cifcif punya FF gaje, aneh dan gak seru lagi nieh. silagkahn mau baca?
tapi saran dari cifcif kalau yang tidak berminat baca ya jangan baca, daripada menyesal dikemudian hari (alah bahasanya), iya kan?
soalnya FF nya gak nyambung gitu jalan ceritanya, aneh pula. tapi untungnya jadi menjadi sebuah FF yang cifcif pos.
Author :
cifcif Rakayzi
Tittle :
“Now, I Love U”
Genre :
romance
Lenght :
Oneshoot
Cast :
-
Park Jimin (BTS)
-
Lee Hyein (oc)
-
Hayoung (A pink)
-
Taehyung (BTS)
Hyein
menyimpan sumpit dan menghentikan makannya, menatap Eomma lekat dengan
cemberut.
“Eomma sudah berulang kali
menanyakan hal itu, dan aku juga sudah berulang kali menjawab TIDAK untuk hal
itu!”
“Ish ... Kau tidak usah
berteriak seperti itu”
“Aku tidak mau dijodohkan,
titik!” Hyein memukul pelan meja makan dan memalingkan wajahnya dari tatapan
Eomma.
“Lalu sampai kapan kau
akan hidup seperti ini, kapan kau akan menikah?”
“Aku masih belum siap
menikah! Aku belum berfikir kearah itu, lagipula usiaku masih 19 tahun. Kenapa
harus cepat menikah?”
“Lebih baik kau menikah
dan belajar menjadi istri yang baik, dari pada seperti sekarang. Pekerjaannmu
hanya bermain-main tidak jelas”
“Apa yang tidak jelas,
Eomma? Aku kuliah dan menulis ..”
“Menulis apa tidak jelas
seperti itu”
“Eomma jebalyo, aku tidak
mau menikah!” akhirnya Hyein memasang wajah memelas pada Eomma yang kembali
menyantap makan malamnya.
“Lalu kau mau apa?”
“Kalau aku harus tetap
menikah, maka biarlah aku sendiri yang mencari jodohku!”
“Aigoo ... Memangnya ada
pria yang mau padamu?”
“Maksud Eomma?” Hyein
membulatkan matanya merasa tersindir.
“Kau hanya gadis pemalas,
jorok, urakan, bahkan dengan usiamu sekarang kau masih belum bisa mengurus
dirimu sendiri ..”
“Eomma!”
“Sekarang ini Eomma sudah
tua, dan Appamu sudah tidak ada. Kau tidak punya siapa-siapa lagi untuk
mengurusi mu lagi jika Eomma meninggal nanti, jadi siapa lagi jika bukan
suamimu yang akan menjagamu. Makanya kau harus mau menikah, ara?”
“Eomma, jangan bicara
seperti itu!”
“Sudahlah, habiskan
makanan mu. Soal perjodohan ini biar Eomma yang urus, kau hanya tinggal duduk
manis dan menunggu jodohmu datang”
“Aish jinjjayo, Eomma kau
ini jahat sekali pada anak semata wayangmu”
“Ini untuk kebaikan mu
sendiri nantinya, turuti saja Eomma, ne?”
“Sudahlah aku tidak mau
makan!” Hyein meninggalkan meja makan dengan hentakan kaki marahnya, membuat
Eomma hanya berdecak kesal dengan tingkah kekanak-kanakan Hyein.
Hyein pov.
“Pemalas, jorok, urakan,
dan tidak mengurus diri sendiri? Memangnya aku seperti itu?” aku melihat
pantulan tubuhku dicermin besar yang terpampang dikamarku.
Apa yang Eomma pikirkan
dengan menikahkan anak gadisnya yang masih dibawah umur? Memangnya ini masih
zaman Siti Nurbayah (emang ada cerita siti nurbayah di korea? Author ngaco).
Daripada aku pusing dengan
perkataan Eomma tadi tentang perjodohanku, lebih baik aku kembali menyelesaikan
ceritaku.
Aku kembali memakai kaca
mata besarku, mengikat rambutku asal hanya untuk menghalangi rambutku menutupi
mata, dan duduk didepan laptop tercintaku.
Menulis cerita-cerita
romantis untuk aku post di blog ku nanti, kenapa? Karena aku sangat suka dengan
cerita dan dongeng, apalagi ber genre romantis. Aku selalu membayangkan kalau
aku bisa mengalami kisah seperti didalam cerita, bertemu pangeran cinta
sejatiku dan hidup bahagia selamanya. Ah so sweet.
--
Aku membuka mataku perlahan saat dirasa ada sesuatu
menyilaukan menusuk kelopak mataku, memaksaku untuk membuka mata dan melihat
apa itu.
“Ommo! Lihatlah
kelakuanmu, kau tidak ada bedanya dengan anak TK”
Aku lihat Eomma menggerutu
melihatku dan membukakan gordeng, lalu menarikku.
“Palliwa ireona!”
“Emh .. Eomma, apa sudah
siang?”
“Ini sudah jam 9, masih
tanya apa sudah siang. Cepat bangun dan mandi, kau ada kuliah jam 11 nanti!”
“Eomma, badanku sakit
sekali ...”
“Bagaimana tidak sakit,
kau selalu tidur dilantai. Kenapa lagi kalau bukan karena jatuh dari ranjang”
“Eomma ...”
“Jangan bermalas-malasan,
palliwa!” Eomma menarik tanganku sampai aku berdiri, dia membereskan selimutku
lalu pergi.
Ah astaga, pinggangku
sakit sekali. Apa iya aku selalu jatuh dari ranjang? Atau Eomma hanya
mengada-ngada?
Dengan menggaruk kepalau
rang terlihat meyeramkan karena rambutku berantakan aku berjalan menuju kamar
mandi, mencoba mencari kesegaran dari kucuran air yang keluar dari shower.
--
Saat
kulihat jam sudah menunjukkan pukul 10.30 aku langsung mempercepat pergerakanku.
Memasukkan laptop dan buku-buku kedalam tasku asal, menyisir dan mengikat
rambutku juga asal, memakai jaket dan sepatuku tanpa mengikat talinya.
Aku berlari menuruni satu
per satu anak tangga dari kamarku kebawah, berjalan secepat mungkin menuju
mobilku diluar.
“Kau pasti kesiangan
lagi!”
“Eomma, aku pergi dulu.
Dah ..”
Aku mencium pipi Eomma
yang sedang menyiram tanamannya, bergegas masuk kedalam mobil dan menancap gas.
Alasannya, karena aku
tidak akan sampai kekampus dengan waktu 30 menit, ditambah dengan jalanan yang
macet. Mungkin.
“Astaga!” untuk kesekian kalinya aku terlambat dan tidak
diizinkan masuk kelas, terpaksa aku hanya duduk menunggu samapi pelajaran dosen
itu selesai diluar.
“Again?”
Tiba-tiba suara pria dari
belakang mengagetkanku, aku berbalik melihatnya dan ternyata,
“Ish Taehyung?”
“Ne, aku terlambat juga
seperti mu untuk pertama kalinya. Dan kau kesekian kalinya! Haha ..” temanku,
Taehyung ternyata. Dia ikut duduk disampingku, menyandarkan kepalanya kedinding
dan memandangku mengejek.
“Aku tidak tahu kenapa aku
selalu terlambat, padahal aku selalu berusaha melakukan semuanya secepat
mungkin agar tidak terlambat. Tapi hasilnya tetap sama ...”
“Babo!”
“Mwo? Katakan sekali
lagi?” Aku langsung menjit kepalanya.
“Lihat kau ini, kasar
sekali. Kalau seperti ini terus, pantas kau masih_”
“Masih apa?”
“Masih belum ada pria yang
mau mendekatimu, yah selain aku”
“Mwo? Ah Taehyung, apa
menurutmu aku ini urakan, pemalas dan jorok?”
“Apa aku harus jujur?”
“Aish kau ini, memangnya
benar aku seperti itu?”
“Siapa yang mengatakan itu
padamu?”
“Eomma ..”
“Mwo? Hahah ... Kalau
Eomma mu yang mengatakan itu, berarti itu benar. Aku sependapat dengan
Ahjumma!”
“Jinjjayo?”
“Kau ini hanya belum biasa
menjaga dirimu sendiri, maksudku kau masih belum tahu bagaimana mempercantik
dirimu agar orang lain menilaimu bagus. Itu saja, maybe? Haha ..”
“Ah dasar kau!” aku
kembali menjitak kepalanya, kali ini lebih keras sampai membuatnya meringis
kesakitan.
“Tambahan, kau juga kasar
Nona Lee Hyein!”
Taehyung langsung berlari
dari hadapanku dengan membuat gerakan perlindungan (maksud author dia menutupi
kepalanya dengan tangan agar tidak terkena jitakan maut Hyein lagi).
--
Aku meneguk minumanku,
“Taehyung,apa kau mau
membantuku?”
“Mwoya?”
“Kau pura-pura menjadi
pacarku dan datang pada Eomma?”
“Itu tidak akan berhasil!”
“Wae?”
“Ahjumma sudah tahu aku,
dia tidak akan percaya aku pacarmu. Fikirkan hal lain untuk membuatnya
membatalkan perjodohanmu itu..”
“Ah ne, aku lupa kalau
Eomma sudah mengenalmu. Lalu aku harus bagaimana?”
“Kalau tidak tahu harus
bagaimana, ya sudah terima saja perjodohan itu dan menikah lah dengan jodoh
dari Ahjumma”
“Andwae!”
“Baiklah, aku coba
fikirkan hal gila lain utuk mebantumu”
“Cepatlah, sebelum
akhirnya Eomma menyuruhku mengikuti kencan buta yang memalukan!”
“Geurae, aku sedang
mencoba!”
Taehyung dan aku
mengernyitkan alis, berfikir sekeras mungkin cara apa yang dapat membebaskanku
dari perjodohan gila ini.
Author pov.
“Aigoo .. Apa yang kau
lakukan?”
Eomma memukul kepala Hyein
saat sedang mencoba menghapus make up dari wajahnya.
“Eomma, untuk apa aku
berdandan seperti ini? Bedak ini membuat pipiku gatal, dan lihatlah lipstick
ini ... buruk sekali”
“Diamlah! Eomma akan
membuatmu cantik dengan make up ini, kau harus tampil bagus nanti”
“Memangnya nanti acara
sepenting apa sampai aku harus berdandan dan mengenakkan dress sempit ini?”
“Nantilah kau tahu,
sekarang coba kau diam dan biarkan Eomma meriasmu menjadi secantik putri”
“Putri? Putri angkara
murka lebih pantas .. haha ..”
“Ish dasar kau ini!” Eomma
kembali memukul kepala Hyein pelan sebelum akhirnya kembali melanjutkan merias
wajahnya.
Tara ...
Sekarang Hyein sudah
selesai, Eomma berhasil membuat nya secantik putri. Menghilangkan wajah
joroknya dan membuat Hyein tampak sangat cantik.
Dengan balutan mini dress
pink lucu, membuat kulit putihnya terlihat bercahaya. Ditambah polesan make up
diwajah imutnya, rambut panjangnya yang dibiarkan terurai menutupi sebagian
punggung dan dada Hyein yang terbuka semakin membuat gadis urakan, pemalas,
jorok, dan tomboy itu sangat cantik.
“Eomma, apa aku tidak akan
menjadi bahan tertawaan orang lain dengan seperti ini?”
Setelah keluar dari mobil,
Hyein terus saja menarik-narik dressnya.
“Tidak akan, aku cantik
sekali. Kajja kita masuk, pasti mereka sudah lama menunggu”
“Mereka siapa?”
“Keluarga namja yang akan
dijodohkan denganmu”
“Mwo? Andwae!”
Hyein langsung berlari
menghindar dari Eomma, tapi percuma karena Eomma berhasil menangkap dan
membawanya masuk kedalam restaurant ala Itali itu.
--
“Rapikan penampilan mu!”
Sekarang mereka ada
dihadapan sebuah pintu dari sebuah ruangan.
“Eomma, haruskah ...”
“Berlakulah yang baik,
ne?”
Eomma menarik tangan Hyein
masuk kedalam ruangan itu setelah sebelumnya Eomma membuka pintu sebagai jalan
masuk kedalam ruangan itu.
“Annyeonghaseyo, kalian
sudah datang ..”
Seorang wanita seumuran
Eomma menyapa mereka dari dalam ruangan dengan senyuman lebarnya.
“Ne, annyeonghaseyo. Apa
kalian sudah lama menunggu?”
Eomma membalas senyuman
wanita itu tak kalah lebarnya.
“Anio, kamu baru saja
sampai. Ayo silahkan duduk ..”
“Hyein, ayo beri salam
pada mereka” Eomma menarik pelan tangan Hyein yang bermuka masam itu.
“Annyeonghaseyo, Lee Hyein
imnida. Mannaseo bangapseumida”
“Oh ini Hyein putrimu, dia
cantik sekali. Sangat mirip denganmu waktu dulu ..”
“Ah bisa saja”
“Jimin-ah, ayo beri salam
pada Ahjumma dan Hyein..”
Wanita itu menarik tangan
pria muda dibelakangnya untuk ikut juga memberi salam pada Eomma dan Hyein.
“Annyeonghaseyo, Park
Jimin imnida”
Ucap pria bernama Park Jimin
anak wanita itu singkat, lalu duduk kembali tanpa senyum sama sekali.
“Dia tampan sekali ..”
Eomma senyum menatapnya lalu duduk dihadapannya.
“Gamsahamnida Ahjumma”
“Ayo silahkan dicicipi
makanan yang aku pesan, pasti kau menyukai makanan nya”
“Jinjjayo? Ah geurae, ayo
makan Hyein”
“Ne Eomma”
Jawab Hyein masih dengan
muka masam.
Hyein pov.
Mwo? Apakah ini namja yang
dijodohkan denganku itu? Kenapa jelek sekali? Aish pilihan Eomma benar-benar
kuno, bagaimana bisa aku dijodohkan dengan namja yang tidak terlalu tinggi
seperti ini. Dia bahkan tidak terlalu tampan dibandingkan dengan Taehyung.
Aigoo, pasti hidupku akan
hancur setelah perjodohan ini.
Park Jimin pov.
Mwo? Apakah ini yeoja yang
dijodohkan denganku itu? Kenapa jelek sekali? Aish pilihan Eomma benar-benar
kuno, bagaimana bisa aku dijodohkan dengan yeoja yang pendek seperti ini. Dia
bahkan tidak secantik Hayoung ku.
Apa hidupku akan hancur
jika menikah dengannya?
“Jimin-ah ..”
Tiba-tiba panggilan Eomma
menyadarkanku dari lamunan yeoja yang duduk dihadapanku itu sekarang.
“Ne Eomma?”
“Baimana?”
“Apa?”
“Aish ... Lihatlah dia,
rupanya masih belum sadar akan kecantikkan Hyein-ah” Eomma dan Ahjumma itu
mentertawakan ku rupanya.
“Ada apa Eomma?”
“Eomma tadi bertanya, bisa
tidak kau antarkan Hyein-ah pulang?”
“Wae?”
“Ahjumma dan Eomma ada
sedikit urusan dulu, jika Hyein-ah pulang sendiri tidak baik. Sudah terlalu
malam, bisakah?”
“Tapi Eomma?”
“Jimin-ah, itung-itung
kalian kenalan lebih dekat. Rumah kami tidak terlalu jauh dari sini kok”
“Eomma .. tapi aku ..”
“Sudahlah, kau pasti mau.
Ayo Hyein-ah, ini sudah terlalu malam. Senang bertemu lagi denganmu, jaljayeo.
Palli Jimin-ah!”
Eomma menarik tanganku
untuk berdiri bersama Hyein, dan terpaksa aku harus pergi mengantar yeoja ini
pulang dari pada kena amukan dari Eomma. (author sadis banget bahasanya
‘amukan’ kaya angin topan aja).
Beberapa menit sudah aku menyetir dengan tempo cepat,
tujuannya agar cepat sampai dirumah yeoja yang hanya diam ini dari tadi.
“Ehm .. Apa Ahjumma yang
memaksamu ikut perjodohan ini?”
Aku membuka perkataan,
berharap suasana diantara kami tidak terlalu hening dan menegangkan seperti
ini.
“Ne, Eomma selalu
memaksaku ikut perjodohan”
“Eomma dan Ahjumma adalah
teman lama, jadi pantas kita yang menjadi imbasnya”
“Mwo?”
“Maksudku adalah .. Kita
yang menjadi korban dengan dijodohkan akibat perteman mereka ..”
“Oh ne, mereka pasti
senang menjaadikan kita korbannya”
“Apa berarti kau juga
menolak perjodohana ini?”
“Ne, aku tidak mau menikah
dengan dijodohkan”
“Kalau begitu kita sama,
aku juga tidak mau menikah karena dijodohkan. Lagipula aku sudah punya
yeojacingu ..”
“Mwo?”
Yeoja itu terlihat
menajamkan matanya, seolah ingin memastikan yang barusaja aku ucapkan.
“Aku sudah punya
yeojacingu, apa kau juga?”
“.. emh .. oh ne, aku juga
sudah punya namjacingu! Kita sama-sama sudah punya pasangan ..”
“Lalu bagaimana kita
sekarang?”
“Yang jelas kita harus
menolak dan menghapuskan segala bentuk perjodohan ini, dan membawa aku dan kau
kedepan pintu gerbang kemerdekaan untuk tidak dijodohkan!”
“hahaha ... Hyein-sshi kau
ini lucu sekali haha ..”
“Ne?”
Yeoja itu terlihat bingung
dengan tawaku, apa aku salah tertawa disaat seperti ini?
“Oh ehm .. Mian”
“Ne, ah berhenti didepan!”
“Apa itu rumahmu?”
“Ne, kau tidak usah masuk
kedalam biar cepat. Sudah terlalu malam kan?”
“Geurae, aku juga ingin
cepat pulang. Kalau begitu aku pergi”
“Ne, gamsahamnida”
Yeoja itu turun dan keluar
dari mobilku, sedikit tersenyum dan melambaikan tangannya saat aku berputar
arah sebelum kembali menacap gas pergi.
Hyein pov.
Namja itu sudah punya
yeojacingu? Kenapa aku kaget mendengarnya, seolah aku kecewa dengannya. Padahal
apa urusanku dengannya ataupun yeojacingu nya, toh aku menolak perjodohan ini.
--
Ponselku berdering, memecahkan suasana yang menyebalkan disini.
Semoga aku ada masalah dan harus pergi dari tempat ini sekarang, aku mohon!
“Ini ponselmu, sepertinya
ada telpon”
Park Jimin berjalan
kearahku dan memberikan ponselku lalu kembali duduk.
“Yeobosseyo?” aku
mengangkat telponnya.
“Hyein-ah,
aku daapt ide untuk menggagalkan pernikahanmu!”
“Yak! Taehyung, kau
terlambat !!”
“Tapi
ini ide yang bagus ..”
“Apa kau tidak melihat
undangan yang datang padamu hah? Kau terlambat, aku akan menikah besok. Bahkan
sekarang aku sedang memakai gaun pengantinku!”
“Jinjjayo?”
“Sudahlah, jangan
membuatku semakin kesal dengan semua ini!”
Lep
.. aku mematikan telpon dan membanting ponselku kekursi dan hampir mengenai
Jimin.
“Yak! Kau ini, bagaimana
kalau kena kepalaku?”
“Mian!”
Aku tertawa melihat
ekspresi kagetnya dan kembali melihat diriku dengan gaun pengantin ini
dicermin, dengan beberapa orang yang masih memperbaiki bajunya. Istilahnya
memberikan sentuhan terakhir untuk gaun ini.
Aku terus tertawa karena
teringat ekspesi namja itu tadi, karena disini tidak ada Eomma ataupun Ahjumma.
Makanya aku berani seperti ini.
“Sudah selesai Nona,
bagaimana? Apa kau menyukainya?”
Tanya salah seorang yang
memperbaiku gaunku itu sambil memperhatikanku dari cermin.
“Mau bagaimanapun tidak
akan terlihat menyenangkan bagiku!”
“Mwo?” tanyanya heran
karena perkataan yang kuucapkan ini, sebenarnya aku tidak sengaja mengucapnya.
“Mungkin maksud Nona ini
adalah dia terlihat cantik dengan gaun ini”
Tiba-tiba Jimin berjalan
dan berdiri disampingku, menatapku dari pantulan cermin. Membuatku balas menatapnya
karena tidak percaya apa yang barusaja dia katakan.
“Mwo? Apa kau meledekku?” Aku
mendorongnya pelan.
“Anio, kau benar cantik.
Setidaknya itu yang harus dikatakan calon suami kepada calon istrinya disaat
seperti ini kan?”
Jimin mengedipkan sebelah
matanya, seolah mengisyaratkan ku tentang sesuatu. Dan Oh aku mengerti,
sekarang aku berada ditempat umum yang bahaya jika orang-orang itu tahu aku
tidak mau pernikahan ini terjadi.
“Ne, Eonnie gomawo.
Sekarang aku boleh melepaskannya?”
“Mian, tapi Nona harus
menunggu sampai Eomma mu kesini dan melihatnya”
“Mwo? Jinjjayo? Ah yang
benar saja, kapan pula mereka datang kesini”
“Gwaencanha. Noona,
gomawo”
“Ne, kalau begitu kami
akan menunggu diluar” dan mereka pergi meninggalkan kami berdua disini
sekarang.
“Kau tidak usah
cepat-cepat melepas gaun ini, kau terlihab bagus. Sungguh!” Jimin tersenyum dan
mengeluarkan tangan peace padaku.
“Diamlah!”
“Hanya saja ..”
“Mwo?”
“Apa kau selalu
berpenampilan tidak rapi seperti ini? Rambutmu berantakan, kau mengikatnya asal
seperti itu membuatmu terlihat seperti gembel yang memakai gaun pengantin ..
haha ..”
“Mwo? Apa kau bilang hah!
Dasar kau namja babo, michi namja!”
Aku tidak terima dengan
perkataannya, langsung saja aku menjitak kepalanya. Memukul-mukulnya dan
berjalan mengejarnya yang lari dariku,
Bugh
...
Aku terjatuh. Aku lupa sedang memakai apa sekarang, gaun yang panjangnya
menyapu lantai dan sangat berat.
Tapi, apa? Apa yang
terjadi sekarang, aku ada dipangkuan Park Jimin namja babo itu?
“Harusnya kau tidak berlari
dengan baju seperti ini ..”
Ucapnya lembut padaku,
membuatku tidak bisa berkata apapun karena hampir tidak ada jarak antara
tubuhku dengan tubuhnya. Wajah kami hanya beberapa senti jauhnya.
Mata kami saling
bertatapan, dan entah kenapa posisi seperti ini membuatku tidak nyaman.
Jantungku berdetak sangat kencang, dan mungkin bisa dia rasakan itu karena
meningat kami yang menempel.
Dia menopangku dengan
kedua tangannya, membuatku berada dibawahnya. Dan yang paling memalukan adalah
belahan dadaku akan sangat terlihat dari posisinya.
Perlahan dia mendekatkan
wajahnya padaku, membuat aroma parfumnya tercium olehku. Segar.
Tapi, apa? Aku tidak bisa
melakukan apapun sekarang. Saat wajahnya semakin dekat dengan wajahku, dia
memejamkan matanya. Apa yang harus kulakukan? Aku juga ikut memejamkan mataku,
membiarkan bibirnya menempel dibibirku sekarang.
Aku rasakan dadaku merapat
dengan dadanya, badanku ikut menopang sedikit berat badannya karena posisi ini.
Perlahan bibirnya melumat
bibirku, menambah sensasi aneh yang dirasakan hatiku sekarang. Sentuhan
lidahnya sangat lembut dibibirku, dia menghisap kecil bibir bawahku, membuatku
akhirnya membuka sedikit bibirku, membiarkan lidahnya masuk kedalam mulutku,
memainkan lidahku dengan lincahnya, membuat saliva kami sedikit bercampur.
Tanpa kusadari, tanganku
yang tadinya ada dipinggang namja itu sekarang melingkar dilehernya. Apa ini.
Dia semakin memperdalam
ciumannya, mencampur aduk kan rasa aneh dalam hatiku. Kenapa ini bisa terjadi?
“Ouh lihatlah mereka,
ternyata kita tidak salah menikahkan mereka karena rupanya kedua anak kita ini
sudah besar ..”
“Mesranya ..”
Mwo? Suara siapa itu? Aku
dan Jimin sontak menlepaskan ciumannya dan berbalik kearah pintu, yang disana
sudah berdiri Eomma dan Ahjumma dengan senyuman evilnya memandang kami.
“Eomma?” aku dan Jimin
kali ini bersamaan bicara.
“Tidak apa-apa, kalian
lanjutkanlah jika masih ing_”
“Ah anio, ani Eomma!”
Jimin melepaskan tangannya dari pinggangku dan mengusap kasar wajahnya yang
memerah.
“Palli Eomma, lihatlah aku
dengan gaun ini. Rasanya aku ingin cepat-cepat melepaskannya dari badanku”
“Ah baiklah, bagaimana
menurutmu?”
Eomma memandang Ahjumma,
sepertinya berusaha menyamakan pikiran mereka tentangku dan gaun ini.
“Good!”
“Perfect!”
Mereka berdua mengacungkan
jempol padaku.
“Ah syukurlah, akhirnya
aku bisa keluar dari gaun sempit nan repot ini! Eonni, bisa tolong bantu aku?”
Aku tersenyum melambaikan
tanganku pada beberapa Eonnie yang baru masuk, agar mereka segera melepaskan
baju ini dariku.
Author pov.
Sekarang Jimin baru saja
sampai dirumah Hyein setelah mengantarnya dan Eomma. Awalnya Hyein tersenyum
padanya, sampai saat Eomma sudah masuk kedalam rumah dan Jimin akan masuk
kedalam mobilnya lagi, tiba-tiba Hyein memukul Jimin dengan tasnya keras.
“Awh appoyo! Mwoya?”
“Kau ini dasar namja
yadong, nappeun namja, babo, michi namja!”
Hyein terus memukul Jimin
berulang kali.
“Ada apa, kenapa kau
menyiksaku?”
“Kau ... Dasar kau namja
sialan!”
“Hyein-sshi, hentikan!”
Akhirnya Hyein berhenti
memukulnya karena tertahan dengan tangan Jimin yang memegangnya kuat.
“Apa yang sudah kau
lakukan tadi padaku?”
“Apa?”
“Kau pura-pura lupa atau
apa? Tadi di butik itu, apa yang kau lakukan?”
“Saat kita berciuman?”
“Ish lepaskan aku, dasar
nappen namja!” Hyein kembali memukulnya setelah tangannya lepas dari Jimin.
Dengan sedikit tetesan air mata, Hyein terus berteriak nappeun namja dan memukul Jimin.
“Lalu apa masalahnya? Ah
... apa jangan-jangan itu ... Hyein-sshi, apa tadi itu adalah ciuman
pertamamu?” dengan senyuman kecil, Jimin menatap Hyein yang mengusap air
matanya.
Hyein hanya diam tidak
menjawab, pertanda iya.
“Pantas saja tadi ... kau
..”
“Apa?”
“Kau sangat kaku tadi!
Haha ... Mianhae Hyein-sshi, aku tidak bermaksud untuk mengambilnya darimu”
Jimin bergegas masuk kedalam mobilnya lalu menancap gas pergi meninggalkan
Hyein.
bersambung-
awalnya cifcif mau jadiin FF ini Oneshot, tapi kayanya akan kebanyakan. Lanjut ke chapter 2 aja yah bacanya.
haha!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar