Tittle: Something Happened to My Heart
Genre: Drama || Rate: 15 || Length:
Oneshot
Author: Cifcif Rakayzi
Main cast: Kim Rowoon | Baek Juho | Lee Nayoung
=========
========= =========
Lee Nayoung kembali
menarik nafasnya dalam, menahan debaran kencang jantungnya. Alasannya, dia tidak
begitu yakin untuk mengatakannya sekarang, kekuatan yang dia miliki tidak
terlalu banyak. Dia mencoba kembali. Mengangkat tatapannya menatap laki-laki
yang masih berdiri dihadapannya, menunggu perempuan itu menyelesaikan perkataannya.
“Nayoung-ah, sebenarnya
apa yang ingin kau ka_”
“Kim Rowoon,
te-tentang.. pertanyaanmu waktu itu, a-aku bisa me-menjawabnya,”
Laki-laki jangkung
bernama Kim Rowoon itu mengernyit, mengingat pertanyaan apa yang dimaksud
Nayoung.
“Pertanyaan apa?”
“A-aku.. ah tidak,
maksudku.. bi-bisakah kau menerimaku disisimu?”
Kim Rowoon terdiam,
seolah tubuhnya terbakar. Dia mengerti maksud perempuan itu, benar-benar
mengerti. Pertanyaan yang dimaksud adalah, pertanyaan untuk menjadikan Lee
Nayoung sebagai miliknya. Dan sekarang, perempuan itu memberikan jawabannya.
Kim Rowoon masih diam.
Bukan tubuhnya yang terbakar, tapi lidahnya yang terbakar. Dia tidak bisa
mengatakan apapun, bahkan untuk meneriakkan apa yang ingin dia ucapkan.
“Aku minta maaf
membuatmu terlalu lama menunggu, tapi apa kau masih menerima jawabanku?
A-aku... aku menyukaimu Kim Rowoon_”
“Mianhae,”
“Huh?”
Nayoung membeku. Detak
jantungnya yang tadi menggila, seolah berhenti, lalu kembali berdetak sangat
lambat.
Sekarang giliran
perempuan berambut sebahu itu yang terdiam. Kata yang terucap dari bibir
Rowoon, benar-benar memiliki banyak arti. Dengan cepat pikiran-pikiran gila
merasuki kepalanya. Tapi dia tetap berharap laki-laki itu akan mengakhiri
perkataannya dengan bahagia.
Tapi sepertinya tidak.
Entah kenapa, air mata
itu jatuh begitu saja, dengan cepat menganak sungai dipipinya. Kim Rowoon tidak
mengatakan apapun lagi, memberi arti kalau itu sebuah penolakan.
“Aku tidak benar-benar
serius dengan pertanyaan itu. Lagipula kau membenciku. Jadi lupakan saja, tidak
perlu menjawabnya,”
Deru nafas itu
tercekat, debaran jantungnya semakin lambat, Nayoung masih membeku seolah
kehilangan benar-benar detak jantungnya.
“Maaf.” ucap laki-laki
itu pelan sebelum melangkah dan pergi meninggalkannya. Membiarkannya membeku
disana.
“Kim Rowoon...” hanya
desahan nama itu yang mampu dia ucapkan, lidahnya kelu untuk berteriak
memanggil nama itu lebih keras, kakinya kaku untuk berlari mengejarnya, dia
hanya terjatuh lemas dengan sesak didadanya.
“Kenapa?
Apa itu bercanda? Apa dia benar-benar pergi dan menolakku? Tapi kenapa? Apa
jawabanku terlalu lama untuk dia tunggu? Apa dia sudah melupakanku? Apa dia
membenciku karena membuatnya menunggu? Tapi, apa semudah itu dia melupakan
semua yang sudah dia lakukan untukku? Ucapannya yang selalu mengatakan dia
mencintaiku, senyumannya yang selalu dia berikan hanya untukku, pelukannya yang
dia hangatkan untukku, genggaman tangannya yang dia eratkan padaku, apa dia
membuangnya? Kenapa?”
***
Bugh.
Kim Rowoon tersungkur,
setelah mendapat banyak pukulan di tubuhnya, akhirnya dia roboh. Rowoon
terbaring di lantai, menormalkan nafas terengahnya. Tetes darah masih keluar
dari beberapa lukanya, dan lebam yang perlahan berubah warna. Dia tidak bisa
melawan.
“Bangun! Katakan
sesuatu jika kau tidak ingin aku menyalahkanmu,”
Baek Juho berdiri di
samping Rowoon, menarik nafasnya dalam. Tangannya juga terluka karena memukul
sahabatnya itu, tapi dia masih belum merasa cukup.
“Kau memang harus
menyalahkanku,”
“Aissh jinjja! Dasar
brengsek!” Baek Juho berteriak, menarik laki-laki jangkung itu untuk berdiri,
dan kembali memukulnya. Juho mungkin sudah menghabiskan setengah tenaganya
untuk semua pukulan itu, tapi kemarahannya lebih besar dari tenaganya sekarang.
“Sebenarnya apa maumu?
Kau tidak ingat seberapa besar usahamu mendapatkan gadis itu, seberapa lama kau
mempermainkannya, apa kau lupa itu?” Juho terengah, tangannya lemas untuk
kembali mengepal, tapi semua pukulan itu masih belum cukup. Mungkin ini tidak
akan lebih melelahkan jika setidaknya Rowoon melawan, tapi laki-laki jangkung
itu tetap diam.
“Aku tidak
mempermainkannya, aku benar-benar mencintainya,” Rowoon menyeka tetes darah
dari bibirnya, menatap Juho.
“Lalu apa yang kau
inginkan?” Juho menahan dirinya, kembali mencoba mencari kebenaran dibalik
tatapan Rowoon. Tapi laki-laki itu sekarang diam.
“Dia menyatakan
perasaannya padamu, seperti apa yang kau inginkan. Nayoung menerima cintamu,
dan kau menolaknya. Aku percaya kau tidak gila, tapi apa maksudmu
melakukannya?” Juho masih menunggu jawaban Rowoon, tapi tidak ada. Dia masih
diam, membuatnya juga diam.
Angin dingin berhembus,
membelai lembut dan mengirim kedinginannya. Mereka tidak peduli dengan angin
itu. Tidak peduli dengan luka yang bertambah perih karena tiupan angin.
“Aku menyerah,”
Keheningan sesaat itu
pecah dengan suara pelan Rowoon, membuat Juho segera menarik tatapannya pada
laki-laki itu. Menatapnya lekat.
“Menyerah?” perlahan
langkah Juho mendekati Rowoon, memaksanya bersiap untuk menahan pukulan
tangannya lagi. “Menyerah untuk apa? Menyerah untuk mendapatkannya, atau
menyerah untuk bersamanya? Kalau begitu, biar kutanya lagi. Sebenarnya apa yang
kau inginkan huh?”
“Aku mencintainya_”
Rowoon melangkah
mundur, menyeimbangkan tubuhnya. Walaupun dia lemas dan tangannya juga terluka,
tapi pukulan Juho masih terasa berat untuknya. Sepertinya, untuk mendapat kata
‘cukup’ itu, Juho akan menghabiskan semua tenaganya untuk Rowoon.
“Jangan katakan itu
seolah kau benar-benar mencintainya!”
“Aku benar-benar
mencintainya, tapi aku hanya bisa menyerah...”
“Hentikan! Aku bilang
jangan katakan seolah kau mencintainya!” Juho membentak, berteriak, dan terus
memukul Rowoon yang tidak melawan.
Nafas mereka terengah,
rasa lelah itu sangat terasa, tapi entah kenapa ini belum berakhir. Juho menahan
pukulannya, membuang tatapannya kelangit. Dan Rowoon jatuh terduduk.
“Aku tidak bisa
melakukan apapun bahkan untuk diriku sendiri. Dan harus kuakui, aku tidak ingin
menyerah, tapi aku dipaksa menyerah. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan,
aku tidak tahu harus bagaimana!” Rowoon berteriak, namum teriakkannya merendah.
Dia membiarkan air matanya keluar, berharap bisa sedikit meringankan
pikirannya.
“Ck. Brengsek. Apa
maksudmu?” Juho masih menatap langit, mengalihkan emosinya, menepis kalau dia
tahu Rowoon menangis.
“Sepertinya aku gila.
Ini terlalu cepat untukku, bahkan aku belum sempat menarik satu hela nafaspun,”
Rowoon kembali diam,
membiarkan hanya angin yang terdengar, membuat itu sepi. Dia harus mencoba
menenangkan dirinya.
“Tidak, aku percaya kau
masih memili kewarasanmu. Jadi karena itu, katakan dengan sisa kewarasanmu,
katakan padaku apa maksud semua ini, Kim Rowoon!” Juho berhenti menahan
dirinya, tidak peduli dengan air mata yang baru pertama kali dia lihat dari
mata sahabatnya, dia hanya ingin menghabiskan tenaganya untuk kata’cukup’.
Tapi itu tidak semudah
yang dia inginkan, tangannya tidak kuat lagi mengepal dan memukul. Dia lelah.
Tenanganya masih belum habis, tapi dia tidak bisa memukul lagi. Laki-laki
jangkung itu adalah sahabatnya.
Sekarang, deru nafas
kuat itu melambat. Mereka terbaring di lantai, menatap langit yang sebentar
lagi ditinggal sang surya.
“Ayah kandungku, yang
aku tahu sudah meninggal, tiba-tiba datang menemuiku. Dia tidak meninggal. Dia
menatapku, bicara padaku,”
Juho menahan nafasnya
beberapa detik, memejamkan matanya menahan perih. Itu gila. “Mana mungkin orang yang meninggal bisa hidup
lagi? Kau bohong Rowoon!”
“Dia memintaku tinggal
dirumahnya untuk hidup sebagai anaknya yang meninggal. Anaknya yang meninggal
sebelum pernikahan. Ayahku memintaku untuk hidup sebagai kakakku yang sudah
meninggal,”
Juho menelan ludahnya
perlahan, dengan susah payah. Rasanya batu besar sudah dia telan, dan
mengganjal di tenggorokannya. “Cerita
macam apa itu? Kau gila. Mana ada permintaan semacam itu. Kau bohong Rowoon!”
“Dan aku tidak bisa
menolaknya. Bahkan wanita yang selama ini aku panggil Ibu, ternyata bukan Ibu
kandungku,”
Juho semakin merapatkan
pejaman matanya, menahan dirinya untuk tidak lagi memukul laki-laki pembohong
itu. Dia sudah terlalu lama mengenalnya, dan karena itu, dia mengatakan semua
yang dikatakan Rowoon adalah bohong. “Hey...
hentikan! Apa kau tidak ingin tertawa
dengan cerita bohongmu itu huh? Atau kau sedang mengarang cerita untuk drama
sekolah nanti? Tolong hentikan, tidak akan ada yang percaya ceritamu itu, walau
itu benar sekalipun. Kau terlalu banyak berbohong Kim Rowoon!”
“Lalu aku harus
bagaiamana? Semua ini sangat menekanku.” Rowoon menghapus air matanya,
tersenyum kecil. “Hey... aku tidak sedang mengarang cerita. Tapi terserahlah. Aku
tahu kau pasti tetap mengatakan aku berbohong, sekalipun kau percaya padaku.
Kau sampai menyiksaku seperti ini, pastinya kau sangat mencintaiku kan, Baek
Juho?”
Tidak ada jawaban, Juho
hanya diam. Membuat keheningan itu kembali menyelimuti.
“Hey Juho-ya, bagaimana
ini? Aku tidak bisa menolak, aku tidak tahu harus bagaimana, dan aku mencintai
Nayoung. Sepertinya aku memang harus menyerah. Mengakhiri cerita sebagai
sahabatmu, sebagai laki-laki yang mencintai Nayoung, dan mengakhiri hidupku
sebagai Kim Rowoon. Jika aku tidak bisa menolak, maka aku harus terima sisanya.
Menerima hukuman untukku. Aku akan hidup sebagai Kakakku, tinggal bersama Ayah
yang aku tahu sudah meninggal, dan meninggalkan Ibu yang ternyata bukan Ibu
kandungku.”
Baek Juho membuka
matanya, menatap langit yang sekarang sudah gelap. Dia masih menghindari
matanya untuk melihat Rowoon, tidak ingin melihat laki-laki itu menangis. Dia
juga menulikan pendengarannya. Juho tidak tahu harus percaya cerita itu atau tidak,
rasa frustasi itu terlalu nyata dimata Rowoon, yah... terlalu nyata jika itu
hanya kebohongan. Dia mengerti. Sekarang Juho mengerti maksud semuanya.
Tapi rasanya, dia tidak
ingin mengerti. Juho tidak ingin menerima apapun alasan Rowoon menolak Nayoung,
apapun yang terjadi padanya, apapun yang menekannya, dia tidak akan menerima
penjelasan Rowoon, apapun.
“Sebenarnya ini hari
terakhirku disini, besok aku akan pergi ke Seoul. Pindah sekolah, dan pindah
rumah. Ceritaku sebagai Kim Rowoon berakhir hari ini. Dan tadinya, aku ingin
membuat perpisahan manis denganmu dan Nayoung, tapi malah seperti ini yang
terjadi. Mianhae.”
Juho beranjak, berdiri
dan merapikan seragamnya. Menyembunyikan luka itu dengan memasukkan tangannya
kedalam saku celana. Menghembuskan nafas kasar. Dia tidak ingin peduli dengan
cerita Rowoon, dan juga dia tidak ingin mengerti alasan Rowoon menyerah.
“Juho-ya, maaf karena
aku terlambat mengetahui perasaanmu pada Nayoung. Aku terlalu bodoh untuk
mengerti perasaan sahabatku sendiri, mian. Tapi itu berakhir sekarang. Kim
Rowoon sudah pergi, jadi kau bisa kembali padanya_”
“Bodoh! Kau pikir itu
yang aku inginkan? Apa kau sama sekali tidak memikirkan bagaimana perasaan
Nayoung?”
“Aku memikirkannya,
karena itu aku memintamu untuk bersamanya,”
Juho berbalik, menarik
seragam Rowoon, memaksanya untuk berdiri. “Dengar, aku tidak percaya dengan
semua ucapanmu, dan aku aku tidak akan menerima alasan apapun kau
mencampakkannya! Dia mencintaimu, brengsek!” Juho tidak akan mempercayai semua
itu. Dia tidak ingin peduli dengan alasan itu, dia hanya tidak ingin memberi
tolenrasi untuk sahabatnya yang sudah menolak gadis yang dia cintai dalam diam.
“Tidak, itu tidak boleh
lagi.” Rowoon melepas cengkraman Juho dari kerah seragamnya. “Kau harus
membuatnya menghilangkan cinta itu. Laki-laki yang dia sukai sudah tidak ada.”
“Ya! Apa semudah itu
kau meninggalkannya? Kau pikir Nayoung akan baik-baik saja dengan semua ini?
Kau anggap apa cintanya padamu?” Juho memukul Rowoon lagi. Tapi itu terlalu
lemah, tenaganya ternyata sudah habis. Kepalan tangannya hanya berakhir di dada
Rowoon.
“Itu adalah sesuatu
yang sangat berharga untukku. Aku senang cintaku tidak bertepuk sebelah tangan,
sepertimu ... haha. Dan aku akan menghilang bersama cinta itu.”
“Ck. Kau gila!”
“Mungkin benar. Sisa
kewarasan yang Rowoon miliki, habis sampai malam ini. Dan besok, aku akan
terbangun menjadi orang lain, dengan cerita lain, dan penderitaan lain.”
“Sebenarnya apa yang
katakan itu huh? Aku tidak mengerti cerita apa yang sudah kau bicarakan dari
tadi. Berhentilah mengoceh, aku lelah.”
“Terima kasih. Aku akan
berhenti malam ini. Dan karena kau sahabatku, aku akan meminta banyak maaf
darimu,”
Juho membulatkan mata,
menatap Rowoon yang bersujud dihadapannya. Lak-laki jangkung itu benar-benar
sudah gila.
“Hentikan! Kata ‘maaf’
itu tidak akan pernah keluar dariku untukmu. Bangunlah, itu percuma saja.” Juho
memalingkan tatapannya. “Sudah kubilang aku tidak percaya padamu!”
“Tapi tetap saja, aku
harus minta maaf padamu sebelum mengakhirinya. Dan juga, tolong sampaikan
maafku pada Nayoung,”
“Tidak mau!” Juho
berbalik, melangkah melewati Rowoon. “Katakan maafmu sendiri padanya. Dasar
brengsek.”
Rowoon masih belum
merubah posisinya, kembali tenggelam dengan air matanya.
“Nayoung sangat
mencintaimu. Dia akan menunggumu sampai kau kembali, jadi ingatlah untuk
kembali, dengan kau Kim Rowoon atau orang lain.” Juho pergi, menghilang di
balik pintu.
Jika itu benar, maka
Rowoon ingin percaya. Dia ingin percaya kalau jalan untuknya kembali itu ada,
dan mereka disana menunggunya.
-Fin-
=========
========= =========
Baiklah, mari aku
katakan. Dan pertama, maaf mengganggu dengan sedikit penjelasan ini.
Sebenarnya, ini adalah
FF chapter yang aku buat 20 Oktober 2016, dan pada 27 Oktober 2016, FF ini
selesai dengan setengah bagian ceritanya menggantung. Karena itu, aku singkat
menjadi FF Oneshot, yang bisa di post.
Aku tidak tahu apa bisa
memperbaiki FF ini yang chapternya, jadi .. daripada terbuang di Reycicle Bean laptop, lebih baik di post
seperti ini. Siapa tahu bisa menjadi penghibur untuk kalian. Karena itu, terima
kasih sudah bersedia membacanya.
Dan, oh .. satu lagi.
Karena FF yang chapter itu masih tidak jelas statusnya untukku, maka anggaplah
FF itu telah selesai bersama dengan di postnya FF ini. Jadi aku sudah buat
cerita keduanya. FF ‘Something Happened to My Heart’ Season 2. Di spoiler
sedikit. Yang S2 itu mungkin nantinya akan menceritakan kehidupan Rowoon yang
hidup sebagai kakaknya dan tinggal bersama keluarga Ayahnya, juga menggantikan
pernikahan kakaknya itu. Jadi istrinya juga bakalan di ceritain lah. Itu saja
bocorannya.
Karena semua-semua itu,
sekali lagi ... aku ucapkan Terima Kasih kepada para pembaca yang sudah
bersedia membacanya. Semoga bisa bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar