# Hai hallo ...
cifcif berhasil nge-post ff aneh bin gaje.
jadi mohon maaf apabila tidak memuaskan teman pembanca semua, cifcif masih amatiran klow bikin ff.
Author : cifcif Rakayzi
Tittle :
Thankyou and Mianhae
Genre : Romace,
Sad
Lenght :
Oneshoot
Cast :
- Leo VIXX
- Lee
Hyein (oc)
- Bora Sistar
- Daehyun B.A.P
“Hajima!” teriak seorang
pria yang mendadak menghentikan mobilnya saat melihat seorang wanita yang akan
melompat dari jembatan jalan yang dilaluinya.
“Agashi hajima! Jangan
melompat ...”
Namun wanita itu hanya
menatapnya dengan menangis, dia sudah berdiri di atas pagar jembatan itu. Angin
yang berhembus kencang dan derasnya hujan tidak membuat wanita itu mengurungkan
niatnya, dia perlahan mengangkat kakinya dan bersiap akan melompat.
“ ... hiks hiks ... mianhae
Eomma ..”
Bugh
...
wanita itu jatuh.
Dia jatuh menindih pria yang
berteriak padanya tadi, dan sekarang mereka hanya bertatapan dengan tak
sedikitpun merubah posisinya.
“Wae? Waeyo?”
“Agashi ... emh na naega
...”
“Waeyo? Kenapa kau harus
menarikku? Kenapa kau tidak biarkan aku melompat saja? Siapa kau? Apa yang kau
lakukan? Aku membencimuuuu .. hiks hiks ..”
Wanita itu tidak bisa
menahan air matanya yang turun membasahi pipinya bersamaan dengan air hujan. Dia
menagis tersedu-sedu di dada pria yang
menariknya, menyelamatkannya.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Hyein pov.
Apa yang sudah terjadi
padaku? Kenapa aku ada ditempat seperti ini?
“Kau sudah bangun rupanya,
ini minumlah untuk menghangatkan badanmu”
Seorang pria yang memakai
kaos lebar itu menhampiriku dan memberikan segelas teh hangat. Dia tersenyum
padaku.
“Nuguseyo?”
“Aku Leo. Apa kau tidak
ingat apa yang terjadi?” dia mengernyitkan alisnya dihadapanku, menatapku
dengan serius.
“Ne?”
“Sebelumnya maaf aku telah
mebawamu kesini, aku tidak tahu harus bagaimana tadi. Kau tiba-tiba pingsan
dihadapanku, kau ingat?”
“Pingsan?”
“Mungkin kau belum terlalu
ingat, tidak apa-apa sekarang kau sudah aman disini” dia mengusap bahuku lalu
duduk disampingku.
“Eodiseoh?”
“Ini apartemenku”
“Apa yang terjadi padaku?”
“Harusnya aku yang bertanya
seperti itu padamu, apa yang terjadi padamu? Kenapa kau berfikir dengan
mengakhiri hidupmu akan menyelesaikan masalah?”
“Mwo?”
“Kau tadi mau bunuh diri
kan?”
“ ... ne, ak aku tidak tahu
harus bagaimana lagi. semuanya terjadi begitu saja padaku. Aku tidak tahu harus
apa ...”
“Sebenarnya apa yang terjadi
padamu?”
“Kenapa kau tidak
membiarkanku melompat?”
“Aku hanya ingin ka_”
“Harusnya kau tidak
menahanku, biarkan saja aku mati agar semuanya bisa selesai!” entah kenapa aku
teringat kembali padanya saat aku mencoba menatap matanya.
Aku tidak bisa menahan
emosiku, aku melempar gelas ditanganku, membuat teh panas didalamnya keluar
membasahi sofa dan celanaku.
“Aku harus mati ... aku mau
matiiiiii ....”
“Hei apa yang terjadi,
tenanglah aku mohon ...”
Dia memegangi tanganku erat,
menatapku dalam. Tapi itu hanya semaikn membuatku merasa ingin berteriak
sekeras mungkin. Yang terbayang dikepalaku hanyalah sibrengsek Daehyun.
“Tenanglah ...”
Dia menarikku kedalam
pelukannya, mengusap rambutku lembut. Semakin memasukkanku dalam pelukannya,
pelukan yang hangat dan nyaman.
Aku membuka mataku saat kurasakan sinar matahari
menyilaukan mataku, kudengar seseorang yang berbicara diluar. Aku beranjak dan
melihatnya, dan ternyata pria itu sedang menelpon seseorang.
Aku berjalan mengangkat
kakiku sepelan mungkin agar dia tidak sampai tahu,
“Kau sudah bangun chagiya?”
Apa? Apa yang barusaja
kudengar?
Tanpa berbalik aku
menghentikan kakiku, aku hanya terdiam. Apa dia bicara padaku? Tapi kenapa dia
memanggilku chagiya?
“ .. Anio, aku ada sedikit
urusan kerja jadi tidak bisa pulang. Jangan terus bertanya itu padaku, kau
membuat telingaku sakit!”
Oh untunglah dia masih
bicara dengan telpon. Perkataannya cukup membuat jantungku shock tadi. Aku
terus berjalan sampai didepan pintu, kubuka pintunya pelan dan berlari keluar.
------------------------------------------------------------------------------------------------
“Yak! Jung Daehyun dasar kau
bajingan ..”
Hyein berteriak sekuat
tenaganya, membuat semua orang memusatkan perhatian padanya.
“Aigoo! Tidak bisakah kau
bicara pelan-pelan?”
Daehyun berbalik dan kembali
berjalan menghampirinya dengan tatapan marah.
“Biar saja, biar semua orang
tahu kalau kau adalah seorang bajingan!”
“Ikut denganku!”
Daehyun menarik tangan Hyein
paksa, menyeretnya berjalan masuk kedalam mobilnya.
“Lepaskan aku!”
“Kau ini benar-benar
menyebalkan, kau membuat semua orang tahu kalau aku_”
“Kalau kau seorang bajingan
yang meniduri gadis mabuk sampai hamil!”
Plak
...
Daehyun menampar Hyein kasar, membuatnya terdiam dan sedikit menangis memegangi
pipinya yang memerah.
“Kau sepenuhnya
menyalahkanku tanpa kau sadari kalau kau juga yang bersalah malam itu, kau yang
mabuk terus enggodaku untuk melakukannya. Lalu kenapa kau terus bicara seolah
aku yang 100% bersalah karena kehamilanmu itu!”
“Lalu apa aku harus
menyalahkan diriku sendiri yang sudah tidak sadar dan mungkin pingsan malam itu
hah?”
“Yah baiklah terserah apa
katamu, yang jelas aku tidak mau menikahi wanita jalang seperti mu!”
“Wanita jalang?” jawab Hyein
terisak.
“Yah, kau tidak ada bedanya
dengan pelacur!”
Plak
...
Hyein menampar pipi Daehyun sekuat mungkin sampai membuat ujung bibirnya
sedikit berdarah.
“Apa maksud perkataanmu itu?
Aku bukan seorang pelacur! Aku bahkan hanya pernah tidur denganmu saja ...”
“Cih ... rupanya kau pintar
berbohong”
“Kau pikir aku ini wanita
apa? Aku tidak akan mau tidur dengan pria yang bukan siapa-sipaku, sampai
akhirnya aku terjebak oleh bajingan sepertimu!”
“Kau ini terus saja
memanggilku bajingan, keluar dari mobilku sekarang!”
“Baik, baik aku akan keluar.
Siapa juga yang ingin berlama-lama dengan bajingan seperti mu? Melihatmu saja
sudah membuatku ingin muntah”
“Bagus kalau begitu, aku
tidak harus menikahimu. Ini untukmu, gugurkan bayi itu dan jangan pernah
mengganggu hidupku lagi!”
Daehyun melemparkan banyak
uang pada Hyein yang sudah diluar mobil dan menutup pintu mobilnya.
“Yak! Bajingan Dan Daehyun
.. dasar kau bajingan!”
Hyein menangis terduduk
dipinggir jalan itu saat uang yang dilemparkan Daehyun berterbangan karena
hembusan angin dari mobil Daehyun yang melaju cepat meninggalkannya.
--------------------------------------------------------------------------------------------
“Aish .. Bagaimana pun aku
baik padanya, dia tetap dingin padaku. Kenapa selalu seperti ini? Setidaknya
dia berpura-pura baik padaku walaupun tidak menyukaiku!”
“Wae?”
“Astaga Eomma?!”
Suara Eomma yang mendadak
mengagetkan Bora setengah mati, dia langsung berbalik dan menatap Eommanya
kaget.
“Apa Leo membuatmu marah
lagi?”
“a ani Eomma anio ..”
“Lalu kenapa kau marah-marah
seperti ini?”
“Anio Eomma, kajja kita
makan!”
Bora menggandeng tangan
Eommanya keluar dari kamarnya.
“Kau selalu saja menyembunyikannya,
Eomma sudah tahu ..”
“Gwaencanha Eomma, aku akan
baik-baik saja”
Bora tersenyum saat Eomma
mengusap lembut rambutnya.
Leo berjalan menyimpan tasnya dan duduk. “Aku pulang ..”
“Kemana saja kau semalam?”
“Aku lembur karena ada
sedikit masalah tiba-tiba” Leo meminum susu dan memakan rotinya.
“Sepertinya kau pulang ke
apartemenmu dulu?”
“Anio, aku menyimpan baju
ganti dikantor”
Leo menjawab pertanyaan
Eommonim yang memperhetikan baju kaos yang dipakainya.
“Oppa, pasti kau lelah. Biar
aku siapkan air panas untukmu mandi, hari ini kau tidak usah ke kantor ne?”
“Ne, gomawo chagiya”
Leo mengangguk menatap Bora
yang berjalan meninggalkan meja makan.
“Ini aku siapkan bajumu, istirahatlah” Bora menyimpan
baju Leo diranjangnya.
“Ne ..”
“Kalau begitu aku pergi
kuliah dulu ..”
“Cepatlah, aku akan ganti
baju”
“Geurae, bye oppa!”
Dengan senyum riangnya Bora
melangkah keluar dari kamar Leo.
“Sebenarnya apa yang terjadi
pada wanita itu, kenapa dia bunuh diri? Dia juga tiba-tiba menghilang tadi
pagi. Tapi aku merasa dia sangat_”
Dreet
.. dreet ... tiba-tiba handphone Leo bergetar.
“Yeobesseyo? ... Ne, aku
akan segera kesana!”
“Shit. Sekarang tiba-tiba
seperti ini aku harus kekantor, apa karena tadi aku berbohong lembur?”
Leo langsung memakai jas dan
membawa tasnya pergi tanpa mengganti baju kaos longgarnya terlebih dahulu.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
“Ne, aku minta kau berikan
laporanmu besok siang padaku. Dan ingat, terus periksa perkembangan proyek kita
di Busan”
“Baik Tuan”
“Aku pergi dulu” Leo
memasuki mobinya.
“Hati-hati dijalan Tuan”
Sekretarisnya menutup pintu
mobilnya, dan dengan cepat Leo menyetir mobilya meninggalkan kantor.
Hujan kembali turun. Ini masih musim hujan, jadi tidak
aneh kalau hujan terus turun membasahi semuanya. Termasuk mobil Leo yang masih
melaju dengan kencang dijalanan sepi itu.
Ckiiit
...
Leo menghentikan mobilnya saat hampir menabrak seorang wanita. Wanita yang
sekarang hanya berdiri beberapa senti dari mobilnya.
“Aish apa lagi ini!”
Dengan mengumpat Leo turun
dari mobilnya, melihat wanita didepannya yang terdiam.
“Hei kau apa kau tidak punya
mat_”
Tiba-tiba wanita itu pingsan
saat Leo berjalan menghampirinya, dan sontak membuat Leo kebingungan.
Dokter keluar dari ruang ICU dan tersenyum melihat Leo
yang langsung menghampirinya.
“Bagaimana keadaanya Dokter?”
“Tidak apa-apa, Anda tidak
perlu khawatir. Istri Anda dan bayinya baik-baik saja, hanya mungkin istri Anda
kelelahan dan dehidrasi. Jadi saya sarankan agar dia banyak istrihat setelah
ini”
“Mwo?” Leo memandang kaget
Dokter itu.
“Anda kenapa?”
“Dia bukan istri saya Dok,
dan bayinya bukan bayi saya”
“ma maksud Anda?”
“Saya hanya menemukannya
pingsan dijalanan tadi, dan saya tidak tahu harus bagaimana. Jadi saya
membawanya kemari”
“Oh baiklah, saya akan
meminta pihak Rumah Sakit untuk mencari keluarga Nona itu. Terima kasih Anda
sudah baik menolongnya”
“Sama-sama” Leo tersenyum
sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“Kalau begitu saya permisi”
“Ne, silahkan. Gamsahamnida
Dokter”
Leo membungkuk menyalami
Dokter itu yang berjalan meninggalkannya.
“Ah untunglah dia tidak tahu
aku yang menabraknya ...”
Leo menghela napasnya lalu
masuk kedalam ruang wanita itu dirawat.
“Kau lagi?” wanita itu
membulatkan matanya saat melihat Leo datang menghampirinya.
“Geurae, ini aku. Bagaimana
keadaanmu?”
“Kenapa kau selalu tiba-tiba
ada dihadapanku dan membuatku lebih baik?”
“Mwo?”
“Maksudku apa yang kau
lakukan lagi padaku?”
“Aku hanya menolongmu, tadi
kau tertabrak mobil. Aku ini pria yang baik, mungkin orang lain tidak akan mau
menolong mu yang pingsan dijalanan saat hujan deras seperti tadi!”
“Gomawo ..”
“Mwo?”
“Gomawo sudah mau menolongku
lagi”
“Oh ne, sama-sama. Tapi
harusnya kau juga minta maaf padaku karena kabur tadi pagi”
“Mian, aku merasa malu
padamu. Aku sudah merepotkanmu, gomawoyo”
“Tapi kau kabur kemana? Dan
kenapa kau hujan-hujanan seperti itu tadi?”
“Aku mencari seseorang”
“kau ini aneh”
“Maksudmu?”
“Sudahlah lupakan yang
kukatakan tadi! Kau harus banyak istirahat kata dokter, tapi apa aku boleh
bertanya padamu?”
