|| Author:
Cifcif Rakayzi || Tittle: You can’t sleep? ||
|| Genre:
Marriage life || Rate: 15 || Length: Ficlet ||
|| Main cast:
Koo Junhoe, Kim Sujin ||
Seperti malam kemarin,
hujan masih mengguyur dan membasahi semuanya, membawa pergi kehatangan dan membuat
udara semakin dingin. Yah, hanya malam gelap yang dingin dengan suara hujan
diiringi petir.
Hanya keheningan yang
ada dalam ruangan itu, pemiliknya masih bergerak-gerak tidak jelas mencari
posisi tidur yang nyaman. Tapi sayangnya, sudah hampir tengah malampun, wanita
itu masih tidak bisa memejamkan matanya dengan tenang. Masih belum menemukan
posisi nyaman untuk membuatnya terlelap.
Wanita itu kembali
membuka matanya yang sedari tadi dia tutup, kedua mata itu tidak mamu
membawanya ke alam mimpi meskipun dipaksakan untuk terpejam. Dia melirik tempat
di sebelahnya, masih kosong. Bantalnya masih rapi, pertanda belum ada seseorang
yang menjatuhkan kepalanya disana.
“Mau sampai kapan dia
disana?” wanita itu menghela nafas, melirik jam weker di sampingnya, kemudian
beranjak dari ranjangnya dan keluar.
Wanita itu berjalan
perlahan. Ruangan di rumahnya sudah gelap, kecuali satu ruangan karena
seseorang di dalam sana masih sangat membutuhkan penerangan untuk membantunya.
Masih dengan langkah perlahan, dia berjalan menuju pintu ruangan itu. Ruang
kerja suaminya.
Sepasang mata yang
terfokus pada komputernya, langsung beralih melihat seseorang yang membuka knop
pintu ruang kerjanya. Kemudian seulas senyum hangat terukir di wajahnya.
“Kau belum tidur,
sayang?”
Wanita yang ditanya itu
menggeleng perlahan, tersenyum kecil lalu berjalan menghampiri meja kerja pria
dengan suara berat itu. Dia mendudukkan dirinya di ujung meja dan menatap
suaminya.
“Tadi aku terbangun,
dan setelah itu tidak bisa tidur lagi,”
“Kau mimpi buruk?”
tanya pria itu lagi, sekilas melihat istrinya lalu kembali mengalihkan
tatapannya pada layar komputer dihadapannya. Kembali membuat jari-jari
tangannya bergerak di atas keyboard.
“Tidak, aku hanya tidak
suka tidur sendirian.”
Pria itu menghentikan gerakan
jarinya, menarik nafas pelan sebelum kembali menggerakan jari-jatrinya.
“Mian, tapi pekerjaanku
belum selesai,”
“Ya! Memangnya siapa
yang memintamu untuk tidur denganku eoh? Aku hanya mengatakan kalau aku tidak
suka tidur sendirian. Jangan berfikir macam-macam Junhoe-ya!”
“Benarkah?” pria itu
tersenyum, walaupun sama sekali tidak melihat wajah istirnya, tapi dia tahu
kalau sekarang wanita itu akan memasang ekspresi sangat lucu.
“Tentu saja. Sudahlah,
sepertinya aku salah datang kesini_”
Wanita itu sedikit
tersentak saat tiba-tiba Junhoe menarik tangannya, membuat tubuhnya duduk
dipangkuan pria itu sekarang.
“A-apa?” wanita itu
menahan nafasnya, karena sumpah, posisi seperti ini membuat jantungnya berdebar
sangat cepat. Dia selalu tidak bisa menahan pesona pria itu, walau sekacau
apapun penampilannya.
Junhoe hanya tersenyum,
memeluk tubuh istrinya erat. Dia sadar kalau segudang pekerjaan membuat waktu
untuk istrinya menghilang.
“Kalau begitu,
memangnya siapa lagi yang akan menemanimu tidur?” ucapnya pelan, dan terdengar
seperti bisikan maut untuk istrinya.
“A-em Ya! Sudah
kubilang, aku hanya mengatakannya. Itu bukan berarti aku tidak bisa tidur
sendiri!”
Junhoe tersenyum lagi,
lalu mengecup bibir istrinya singkat. Dia menyandarkan kepala wanita itu di pundaknya,
mengusap rambutnya lembut.
“Sujin-ah mianhae.
Seharusnya aku menemanimu tidur, tapi pekerjaanku terlalu banyak sekarang.
Bahkan mungkin, aku tidak bisa tidur malam ini,”
“Gwaenchana, aku
mengerti. Tapi kau jangan terlalu memaksakan dirimu, jaga kesehatanmu juga. Aku
tidak ingin suamiku tercinta ini sakit,”
“Saranghae Sujin-ah”
Junhoe mengecup kening wanita bernama Sujin itu, sedikit mengeratkan
pelukannya.
“Dan aku sangat sangat
sangat mencintaimu, Koo Junhoe jelek”
“Kau tidurlah disini,
temani aku” kemudian Junhoe kembali membuat jari-jarinya bergerak diatas
keyboard, dengan sebelah tangannya menahan tubuh Sujin yang masih
dipangkuannya.
“Dipangkuanmu?”
“Eoh”
“Apa kau tidak
apa-apa?”
“Tentu saja, aku selalu
senang memeluk istriku. Baiklah, aku akan bernyanyi untukmu_”
Kemudian pria dengan
alis tebal itu bernyanyi. Suara besarnya yang berat, berubah menjadi sangat
merdu, dan mampu memikat hati siapapun yang mendengarnya. (itu sih kata author,
karena termasuk didalamnya)
Sangat nyaman, berada
dalam pelukan hangatnya dengan iringan nyanyian merdu. Walaupun Junhoe masih
mengetik, dan sesekali menulis di buku catatannya, tapi itu sama sekali tidak
mengurangi kenyamanan untuk Sujin. Wanita itu benar-benar sangat menyukai
suasana itu. Membuat rasa kantuknya kembali datang, dan perlahan Sujin menutup
kedua matanya, terlelap dalam pelukan hangat Koo Junhoe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar