Tittle : Pengantin
Baru
Genre :
Romantic, Yadong nc-17
Author :
Cifcif Rakayzi
Cast :
Nicho, Rishy
Chapter 3
Dengan
cuaca yang hujan seperti ini, tidak banyak yang bisa mereka lakukan. Selain
hanya diam dikamar, dan menonton tv.
“Kenapa
Ayah dan Ibu memilihkan tempat yang seperti ini, disini hujan terus seperti
ini. Tidak bisa senang-senang!” Rishy cemberut sambil terus memijit remote tv
yang chanelnya terus ia ganti-ganti. Nicho hanya tersenyum melihat Rishy
seperti itu, dan dia selesai membuat teh hangat dan langsung membawanya. “Ini,
minumlah untuk menghangatkan badanmu!”, Nicho memberikan gelas teh itu.
“Apa
yang bisa kita lakukan disini?”, sambil menegug tehnya Rishy memandang kearah
Nicho yang juga sedang meneguk kopinya. “Kalau kau mau pergi, kita lebih baik
hujan-hujanan. Aku siap mengantarmu pergi kemanapunkau mau!”. Nicho tersenyum,
menaruh kopinya dimeja dan menatap serius Rishy. “Tidak usah, malas sekali
kalau basah. Kita disini saja ...”, Rishy juga menaruh tehnya dimeja dan
mendekati Nicho.
“Kalau
begitu berhentilah cemberut seperti itu, kau begitu membuatku ..” Rishy
memotong perkataan Nicho dan memajukan wajahnya sampai tepat dihadapan wajah
Nicho. “Aku membuatmu apa?”, Rishy tersenyum kecil dan membelai pipi Nicho.
“Kau .. kau mem .. hei apa yang kau lakukan?”, Nicho menjauh.
“Memangnya
aku melakukan apa?”, Rishy kembali mendekati Nicho. “Beerhentilah memandangku
seperti itu dan jangan membelai pipiku, membuatku geli!”, Nicho memegang tangan
kanan Rishy yang menempel dipipinya. “Kenapa?”, Rishy menatap Nicho. “Kau
menggoda juniorku ...” “Benarkah
begitu?”, Rishy merayu Nicho sampai Nicho mulai mundur menghindari Rishy.
“Aku
mencintaimu ...”, Nicho berhenti mundur menghindar dan tersenyum manis
dihadapan Rishy. “Aku juga mencintaimu, walaupun kau kasar jelek dan bodoh!
Haha...”, Rishy membalas senyuman Nicho. “Hei kau mengataiku?”, Nicho merubah
senyumannya dengan tatapan marah.
“Haha
... betapa lucunya dirimu, lihat ada sisa kopi dibibirmu dari tadi. Kau dasar
pria bodoh .. haha ..”, Rishy mendekati Nicho. “Hei kau mengataiku bodoh dua
kali, kesini kau aku harus menghukummu!”, Nicho menarik badan Rishy sampai
menempel dengan badannya.
“Biar
aku bersihkan ...”, Rishy tersenyum kecil manis, lalu dengan lembut menempelkan
bibirnya pada bibir Nicho. Perlahan melumat bibir Nicho, membersihkan sisa kopi
yang ada dibibir atasnya sedari tadi. Nicho membuka mulutnya dan memainkan
lidahnya untuk beradu dengan lidah Rishy, Rishy juga membalas permainan Nicho
dan mendekapnya erat seolah untuk memperdalam ciumannya.
***
Rishy
membuka matanya perlahan saat diarasakan sinar matahari membuat matanya silau,
dia melihat Nicho tidak ada disampingnya. Dengan kaget, Rishy langsung bangun
dan mencarinya ke semua sudut ruangan. Seolah tidak ingin Nicho
meninggalkannya.
“Nicho
... Nicho kau dimana?”, Rishy berjalan ke sana kemari dan berhenti di depan
pintu kamar mandi. Perlahan dia membuka pintunya, dan yang dilihatnya adalah
tubuh seorang pria kekar yang sedang dibasahi air.
Rishy
langsung menyadari keadaannya, dan memalingkan wajahnya kaget. Seakan
mengetahui kedatangan Rishy, Nicho menoleh dan sedikit berjalan menghampirinya.
“Sayang, kau sudah bangun!”, sapanya lembut.
“Maaf,
aku tidak seharusnya melihat ini. Tadi aku mencarimu, kupikir kau pergi
meninggalkanku!”, Rishy menarik pintu hendak menutupnya kembali. Dengan cepat,
Nicho menghalangi pintu itu. “Tidak apa-apa, kemarilah! Kau juga harus mandi,
karena semalam tubuhmu itu penuh dengan keringat ... Kau ingat? Sampai membuat
tubuhku juga basah, ayolah kemari!”, Nicho menarik tangan Rishy dengan
tangannya yang penuh sabun memasuki kamar mandi, lalu menutup pintunya.