“Mwoya?”
“Apa kau tidak punya
keluarga yang bisa dihubungi?”
“Mwo? A anio”
“Apa kau sebatangkara?”
“Tidak, aku kabur dari rumah ..” Hyein langsung membalikan badannya
dari Leo.
“Waeyo?”
“Ak aku .. ti .. dak mau mem .. bicarakannya ...” jawab
Hyein dengan suara terbata karena menahan tangis.
“Hei apa kau menangis?
Kenapa? Apa aku membuatmu tersinggung?”
“Anio ..”
“Mianhae, aku tidak tahu
kalau_”
Hyein tiba-tiba bangun dan
mencabut selang infus nya lalu berlari meninggalkan Leo yang terdiam melihatnya
di ruang itu.
Hyein pov.
Aku tidak tahu harus bagaimna,
usahaku untuk mati selalu gagal. Aku tidak bisa menyelesaikan masalah ini
sendirian.
Aku berhenti berlari saat
kurasakan ada tangan yang menahan tanganku.
“Tunggu ...”
“Lepaskan aku!” ternyata itu
Leo yang menahanku dari belakang. Dia berlari mengejarku?
“Aku minta maaf jika aku
sudah menyinggung perasaanmu, tapi kau tidak harus meninggalkan Rumah Sakit.
Kau belum sembuh dan ... ehm bayimu juga harus istirahat ..”
“Kau tahu bayiku?” aku
membulatkan mataku menahan derasnya air hujan yang turun menatap matanya,
memastikan apa dia benar mengatakan tentang bayiku.
“Ne, tadi Dokter mengira aku
suamimu dan memberitahu keadaan bayimu. Mian”
“Lepaskan aku!” aku
melepaskan tangannya dengan sebelah tanganku, mencoba berlari lagi darinya.
“Tidak tunggu dulu .. Jika
kau sedang kabur, dan kau tidak mau ada di rumah Sakit maka bersembunyilah
diapartemenku”
“Lepaskan aku!” aku menarik
lagi tangannya yang memegang lagi tanganku.
“Aku mohon, kau tidak
seharusnya seperti ini. Menyiksa dirimu sendiri, dan kau juga membiarkan bayimu
ikut tersiksa. Apartemenku akan aman untukmu, ikutlah denganku ..”
Melihat wajah polosnya, aku
merasa aneh. Dia memintaku untuk ikut padanya, bagaimana bisa orang yang baru
kukenal sangat perhatian padaku?
Apa yang harus kulakukan
sekarang, rasanya aku tidak bisa menolak ajakannya.
“Baiklah ..”
‘Geurae, mobilku disebelah
sana. Cepatlah, hujan semakin deras ..”
Dia membuka jaketnya dan
memberikan padaku.
----------------------------------------------------------------------------------------------------
“haha .. Mian, aku tidak
punya baju perempuan disini”
Leo sedikit tersenyum saat
melihat Hyein keluar dari kamar mandi memakai piyama longgar milik Leo.
“Tidak apa-apa, gomawo”
“Tapi kenapa kau hanya
memakai bajunya, celananya?”
“Piyama ini sudah terlalu
besar untukku, bajunya sudah menutupi lututku. Apalagi jika aku memakai
celananya, pasti aku akan seperti orang-orangan sawah”
“Duduklah, kau harus makan
sesuatu”
Leo menggeser kursi, secara
tidak langsung menyuruh hyein duduk.
“Ne ..”
“Ayo makanlah yang banyak”
“Kau baik sekali, maaf aku
sudah merepotkanmu”
“Tidak apa-apa, jangan
canggung seperti itu. Kau hanya perlu menyebutkan namamu, aku sudah
memperkenalkan namaku tapi kau belum kan?”
“haha .. Mian, aku Hyein.
Lee Hyein”
“Hahaa ... aku baru
melihatmu tersenyum, Hyein-sshi”
Mendengar Leo bicara seperti
itu, Hyein langsung menghentikan senyumannya. Dan memasukkan sesendok sup
kedalam mulutnya.
“Hyein-sshi ...”
“Ne?”
“Apa aku boleh bertanya lagi
padamu?”
“Mwoya?”
“Kenapa kau kabur dari
rumahmu?”
Hyein langsung meletakkan
sendok dan berhenti menguyah makanannya, memalingkan wajahnya agar tidak bertemu
dengan tatapan Leo.
“Emh .. Kau tidak perlu
menjawabnya, makanlah lagi”
“Seb sebenarnya ak aku ...
Aku kabur dari rumah karena aku tidak mau orangtuaku marah karena sekarang aku
sedang hamil ..”
“Waeyo? Harusnya mereka
senang kau hamil kan?”
“Aku masih kuliah dan belum
menikah, akankah mereka senang dengan kehamilanku?”
“oo oh mian ak_”
“Saat itu aku pergi
merayakan ulangtahun temanku, dan kami berpesta sampai larut malam. Aku minum
banyak soju sepertinya, karena saat aku bangun ... aku sudah bersama pacarku di
kamar hotel. Karena kejadian itu aku memutuskannya dan pergi menajauhinya, tapi
beberapa minggu kemuadian aku menyadari kalau aku hamil. Tapi saat aku meminta
dia bertanggung jawab dan menikahiku, dia malah mengelak kalau ini adalah
anaknya. Hiks .. hiks .. dia pergi bersama wanita lain hiks .. dan aku .. aku
tidak tahu harus bagaimana sekarang ... hiks .. hiks ..”
Hyein membungkukkan
badannya, menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Mengeluarkan tangis yang
dari tadi ia tahan.
“Hyein-sshi, mianhaeyo. Aku
tidak bermaksud untuk membuatmu menangis ...”
“ .. hiks .. hiks ... anio
.. hiks .. hiks”
Tangis Hyein semakin
kencang.
“Ullijima, mianhaeyo”
Leo mengusap kepala Hyein,
berusaha menenangkannya.
“Pasti nanti akan ada jalan
keluar untuk semua ini, jangan menangis lagi. Tenanglah Hyein-sshi ..”
Akhirnya Leo menarik Hyein
dari kursinya dan mendekapnya kedalam pelukannya, membujuk Hyein berhenti
menangis dengan pelukan hangatnya.
Untuk beberapa lama
kemudian, mereka masih seperti itu. Leo membiarkan bajunya basah dengan air
mata hyein yang sekarang sudah berhenti menangis, untungnya.
“Ullijima ...”
Leo mengusap kepala Hyein,
membuat Hyein mengangkat kepalanya dan saling bertatapan.
Hyein membulatkan kedua
matanya yang jadi sipit dan sedikit melangkah mundur menjauh dari Leo saat
sadar wajah merekaa hanya berjarak kurang dari lima senti.
Mereka masih bertatapan,
sampai Leo menarik tangan Hyein kembali mendekat padanya. Perlahan Leo
mendekatkan wajahnya pada Hyein, menarik pinggag Hyein agar semakin rapat
dengan badannya.
Perlahan juga Hyein menutup
matanya, dan membuka sedikit bibirnya. Memberi celah untuk Leo yang sudah
membuat bibirnya menempel dengan bibir Hyein sekarang.
Leo melumat pelan bibir Hyein, memasukkan lidahnya
kedalam mulut Hyein. Meainkan lidah Hyein, dan merubah lumatan nya menjadi
hisapan lembut.
Merasakan Leo seperti itu,
Hyein membalas permainannya. Menghisap bibir atas Leo, dan memainkan lidahnya.
Membuat lidah mereka saling membelit.
Leo memiringkan kepalanya
agar memperdalam ciumannya. Sementara Hyein mengalungkan tangannya di leher
Leo, Leo juga melingkarkan tangannya dipinggang Hyein dan terus mendekapnya
erat seakan tidak mau menghentikan aktivas mereka saat ini.
Dirasa sudah kehabisan
oksigen di paru-parunya, Leo menghentikan ciumannya. Memberi kesempata Hyein
untuk juga menghirup oksigen, mengisi kembali paru-parunya yang mungkin
mengecil kehabisan oksigen.
Tidak lama, Leo kembali
melumat bibir Hyein penuh nafsu. Menghisap bibirnya, mengulumnya, dan memainkan
lidahnya.
Tidak puas dengan itu, Leo
mengangtak Hyein. Menggendongnya menuju kamar tanapa melepaskan ciumannya,
menendang pintu kamar dan menindih Hyein diranjang nya.
Ciuman panas Leo beralih ke
leher jenjang Hyein, membuat Hyein sedikit mengeluarkan desahan anehnya.
Hyein memegang erat tangan
Leo, membuat Leo kembali menciumi bibirnya yang sudah kemerahan itu. Leo
melepaskan tangan Hyein, dan menggerayam mencari membuka kancing piyama Hyein
satu persatu. Sampai akhirnya bagian depan Hyein terbuka, memperlihatkan bra
merah marun Hyein yang menyembunyikan dua gundukan dadanya.
Leo melepas ciumannya, lalu
tersenyum menatap Hyein yang membuka matanyan.
“Waeyo?”
“Badan yang sexy ...”
Leo melepaskan piyama dan
bra Hyein, menyiskan celana dalam hello kity pink Hyein yang masih melekat. Leo
juga membuka bajunya, melemparkannya kesembarang arah lalu kembali mencium
nafsu Hyein.
Beberapa lama kemudian,
Leo menjatuhkan badannya
disamping Hyein. Dengan nafas yang masih terengah-engah dia menarik selimut
menggunakan kakinya, menutupi badannya dan Hyein.
Leo menatap Hyein yang
sedang menatapnya, mereka tersenyum kecil lalu Leo kembali menempelkan bibirnya
dengan bibir Hyein.
“Ommo Aigoo!”
“Oppa?!”
Teriakan Eommonim dan Bora
membuat Leo melepaskan ciumannya dan membalikan badannya menatap mereka yang
sudah berdiri dipintu kamar nya.
“Oppa .. ap apa yang kau
lakukan?”
“Apa yang sedang kalian
lakukan?”
“Eommonim ...?!”
“Cepat pakai baju kalian,
Eomma butuh penjelasanmu sekarang juga!”
Eommonim keluar dari kamar
itu dan disusul dengan Bora.
Dengan baju yang asal, Leo dan Hyein duduk dihadapan
Eomma.
“Sebenarnya apa yang kau
lakukan dengan ..” Eomma menatap Hyein
yang menundukkan kepalanya.
“Eommonim, aku minta maaf
kar_”
“Harusnya kau minta maaf
pada tunanganmu, kau tahu bagaimana perasaannya melihatmu seperti ini dengan
wanita lain?”
“Aku tahu, aku sangat minta
maaf pada kalian berdua. Kami tidak tahu akan jadi seperti ini ..”
“Nyonya, saya minta maaf
karena semua ini. Saya tidak tahu kalau_” Hyein baru mengangkat kepalanya dan
berusaha membantu Leo menjelaskan apa yang terjadi.
“Kau ini siapa?”
“Aku Hyein_”
“Eommonim, aku dan Hyein
sama sekali tidak menyangka akan seperti ini. Tadi kami hany_”
“Ah kepalaku rasanya mau
pecah mendengarkan kalian bicara, aigoo jinjjayo!”
Eommonim menyandarkan
kepalanya pada sofa.
“Oppa, tadinya aku dan Eomma
kesini untuk mengajakmu pergi. Kami mencarimu sampai kekantor, tapi sepertinya
kau sedang ..”
“Chagiya, dengarkan aku. Aku
bisa jelaskan apa yang terjadi pad_”
“Mian Oppa, sepertinya lain
kali saja kita bicara. Aku terlalu cape sekarang, kajja Eomma kita lebih baik
pulang sekarang”
“Eomma tidak menyangka kau
melakukan hal seperti ini, Leo”
“Tunggu Chagi, Eommonim aku_”
“Maaf kami mengganggumu”
Bora dan Eomma pergi meninggalkan mereka yang masih terlihat pucat karena kaget
itu.
“Mianhae, tidak seharusnya
aku_”
“Anio, aku yang harus minta
maaf padamu. Aku sudah melakukan kesalahan padamu ..”
“Tapi bagaimana dengan
mereka?”
“Tidak apa-apa, biar aku
yang menyelesaikannya”
“Aku kira kau belum
bertunangan, jeongmal mianhaeyo ..”
“Gwaencanha, semuanya akan
baik-baik saja. Sekarang bolehkah kau aku tinggal?”
“Ne, pergilah. Mereka membutuhkan
penjelasanmu sekarang”
“Geurae, aku pergi”
Leo mengusap kepala Hyein
sekilas lalu pergi dengan berlali meninggalkan apartement nya berharap bisa
menyusul Bora dan Eommonim.
---------------------------------------------------------------------------------------------
“Jangan menangis lagi
Bora-ah, jangan menangis ..” Eommonim terus mengusap-usap kepala Bora yang
sekarang sedang terisak mengangis dipelukannya.
“Eomma ... hiks .. hiks ...
Oppa nappeun namja!”
“Ne, arrasseo. Eomma
mengerti bagaimana perasaanmu, dia selalu saja membuatmu menangis”
“.. hiks .. walaupun dia
tidak mencintaiku, tapi setidaknya dia tidak boleh seperti itu .. hiks .. hiks
.. Dia bahkan melakukannya saat menjelang pernikahan kita, mana boleh seperti
itu .. hiks .. hiks ..”
“Maafkan Eomma, seharusnya
Eomma tidak memaksamu untuk menikah dengannya. Eomma tidak tahu kalau dia
sangat tidak menyukaimu sampai tega melakukan ini pada mu yang selalu
mencintainya ..”
“Ini semua bukan salah
Eomma, ini salahku karena terlalu mencintainya. Berharap dia akan mencintaiku,
tapi kenyataannya Leo oppa_”
“Chagiya ...”
Tiba-tiba Leo datang masuk
kekamar Bora dengan nafas yang terengah-engah, dia langsung berlutut dihadapa
mereka.
“Eommonim, Chagiya, aku
sangat minta maaf atas kejadian tadi. Semuanya memang kesalahanku, aku mohon
maafkan aku ..”
“Kau ini dasar anak nakal!”
Eomma memukul kepala Leo dengan tangannya.
“Eomma!”
“Biar Chagi, aku pantas
mendapatkannya. Bahkan mungkin dipukul berkali-kali juga masih tidak bisa
menebus kesalahnku padamu ..”
“Bangunlah Oppa!” Bora
menghapus air matanya dan menatap Leo.
“Tapi Chagiya ..”
“Oppa, bangunlah. Aku tidak
marah padamu!”
“Chagiya ..” Leo menatap
Bora lekat. Memastikan apa yang diucapkan Bora padanya tidak salah dengar.
“Aku tahu kenapa, kau memang
tidak menyukaiku kan Oppa? Tidak apa-apa, aku tidak marah padamu karena ini. Justru
aku marah pada hatiku yang selalu berharap lebih darimu yang sama sekali tidak
mencintaiku ..”
“Chagiya, aku aku tid_”
“Oppa, aku ingin sendiri
dulu sekarang. Besok kita bicara lagi, Eomma bisakah kau tinggalkan aku
sendiri?”
“Bora-ah ..”
“Eomma, jebalyo ...”
“Geurae ..” Eomma
meninggalkan kamar Bora.
“Kau juga, oppa”
“Chagiya, jeongmal mianhaeyo”
“Ne, aku sudah memaafkanmu
oppa. Jaljayeo ..” Bora berdiri dan mendorong Leo pelan sampai keluar pintu
dengan tersenyum.
----------------------------------------------------------------------------------------------
“ .. a ..”
Hyein terdiam saat membuka
pintu apartement Leo karena saking kagetnya saat melihat wanita yang kemarin
datang dan memergokinya bercinta dengan Leo sekarang ada dihadapannya.
“Kau mau kemana?”
“ aa ak aku ...”
“Apa melarikan diri adalah
cara menyelesaikan masalah menurutmu?”
“Anio, aku han hanya ...”
“Kenapa kau gugup sekali
seperti itu? Ayo masuk lah kembali, aku perlu bicara sesuatu padamu ..”
“n n ne?”
“Masuklah, tidak usah
seperti itu!”
Mereka akhirnya masuk dan
sekarang duduk berhadapan.
“Aku Bora, tunangan Leo oppa”
Bora mengulurkan tangannya,
membuat Hyein semakin membulatkan matanya.
“Aku Hyein. Lee Hyein”
“Baiklah Hyein-sshi,
bolehkah aku bertanya padamu?”
“Ne?”
“Sejak kapan kau mengenal
Leo oppa?”
“Aku sangat minta maaf
karena kejadian tadi malam, aku benar-benar tidak bermaksud untuk ... kami ...”
“Tidak apa-apa, lagipula aku
tidak menanyakan hal itu. Yang aku tanyakan sejak kapan kalian kenal?”
“Sebenarnya aku baru kemarin
kenal dengan Leo, saat dia sudah dua kali menolongku”
“Menolongmu?”
“Ne, dia menolongku saat aku
hampir saja bunuh diri ..”
“Bunuh diri? Waeyo?”
“ .. aku .. aku ini sebenarnya
aku sedang hamil. Hamil karena kesalahanku sendiri, aku tidak tahu harus
bagaimana menjelaskan nya pada orang tuaku. Jadi aku putuskan untuk bunuh diri,
tapi Leo datang mengacaukan semuanya ..”
“Lalu ayah bayimu?”
“Dia hanyalah pria brengsek
yang menipuku, sekarang dia pergi dengan wanita lain”
“Ommo! Kasihan sekali kau ..”
“Sekali lagi maafkan aku,
aku berjanji tidak akan muncul dalam kehidupan kalian lagi. aku akan pergi ..”
“Mana boleh seperti itu!”
“Maksudmu?”
“Kau harus bertanggung
jawab!”
“Ne?”
“Kau sudah meniduri Oppaku,
dan sekarang kau akan lari begitu saja meninggalkannya padaku?”
“ak aku tidak mengerti?”
“Aku sudah mengenal Leo oppa
sejak kecil, karena kami hidup bersama. Orangtuaku dan orang tuanya adalah
teman, dan mereka menjodohkan kami. Tapi orangtua Leo Oppa dan Appa ku
meninggal saat dia baru saja masuk SMP karena kecelakaan, dan sejak itu Leo
Oppa tinggal bersama keluargaku. Hah- masa kecil yang indah, walaupun Leo oppa
tidak mencintaiku ataupun menyukaiku. Bodohnya aku, tetap saja mencintainya dan
berharap suatu hari dia akan mencintaiku juga. Hyein-sshi, apa kau menyukainya?”
“Mwo?”
“Aku selalu berharap pria
yang mengambil ciuman pertamaku adalah Leo oppa, tapi itu tidak pernah terjadi.
Jangankan menciumku, untuk menatap mataku saja dia tidak mau. Walaupun dia
selalu memanggilku Chagiya, tapi aku tahu dia hanya terpaksa. Hyein-sshi,
bisakah kau membuat Leo oppa mencintaiku?”
“Ne?”
“Haha ... aku hanya bercanda!
Itu tidak akan pernah terjadi, kalaupun terjadi pasti Leo oppa sudah bukan
menjadi Leo oppa lagi. Benarkan?”
“Bora-sshi?”
“Kemarin, dia menciummu
sangat mesra. Bahkan sambil memelukmu, kau hebat sekali Hyein-sshi. Aku bahkan
belum pernah dipeluknya walau kami sudah kenal dari kecil, daebak! Pasti Leo
oppa menyukaimu, atau bahkan mungkin dia juga mencintaimu_”
“Bora-sshi, diantara kami
tidak ada apa-apa!”
“Bohong, kau pasti bohong. Mana
mungkin seperti itu!”
“Kami memang tid_”
“Sudahlah Hyein-sshi, aku
mengerti. Tapi bisakah kau menolongku?”
“Ne?”
“Nikahi Leo”
“Mwo?”
“Kau sudah tidur dengannya,
jadi kalian harus menikah. Berikan cinta padanya, bahagiakan lah Leo oppa. Mungkin
kalian pasangan yang cocok!”
“Bora-sshi, aku aku tidak
aku_”
“Aku tidak bisa menikahi
pria yang sama sekali tidak mencintaiku, jika melakukannya maka sama saja aku
menyiksa diriku sendiri dan Leo oppa juga”
“ ... Aku tid_”
“Kau tidak mau menikahi pria
yang sudah tidur bersamamu?”
“Aku tidak akan merebut
tunangan orang lain!”
“Kau tidak akan menikah
dengan tunangan orang lain, karena Leo baru saja resmi menjadi mantan
tunanganku sejak satu menit yang lalu. Jadi tidak ada alasan untuk menolak pria
lajang yang menidurimu!”
“Aku ...”
“Ini, pakailah ini. Dengan cincin
ini, kalian bisa menikaha minggu depan. Karena tadinya cincin ini akan
membawaku dan mantan tunanganku menikah minggu depan”
“Aku tidak mau melak_”
“Hyein-sshi, aku sudah
bicara dengan Leo oppa berulang kali untuk membuat keputusan ini. Dia sudah
bersedia menikahimu, jadi menikahlah dengannya. Ok?”
“Bora-sshi, aku aku tidak
tahu harus berkata apa padamu. Tapi terimakasih banyak, mungkin aku tidak akan
bisa membalas kebaikanmu”
Hyein tidak kuasa menahan
tangisnya dan langsung memeluk Bora.
Bora yang melihat Leo datang
langsung melepaskan pelukan Hyein dan tersenyum menatapnya.
“Jangan menangis, sekarang
kau dan Leo akan pergi kerumahmu untuk menjelaskan semuanya pada orangtuamu. Kalau
kau menagis, matamu akan sipit. Dan terlihat jelek nanti, tersenyumlah!”
“Gomawo Bora-sshi ..”
Hyein yang akhirnya tahu Leo
datang mencoba tersenyum dan menghapus air matanya. Bora berjalan mendekati Leo
dan mengambil tas yang dibawanya,
“Ini, pakailah. Jangan lupa
berdandan yang cantik, ne?”
Bora memberikan tas itu pada
Hyein.
“Ne, gomawo ..”
“Ish, sudah ribuan kali kau
berkata itu. Sudahlah, sekarang kalian bersiap-siaplah. Aku dan Eomma tunggu
dibawah!”
Bora berjalan melewati Leo,
tapi dia berhenti saat Leo menarik tangannya dan membuat mereka berhadapan dengan
jarak yang sangat dekat.
“mm mwoyah ?”
Bora menatap Leo canggung.
“Bisakah aku mengambil
sesuatu darimu?”
“Mwo?”
“Setidaknya aku harus
memberimu kenang-kenangan sebelum menikah”
“Ne?”
Ciuman pertamamu boleh?”
Chu- Leo mencium Bora lembut dan sebisa mungkin
sangat mesra pikirnya.
“Oppa!”
Bora mendorong Leo menjauh
darinya saat sadar mereka telah berciuman, dengan sangat canggung dia berjalan
keluar sambil mengaruk rambutnya.
Sementara Leo hanya
tersenyum malu melihat Hyein yang mentertawakannya sambil membuka tasnya.
“Bisakah aku juga
mendapatkan ciuman semesra itu, Oppa?”
“Ne, tentu saja. Apa yang
tidak untuk calon istriku, nanti bayi mu ngiler kan?”
Leo tertawa mendekati Hyein
sebelum akhirnya mereka kembali bercuman.
# cifcif mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila karakter tokoh dalam ff ini tidak teman sukai, cifcif tidak ada maksud untuk menjelek-jelekan tokoh tersebut, melainkan karena cifcif menyukai tokoh tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar