cifcif kembali lagi, udah lama banget gak masuk blog ini lagi, udah berapa bulan ya? cifcif emang sih masih proses Praktek Kerja Industri, tapi udah gak sabar nahan ingin balik ke blog. jadi disela-sela kerja, cifcif buat cerpen. silahkan dibaca ...
Cast :
1. Arnold
2. Chely
3. Mesha
Nayya
Prolog :
Arnold adalah pria yang mempunyai tiga
pacar, dia sangat disukai banyak wanita. Tapi sayang, dia sedikit berbeda
dengan pria pada umumnya. Perbedaannya terletak saat dia sedang bersama wanita,
dan perbedaannya itu lucu.
Mau tahu? Baca ceritanya
saja ....
Story :
Stupid Boy!
Pagi yang cerah semakin cerah saat
Arnold berjalan dengan salah satu pacarnya, pacar yang tidak benar-benar pacar
sebenarnya.
“Sayang, sekarang aku pergi dulu.
Tidak usah mengantarku, aku bersama teman-teman. Sampai jumpa sayang, semoga
harimu menyenangkan!”, Mesha berdiri dihadapan Arnold, memegang tangannya dan
tersenyum. “Iya, kalau begitu aku pulang. Sampai jumpa lagi nanti!”, Arnold
membalas senyumannya dan melangkah mendekati Mesha.
Arnold semakin dekat dengan Mesha, dia
terus mendekat. Mesha lalu memejamkan matanya dan sedikit maju mendekati
Arnold, tapi sayangnya Arnold hanya tersenyum dan merapikan rambut Mesha saja.
Mesha lalu membuka matanya dan menghapus harapannya, “Ah .. kau ini!”. Arnold kemudian pergi.
Siang yang cerah semakin cerah saat
Arnold makan siang bersama dengan salah satu pacarnya, pacar yang tidak
benar-benar pacar sebenarnya.
“Lihat mereka, kelihatannya mereka
mesra sekali!”, Chely menunjuk sepasang kekasih yang duduk disamping mejanya.
“Memangnya kenapa?”, Arnold hanya melirik mereka lalu kemudian makan kembali.
“Apa kau tidak ingin kita seperti itu?”, Chely menatap Arnold. “Haruskah kita
seperti itu? Jika kita seperti itu mungkin akan terlihat aneh!”, Arnold
tersenyum menatap Chely dan kembali makan.
“Hah
... kau ini selalu begitu!”, Chely pindah tempat duduk jadi disamping
Arnold. Chely memegang tangan Arnold, menatapnya manis dan tersenyum.
“Sayang!”, Chely semakin mendekat pada Arnold. “Bibirmu itu ...”, Arnold juga
mendekati Chely dan melihat bibirnya. Tangannya perlahan menyentuh bibir Chely
dan akhirnya dia mengambil tissue lalu membersihkan sisa makanan yang menempel
diujung bibirnya.
“Ah
... kau ini!”, Chely akhirnya menjauh dan kembali ketempat duduknya tadi,
dia menghapus memalingkan wajahnya dan menghapus harapannya. Arnold hanya
tersenyum menatap Chely, lalu meneguk minumannya.
Sore yang cerah semakin cerah saat
Arnold kembali bersama pacarnya, kali ini adalah pacar yang benar-benar
pacarnya.
“Arnold, lihat bintang-bintang
dilangit sana! Mereka indah sekali ...”, Nayya menunjuk kelangit lalu menatap
Arnold yang hanya memainkan handphonenya. “Kenapa memang?”, Arnold menjawab
tanpa membalas tatapan Nayya dan terus memainkan handphone nya. “Kau ini, lalu
untuk apa kita sekarang duduk disini kalau kau seperti ini?”, Nayya berdiri
lalu berjalan beberapa langkah. “Bukankah kau sendiri yang mau kita diam
disini, duduk dan hanya melihat bintang yang membosankan. Lalu kenapa sekarang
kau marah?”, Arnold menyimpan handphone nya lalu berjalan mendekati Nayya.
“Yang aku ingin kita tidak hanya duduk
dan diam, tapi kau selalu seperti ini!”, Nayya membalikan badannya dan
berhadapan dengan Arnold. “Lalu aku harus bagaimana?”, Arnold menatap Nayya.
“Arnold ...”, Nayya mendekat lalu memeluk Arnold. Arnold lalu melepaskan
pelukannya, menatap Nayya dan mendekat padanya. Arnold terus mendekat dan, dia
hanya berbisik, “Kalau begitu kita pulang saja!”, Arnold berjalan kembali masuk
ke mobilnya. “Ah ... kau ini!”, Nayya
akhirnya juga masuk kemobil dan menghapus harapannya.
***
Chely adalah pacar Arnold, tapi
tepatnya adalah selingkuhan. Karena dia tidak benar-benar pacar Arnold.
Chely juga sedang berusaha agar dia
mendapatkan ciuman dari Arnold, tapi usahanya belum juga berhasil karena
Arnold.
Sedangkan Mesha adalah pacar Arnold
juga, tepatnya selingkuhan juga. Karena Mesha tidak benar-benar pacar Arnold
juga.
Mesha pun sama, dia sedang berusaha
untuk mendapat ciuman Arnold. Tapi masih belum berhasil karena Arnold, juga.
Dan Nayya adalah pacar Arnold, pacar
yang benar-benar pacar. Karena Nayya adalah yang resmi berpacaran dengan
Arnold, dan bukan selingkuhan.
Sama dengan Chely dan Mesha, Nayya
juga masih berusaha untuk mendapatkan ciuman dari Arnold. Karena sebagai pacar resmi
Arnold, Nayya belum pernah dicium oleh Arnold. Usahanya masih belum berhasil,
dan itu juga karena Arnold.
Hebatnya, dua selingkuhan Arnold tidak diketahui oleh Nayya. Dan juga
selingkuhan Arnold yang satu tidak tahu tentang Nayya ataupun selingkuhan
Arnold yang satunya lagi.
***
“Mungkin ini bisa berhasil, semoga!”,
dengan sedikit percaya diri Chely membawa obat perangsang dan bertemu dengan
Arnold.
“Hai sayang, ini silahkan diminum!”,
Chely memberikan minuman yang sudah dicampur dengan obat itu pada Arnold.
Arnold hanya tersenyum melihat Chely dan meminum minuman itu, Chely duduk
disamping Arnold dan juga tersenyum melihat Arnold meminumnya.
“Heemh
... apa dirumahmu tidak ada siapapun?”, Arnold emlihat sekeliling rumah
Chely lalu menatapnya. “Tidak ada, semuanya sedang keluar dari tadi pagi. Aku
hanya sendiri disini, memangnya kenapa?”, Chely tersenyum melihta Arnold.
“Tidak apa-apa, aku hanya merasa sedikit aneh saja hari ini. Entah apa yang aku
pikirkan, tapi badanku berkeringat semenjak datang kesini!”, Arnold mulai
terlihat sedikit aneh.
“Memangnya apa yang terjadi padamu,
apa kau sakit?”, Chely mendekat dan membelai lembut wajah Arnold. “Chely,
bolehkah aku ...”, Arnold menghentikan perkataannya dan menghela nafasnya
panjang. Dia lalu menahan tangan Chely, mendekatinya dan menatapnya. “Apa?”
Chely tersenyum. “Aku ... aku mau ...”, Arnold menghentikanperkataannya lagi
dan terus mendekati Chely. “Katakan saja apa yang kau mau, tidak apa-apa!”,
Chely tersenyum lagi dan mendekati Arnold. “Chely ... aku mau .. aku mau .. aku
mau pulang saja! Sepertinya aku tidak enak badan, jadi lebih baik lain kali saja aku kesini lagi. Sampai jumpa!”,
Arnold kemudian pergi.
“Arnold! Kau ini ...”,
Chely menarik nafasnya. Dia harus menghapus harapannya lagi, karena usahanya
gagal lagi.
***
“Tidak ada siapa-siapa dirumahku
sekarang, mereka sedang jalan-jalan. Jadi kau santai saja disini, ayo minum
dulu!”, Mesha memberikan minuman pada Arnold. Arnold tersenyum dan meminumnya,
Mesha juga meminum minumannya dan terus melihat Arnold. Menunggu waktu yang
diharapkan.
“Sayang, kenapa kau menatapku seperti
itu?”, Mesha tersenyum melihat Arnold yang sudah terlihat aneh menatapnya
tajam. “Aku berkeringat, rasanya badanku panas!”, Arnold menarik nafas.
“Wajahmu juga merah, sayang. Apa kau mau ...”, Mesha mendekati Arnold dan memegang
tangannya. “Mesha, aku mau ...”, Arnold memegang pipi Mesha dan menatapnya.
Mesha tersenyum dan menutup matanya, perlahan mendekat, dan, “Aku mau pulang
sekarang saja, sepertinya aku masih tidak enak badan semenjak kemarin. Maaf,
lain kali aku kesini lagi. Sampai jumpa!”, Arnold lalu pergi.
“Arnold! Kau ini ...”,
Mesha membuka matanya lalu membuang nafas panjang. Dia harus menghapus
harapannya lagi, karena usahanya dengan memberikan minuman yang dicampur obat
perangsang gagal.
***
“Arnold, kau mau minum apa? Biar aku
buatkan untuk mu, sekarang tidak ada siapapun dirumah. Semuanya sedang pergi!”,
Nayya tersenyum saat Arnold datang. “Apa saja, terserah kau saja!”, Arnold lalu
memainkan handphonenya seperti biasa. “Tunggu sebentar ya, duduk disini!”,
Nayya pergi kedapur untuk membuat minuman.
Nayya juga mencampur minuman untuk
Arnold dengan obat, yaitu obat perangsang. Usaha yang sama dengan kedua
selingkuhan Arnold.
“Ini, silahkan diminum! Kau terlihat
tampan hari ini ...”, Nayya tersenyum dan duduk didepan Arnold. “Bukankah
setiap hari aku tampan?”, Arnold meminum minuman dari Nayya. Nayya tersenyum
dan menatap Arnold.
Beberapa saat setelah Arnold
meminumnya, Arnold terlihat berkeringat dan wajahnya sedikit memerah. Dia
menatap Nayya, lalu dia menarik Nayya kehadapannya. Arnold tersenyum, “Sayang, antar
aku kedepan. Sebaiknya aku pulang, aku masih tidak enak badan. Lain kali aku
datang lagi, sampai jumpa!”, mereka berjalan sampai pintu dan akhirnya Arnold
pergi.
“Arnold! Kau ini ...”,
Nayya memalingkan wajahnya dan kembali masuk kedalam. Nayya juga harus
menghapus harapannya, karena usaha memberi obat perangsang untuk Arnold juga
tidak berhasil. Arnold tidak mempan dengan itu, walaupun sudah tiga wanita
mencobanya.
***
“Mesha, kau ini kenapa? Apa alu
melakukan sesuatu yang membuat mu marah?”, Arnold berusaha membujuk Mesha yang
marah saat tidak mau bertemu dengan Arnold. “Aku tidak mau bertemu denganmu,
nanti saja kita bertemu lagi!”, Mesha menjauh dari Arnold. “tapi kenapa, apa
yang terjadi?”, Arnold mendekati Mesha lagi. “Kau ini selalu saja seperti itu,
aku sudah berusaha membuatmu ...”, Mesha menghentikan perkataannya dan diam
menatap Arnold. “Apa?”, Arnold juga menatap Mesha. “Sayang, apa kau tidak ingin
kita ... (Mesha kembali menghentikan
perkataannya dan menatap Arnold). Sudahlah, aku akan tetap berusaha! Tapi
sebaiknya kau pulang saja sekarang, kita nanti saja bertemu. Sampai jumpa,
sayang!”, Mesha tersenyum dan pergi meninggalkan Arnold.
“Astaga! Memangnya apa yang aku
lakukan? Apa yang ingin dia lakukan padaku? Selalu saja yang wanita inginkan
paling tidak akan berdampak menyulitkanku!”, Arnold pergi.
“Chely, kenapa kau juga seperti ini?”,
Arnold juga kena marah Chely. “Juga? Dengan siapa juga?”,
Chely menatap Arnold. “Tidak! Maksudku hanya kenapa kau marah padaku sekarang,
apa aku berbuat salah padamu?”, Arnold mendekati Chely. “Memangnya kau tidak
menyadari semua usahaku untuk membuat kau ...”, Chely menghentikan perkataannya
dan diam menatap Arnold. “Apa?”, Arnold juga menatap Chely. “Aku hanya ingin
kau ... ehm maksudku kita ... akh sudahlah lupakan saja! Mungkin aku
harus terus berusaha untukmu, tapi Sayang maaf kali ini kau sedang tidak ingin
bertemu denganmu. Kau pulang saja, sampai jumpa!”,Chely pergi meninggalkan
Arnold.
“Sebenarnya apa yang aku lakukan
sehingga mereka seperti itu padaku! Apa yang mereka inginkan dariku?”,
Arnold pergi.
“Nay, apa kau marah padaku?”, Arnold
menemui Nayya dan langsung bertanya padanya. “Kenapa bertanya seperti itu
padaku?”, Nayya langsung memalingkan pandangannya. “Tidak apa-apa, hanya saja
aku takut kau marah padaku!”, Arnold tersenyum. “Kalau memang iya aku marah
bagaimana?”, Nayya langsung melihat Arnold. “Astaga Nay, sebenarnya apa yang
telah aku lakukan sampai kau marah padaku? Seingatku aku tidak melakukan apapun
yang salah! Lalu apa yang kau inginkan dariku?”, Arnold memegang tangan Nayya
dan menatapnya.
“Kau ini kenapa? Tiba-tiba bicara
seperti itu padaku! Lagipula bukankah kau memang selalu seperti ini, tidak tahu
apa yang telah kau lakukan”, Nayya melepaskan tangan Arnold. “Nayya, sayang
...”, Arnold memegang tangannya lagi. “Arnold!”, Nayya menatap Arnold. “Apa?”,
Arnold tersenyum. “Harusnya aku yang bertanya apa! Sudahlah sekarang menyetir
saja dengan benar, aku mau pulang!”, Nayya memalingkan wajahnya dari Arnold.
“Baiklah, terserah kau saja!”, Arnold menyetir kembali mobilnya.
Arnold menyetir mobilnya pelan,
kebetulan di pinggir jalan ada beberapa pasang kekasih yang sedang berciuman
dan mereka melihatnya. Nayya sudah menatap Arnold, tapi Arnold hanya diam saja.
Dan jalanan macet, mereka jadi berhenti. Tepat dipinggir jalan depan mereka,
sepasang kekasih sedang berciuman. Mesra sekali.
Nayya menggerak-gerakkan kakinya,
tangannya, tapi Arnold tetap saja diam. Nayya menyentuh setir mobilnya,
tersenyum menatap Arnold, tapi Arnold tetap saja diam. Akhirnya Nayya juga
hanya diam melihat mereka terus berciuman, karena usahanya gagal.
Dan mereka sampai dirumah Nayya,
Arnold keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Nayya karena Nayya tidak
keluar juga dari mobil. “Ayo, kita sudah sampai!”, Arnold tersenyum menyuruh
Nayya turun. “Arnold ...”, Nayya menatap Arnold. “Apa? Ayo turun, kau sudah
sampai dirumah sekarang!”, Arnold berjalan masuk kembali kedalam mobil.
Akhirnya Nayya turun, dan pergi.
Beberapa lama setelah Nayya pulang
kerumah, tiba-tiba Arnold datang lagi kerumah Nayya. “Sayang, aku membawa
hadiah untukmu. Agar kau tidak marah, jadi jangan marah ya?”, Arnold tersenyum
dan memberikan kotak kecil pada Nayya. Nayya tersenyum dan mengambilnya, “Kalau
begitu, aku pergi dulu!”, Arnold berjalan pergi. “Arnold!”, Nayya menarik tangannya.
“Apa?”, Arnold kembali. “Kau masuk dulu, ayo!”, Nayya membawa Arnold masuk
kerumah.
Nayya tersenyum saat membuka
hadiahnya, itu sebuah boneka kecil. “Terimakasih sayang, iya aku tidak akan
marah!”, Nayya tersenyum melihat Arnold. Arnold juga tersenyum melihat Nayya.
Tapi mereka hanya diam, beberapa lama berlalu juga mereka masih tetap
diam-diam-an.
“Nay ...”, Arnold
tiba-tiba memegang tangan Nayya dan menatapnya. “Apa?”, Nayya balas menatapnya
dengan senyuman. “Bolehkah aku ...”, Arnold memotong perkataannya. “Apa?”,
Nayya mendekati Arnold. Tanpa berkata apapun, Arnold mendekati Nayya perlahan.
Dan terus mendekatinya sampai mereka sangat dekat. Akhirnya Nayya memejamkan
matanya dan Arnold menciumnya. Mereka berciuman.
“Mesha, kau ini kenapa? Apa alu
melakukan sesuatu yang membuat mu marah?”, Arnold berusaha membujuk Mesha yang
marah saat tidak mau bertemu dengan Arnold. “Aku tidak mau bertemu denganmu,
nanti saja kita bertemu lagi!”, Mesha menjauh dari Arnold. “tapi kenapa, apa
yang terjadi?”, Arnold mendekati Mesha lagi. “Kau ini selalu saja seperti itu,
aku sudah berusaha membuatmu ...”, Mesha menghentikan perkataannya dan diam
menatap Arnold. “Apa?”, Arnold juga menatap Mesha. “Sayang, apa kau tidak ingin
kita ... (Mesha kembali menghentikan
perkataannya dan menatap Arnold). Sudahlah, aku akan tetap berusaha! Tapi
sebaiknya kau pulang saja sekarang, kita nanti saja bertemu. Sampai jumpa,
sayang!”, Mesha tersenyum dan pergi meninggalkan Arnold.
“Astaga! Memangnya apa yang aku
lakukan? Apa yang ingin dia lakukan padaku? Selalu saja yang wanita inginkan
paling tidak akan berdampak menyulitkanku!”, Arnold pergi.
“Chely, kenapa kau juga seperti ini?”,
Arnold juga kena marah Chely. “Juga? Dengan siapa juga?”,
Chely menatap Arnold. “Tidak! Maksudku hanya kenapa kau marah padaku sekarang,
apa aku berbuat salah padamu?”, Arnold mendekati Chely. “Memangnya kau tidak
menyadari semua usahaku untuk membuat kau ...”, Chely menghentikan perkataannya
dan diam menatap Arnold. “Apa?”, Arnold juga menatap Chely. “Aku hanya ingin
kau ... ehm maksudku kita ... akh sudahlah lupakan saja! Mungkin aku
harus terus berusaha untukmu, tapi Sayang maaf kali ini kau sedang tidak ingin
bertemu denganmu. Kau pulang saja, sampai jumpa!”,Chely pergi meninggalkan
Arnold.
“Sebenarnya apa yang aku lakukan
sehingga mereka seperti itu padaku! Apa yang mereka inginkan dariku?”,
Arnold pergi.
“Nay, apa kau marah padaku?”, Arnold
menemui Nayya dan langsung bertanya padanya. “Kenapa bertanya seperti itu
padaku?”, Nayya langsung memalingkan pandangannya. “Tidak apa-apa, hanya saja
aku takut kau marah padaku!”, Arnold tersenyum. “Kalau memang iya aku marah
bagaimana?”, Nayya langsung melihat Arnold. “Astaga Nay, sebenarnya apa yang
telah aku lakukan sampai kau marah padaku? Seingatku aku tidak melakukan apapun
yang salah! Lalu apa yang kau inginkan dariku?”, Arnold memegang tangan Nayya
dan menatapnya.
“Kau ini kenapa? Tiba-tiba bicara
seperti itu padaku! Lagipula bukankah kau memang selalu seperti ini, tidak tahu
apa yang telah kau lakukan”, Nayya melepaskan tangan Arnold. “Nayya, sayang
...”, Arnold memegang tangannya lagi. “Arnold!”, Nayya menatap Arnold. “Apa?”,
Arnold tersenyum. “Harusnya aku yang bertanya apa! Sudahlah sekarang menyetir
saja dengan benar, aku mau pulang!”, Nayya memalingkan wajahnya dari Arnold.
“Baiklah, terserah kau saja!”, Arnold menyetir kembali mobilnya.
Arnold menyetir mobilnya pelan,
kebetulan di pinggir jalan ada beberapa pasang kekasih yang sedang berciuman
dan mereka melihatnya. Nayya sudah menatap Arnold, tapi Arnold hanya diam saja.
Dan jalanan macet, mereka jadi berhenti. Tepat dipinggir jalan depan mereka,
sepasang kekasih sedang berciuman. Mesra sekali.
Nayya menggerak-gerakkan kakinya,
tangannya, tapi Arnold tetap saja diam. Nayya menyentuh setir mobilnya,
tersenyum menatap Arnold, tapi Arnold tetap saja diam. Akhirnya Nayya juga
hanya diam melihat mereka terus berciuman, karena usahanya gagal.
Dan mereka sampai dirumah Nayya,
Arnold keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Nayya karena Nayya tidak
keluar juga dari mobil. “Ayo, kita sudah sampai!”, Arnold tersenyum menyuruh
Nayya turun. “Arnold ...”, Nayya menatap Arnold. “Apa? Ayo turun, kau sudah
sampai dirumah sekarang!”, Arnold berjalan masuk kembali kedalam mobil.
Akhirnya Nayya turun, dan pergi.
Beberapa lama setelah Nayya pulang
kerumah, tiba-tiba Arnold datang lagi kerumah Nayya. “Sayang, aku membawa
hadiah untukmu. Agar kau tidak marah, jadi jangan marah ya?”, Arnold tersenyum
dan memberikan kotak kecil pada Nayya. Nayya tersenyum dan mengambilnya, “Kalau
begitu, aku pergi dulu!”, Arnold berjalan pergi. “Arnold!”, Nayya menarik tangannya.
“Apa?”, Arnold kembali. “Kau masuk dulu, ayo!”, Nayya membawa Arnold masuk
kerumah.
Nayya tersenyum saat membuka
hadiahnya, itu sebuah boneka kecil. “Terimakasih sayang, iya aku tidak akan
marah!”, Nayya tersenyum melihat Arnold. Arnold juga tersenyum melihat Nayya.
Tapi mereka hanya diam, beberapa lama berlalu juga mereka masih tetap
diam-diam-an.
“Nay ...”, Arnold
tiba-tiba memegang tangan Nayya dan menatapnya. “Apa?”, Nayya balas menatapnya
dengan senyuman. “Bolehkah aku ...”, Arnold memotong perkataannya. “Apa?”,
Nayya mendekati Arnold. Tanpa berkata apapun, Arnold mendekati Nayya perlahan.
Dan terus mendekatinya sampai mereka sangat dekat. Akhirnya Nayya memejamkan
matanya dan Arnold menciumnya. Mereka berciuman.
Komen ya,
BalasHapus