rishy dan beralih melihat badannya yang setengah
terbuka karena selimut yang menutupinya tertarik oleh Nicho.
“Aish
... Kau melihat apa?”, Rishy langsung menarik lagi selimutnya. “Memang benarkan
apa yang aku katakan, kau sedang telanjang dan tidur bersamaku. Ibu saja tidak
marah, malah tertawa. Lalu kenapa kau marah?” “Tapi kau tidak harus menjawab seperti itu
juga, aku malu!”, Rishy langsung memalingkan wajahnya.
“Dasar
kau ini, kenapa harus malu? Inikan sudah menjadi pekerjaan kita sekarang, apa
lagi yang harus dilakukan oleh suami-istri jika bukan ...”
“Hei kau Nicho, kau ini selalu saja!”, Rishy memotong perkataannya dan
memukul-mukul badannya. “Memang benarkan?”, Nicho tersenyum dan menahan pukulan
Rishy padanya.
“Pikiranmu
selalu saja seperti itu! Aku heran kenapa kau bisa menjadi Presdir, tapi apa
kau bisa bekerja dengan otak mesum mu itu?”, Rishy menghentikan pukulannya dan
diam memegangi selimutnya. “Kyaa ... Kau ini menyebalkan sekali, kau meremehkan
otak pintarku ini? Tentu saja aku memisahkan antara pekerjaan dan urusan
pribadi, kau ini menjengkelkan tapi membuatku semakin menyukaimu! I love you”,
Nicho menarik Rishy sampai beradu dengan badananya.
“Sekarang
mau apa kau? Lepaskan aku!” “Tidak
ada yang kulakukan, aku diam!”, Nicho memeluknya erat. “Sudah cukup kau
membuatku tidak bisa berjalan kemarin, lalu kau mau mebuat aku semakin tidak
bisa berjalan? Aku sangat lelah sekali, badanku lemas. Dan itu semua
karenamu!”, Rishy mencubit pinggang Nicho sekerasnya.
“Awh
sakit! Haha ... Kau ini, tidak akan apa-apa. Nanti juga kau sembuh, itu hanya
sesaat. Kalau kau sakit untuk berjalan, dan tidak bisa berjalan, aku akan
menggendongmu, memandikanmu, dan mencumbumu, haha ...!”, Rishy mendorong Nicho
lagi, memukulnya dengan bantal. “Ish kau ini, dasar kau otak mesum!”, Rishy
terus memukuli Nicho yang tertawa dengan bantal.
“Aaahhh
...”, suara petir yang menyambar tiba-tiba membuat Rishy langsung memeluk
Nicho. “Haha ... Dengan petir saja kau takut, makannya kau harus diam dan
jangan memukulku terus!”, Nicho memeluk Rishy dan menarik selimutnya. “Kenapa
tiba-tiba ada pettir, aku takut sekali!”, Rishy menundukan kepalanya didada
Nicho yang bidang.
“Lihat
saja, hujannya deras sekali. Suhunya juga sangat dingin, membuat juniorku
kedinginan. Ayo lebih baik kita membuat tubuh kita hangat ...”, Nicho menindih
Rishy dan mengerumuni badan mereka dengan selimut.
tbc -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar