Kultur jaringan dalam bahasa
asing disebut tissue culture. Kultur berarti budidaya,
jaringan berarti sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama.
Dengan demikian, Kultur jaringan berarti membudidayakan suatu jaringan
tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti induknya.
Pelaksanaan teknik kultur
jaringan ini berdasarkan teori sel yang dikemukakan oleh Scheiden dan Schwann,
yaitu bahwa sel mempunyai kemampuan totipotensi. Totipotensi adalah kemampuan
setiap sel (dari mana saja sel tersebut diambil) apabila diletakkan dalam
lingkungan yang sesuai akan dapat tumbuh menjadi tanaman sempurna.
Kultur jaringan akan lebih
besar keberhasilannya bila menggunakan jaringan meristem. Jaringan meristem
adalah jaringan yang terdiri atas sel-sel yang selalu membelah, dindingnya
tipis, belum mempunyai penebalan dari zat pektin, plasmanya penuh, dan vakuola
kecil.
Teknik kultur jaringan
sebenarnya sangat sederhana, yaitu suatu sel atau irisan jaringan tanaman yang
disebut eksplan secara aseptik
(bersih dari hama atau bakteri), di letakan dan dipelihara dalam medium padat
atau cair yang telah berisi nutrisi. Nutrisi dapat berupa larutan yang
mengandung unsur makromolekul, mikromolekul, asam amino, gula, vitamin, dan
hormon. Dengan cara demikian, sebagian sel pada permukaan irisan tersebut akan
membentuk gumpalan sel yang disebut kalus.
Kalus dapat dipisah-pisahkan, kemudian di pindahkan kedalam medium khusus
sehingga tumbuh membentuk tanaman kecil yang berakar, berbatang, dan berdaun (plantlet). Dengan teknik kultur jaringan
ini, hanya dari suatu irisan kecil jaringan tanaman dapat dihasilkan plantlet
dalam jumlah besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar