Author : cifcif Rakayzi
Tittle : Paradise
Genre : Romance, Sad, Fiction
Length : Oneshoot
Main
cast :
1. Sehun EXO
2. Luhan EXO
3. Suho EXO
Prolog
“ Karena aku sangat
mencintaimu, aku akan rela melakukan apapun untukmu, bahkan jika harus
menggantikannya dengan nyawaku sendiri, aku rela. Aku sangat sangat
mencintaimu, dan akan selamanya mencintaimu, bahkan jika aku mati nanti, aku
akan tetap mencintaimu. Karena kaulah hidupku “
Author
pov.
Dan
cerita ini lahir dari pemikiran Author sendiri, murni karangan sendiri. Walau
sebenarnya Author dapat ide cerita ini setelah lihat MV Infinite – Paradise.
Story
Hujan lebat tidak menghentikan mereka untuk
pergi, karena ini adalah hari spesial bagi Sehun. Dan karena hari ini spesial,
maka Luhan yang terkena imbasnya, karena Luhan harus menjadi supir antar jemput
Sehun dengan Maeri pergi.
“Sehunna,
kau harus membayar untuk semua ini!”
“Hyung,
kau perhitungan sekali pada adikmu sendiri. Ini hari-H ku Hyung, hari spesial
untukku”
“Apa
yang akan kau lakukan?”
“Aku
akan melamar Kwon Maeri sekarang ..”
“Arrasseo,
tapi kenapa aku yang harus menjadi supirmu? Bukankah seharusnya aku ada
disampingmu saat pelamaran itu, dasar bodoh!”
“Karena
uangku sayang jika harus menyewa supir!”
“Tidak
bisakah kau menyetir sendiri?”
“Kalau
aku menyetir sendiri pasti tidak akan romantis, mengertilah Hyung!”
“Dasar
kau ini! Lihatlah kita sudah sampai, Maeri sudah menunggu disana. Cepat bawa
dia kemari!”
“ah
geuraeyo, Hyung tunggu sebentar!”
Sehun
langsung melepaskan sabuk pengamannya dan keluar dari mobil saat mobil sudah
berhenti di depan rumah yeojachingu nya itu, membuka payungnya dan berlari
menghampiri Kwon Maeri yang berdiri dihalaman rumahnya dengan balutan mini dress
pink yang cantik.
“Chagiya,
apa kau lama menunggu?”
“Aniyo,
aku baru saja keluar”
“Kalau
begitu palli kita masuk kemobil, udaranya sangat dingin”
“Geurae”
Dengan
menggandeng yeojachingunya, Sehun kembali masuk kedalam mobil dan duduk
disebelahnya.
“Annyeong
Maeri-aah, kau cantik sekali”
“Eoh
Oppa? Kau ada disini?”
“Ne,
ini semua gara-gara namjachingumu!”
“Hyung!”
Sehun langsung mengeluarkan tatapan laser pada Luhan lewat kaca spion.
“ah
mianhaeyo Oppa, pasti kami merepotkanmu hari ini ..”
“Aniyo,
aku tidak bisa menolak ajakan untuk menjadi supir gadis cantik sepertimu
walaupun ditengah hujan lebat seperti ini”
“Oh
jeongmal gomawo Oppa, lain kali aku ajak jalan-jalan ne?”
“Kau
memang baik Maeri-aah, saranghaeo”
“Hyung
berhentilah bicara, cepat jalan!”
“Astaga,
kenapa aku bisa memiliki adik seaneh dia?”
“Hyung!”
Dan
akhirnya Luhan menjalankan mobilnya setelah beberapa kali bentakkan Sehun yang
marah karena pembicaraan Luhan dengan Maeri.
Pembicaraan yang dirasanya aneh dan
menggelikan serta adegan romantis yang Sehun dan Maeri lakukan dari tadi
membuat Luhan mempercepat laju mobilnya, tidak ingin berlama-lama merasa jadi
supir beneran sebenarnya pikiran Luhan. Dan hanya butuh beberapa menit baginya
untuk menempuh jarak sekitar dua km, akhirnya mereka sampai disebuah restoran
bintang lima yang sudah sebelumnya Sehun pesan untuk acara spesialnya hari ini.
“Hyung,
kau tunggu saja kami disini ne?”
“Andwaeyo!
Apakah aku harus menunggu kalian berdua kencan di basement dingin ini?”
“Kenapa
Oppa tidak masuk saja sekalian?”
“Chagiya,
ini acara kita berdua. Jadi mana mungkin Hyung ikut juga”
“Sehunna,
apa kau setega itu pada Hyung mu sendiri?”
“Benar
itu Maeri-aah, Sehunna sangat jahat padaku!”
“Aish
jinjjayo, geurae geurae ... Hyung boleh ikut bersama kami. Memang kau selalu
saja merepotkanku!”
“Siapa
yang sebenarnya merepotkan hah? Kau atau aku?”
“Heey
hajima, jangan bertngkar. Lebih baik sekarang kita segera masuk, disini sangat
dingin. Kajja Sehunna ...”
Maeri
membuka pintu mobil dan keluar, disusul dengan Sehun dan Luhan yang masih
bersamaan bicara menyalahkan satu sama lain.
“Hajima!
Jangan bertengkar lagi, apa kalian ingin aku pulang sekarang?”
“Andwae!
Jangan .. jangan pulang Chagiya, mianhae. Aku tidak akan bertengkar lagi, tapi
kau jangan pulang Chagi, jebal ..”
“Kalau
begitu berhentilah ribut seperti ini”
“Geurae,
Hyung diamlah!”
Sehun
menggandeng tangan Maeri dan berjalan mendahului Luhan meninggalkan mobilnya
menuju lift, tapi dari belakang mereka sebuah mobil melaju dengan sangat cepat
dan
“Chagiyaaaaa!”
“Aaaaaaaaakh
...”
Dan Bugh!
Sebuah
benturan yang sangat kencang menghantam Luhan dan Sehun dan membuat mereka
berdua langsung tersungkur dilantai dengan banyak darah yang keluar dari tubuh
mereka. sementara Maeri hanya terjatuh dilantai setelah Sehun mendorong
tubuhnya menjauh.
Mobil yang melaju kencang dari belakang
mereka menabrak tubuh Luhan dan Sehun bersamaan, dan hampir saja juga mengenai
Maeri kalau Sehun tidak dengan cepat mendorong tubuh Maeri menjauh darinya.
Dan
sekarang Sehun hanya terbaring lemah dilantai, sementara Luhan sudah tidak
sadarkan diri dibawah mobil lain setelah terpental karena hantaman mobil yang
sekarang setengah hancur karena menabrak dinding basement.
“Sehunna
... Sehunna ireona jebal ... Sehunnaaa!”
Maeri
hanya bisa menangis memeluk tubuh Sehun yang sekarang sudah penuh dengan darah,
karena sekarang Sehun tidak membuka matanya dan terbaring kaku dipelukan Maeri.
Beberapa
menit kemudian, datang security dan beberapa orang lain yang langsung
menyelamatkan mereka. membawanya ke rumah sakit.
Sekarang sudah hampir satu jam Maeri
hanya berdiri didepan ruang operasi, berharap kalau kedua pria yang ada
didalamnya bisa kembali tersenyum dihadapannya. Yaitu Sehun dan Luhan.
“Maeri-aah,
istirahatlah sebentar. Kau pasti sangat lelah ..”
“Eomma,
bagaimana bisa aku istirahat sementara Sehunna ada didalam?”
“Mereka
pasti akan baik-baik saja, percayakan semuanya pada dokter”
“Eomma
aku sang_”
“Keluarga
pasien?”
Perkataan
Maeri langsung berhenti setelah dokter keluar dari ruang operasi. Dengan wajah
yang panik, Maeri langsung menghampiri dokter.
“ba
bagaimana keadaan mereka?”
“Saudara
Luhan mengalami patah tulang leher dan tengkorak karena benturan yang sangat
keras, dan juga pendarahan diotaknya sudah sangat parah. Kami mohon maaf kar_”
“Apa
uri Oppa bisa selamat?”
“Dengan
sangat kami mohon maaf, karena beberapa menit yang lalu saudara Luhan sudah
menghembuskan nafas terakhirnya ..”
“Tidak
.. itu tidak mungkin ... Luhan Oppa tidak mungkin meninggal, cepat lakukan
sesuatu untuknya! Selamatkan dia cepat ..”
“Maeri-aah,
sudah sudah. Luhan sudah pergi ... kau harus menerimanya”
“la
lalu bagaimana dengan Sehun?”
“Tim
kami sudah berusaha sebisa mungkin, tapi benturan dikepala belakangnya membuat tubuhnya
tidak bisa menahan rasa sakit yang dirasakannya, dan sekarang dia koma”
“Ap
apa yang kau katakan itu? Bagaimana mungkin Sehunna koma, dia adalah pria yang
sangat kuat jadi tidak mungkin dia koma!”
“Tapi
benturan dikepalanya membuat syaraf otaknya tidak berfungsi dan pasien tidak
bisa mengendalikan tubuhnya sendiri ..”
“Sehunna
... bangunlah cepat .. Sehunna!”
“Kami
akan terus berusaha, tapi hanya keajaiban yang bisa membuatnya kembali membuka
mata. Lebih baik sekarang Anda beristirahat ..”
“Terima
kasih Dokter, saya akan mengurusnya”
“Sehunna
...”
Dan
dokter kembali pergi meninggalkan Eommoniem, dan Maeri yang terus menangis
dipelukan nya sekarang.
“Eomma,
Luhan Oppa ...dia tidak boleh pergi .. bagaimana dengan Sehun? Apa yang harus
aku katakan padanya?”
“Tenanglah
... semuanya akan baik-baik saja, jangan menangis lagi. Luhan tidak akan senang
melihatmu seperti ini ...”
“Tidak
.. aku harus membuat Sehunna bangun sekarang!”
“Maeri
.. maeri-aah, tenanglah. Semuanya akan baik-baik saja, Sehun akan kembali
bangun. Sekarang lebih baik kau tidur...”
Akhirnya
Eommoniem membawa Maeri yang sudah sangat lelah itu pulang, agar dia bisa tenang
dan menerima apa yang sudah terjadi .
**
Sekarang sudah lebih dari seminggu Sehun
hanya terbaring di ruang rumah sakit yang sepi, dan sudah lebih dari seminggu
juga Maeri selalu berada disamping Sehun.
“...
setelah Pangeran mencium bibir sang Putri, maka putripun membuka matanya. Dan
akhirnya Pangeran berhasil membebaskan sang Putri dari kutukan penyihir jahat,
lalu keduanya menikah dan hidup bahagia selamanya. Tamat ..”
Maeri
menutup buku yang selesai dia baca, memalingkan pandangannya pada Sehun yang
masih tetap menutup matanya.
“Sehunna,
akhir ceritanya bahagia. Kau senang? Tapi kapan kau bagun? Sudah seminggu kau
terus terbaring seperti ini, apa badanmu tidak pegal? Mau aku pijati?”
Dengan
lembut Maeri memijat kaki dan tangan Sehun, walaupun beberapa air mata sudah
membasahai pipinya.
“Chagiya,
mana boleh kau seperti ini sementara aku tidak terluka sedikitpun. Harusnya kau
membiarkan aku saja yang seperti ini, bukan kau. Aku tidak bisa jika harus
melihatmu seperti ini, ireona Sehunna!”
Maeri
membelai Sehun lembut, merapikan rambut pirangnya yang menutupi kedua matanya
karena hembusan angin.
“Sehunna,
kapan kau akan bangun? Aku sangat merindukanmu, apa aku harus menciummu seperti
Pangeran tadi agar kau bangun?”
Maeri
mendekatkan wajahnya pada wajah Sehun, perlahan menempelkan bibirnya di bibir
Sehun yang sepertinya sudah tidak berwarna lagi sekarang.
“Aku
sudah menciummu, bangunlah! Palli ireona sehunna! Sudah cukup membuatku
menangis, jangan membuatku menangis lagi, bangunlah!”
Maeri
tidak bisa lagi menahan air mata yang terus mendesak keluar diujung matanya,
dan akhirnya Maeri kalah. Dia sekarang menangis memeluk Sehun yang masih tetap
tidak membuka matanya.
“Maeri-aah
...”
“Eoh
ne Eomma ..”
Mendengar
Eommoniem membuka pintu, dengan cepat Maeri menghapus air matanya dan merapikan
penampilannya.
“Apa
kau menagis?”
“Aniyo,
aku hanya membacakan cerita untuk Sehun”
“Ada
seseorang yang ingin bertemu denganmu”
“Nugu?”
“Polisi,
dia bilang orang yang menambrak Sehun sudah siuman dan ingin bertemu denganmu”
“Aku
tidak mau bertemu dengan orang yang sudah membunuh Luhan Oppa dan membuat
Sehunna seperti ini, suruh polisi itu untuk membunuhnya!”
“Maeri-aah,
kau tidak boleh seperti itu. Ayo pergilah ..”
“Eomma
aku tidak mau melihat orang itu!”
“Tidak
ada salahnya jika kau menemuinya kan? Dia hanya ingin bertemu denganmu saja,
apa kau tidak mau melihat bagaimana orang yang sudah membuat Sehun seperti
ini?”
“Eomma
... aku ..”
“Pergilah,
temui orang itu walau sebentar saja. Eomma akan menjaga Sehun disini, dan
polisi diluar akan mengantarmu keruangan orang itu. Tidak apa-apa ..”
“Geurae,
aku akan pergi”
Maeri
melepaskan tangan Sehun dari genggaman tangannya, merapikan penampilannya dan
berjalan menuju pintu.
Author pov.
Sehun
terus berjalan menelusuri lorong rumah sakit, sampai akhirnya dia berhenti
didepan sebuah pintu.
“Hyung?”
Belum
sempat Sehun membuka pintu itu, Luhan sudah keluar dari pintu itu. Luhan
tersenyum dan memeluk Sehun yang hanya diam memandangnya.
“Bukankah
Hyung sudah_”
“Aku
tahu. Karena itu aku datang menemuimu, bagaimana kabarmu?”
“Aku
tidak lebih baik. Setelah kau pergi, aku masih tidak bisa menggerakkan seluruh
badanku. Bahkan hanya untuk membuka mataku saja tidak bisa”
“Lalu
bagaimana dengan lamaranmu?”
“Lamaranku
tentu saja batal, Maeri selalu menangis disampingku. Aku kasian sekali padanya,
rasanya aku ingin sekali membuka mataku dan menghapus air matanya. Apa aku
tidak bisa bangun, Hyung?”
“Mollayo,
aku bukan dokter. Tapi Sehunna, aku sudah bertemu dengan Tuhan. Dan dia
memberikan sebuah penawaran ..”
“Penawaran?”
“Ne,
penawaran”
“Penawaran
apa?”
“Dia
bilang jika kau mencintai Maeri maka kau harus ikut denganku”
“Maksudmu?”
“Aku
idak mengerti memang dengan yang dia katakan, tapi maksudnya adalah dia ingin
kau kembali hidup bersamaku. Karena dengan begitu, kau akan membuat Maeri
bahagia. Eotteo?”
“Aku
sangat mencintainya, bahkan sangat sangat mencintainya. Tapi haruskah aku
melakukannya?”
“Cepatlah
buat keputusan, aku harus kembali pergi sekarang”
“Tapi
Hyung, aku tidak bisa meninggalkan Maeri sendirian. Dia sangat mencintaiku!”
“Cintanya
padamu bukan berarti kau adalah kebahagiannya kan?”
“Hyung,
aku tidak bisa meninggalkan Maeri!”
“Ah
baiklah, kalau begitu aku pergi sekarang. Baik-baiklah Sehunna, saranghaeo!”
Luhan
kembali melangkah mendekati pintu itu, perlahan tangannya membuka pintu.
“Hyung,
chamkkaman!”
-Author pov End-
“Geurae,
aku akan pergi”
Maeri
melepaskan tangan Sehun dari genggaman tangannya, merapikan penampilannya dan
berjalan menuju pintu.
Tet tet teeeeeeeet ...
Suara
dari alat bantu pernafasan Sehun berbunyi, monitornya mati. Dan itu membuat
Maeri meghetikan langkahnya yang sedikit lagi keluar dari kamar Sehun, Maeri
kembali berlari menghampiri Sehun.
“Eomma,
apa ini? Sehunna ... Sehunna ireona ... Kenapa monitornya mati seperti ini
Eomma? Sehunna ... Sehunna bagunlah ..”
“Tunggu
sebentar, Eomma panggil suster!”
Eommoniem
berlari keluar dari kamar Sehun, sementara Maeri terus menggoyangkan tubuh
Sehun. Berharap Sehun bisa membuka matanya kembali dan tersenyum padanya seperti
dulu.
Sekarang Maeri hanya berdiri tersenyum
didepan Sehun.
“Sehunna,
apa kau merasa lebih baik sekarang? Kau tahu, selama ini aku selalu menangis
disampingmu berharap kau membuka matamu lagi untukku. Aku sangat merindukanmu
Sehunna, apa kau juga merindukanku?_”
“Maeri-aah,
kajja!”
“Ne,
Eomma tunggu diluar. Aku menyusul sebetar lagi”
“Geurae,
palliwa”
Eommoniem
mengusap bahu Maeri lalu pergi meninggalkannya sendiri disana.
“Sehunna,
maafkan aku. Walaupun aku tahu kata maaf dariku tidak akan merubah apapun
untukmu, tidak akan membuatmu kembali padaku. Luhan Oppa aku juga minta maaf.
Karena aku sudah membuat kalian seperti ini. Keundae Sehunna, aku lebih senang
sekarang. Karena aku tidak harus lagi melihatmu tersiksa dengan peralatan rumah
sakit itu, dan pasti kau juga senang sudah bisa bebas dari rumah sakit ne?”
Maeri
kembali menyeka air mata yang tidak terasa sudah membasahi kedua pipinya.
“Sehunna,
aku harus pergi sekarang. Tapi ingatlah, aku sangat mencintaimu. Dan terima
kasih atas semuanya, aku tidak akan pernah memaafkan diriku sendiri karena
sudah membuatmu dan Luhan Oppa seperti ini. Saranghae Sehunna”
Maeri
pergi meninggalkan abu Sehun dan Luhan dalam tempatnya, karena sekarang mereka
berdua sudah tenang bersama abu-abu lain dipemakaman ini.
**
Sehun dan Luhan hanya duduk memandangi
seorang gadis yang sedang membaca buku ditaman kampus, sangat serius.
“Hyung
...”
“Wae?”
“Kalau
aku tahu pilihan yang kau berikan akan berujung seperti ini, aku tidak akan
ikut denganmu waktu itu ... dan lebih aku terus mencoba membuka mataku dan
bangun. Kembali hidup bersamanya!”
“Babo!
Bagaimana mungkin kau bisa membuka mata dari koma dan kembali hidup jika Dia
tidak mengijinkan itu?”
“Kupikir
aku bisa mengalahkan-Nya?”
“Tidak
akan bisa Sehunna, Dia Tuhan!”
“Aku
tahu Hyung!”
“Lalu
kenapa kau bicara seperti itu? Sekarang sudah terlambat, kita sudah seperti ini
..”
“Aku
tidak pernah menyangka akan mendapat kehidupan seperti ini, sungguh
mengerikan!”
“Tapi
Dia bilang ini adalah kesempatan spesial yang pernah ada dan diberikan kepada
manusia, kenapa mengerikan?”
“Apa
kau tidak pernah membayangkan berada di posisiku, Hyung? Aku meninggal karena
menyelamatkan yeoja yang paling aku cintai melebihi kau, tapi aku harus kembali
hidup untuk membuat yeoja itu mendapatkan cinta sejatinya. Itu sangat
menyakitiku Hyung, ini benar-benar gila”
“Arrasseo,
aku pernah memikirkan hal itu sebenarnya. Tapi kurasa kau rela melakukan apapun
untuknya?”
“Memang.
Aku sangat mencintainya dan rela melakukan apapun untuknya! ... akh aku ingin
sekali menangis, tapi lihat kita sekarang .. sama sekali tidak bisa merasakan apapun
dan tidak bisa menangis!”
“Sehunna,
saat kita menerima tugas dari-Nya untuk mengabulkan doa seorang gadis dihari
ulang tahun ke-17nya .. aku sangat bahagia. Kupikir ini adalah tugas yang
paling istimewa yang bisa dilakukan oleh roh seperti kita, tapi saat aku tahu
kalau gadis itu adalah Kwon Maeri ... aku rasanya lebih baik mati dan rohku
tidak usah hidup lagi jika seperti ini. Tapi Sehunna, ini sudah yang terbaik
yang diberikan-Nya pada kita, kau harus menerima semua ini. Arrachi?”
“Arrasseo.
Rasa cintaku padanya akan menutupi rasa sakit hatiku karena tugas gila ini!”
“Geurae,
kau pintar. Walau semasa hidupku tidak pernah menyukaimu, tapi sepertinya kau
pantas aku sukai setelah menjadi roh seperti ini”
“Cih
michi namja! Dasar dasar dasar Hyung gila ..”
Sehun
mengacak rambut Luhan dan memukul-mukulnya, sebelum perhatian mereka kembali
tertuju pada gadis yang membaca buku itu, Kwon Maeri.
Yah .. Luhan dan Sehun sudah meninggal
sekarang. Tapi sepertinya Tuhan berkehendak lain, karena Dia kembali
menghidupkan roh mereka untuk kembali terlibat dalam urusan duniawi.
Yaitu
mereka mendapatkan tugas untuk mengabulkan doa Kwon Maeri saat ulang tahun
ke-17 nya, doa untuk mendapatkan cinta sejatinya.
Dan
itu harus dilakukan oleh Sehun. Sehun dan Luhan harus menjaga Kwon Maeri sampai
dia berhasil mendapatkan cinta sejatinya yang kemudian pasti akan menjaga
kehidupannya.
Kwon Maeri duduk dikursinya, dan
Profesor datang bersama seorang namja dibelakangnya. Namja yang sama sekali
tidak dikenalnya.
“Semuanya,
hari ini kita mendapat keluarga baru. Perkenalkan dia Suho, mahasiswa baru
dikelas kita. Dan Suho-sshi, silahkan perkenalkan dirimu..”
Namja
itu berjalan dan berdiri dibelakang meja, lalu memperkenalkan dirinya.
“Annyeonghaseyo.
Naneun Suho imnida. Karena beberapa hal, saya harus pindah ke universitas ini.
Jadi saya mohon bimbingan kalian semua. Bangapseumida, gamsahamnida sajangnim”
Namja
itu melirik profesor dan kembali mundur, kembali berdiri disampingnya.
“Baiklah,
semua sudah mengenalnya. Suho-sshi, silahkan duduk dikursi yang kau suka. Dan
kita mulai pelajaran hari ini ..”
“Gamsahamnida”
Dan
namja itupun duduk pas disebelah kursi Kwon Maeri yang saat ini hanya diam
tanpa sedikit senyuman penyambutan diwajahnya, sangat dingin.
“Annyeonghaseyo
..” bisik Suho sedikit membuat Maeri terbangun dari kantuknya.
“Waeyo?”
tanpa menatapnya, Maeri sedikit menyondongkan badannya kekursi Suho.
“Ireumi
mwoeyo?”
“Ya!
Kau membangunkanku hanya untuk menanyakan hal sebodoh itu? Apa kau kira
menjawab pertanyaanmu lebih penting daripada tidurku sekarang?” tiba-tiba Maeri
membulatakan matanya, berdiri dari kursinya, dan menatap lekat Suho yang hanya
menengadah menatapnya polos.
“Kwon
Maeri-sshi! Apa kau pikir pelajaranku tidak penting dibanding dengan tidurmu?”
profesor langsung menghentikan penjelasannya saat mendengar Maeri bicara
seperti itu tadi, dan sekarang dia berjalan menghampiri Maeri dengan wajah
sangat menyebalkan.
“Bu
bukan seperti itu maksudku Sajangniem, mian ..”
“Kalau
seperti itu kenyataannya, sekarang silahkan kau menyelesaikan waktu tidurmu di
tempat lain!”
Perkataan
Sajangniem itu secara tidak langsung berarti mengusir Maeri, dan sekarang Maeri
membawa tasnya keluar dari ruangan kelas.
“hah
Astaga! Orang baru itu benar-benar ...” umpat Maeri membanting pintu kelas
sangat keras.
“Chagiya,
kenapa kau jadi kasar seperti ini?” Sehun hanya menatap Maeri sedih dengan apa
yang sudah terjadi ini. “kupikir dia sudah banyak merubah dirinya. Tiga bulan
terakhir dia sangat buruk dengan kehidupannya, apa yang harus kita lakukan?”
Luhan berjalan mengelilingi Sehun dan Maeri.
“Hyung,
kita selalu melindunginya dari segala apapun bentuk bahaya. Tapi sepertinya ..
dia yang selalu mencari bahaya itu!”
“Geurae,
dia perlahan menghancurkan hidupnya sendiri ..”
“Ahh
Chagiya, andai saja kau tahu aku selalu ada disampingmu! Berhentilah hidup
seperti ini ... aku mencintaimu”
“Sehunna
.. kenapa ini semua harus terjadi padaku? Andai saja kau tidak pergi,
seharusnya kau selalu ada bersamaku!” Maeri melempar tas dan buku yang
dibawanya kelantai, membuat semuanya berserakan berantakan. Dia menangis dan
menutup wajahnya.
“Chogiyeo
...”
Maeri
membuka matanya dan melihat seseorang berdiri dihadapannya.
“Ouh
ouh siapa namja tampan ini?” Sehun langsung berlari dan berjalan didepan Maeri
saat seorang namja menghampirinya.
Maeri
mengangkat wajahnya dan melihat orang itu, “Apa yang kau lakukan?” Maeri
berdiri dan menatap sinis Suho.
“Kenapa
kau menangis?” Suho mendekatkan wajahnya melihat Maeri, membuat Maeri langsung
mendorong kasar Suho menjauh darinya. “Apa itu urusanmu?”
“Apa
kau menangis karena masalah tadi? Mianhae. Aku sudah membuatmu keluar dari
kelas, aku tidak bermaksud untuk .. membuatmu keluar kelas. Aku hanya ingin berkenalan
denganmu”
“Apa
kau harus berkenalan denganku? Babo. Kau bodoh sekali .. apa kau pikir semua
orang harus kenal denganmu hah? Hey babo namja, dengarkan aku .. Apa gunanya
pertemuan jika akhirnya ada perpisahan?” Maeri kembali mengeluarkan air matanya,
membuat kedua pipinya yang sudah mulai kering dari air matanya tadi kembali
basah.
“Mworageo?”
Suho hanya mengernyitkan alisnya mendengar perkataan itu, melihat Maeri
menangis.
“..
hiks hiks .. Aku tidak suka perpisahan! Aku tidak ingin ada perpisahan hiks
hiks ... a aku tid .. da ingin itu hiks hiks ..” Maeri kembali menutup wajah
dengan kedua tanganya. Dia kembali menangis.
“Mianhae
..” Suho tiba-tiba mendekati Maeri dan, memeluknya. Mengusap lembut rambutnya.
“Ya!
Apa yang kau lakukan? Lepaskan dia brengsek! .. Hyung, aku tidak bisa melihat
ini .. halangi aku!” Sehun langsung menarik Luhan dan berbalik untuk menutupi
matanya agar tidak melihat mereka.
“Sehunna
... aku rasa namja tampan ini auranya sangat kuat sekali. Penuh dengan kasih
sayang, dan cinta!”
“What
ever Hyung! I hate him!”
Beberapa
menit dalam pelukan Suho, akhirnya Maeri berhenti menangis. Dia melepaskan
pelukannya dan menghapus air mata yang membasahi kedua pipinya, menghapus
beberapa titik air mata yang masih tersisa siujung matanya.
“Ini
bukumu ..” Suho membereskan buku dan tas Maeri yang berserakan dilantai,
memberikannya pada Maeri.
“Gomawo”
“Jeongmal
mianhaeyo”
“Ani.
Ini bukan salahmu, aku yang seharusnya minta maaf padamu. Mian sudah membuat
bajumu basah dengan air mataku ..”
“Gwaenchana,
ini akan cepat kering”
“Kau
kembalilah kekelas, aku pergi. Annyeong”
“Chamkkaman!”
Suho menarik tangan Maeri, membuatnya kembali berhadapan dengannya.
“
.. mm mwo?”
Karena
itu .. mata mereka bertemu, saling menatap dan menjelajah sangat jauh kedalam.
Mungkin sampai hati masing-masing.
“Shit!
Apa yang mereka lakukan?” Sehun mendorong Luhan dari hadapannya, membuat Luhan
hanya tersenyum melihat tingkah Sehun.
“Tenanglah
Sehunna, mereka hanya bertatapan ..”
“Keundae
Hyung, ini pertama kalinya setelah aku menjadi roh dan menjaga Maeri .. dia
menatap seorang namja, aku marah!”
“Kau
marahpun tetap tidak bisa melakukan apapun, diamlah”
Sehun
menendang dan memukul-mukul Suho, tapi itu sudah jelas hanya sia-sia. Karena
baik Sehun ataupun Luhan tidak bisa menyentuh manusia.
“
.. Aku sudah minta izin, jadi apa kau mau minum kopi denganku?” Suho sedikit
tersenyum dan melepaskan tanagan maeri.
“Baiklah.
Aku yang traktir, sebagai permintaan maafku!” Maeri tersenyum dan berjalan
mendahului Suho yang juga tersenyum.
“Hyung
cepatlah kita ikuti mereka!” Sehun menarik Luhan mengejar Maeri. “Bukankah kita
memang harus selalu mengikuti Maeri?” Luhan melepaskan genggaman tangan Sehun
dari tangannya. “I know, but .. kali ini pengikutan kita harus cepat, ini
berbahaya!” Sehun berlari mengikuti Suho dan Maeri yang berjalan meninggalkan
kampus.
**
Sehun ikut membaringkan badannya
disamping Maeri yang sedang menulis sesuatu di ponsel yang dipegangnya itu,
Sehun menatapnya dan mencoba membelai wajahnya, tapi itu tetap sia-sia.
“Hyung,
aku baru merasakan kalau namja bernama Suho itu auranya sangat kuat .. sampai
membuatku bergetar”
“Sudah
kubilang, dia berbeda dari namja lain yang kebanyakan aneh!”
“Sudah
seminggu Maeri dan dia kenal. Dan aku baru melihat .. dalam dirinya penuh dengan
kasih sayang, dan cinta. Apa dia akan menjadi cinta sejati uri chagiya?”
“Kita
masih belum tahu, mereka baru seminggu kenal”
“Tapi
kenapa perasaanku selalu bergetar saat melihat Maeri dengannya?”
“Itu
karena kau cemburu!”
“Ani.
Bukan rasa itu, ini berbeda. Akh .. Suho itu benar-benar kuat!” Sehun bangun
dan duduk disamping Luhan yang masih mencoba agar banyangannya terlihat
dicermin, tapi itu sudah tahu mustahil.
“Sehunna,
bagaimana kau disana? Beberapa hari ini aku mengenal seorang namja yang baik, sedikit
mirip denganmu. Dia sudah memelukku, Sehunna .. mianhae” Maeri mengusap foto
Sehun di ponselnya dan perlahan menciumnya.
“Chagiya,
walau aku tidak mau itu .. aku membenci itu .. tapi tidak apa-apa. Nan
gwaenchana” Sehun kembali berjalan dan menghampiri Maeri.
“Maeri-aah,
apa kau tidur?” ketukan pintu Eommoniem membuat Maeri mengalihkan pandangan
matanya dari foto Sehun ke arah pintu, dan beranjak membuka pintu.
“Anio.
Ada apa?”
“Dibawah
ada tamu, seorang pria tampan. Dia bilang dia temanmu, temuilah dan ganti
pakaianmu!”
“Kenapa
dengan pakaianku?” Maeri melihat pakaian yang dipakainya aneh karena dipandang
serius Eommoniem.
“Sudah
berulang kali Eomma bilang jangan memakai kemeja kebesaran seperti itu, kau
terlihat seperti anak jalanan”
“Menurutku
ini bagus!”
“Cepatlah
ganti bajumu dan temui dia, jangan membuat pria setampan itu menunggu terlalu
lama” Eommoniem kembali menutup pintu kamar Maeri dan pergi.
“Memangnya
siapa dia? aku tidak punya teman ...” Maeri berfikir tentang siapa pria tampan
yang mengaku temannya itu dan berjalan memperhatikan bajunya di hadapan cermin.
“Hyung,
apa yang datang itu Suho?”
“Mollayo.
Kajja kita turun untuk melihatnya!” Luhan berjalan menembus pintu keluar dari
kamar, dan disusul dengan Sehun yang berlari tidak sabar.
“Annyeong
Maeri-aah ..”
“Eoh
Suho-aah?”
“Ya!
Apa kau tidak bisa sopan menyapa tamu?” Eommoniem sedikit memukul Maeri yang
berdiri disamping kursi Suho.
“Kenapa
kau datang kesini? Wae irae?”
“Ya
Maeri-aah! Bicaralah yang sopan padanya, ayo duduk!” Eommoniem menarik tangan
Maeri untuk duduk.
“Geurae,
aku hanya ingin mengajakmu pergi jalan-jalan. Apa kau tidak sibuk?”
“Ah
anio, Maeri-aah tidak sibuk. Bawalah dia jalan-jalan ..”
“Eomma!
Aku sangat sibuk, aku tidak bisa pergi untuk jalan-jal_”
“Suho-sshi,
tidak apa-apa. Ajaklah Maeri jalan-jalan keluar ..”
“Ne,
Ahjumma .. gamsahamnida”
“Eomma!
Bagaimana bisa Eomma lanagsung bicara seperti itu? Emh mian Suho-aah, aku tidak
bis_”
“Sudah
cepat kalian pergi, nanti kesorean. Hati-hati dijalan dan jangan pulang larut malam
ne?” Eomma menarik dan mendorong Maeri menuju pintu, membuat Suho ikut berdiri
berjalan kepintu.
“Kami
hanya jalan-jalan disekitar sini, kami akan pulang cepat. Annyeonghaseyo
Ahjumma”
“Ne,
hati-hati!” Eommoniem menutup pintu.
“hah!
Kenapa Eomma seperti itu?” kata Maeri sangat pelan memandang kepintu yang sudah
ditutup Eommoniem.
“Mwo?”
“Ah
anio. Aku tidak bicara apapun”
“Oh
geurae, kajja” Suho berjalana menghampiri mobilnya dan membukakan pintu untuk
Maeri.
“Asataga
Eomma, wae? Kenapa kau malah menyuruh mereka pergi?” Sehun mengacak rambutnya
lalu menembus mobil dan duduk bersama Luhan yang hanya mentertawakannya.
“Akhirnya
Maeri sudah mulai kembali, setelah hampir tiga bulan dia masih tidak bisa
melupakan Sehun. Dan sekarang rupanya dia sudah menemukan lagi seseorang
penggantinya ...” Eommoniem tersenyum melihat mereka pergi dari balik jendela.
Sudah beberapa menit mereka berdua hanya
diam tanpa suara, Suho juga menyetir tanpa sepatah katapun, walau sesekali dia
menatap Maeri dari spion yang terus memandang keluar kaca mobil.
“Apakah
mereka akan terus diam seperti ini?”
“Geurae.
Apa tidak seharusnya aku mengajakmu pergi?”
“Ah
anio. Aku tidak apa-apa”
“Keundae,
kau hanya diam dari tadi. Waeyo?”
“Beberapa
hari ini aku merindukan seseorang”
“Nugu?”
“Seseorang
yang sangat berarti bagiku!”
“Emh
apa itu pacarmu?”
“Ne,
aku namjachingunya. Jangan macam-macam!” Sehun berteriak menendang kursi Suho
dari belakang, namun sekali lagi itu tetap percuma.
“Anio.
Aku sudah tidak punya pacar ..”
“Wae?
Chagiya, sejahat itukah kau padaku?”
“Diamlah
Sehunna, telingaku sakit. Lagi pula kau sudah mati, mana mungkin dia aterus
menganggapmu pacarnya? Babo!”
“Hyung,
kau roh! Mana mungkin kau bisa merasakan telingamu sakit?”
“ya!
Itu hanya perumpamaan agar kau diam, ara?”
“Maeri-aah,
aku memang baru mengenalmu beberapa hari ini. Kendae, bila kuperhatikan kau ini
tidak terlalu banyak punya teman. Kau juga jarang bergaul dan kau banyak diam,
wae?”
“Hah?
Aku .. itu memang sikapku!”
“Maeri-aah,
salah satu gunanya teman adalah untuk berbagi apapun. Jadi kau bisa ceritakan
masalahmu padaku ..”
“Siapa
bilang aku punya masalah?”
“Eoh
geureom. Kalau begitu maukah kau jadi pacarku?”
“Astaga
Hyung!” Sehun langsung memukul kepala Luhan, mengacak rambutnya dan menggigit
beberapa jari tangannya frustasi. “Ya! Sehunna hajima!” teriak Luhan sangat
tersiksa dengan itu.
Maeri
hanya diam memandang Suho yang sama sekali tidak melihatnya, Suho sibuk melihat
jalan dan menyetir sangat pelan. Seolah waktu dibumi berhenti, Maeri masih
mencerna perkataan Suho.
“Maeri-aah
jawab aku!”
“..
Suho-aah, bb bisa kau ulangi perkataanmu?”
“Aku
bilang maukah kau jadi pacarku?” Suho langsung menghentikan mobilnya dan
memandang Maeri sangat serius.
“Suho-aah
aku_”
Teeet
teett ....
Suara
klakson sebuah truk berlawanan arah yang melaju oleng mengisyaratkan kalau
mereka harus pergi dari sana, karena truk itu sudah hilang kendali sekarang dan
mengarah pada mereka.
“Aaaaaaaaahh!”
“Hyung!”
Sehun perlahan membuka matanya dan melihat kalau semuanya berhenti, waktu
berhenti. “Sehunna?” Luhan memandang Sehun tidak percaya dengan apa yang sedang
terjadi saat ini.
“Hyung
apa yag terjadi?”
“Entahlah
aku tidak tahu! Waktu berhenti dan .. kecelakaan ini be belum terjadi, ini
mustahil. Kenapa waktu bisa berhenti?” Luhan membuka pintu mobil dan keluar,
memandang sekitarnya aneh.
“Hyung,
lihatlah uri chagiya. Dia sangat kaget dan ketakutan, bahkan sitampan Suho
juga. Apa yang harus kita lakukan?” Sehun juga keluar dari mobil dan memandang
Maeri dari kaca depan mobil.
“Mollayo!”
“Mungkin
kita har_ ..... Hyung!” Sehun sangat terkejut. Tangannya bisa menyentuh tubuh
Maeri, sekali lagi .. tangannya bisa menyentuh tubuh Maeri. “Chagiya ... hyung
aku bisa menyentuhnya!”
“Jinjjayo?”
Luhan langsung menyentuh tubuh Maeri.
“Hyung,
apa arti semua ini?”
“Sehunna
.. apa mungkin semua ini terjadi adalah untuk kita?”
“maksudnya?”
“Tugas
kita adalah untuk melindungi Kwon Maeri sampai dia menemukan cinta sejatinya,
dan kita sudah melindunginya sampai dia bertemu Suho. Baru saja Suho mengatakan
cintanya pada Maeri, bukankah itu petunjuk kalau Suho adalah cinta sejatinya
..”
“Sudah
kubilang .. namja ini benar-benar beda”
“Dan
sekarang waktu berhenti saat mereka kecelakaan, itu berarti bahwa kita harus
melakukan tugas kita yang sebenarnya. Melindungi Kwon maeri dan cinta
sejatinya, kau mengerti?”
“Geurae.
Kajja kau angkat Suho dan aku pasti akan mengangkat uri chagiya!”
“hana
.. dull .. set!” dan akhirnya Sehun bersamaan dengan Luhan mengangkat mereka
berdua, mengeluarkan mereka dari mobil dan membawanya kesebuah kursi dipinggir
jalan.
Bugh!
Braak!
Waktu
kembali dan kecelakaan itu terjadi.
“Sehunna
.. kita berhasil”
“Hyung
aku tidak mau melakukan ini!”
Maeri
hanya menatap Suho tidak percaya, mereka saling bertatapan tanpa sepatah
katapun. Hanya diam melihat kecelakaan itu.
“Suho-aah
..”
“Maeri-aah,
bukankah kita seharusnya ada dimobil itu?”
“Ne.
Apa Tuhan sudah menyelamatkan kita?”
Suho
tiba-tiba langsung memeluk Maeri. Memeluknya sangat erat, seolah bersyukur
masih bisa seperti ini disaat seharsnya tertabrak truk yang sekarang sudah
hancur itu.
“Suho-aah
.. aku mau. Aku mau jadi pacarmu, aku mencintaimu!” maeri membalas pelukan suho
sangat erat.
“Hyung
apa ini Hyung!” Sehun menatap Luhan, tapi perlahan tubuh mereka menghilang dan
melebur.
“Sehunna,
ini saatnya kita pergi ..”
“Hyuuuung!
Aku tidak mau pergi Hyung .. aku tidak mau!”
“Sehunna,
saranghaeo ..”
“Hyuuuuuuuuung
.... !!” tubuh mereka terus melebur. Bahkan sekarang kaki dan setengah badan
mereka sudah tidak ada.
“Chagiya
.. aku mencintaimu selamanya. Apapun yang terjadi aku akan tetap mencintaimu
chyagiya. Saranghaeyo Kwon Maeriiiii !!”
Dan
akhirnya, tubuh Sehun dan Luhan sudah benar-benar menghilang. Mereka pergi
meninggalkan Maeri dan Suho yang sekarang masih berpelukan disana, mereka pergi
meninggalkannya.
Dengan keajaiban, apapun bisa terjadi.
Sehun
dan Luhan sudah mendapat keajaiban, mereka bisa kembali hidup dan menorong
seseorang. Menolong Kwon Maeri mendapatkan cinta sejatinya.
Dan
sekarang, Sehun bersama Luhan sudah berada di syurga abadi. Melanjutkan
kehidupan kedua mereka disana selamanya. Hidup dalam keabadian syurga yang
sesungguhnya. Dan sekarang, mereka benar-benar sudah tidak akan kembali lagi.
Hidup dalam keabadian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar