Tittle: Stay
Genre: Fluff ||
Length: Ficlet || Rate: 12
Main cast: Koo
Junhoe | Lee Hyein
Author: Cifcif
Rakayzi
======= =======
=======
Oke, basa-basi dulu.
Saat itu, aku menulis
‘Today, I think I’m sick ...’ diujung atas sebuah kertas, lalu berfikir, dan
menambah satu kertas lagi. Akhirnya aku membuat coretan pada dua lembar kertas
itu.
Waktu itu, Senin 14
Maret 2016, dan sekarang 15 April 2017 saat aku menemukan kertas itu lagi. Woah
daebak. Lalu, daripada dibuang, mending di post, siapa tahu ada yang suka
dengan coretan ini.
Yah begitulah.
Sebelum dan sesudahnya,
selaku penulis, aku ucapkan terima kasih banyak sudah meluangkan waktu
berharganya untuk membaca ini. Semoga bisa menghibur, dan semoga bermanfaat.
=======
======= =======
“Uri... geuman kajja.”
Entahlah, mungkin hanya
aku atau memang benar kalau udara semakin dingin. Saat angin berhembus, rasanya
terasa seperti diserang angin dari ribuan kipas angin raksasa. Sungguh sangat
dingin.
Atau mungkin karena
berdiri disini? Atap adalah tempat tertinggi dari sebuah bangunan, jadi mungkin
angin akan lebih banyak terasa saat berhembus. Tapi atap adalah tempat yang aku
suka di sekolah ini, dan aku pasti akan merindukannya setelah lulus nanti.
Dan juga, aku tidak
tahu kenapa tidak ada lagi kata yang kami ucapkan, setelah tiga kata itu. Hanya
diam membeku, membiarkan salju dan angin membuat kita menjadi es. Aku merasa
seperti gelas kaca yang dilempar batu, tapi aku juga merasa seolah melangkah
mundur dari tepi jurang. Mungkin semuanya akan baik-baik saja.
“Mianhae,”
Aku menoleh, meliriknya
lagi saat dia mengucapkan kata itu. Aku tidak tahu, aku benci dia mengatakan
itu, dan sebenarnya dia tidak harus mengatakan itu. Ini bukan kesalahan, dia
tidak harus mengatakan itu padaku.
Aku membencinya.
Dia tidak menatapku,
pandangannya jauh kedepan. Mungkin kedua matanya sengaja menghindariku, dia
tidak ingin melihatku. Tapi itu bagus. Aku tidak ingin air mataku keluar jika
dia menatapku.
“Aku tidak memaksamu
untuk mengerti, mungkin lebih mudah jika kau membenciku. Maafkan aku.”
“Kenapa?” aku tetap
mengunci tatapanku padanya. Entahlah, aku hanya ingin melihatnya dan mendengar
alasan laki-laki jahat itu mengakhiri ini.
“Setelah lulus nanti,
keluargaku akan pindah ke Daegu, dan aku harus kuliah disana. Ini permintaan
Appa.”
Angin yang berhembus
kembali menggoyangkan rambut hitamnya, membuat tatanan rambut itu rusak. Yah,
aku tahu kalau dia sangat tampan, bahkan sampai membuatku gila.
“Mianhae...”
Aku menggenggam sebelah
tangannya, berhenti menatap laki-laki tinggi itu dan memalingkan tatapanku ke
depan. Aku hanya menghela nafas, tapi itu bahkan terasa seperti menelan duri.
“Berhenti mengatakan
itu. Aku mengerti.” Aku semakin mengeratkan genggaman tanganku, menjadi bodoh
dengan membiarkan bibirku mengatakan itu.
“Tidak, mungkin lebih
baik jika aku bersamamu dan_”
“Andwae. Kau harus
pergi ke Daegu, kau harus bersama keluargamu. Aku tidak apa-apa, jangan
khawatir.”
Sudut mataku merasa
kalau sekarang dia menatapku, tatapan yang entah apa artinya. Dan aku, tidak
tahu kenapa malah berakting tegar seperti ini. Berkata ‘Tidak apa-apa’ untuk
hubungan yang tiba-tiba berakhir setelah hampir empat tahun ini. Ah babo.
“Junhoe-ya, aku punya
banyak teman, jadi aku tidak akan pernah kesepian jika bersama mereka. Dan
juga, karena tadi kau sudah melepasku, mungkin aku akan memikirkan untuk
menerima salah satu namja yang mengejarku...”
“Lee Hyein! Kau jangan
berani-berani bersama pria lain.”
Ah, dasar laki-laki
aneh. Dia melepaskan tanganku, memutar badanku menghadapnya. Seakarang
tatapannya marah padaku. Hey, bukankah tadi dia sudah mengakhirinya? Jadi,
kenapa dia marah?
“Wae? Kau bilang kalau
kita putus, jadi?”
“Dengar, jika kau dan
aku ditakdirkan bersama, maka kita akan kembali bersama, walaupun entah kapan.
Tapi percayalah kalau aku akan kembali padamu. Jadi, jangan bersama dengan
orang lain.”
Sungguh, aku tidak bisa
menahan senyumanku. Matanya yang melotot menegaskan itu padaku, benar-benar
lucu. Dengan mendengarnya berkata seperti itu, aku bisa perca kalau laki-laki
tinggi ini mencintaiku.
Yah, baiklah, Koo
Junhoe, aku tidak akan melepaskanmu.
“Maaf. Aku pikir ini
akan jadi lebih baik jika aku mengakhirinya, karena aku tidak tahu kemana kau
akan pergi nanti, dan apa aku akan kembali menemukanmu. Tapi aku akan berusaha
untuk menemukanmu dan kembali padamu. Jadi simpan hatimu untukku.”
Laki-laki tidak punya
abs ini menarik tanganku, membawaku pada pelukannya, dan menyatukan bibir kami.
“Saranghae...” bisiknya
setelah itu.
Angin dingin yang
berhembus tidak lagi dingin jika aku dalam pelukannya, dan aku akan terus
memeluknya, dan bersamanya. Aku sudah bilang kalau aku tidak akan
melepaskannya.
Aku tidak tahu sampai
kapan bisa memeluknya seperti ini, aku tidak tahu apakah ini ciuman terakhirku
dengannya, dan aku takut kalau ini akan menjadi yang terakhir. Tapi tidak, aku
harus percaya kalau perpisahan bukanlah segalanya, juga bukan akhir bahagia
sebuah cerita.
Aku akan percaya kalau
kami ditakdirkan untuk bersama. Dan aku akan menunggunya. Aku akan menjaga
hatiku untuknya, juga memastikan tidak ada laki-laki lain yang bisa berdiri
disampingku selain dirinya. Aku tidak akan pergi kemanapun, agar dia bisa
kembali menemukanku.
-Fin-
hi, bw here^^ ke blogku ya... www.giftasblog.co.vu
BalasHapuskamu bisa pakai tutorial dari blogku
hai juga.
HapusOke, terima kasih
keren ceritanya.. byaper saia.. salken ya kak, salam sesama kpopers ^^
BalasHapus