“Apa
yang kau lakukan, aku tidak mau mandi berdua denganmu!”, Rishy menjauh dari
tubuh Nicho yang mulai mendekat dan membasahi piyama nya. “Kenapa? Aku kan
suamimu, yang semalam menidurimu haha ...”, Nicho tertawa dan membasuh
tangannya yang penuh busa sabun itu dengan tetesan keras air yang masih keluar
dari shower.
“Tidak
mau, aku akan mandi nanti!”, Rishy melangkah menjauhi Nicho. “Mandi setelah aku
akan membuang waktu, sayang. Apa kau lupa sekarang kita harus kebandara untuk
pulang, dan sekitar dua jam lagi pesawatnya berangkat!”, Nicho yang masih
membasuh tangannya menatap Rishy yang sudah membelakanginya.
“Apa?
Benarkah? Kenapa kau baru bicara sekarang, ahh kenapa aku bisa lupa dan bangun
sesiang ini!”, Rishy mendekati Nicho. “Kau kelelahan sayang, semalam kita
melakukannya sangat bersemangat. Bahkan dinginnya ac masih membuatmu
berkeringat, kau hebat sekali!”, Nicho tersenyum memuji seperti anak kecil.
“Ikh dasar kau ini menyebalkan, jangan bicara seperti itu. Lalu kenapa kau
tidak membangunkanku?”, Rishy memukul dada Nicho.
“Aku
tidak tega melihatmu begiu pulas, kau mungkin sangat cape!”, Nicho memegang
kedua tangan Rishy yang memukulnya, menghentikan pukulannya. “Lalu bagaimana
kita bisa bersiap dalam dua jam?”, Rishy melepaskan tangan Nicho dari
tangannya.
“Kalau
begitu, kita pulang besik. Memesan tiket pesawat yang baru!” “Ish, tidak bisa. Aku mau pulang sekarang!
Aku sudah bosan dengan tempat yang selalu hujan seperti ini, baiklah ayo cepat
kau bersihkan sabun-sabun itu dari badanmu! Kita harus bergegas ...”, Rishy
langsung membuka cepat piyama nya dan melemparnya asal, lalu berdiri dekat
dengan Nicho yang tersenyum melihat istrinya full naked untuk mendapatkan
guyuran air dari shower nya.
***
Satu
bulan setelah pernikahan mereka berlalu.
“Sayang,
akhir bulan ini kau mau jalan-jalan kemana?” “Akhir bulan? Memangnya sekarang tanggal
berapa?”, Rishy menatap Nicho sekilas lalu melihat kalender yang tergantung di
dinding ruang makannya. “Sekarang tanggal 27, kenapa?”, Nicho menatap serius
Rishy. “27? Kenapa rasanya aku belum juga ... uwo..uwo..”, tiba-tiba ditengah
perkataannya Rishy muntah dan dia langsung berlari kekamar mandi.
“Sayang,
kenapa denganmu? Kau sakit?”, Nicho menempelkan punggung tangannya di dahi
Rishy yang keluar dari kamar mandi. “Akhir-akhir ini aku memang sering pusing
dan selalu mual ...”, jawabnya lemas dan memeluk Nicho.
“Kalau
begitu kita kedokter sekarang!”, Nicho melepas pelukannya dan menatap Rishy.
“Tidak usah, mungkin Cuma masuk angin!”, Rishy memegang tangan Nicho dan
kembali menyandarkan kepalanya didada Nicho.
“Bukan
masuk angin, mungkin hamil barang kali ...”, Ibu tiba-tiba datang dan tersenyum
melihat mereka. “Hamil?”, Rishy dan Nicho menjawab bersamaan lalu saling
bertatapan. “Iya hamil, ini sudah sebulan kalian menikah kan?”, Ibu menambahkan
lagi.
“Aku
memang sudah telat 3 minggu, tapi mungkinkah?”, Rishy memegang perutnya dan
menatap Nicho. “Semoga saja kau benar hamil, berarti pekerjaan kita tidak
sia-sia selama ini ...”, Nicho tersenyum bahagia dan langsung memeluk Rishy.
Rishy
memukul dada Nicho karena malu dengan Ibunya atas yang dikatakan Nicho, “Aku
..uwo..uwo ... ahh uwo..uwo...” Rishy langsung berlari lagi kekamar mandi
sambil menutupi mulutnya, Ibu langsung mengikutinya sementara Nicho masih
tersenyum bahagia memikirkannya.
The
End ,-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar