luhanay blog Follow Dash Owner

Selasa, 08 September 2015

[FF] Ah Yeah Seventeen-Mingyu





Author             : cifcif Rakayzi
Tittle                : Ahhh Yeah
Genre              : Romance, Marriage life, School life
Rate                 : 15+
Length             : Oneshot
Cast                 : Kim Mingyu | Hong Jihyun | Jeon Jongkook | Joshua Hong
----- ----- ---
Ini mungkin cerita fiksi, tapi Author berharap suatu hari nanti, cerita ini tidak lagi cerita fiksi. Hah itu tidak mungkin.
Pertama-tama, Author ucapkan terima kasih atas karunia Tuhan YME  yang masih memberikan umur, kesehatan, dan ide cerita ‘gila’ ini.
Kedua, Author ingin readers bayangkan kalau Kim Mingyu dan Joshua “Seventeen” itu bukaanlah member boyband, tapi hanya para pria bujangan biasa.
Ketiga, Author ingin readers jangan protes tentang apapun yang terjadi dalam cerita ini. Tapi kalau komen berupa kritikan yang bersifat membangun, Author terima dengan senang hati.
Keempat, Author ucapkan terima kasih banyak atas kesediaannya untuk membaca cerita fiksi ‘gila’ yang ini.
Kelima, selamat membaca J
----- ----- ---
Jihyun membuka matanya mendengar suara pintu, ini sudah jam dua belas malam lebih, atau mungkin ini sudah bukan malam lagi. Hampir jam satu dini hari.
“Wasseo?” Jihyun sedikit mengernyitkan kedua alisnya melihat pria yang baru pulang itu seperti tersenyum padanya.
“Kenapa kau tidur di sofa lagi?”
“Aku menonton tv tadi, tapi malah__”
“Kau tidur dan membiarkan tv itu menyala semalaman!”
“Hey! Tidak seperti itu ...” Jihyun beranjak dari sofa yang tadi di tidurinya dan berjalan menghampiri pria jangkung yang bernama Kim Mingyu dan tidak lain adalah suaminya.
“Lalu bagaimana?” Mingyu menghentikan langkahnya dan berbalik, menatap Jihyun yang kaget karena dia berhenti tiba-tiba.
Tidak ada jawaban. Kedua mata mereka bertemu, saling menatap dan diam. Hanya saling menatap tanpa kata.
“Emmh .. sudahlah maafkan aku, lain kali tidak begitu. Aku akan tidur ..” Jihyun mematikan tv dan berjalan ke kamar.
“Yah, kau selalu bilang lain kali. Tapi mungkin kau tidak sadar, kau selalu seperti itu, Jihyun. Memang tidak apa-apa, mungkin bagimu hanya mengatakan maaf dan selesai”
“Apa maksudmu?” Jihyun kembali keluar dari kamar dan berdiri di depan pintu, meminta penjelasan lebih lanjut dari perkataan Mingyu padanya.
“Tidak apa-apa, semuanya baik-baik saja. Dan hanya aku yang tersiksa disini. Aku bekerja setiap hari sampai larut malam, kau fikir untuk apa? Apakah aku mencari uang hanya untuk membayar tagihan listrik untukmu menonton?”
“Mworageo? Apa maksudmu itu, kau menyalahkanku?”
“Ani, aku tidak menyalahkanmu. Aku hanya bertanya, apa kau bisa membantu kerja kerasku selama ini? Tapi ... ah sudahlah, lupakan saja!”
Mingyu menyimpan tasnya, melepaskan jaket dan seragam sekolahnya lalu masuk kedalam kamar mandi dengan sedikit membanting pintu. Dan itu, entah kenapa membuat Jihyun sedikit terfikir sesuatu.
Ini pertama kalinya Mingyu bicara seperti itu pada Jihyun, selama ini Minggyu hanya diam dan tidak berkomentar. Tapi mungkin, kali ini berbeda.
Jihyun masih tetap berdiri disana, tidak beranjak sedikitpun. Rasanya dia seperti baru saja terhempas angin besar yang membuka fikiran dan hatinya. Iyah, ini tidak terasa sudah hampir dua bulan berlalu dari pernikahan mereka. Jihyun dengan Mingyu. Dan selama itu, hubungannya dengan Mingyu tidak terlalu baik. Mereka sering bertengkar karena masalah sepele, dan tidak berkomunikasi. Selain karena sekolah mereka yang berbeda, jarangnya bertemu juga berperan untuk menghilangkan komunikasi antara mereka. Semenjak menikah, Mingyu harus bekerja, sementara Jihyun selalu sibuk dengan sekolahnya.
“Kau masih disana, apa yang kau lakukan?”
Suara Mingyu menyadarkan lamunan Jihyun. Tidak terasa, dia sudah berdiri disana dari beberapa menit yang lalu. Dan sekarang, Mingyu sudah selesai mandi, dia keluar hanya dengan celana pendeknya. Berjalan sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil.
“Hey Hong Jihyun?”
“Hemhh ...”
“Apa?” Mingyu melepas pegangan tangan Jihyun pada knop pintu kamar dan menerobos masuk melewatinya.
“Mingyu-ya ...” Jihyun masih tidak beranjak, dan sekarang dia malah memperhatikan suaminya itu yang berjalan kesana kemari mencari baju tidurnya. “Kau terlihat lebih kurus dari sejak sebelum pernikahan kita, kau juga berbeda. Mungkin kau benar. Kau sudah bekerja keras, sementara aku hanya diam. Apa kau menerima maafku?” hati Jihyun yang berbicara, itu semua tidak bisa dia katakan dari bibirnya.
“Apa? Kenapa? Hey ...”
“Bisakah kau berhenti mandi tengah malam seperti ini?” akhirnya, hanya kalimat berbeda yang keluar dari bibir Jihyun.
“Wae?” Mingyu menatap Jihyun dengan ujung matanya sambil mengancingkan piyamanya.
“Itu tidak baik untukmu ...”
“Jeongmal? Sejak kapan kau memperhatikanku? Aku akan tidur  ...”
Mingyu bersiap dengan peralatan tidurnya. Bantal, dan selimut yang dua bulan ini menjaganya tidur di kasur lipat kecil. Mereka berdua tidak tidur bersama.
“Baiklah, silahkan ..” Jihyun akhirnya menutup pintu dan duduk di salah satu sisi ranjangnya. Dia masih tidak berhenti memperhatikan Mingyu, rasanya dia kasihan dan merasa bersalah padanya.
Walau Jihyun tidak ingin menikah dengan Mingyu, tapi akhirnya pernikahan ini tidak bisa dia tolak. Perjodohan orang tua mereka terlalu kuat untuk dikalahkan oleh remaja seperti mereka, jadi mau tidak mau mereka harus menikah dan hidup bersama seperti sekarang.
Hanya saja, sayangnya, orang tua mereka mungkin terlalu keras pada pasangan muda ini. Mereka memang memberikan sebuah apartemen untuk Jihyun dan Mingyu tempati setelah menikah, tapi itu sangat kecil dan hanya ada satu kamar, yang berarti hanya satu ranjang. Juga, Mingyu harus bekerja sendiri untuk menghidupi dirinya sendiri dan istrinya sekarang. Orang tua mereka tidak menanggung beban hidup mereka walalupun mereka itu masih bersekolah, alasannya hanya untuk mendewasakan mereka berdua. Dan oleh karena itu, sejak menikah, Mingyu harus bekerja keras. Dia bekerja paruh waktu, dan sibuk dengan sekolahnya yang tinggal beberapa bulan lagi selesai.
Karena sebenarnya Jihyun dan Mingyu tidak saling mengenal pada awalnya, jadi tidak ada cinta antara mereka sekarang ini. Jihyun dan Minggyu hanya menjalani harinya dengan hidup bersama tanpa sebuah hubungan, selain status pernikahan mereka itu. Dan juga, mungkin Jihyun memiliki pria lain.
)-0-(
Matahari sudah kembali datang, menggantikan sang rembulan yang sudah semalaman berjaga menemani semuanya.
Jihyun beranjak dari tempat tidurnya, dia berjalan menuju pintu sambil mengikat rambut panjangnya. Dia melihat Mingyu yang masih terlelap, begitu damai, dan tampan. Walau sering berteriak dan sedikit kasar, tapi Jihyun tetaplah manusia yang memiliki hati. Terkadang dia merasa kalau suaminya tidak harus tidur dilantai beralaskan kasur lipat seperti itu, tapi mau bagaimana lagi, ke-egoisan masih saling menyelimuti satu sama lain.
Jihyun mengalihkan pandangannya dari Mingyu, dia dengan cepat keluar dari kamar dan menuju dapur. Hari minggu ini cerah, tapi tidak berpengaruh untuknya. Dia harus memasak, mencuci, dan membersihkan rumah, seperti istri pada umumnya. Dan itu melelahkan.
“Apa yang kau masak? Baunya enak, boleh kucoba sekarang?” tiba-tiba Mingyu datang dan mengagetkan Jihyun dengan suara besar hasil pubernya itu.
“Mwo?” Jihyun menghentikan kegiatannya mengaduk sesuatu diwajan, dan menatap Mingyu yang berdiri tidak jauh darinya dan menggaruk badannya,
“Aku lapar sekali, kemarin aku tidak makan”
“Ya! Bisakah kau tidak menggaruk badanmu seperti itu dihadapan seorang wanita? Itu tidak sopan dan menjijikan ...”
“Hey .. berhenti memanggilku seperti itu, aku tidak suka. Aku ini lebih tua darimu, seharusnya kau memanggilku Oppa. Ara?”
“Oppa? Hah apa-apaan itu? Kau dan aku lahir di bulan yang sama, tahun yang sama, dan hanya kau lahir 21 hari lebih dulu daripadaku. Jadi, haruskah aku memanggilmu Oppa?”
“Setidaknya aku masih lebih dulu lahir daripadamu, benarkan?”
“Aku tidak mau, kita ini sebaya. Dan juga harus berhenti memanggilku ‘hey’, itu terdengar seperti kita tidak saling mengenal”
“Yah baik, baiklah. Sekarang, cepat berikan aku makanan!” Mingyu menarik kursi dari meja makan, dan bersiap untuk sarapan.
“Kau bahkan tidak mencuci wajahmu dulu ...”
“Ah baiklah, aku lupa” Mingyu kembali pergi, dia ke kamar mandi dan mencuci wajahnya. Lalu kembali duduk dimeja makan, melihat beberapa makanan yang sudah dihidangkan Jihyun.
“Kau lihat tumpukan baju itu?” Jihyun duduk dihadapan Mingyu dan ikut menyantap makanan hasil karyanya.
“Dimana?”
“Dikamar mandi”
“Iya, ada apa?” Mingyu terus memasukkan banyak nasi dan lauk kedalam mulutnya, sepertinya dia benar-benar kelaparan pagi ini.
“Hari ini aku harus pergi, jadi bisakah kau yang mencuci dan membersihkan rumah?”
“Tidak bisa, aku harus bekerja”
“Kapan kau bekerja?”
“Nanti sore, hari minggu ini aku bekerja malam”
“Malam? Berarti kau bisa melakukannya kan?”
“Tidak bisa, aku tidak mau”
“Ya!” Jihyun sedikit berteriak dan membuat Mingyu berhenti mengunyah untuk beberapa detik, sebelum dia kembali menguyah. “Selama ini aku yang mencuci semua bajumu, membersihkan rumah, mencuci piring, dan memasak untukmu. Aku juga ingin menghabiskan waktu untukku sendiri, kenapa kau egois sekali tidak mau membantuku?”
“Mwo? Apa yang kau katakan itu hah, memangnya kau mau pergi kemana?”
“Itu urusanku. Bukankah kita sudah berjanji tidak akan mencampuri urusan pribadi masing-masing pihak?”
“Aku hanya bertanya”
“Aku tidak mau tahu, hari ini kau yang mencuci dan membereskan semuanya. Dan saat aku pulang, aku ingin semuanya sudah rapi. Arasseo?”
Tidak ada jawaban dari Mingyu, dia hanya terus memakan makanannya tanpa jeda. Mingyu juga tidak melihat Jihyun sama sekali, dia benar-benar fokus pada makanannya.
“Kim Mingyu, ara?”
“Kalau mau pergi, pergilah. Kau berisik!”
“Begitu, bagus. Sesama manusia itu harus saling membantu ...” Jihyun tersenyum puas, dan kembali menghabiskan makanannya yang sudah tertinggal jauh sekali dengan Mingyu yang sudah menghabiskan beberapa piring makanan.
Pada akhirnya, tidak ada pilihan untuk Mingyu. Terpaksa, dia harus mencuci piring, mencuci baju, dan membersihkan semuanya.
“Wow apa ini? Benda ini milikmu? Jadi ... sebesar ini ukuranmu ...” Mingyu menghentikan kegiatannya memasukkan pakaian kotor kedalam mesin cuci, dia tersenyum.
Jihyun mengernyitkan alisnya mendengar teriakan Mingyu dari kamar mandi, dan sekarang Mingyu tertawa.
“Ada apa?” Jihyun memutuskan untuk melihat Minggyu. “Owh andwae!” kedua mata Jihyun langsung membulat kaget melihat Mingyu sedang merebahkan bra miliknya di udara.
“Eoh?” Mingyu hanya melihat Jihyun yang langsung merebut dan menyembunyikan miliknya itu rapat-rapat.
“ ... yang ini biar aku saja, kau hanya cuci seragam dan bajuku!” Jihyun keluar dari kamar mandi dengan wajah memerah menahan malu yang sangat.
“Gwaenchanha, aku hanya tidak sengaja ...” teriak Mingyu lagi dari kamar mandi dengan sedikit tertawa.
“Lupakan itu! Aku pergi ...” Jihyun berlari dengan cepat meninggalkan apartemennya. Dia tidak mengira akan seperti ini, rasanya dia sudah memisahkan baju dalamnya tadi, tapi tidak tahu kenapa bra itu ada disana dan dilihat Mingyu. Itu sangat memalukan.
)-0-(
Dibangku sebuah taman kota, seorang wanita terlihat sedang duduk dengan pria yang selalu tersenyum padanya.
“Jihyun-ah, apa kau senang?”
“Geurae, aku senang. Gomawo sudah mengajakku hari ini ...”
“Emm Jihyun-ah, i-itu ... eskrimnya di-di bibirmu ...
“Hem? Mana?”
“Biar aku saja ...” dengan tangannya, pria itu mengusap ujung bibir Jihyun yang sedikit kotor karena eskrim tadi.
“Gomawo Jungkook-ah ...”
Tapi, tidak berhenti begitu saja. Pria yang dipanggil Jungkook itu masil berada sangat dekat dengan Jihyun, bahkan tangannya masih menempel diujung bibir Jihyun sekarang.
Mereka berdua saling menjelajahi tatapan masing-masing. Diam. Dan perlahan saling mendekat, terus mendekat. Jungkook suda memejamkan matanya, dan terus menghilangkan jarak antara mereka.
Tiiitt tiiittt tiiittt ....
Suara klakson mobil yang tiba-tiba menggagalkan semuanya, membuat mereka terkejut.
“Oppa?” Jihyun langsung membulatkan kedua matanya menatap seorang pria yang memberikan tatapan laser padanya dari dalam mobil di depan mereka.
“Nugu?” Jungkook menatap Jihyun, meminta penjelasan mengenai pria yang dia panggil Oppa itu.
“Jungkook-ah mian, itu Kakakku ...” tanpa babibu, Jihyun langsung menghambur berlari mendekati mobil hitam milik kakaknya itu.
“Annyeong Jihyun-ah ...” seorang pria dengan senyum manis yang diakui Jihyun sebagai kakaknya itu keluar daro mobilnya, dia berjalan menghampiri Jungkook yang masih duduk dibangku taman itu mengamatinya.
“Ya Oppa, mau kemana?” Jihyun menggerakan tatapannya memandang pria itu yang smendekati Jungkook.
“Annyeonghaseyo ...”
“Eoh annyeonghaseyo”
“Siapa namamu?”
“Nna-naneun Jeon Jungkook imnida”
“Namamu bagus, kau juga tampan. Kenalkan, aku Joshua Hong, kakak Jihyun” kakak Jihyun tersenyum dan mengulurkan tangannya yang disambut gugup oleh Jungkook. “Apa kau pacar Jihyun, Jungkook-sshi?”
“Ne, kami memang berpacaran sejak lima bulan lalu”
“Emm benarkah?”
“Oppa, kenapa kau bisa ada disini?”
“Memangnya aku tidak boleh datang kesini?”
“Bukan begitu, tapi kenapa Oppa ada disini?”
“Mian Jungkook-sshi, sepertinya kencan kalian harus sampai disini. Aku harus membawa Jihyun pulang sekarang. Nice to meet you ...” sekali lagi, kakak Jihyun yang bernama Joshua Hong itu tersenyum, dan kali ini dia menepuk pundak Jungkook sebelum menarik tangan Jihyun menuju mobilnya.
“Jungkook-ah .. mian, aku harus pergi ...” Jihyun dengan cepat harus mengikuti langkah kaki Joshua yang menyeretnya masuk kedalam mobil, dan pergi.
Joshua memacu mobilnya dengan cepat, sesekali dia melirik Jihyun yang masih menatpnya heran. Kedatangannya memang tiba-tiba hari ini.
“Wae? Memangnya aku salah jika mengunjungi adikku?”
“Oppa, kau ini menyebalkan”
“Wae?”
“Kenapa kau tiba-tiba datang dan mengacaukan semuanya?”
“Ya Hong Jihyun! Apa kau sudah gila? Seenaknya kau berciuman dengan pria lain setelah kau menjadi istri orang lain?”
“Oppa! Tidak seperti itu ... aku__”
“Apa? Kau mau bilang apa lagi? Aku melihatmu tadi, kalian berciuman .. ah ani, hampir berciuman. Kalau aku tidak datang, pasti kalian akan berciuman. Jihyun-ah, apa itu kelakuanmu selama ini?”
“Apa maksud Oppa?”
“Kau ini sudah menikah, kau adalah istri dari Kim Mingyu, apa kau mau menyangkalnya?”
“Keundae Oppa, aku tidak mau menikah dengan Mingyu!”
“Arasseo. Keundae, pernikahan itu sudah terjadi sekarang. Apa kau masih bisa menolaknya? Itu tidak akan bisa Jihyun-ah!”
“Kenapa Oppa jadi berteriak padaku?”
“Ya!” Joshua menghentikan mobilnya dipinggir jalan, menatap dalam adiknya. Dia benar-benar marah pada Jihyun. “Dengar, kau ini adalah wanita, seorang istri. Dimanapun dan dengan siapapun kau berada, pastikan untuk selalu menjaga kehormatanmu. Apa kau ini bad girl hah?”
“Ya! Oppa! Apa yang kau katakan?”
“Jihyun-ah, kau sudah beruntung hanya aku yang melihatnya tadi, bagaimana jika itu Mingyu? Apa yang akan kau lakukan? Apa kau akan terus berciuman?”
“ ... mmwo?”
Jihyun sedikit terdiam. Perkataan Joshua itu ada benarnya, bagaimana jika Mingyu yang melihatnya tadi? Mau berkata apa dia.
“Hong Jihyun, mau tidak mau kau menikah dengan Mingyu, tapi sekarang kau sudah menjadi istri sahnya Mingyu, dan kau tidak bisa menyangkal itu. Walau aku juga mengerti, kalian tidak saling mengenal, tidak saling menyukai, tapi bisakah setidaknya kau menjadi istri yang baik untuk suamimu sekarang? Bisakah kau menjaga kehormatanmu dan Mingyu diluar sana?”
Tidak ada jawaban lagi dari Jihyun, dia terdiam dan berfikir keras mencerna semua perkataan Joshua.
“Aku juga tidak mengerti dengan perjodohan ini, orang tua kita terlalu kaku dan terus memaksa kau menikah. Tapi Jihyun-ah, kau tidak bisa menolaknya kan? Dan sekarang kau sudah memulai hidup barumu dengan perjodohan ini, dengan pernikahan ini. Bisakah kau terima?”
“Mianhae Oppa ...”
“Mungkin seharusnya kau minta maaf pada suamimu. Dimana dia sekarang?”
“Mingyu bekerja”
“Bekerja? Dihari libur seperti ini?”
“Dia memang selalu bekerja, jangan salahkan aku lagi!”
“Aku hanya bertanya. Ya! Apa dia selalu bekerja seperti itu?”
“Iya, setiap hari dia pulang malam. Mingyu bekerja setelah pulang sekolah, dia juga bekerja diakhir pekan”
“Astaga Hong Jihyun!”
“Apa?”
“Sepertinya kau benar-benar gila!”
“Kenapa berteriak lagi padaku? Kali ini apa salahku?”
“Ya! Apa kau masih tidak mengerti? Kim Mingyu, suamimu, bekerja keras setiap hari hanya untuk menghidupimu. Sementara, kau istrinya, malah berkencan dengan pria lain. Apa kau sama sekali tidak punya hati Jihyun-ah? Aish kenapa aku harus menjadi kakakmu ...”
“Memangnya kenapa?”
“Kau tidak mengerti? baik, biar aku perjelas sekali lagi. Apa kau tahu kenapa Mingyu selalu bekerja seperti itu? Apa kau tahu itu untuk apa?”
“Dia mencari uang”
“Benar, dia bekerja untuk mencari uang. Dan uang itu untukmu, benar?”
“Geurae , aku memang diberi uang olehnya”
“Ah kau mulai mengerti. Jadi, seharusnya kau itu membantu Mingyu, bukan malah berkencan dengan pria lain disaat statusmu sebagai seorang istri orang lain. Apa kau tidak merasakan bagaimana kerja keras Mingyu yang tiba-tiba harus hidup denganmu dan membiayai hidupmu? Dia bahkan masih sekolah sepertimu, apa kau sedikitpun tidak merasakannya? Apa kau tidak menaruh sedikit rasapun pada suamimu?”
Benar, perkataan panjang lebar Joshua itu memang benar. Jihyun baru merasa kalau dia sangat bodoh, khususnya dia merasa sudah menjadi wanita jahat untuk Mingyu.
“Mungkin jika kau tidak menyukai Mingyu itu benar, aku tidak bisa menyalahkanmu soal itu. Tapi cobalah untuk melepas keegoisanmu sedikit, dan lihat Mingyu, pikirkan dia. Mungkin Kim Mingyu juga tidak menyukaimu, dia bisa saja sangat membencimu. Mingyu juga sama denganmu, mau tidak mau tiba-tiba harus menikah seperti ini, ditambah dia harus bekerja keras untuk menghidupi kalian berdua setelahnya. Apa kau pernah memikirkan itu?” Joshua membuang nafas dalam. Dia melirik Jihyun yang masih tertunduk.
“Jihyun-ah, kenapa kau tidak bisa mengerti? Aku saja langsung bisa mengerti saat kau bilang Mingyu bekerja, aku bahkan tidak tinggal bersama kalian. Aku bisa menebak bagaimana perasaan Mingyu setelah dua bulan hidup denganmu ...” sekarang Joshua sudah kembali bicara dengan nada lembut, dia tidak lagi berteriak. Sepertinya Jihyun sudah mengerti.
“Kenapa kau tidak menjawab? Apa kau sudah mengerti?” Joshua kembali melirik Jihyun yang sekarang sudah tidak bisa menahan air matanya. “Baiklah jika kau mnegerti, jadi sekarang cobalah untuk lebih mengerti. Hilangkan ego-mu, mulailah pikirkan suamimu, dan berusahalah untuk selalu menjaga kehormatan kalian sebagai suami istri, hiduplah dengan baik. Mau bagaimanapun, hidupmu sudah berubah sekarang. Arasseo Hong Jihyun?”
)-0-(
Pintu apartemen terbuka, dan memperlihatkan pria jangkung yang sudah rapi dengan pakaiannya.
“Oh Hyung?”
“Annyeong Mingyu-ya, bagaimana kabarmu?”
“Aku baik Hyung, lalu kau sendiri?”
“Aku juga baik”
Kedua pria itu, Mingyu dan Joshua saling berpelukan sebentar. Sepertinya mereka senang bisa kembali bertemu.
“Hyung kapan pulang dari L.A? Kenapa kalian bisa pulang bersama?” Mingyu menatap Joshua dan Jihyun bergantian, tapi Jihyun sama sekali tidak menjawabnya dan malah menyerobot masuk kedalam kamarnya.
“Jihyun kenapa Hyung?”
“Biarkan saja, dia mungkin sedang bad mood. Dan aku baru datang dari L.A, jadi aku sangat lelah. Mingyu-ya, apa kau tidak menawariku masuk?”
“Eoh mian Hyung, aku lupa. Ayo masuklah ...”
“Hem ini masih rapi sama dengan terakhir kali aku kesini” Joshua mendudukan dirinya disofa yang diikuti oleh Mingyu.
“Tentu saja, aku yang membereskannya. Jadi ini akan selalu bersih”
“Jinjja? Kau membereskan rumah?”
“Geurae”
“Lalu apa yang istrimu kerjakan selama ini?”
“Mwo? Ah anio, tidak begitu Hyung. Hanya hari ini aku melakukannya, tapi Jihyun yang selalu melakukannya setiap hari”
“Kukira dia tidak melakukan apapaun”
“Tidak begitu, Jihyun sangat baik. Dia memasak untukku, dan mengerjakan yang lainnya”
“Yah baguslah, itu memang pekerjaan seorang istri” Joshua mengeluarkan senyum manisnya.
“Hyung, sepertinya kau sudah sangat dewasa ...”
“Tentu saja, aku ini sudah 21 tahun”
“Keundae, aku masih tidak mengerti dengan perjodohan ini. Kenapa Jihyun yang harus menikah, padahal Hyung belum menikah”
“Geurae, aku juga masih tidak mengerti. Tapi sudahlah, ini sudah terjadi. Kalian berdua juga tidak bisa menolak perjodohan ini, jadi mau bagaimana lagi ...”
“Benar ...”
“Ah Mingyu-ya, apa selama ini Jihyun memperlakukanmu dengan baik?”
“Tentu saja, Jihyun sangat baik padaku. Walaupun dia itu selalu berteriak dan memarahiku, dia juga suka menyuruhku mengerjakan banyak hal”
“Begituya ...”
“Tapi kenapa Hyung menanyakan itu?”
“Anio, aku hanya ingin tahu bagaimana adikku menjadi seorang isrti Kim Mingyu”
“Aigoo, aku lupa. Hyung kau mau minum apa?” Mingyu langsung beranjak dari sofa dan membuka kulkasnya.
“Apa saja”
Tidak lama, Mingyu kembali dengan dua kaleng soft drink ditangannya.
“Mingyu-ya, kalau Jihyun tidak memperhatikanmu dengan baik, kau bisa hubungi aku. Ne?”
“Mwoya? Kenapa bicara seperti itu?”
“Tidak apa-apa, aku hanya menawarimu. Keundae Mingyu-ya, apa kau mau berjanji padaku?”
“Janji apa?”
“Aku titipkan adikku padamu, jadi kau harus berjanji akan selalu menjaganya dengan baik. Karena jika kau tidak menjaganya, aku pastikan kau mati ditanganku ...” Joshua memasang poker facenya sebelum akhirnya dia tersenyum juga. Dia tidak pandai membuat dirinya seram.
“Aigoo Hyung, kau menakutkan sekali. Pasti, aku janji akan menjaga adikmu dengan baik”
“Geurae, gomawo” Joshua menyimpan kaleng minumannya dan beranjak.
“Mau kemana Hyung?”
“Aku harus pulang, mungkin Eomma sudah menungguku. Apa kau juga mau pergi?”
“Iya, aku harus bekerja”
“Baiklah. Kajja, aku akan mengantarmu”
“Hyung pergi sekarang, apa tidak mau pamitan pada Jihyun?”
“Tidak usah, kami sudah bicara banyak hal tadi. Ayo cepatlah ...”
“Baiklah”
Akhirnya mereka berdua pergi, meninggalkan Jihyun yang masih mengurung dirinya dikamar. Mungkin Jihyun berfikir keras saat ini, dia harus memikirkan kembali semua yang dikatakan Joshua padanya. Tentang Mingyu, tentang status mereka, tentang dirinya, tentang Jungkook, dan tentang yang lainnya itu harus benar-benar dia pikirkan kembali.
)-0-(
Malam sudah semakin larut, dan di apartemen sangat sepi. Hening, tidak ada suara lain yang terdengar selain elaan nafas Jihyun yang dalam. Dia masih tidak bisa memejamkan matanya untuk tidur, dia menunggu Mingyu.
Walau rasanya ingin menyerah saja menunggunya, tapi hatinya tidak bisa. Dia Jihyun sudah memikirkan semuanya, apa yang akan dia lakukan dan kemungkinan yang akan terjadi sebagai balasannya. Semua perkataan Joshua itu benar, dan berhasil membuat Jihyun menata ulang perasaannya, hatinya, dan fikirannya.
Sekarang mungkin malam sudah berakhir, jam sudah menunjukkan pukul dua dini hari, tapi pria jangkung dengan senyum manis yang ditunggu Jihyun masih belum datang juga.
Jihyun sedikit tersenyum memandang foto pernikahan mereka yang terpajang di dinding, dia masih ingat apa yang terjadi saat hari pernikahannya itu. Jihyun dan Mingyu sama-sama berusaha kabur, tapi gagal, dan apa daya, akhirnya mereka menuruti pernikahan itu sebelum dihapus dari silsilah keluarga karena ancaman orangtua mereka. Mengingat itu, sedikit lucu.
Jihyun sempat mengusap wajah Mingyu di foto itu sebelum dia menjatuhkan tubuhnya di sofa dan memejamkan matanya, menunggu adalah pekerjaan yang sangat melelahkan.
“Aishh .. Ya! Kau tidur di sofa lagi, merepotkan” seseorang masuk, berdecak kesal. Kim Mingyu akhirnya pulang juga.
Mingyu menatap Jihyun, dia menyimpan tasnya dan minum segelas air sebelum kembali menghampiri Jihyun. Perlahan dia mengangkat Jihyun, menggendongnya.
“Eoh apa ini ... Mingyu-ya, apa yang kau lakukan?” batin Jihyun yang sebenarnya masih belum pergi kealam mimpi. Kesadarannya masih ada.
“Kau manis ...” Mingyu melirik kembali Jihyun sembari terus berjalan menuju kamar.
“ ... mm Mingyu-ya ..”
“Eoh Ommo! Kkau bangun?”
Seketika, Mingyu langsung berhenti berjalan dan membulatkan matanya melihat mata Jihyun yang tiba-tiba terbuka. Apa-apaan ini.
“Bisa turunkan aku?”
“Jihyun-ah, mian. Kukira kau sudah tidur ... tadi itu aku__”
“Mingyu-ah, mianhae”
“Mwo?”
“Bisa kau turunkan aku dulu?”
“Eoh ne, mian” dengan segera, Mingyu melepaskan Jihyun dari gendongannya.
“Mingyu-ya, aku ingin minta maaf padamu”
“Maaf untuk apa?”
“Maafkan aku karena selama ini, setelah kita menikah, aku selalu merepotkanmu, membuatmu sibuk. Aku tidak pernah memperhatikanmu yang bahkan harus bekerja untukku, mianhae Mingyu-ya ...”
“Jihyun-ah, apa yang kau bicarakan ini?” Mingyu sedikit melangkah mundur saat Jihyun mengangkat wajahnya dan menatap Mingyu sangat dalam.
“Sejak awal, aku tidak menginginkan pernikahan ini, aku tidak mengenalmu. Tapi, sejak kita terjebak dalam pernikahan ini, aku tahu kau yang sebenarnya. Kau terlalu baik untukku Mingyu-ya, maafkan aku. Aku tidak pernah berfikir kalau kau juga tidak menginginkan pernikahan ini, dan mungkin kau sangat kecewa padaku karena menjadi istri yang tidak baik. Maafkan aku ...”
“Sse-sebenarnya apa yang kau bicarakan ini, aku tidak mengerti Jihyun-ah ...”
“Maaf sudah mengecewakanmu dengan keegoisanku, maaf sudah membuatmu harus bekerja keras untukku, maaf untuk semuanya, maaf karena aku ... hiks aku tidak bisa memperhatikanmu sebagai suamiku, maafkan aku hiks Mingyu-ya .. hiks hiks”
Situasi macam apa ini. Mingyu tidak tahu apa yang terjadi, dan dia tidak tahu harus bagaimana sekarang. Melihat Jihyun menangis dihadapannya seperti itu, membuatnya tidak tahu harus berkata apa. Walaupun dia mengerti arti maaf dari Jihyun, tapi entah kenapa Mingyu merasa kalau tidak seharusnya Jihyun minta maaf seperti ini.
Semalam hampir dua bulan ini, Mingyu sudah terbiasa untuk semuanya. Hidup bersama Jihyun sebagai istrinya. Walau dia tidak menyukai Jihyun, tapi mungkin itu hanya pada awalnya.
“Jihyun-ah ulljima. Tidak perlu minta maaf seperti ini ...”
“ ... hiks aku bodoh, aku adalah gadis bodoh yang jahat, maafkan aku hiks hiks ...”
“Ulljima Jihyun-ah ...” tangan Mingyu begitu saja bergerak dan menarik Jihyun kedalam pelukannya, menarik pinggang Jihyun dan merapatkan pelukannya.
Untuk beberapa detik, mereka terdiam. Jihyun menahan tangisannya. Pelukan ini adalah sentuhan pertama mereka, dan akhirnya membuat mereka canggung. Bahkan sekarang mungkin mereka bisa mendengar detak jantung keduanya yang berdetak cepat.
“Jihyun-ah, aku memang tidak menginginkan pernikahan ini. Aku tidak mengenalmu dan aku belum mengerti apa itu pernikahan. Keundae, setelah setiap hari aku tinggal denganmu selama hampir dua bulan, aku sudah mengenalmu, kau istriku, Hong Jihyun. Aku  tidak membencimu, walaupun aku harus bekerja keras untukmu, tapi aku sudah terbiasa untuk itu, aku menyukainya. Melihatmu tidur saat aku pulang, membuat semua rasa lelahku hilang. Nan gwaenchana Jihyun-ah ...”
“Mingyu-ya ...
Perlahan Mingyu mengusap puncak kepala Jihyun, membenarkan pelukan mereka.
“Kau tidak harus menangis dan minta maaf padaku, aku tidak pernah menganggapmu sebagai gadis bodoh yang jahat. Aku hanya menganggapmu istriku, istriku yang manis”
Dengan sekuat keberanian yang dimiliki, Jihyun mengangkat wajahnya dan melihat Mingyu. Menatap kedua matanya yang sungguh-sungguh.
“Mingyu-ya ... kka-kau menyukaiku?”
“Geurae, aku menyukaimu ... Jihyun-ah”
Chu ~ Entah kenapa, Mingyu langsung mendaratkan bibirnya diatas bibir Jihyun. Membuat keduanya terkejut.
Jihyun merasa seperti disengat listrik tinggi, jantungnya berdetak sangat cepat. Dan beberapa detik sudah berlalu, mereka hanya diam. Akhirnya Jihyun yang masih membelalakan matanya, perlahan mengikuti Mingyu memejamkan matanya.
Tempelan bibir yang hanya diam itu sedikit bergerak, memberikan lumatan-lumatan lembut, sedikit hisapan, dan rasa manis.
Sepuluh detik .....
Tiga puluh detik .....
Satu menit .....
Mingyu melepaskan tautan bibir mereka. setelah kedua mata mereka kembali terbuka dan melihat wajah satu sama lain, kecanggungan semakin terasa menyelimuti.
Mingyu tidak tahu harus bagaimana lagi, keheningan semakin membuatnya gugup. Mingyu kembali merapatkan pelukannya, membenamkan wajahnya dipundak Jihyun.
“Aku menyukaimu Jihyun-ah ...”
“Mingyu-ya gomawo”
“Apa sekarang kau mau menjadi istriku?”
“Dari dulu aku sudah menjadi istrimu ...” Jihyun kembali merapatkan pelukan mereka, menyembunyikan senyuman dalam dada Mingyu.
“Apa itu artinya mulai sekarang kau dan aku adalah benar-benar suami istri?” Mingyu melepaskan pelukannya dan menatap Jihyun.
“Ne ...” Jihyun tersenyum dan membalas tatapan Mingyu.
Mereka kembali saling menatap, tapi ... ini lebih memalukan karena ciuaman tadi.
“Eoh ehem ...” Mingyu langsung memalingkan tatapannya, dia memijat pelan tengkuknya.
“Jam berapa ini?” Jihyun yang sama-sama gugup, mencoba mengalihkan suasana.
“Ini jam tiga, sebaiknya kau tidur ...”
“Baiklah, kita harus tidur” Jihyun mendahului Mingyu masuk kedalam kamar dengan wajah meronanya. Dia tidak tahu kalau ini akan sangat memalukan.
“Aigoo ... apa yang aku lakukan tadi itu ...” Mingyu bergumam dan merutuki dirinya karena ciuman tadi, yang membuat mereka canggung. “Itu sangat memalukan” Mingyu mengacak rambutnya sebelum berjalan masuk kedalam kamarnya.
“Eoh apa yang kau lakukan?”
Mingyu menatap Jihyun yang berdiri diatas kasur lantai yang biasa dia pakai untuk tidur. Mingyu langsung menghampiri Jihyun yang menatap kasur itu.
“Maafkan aku lagi, selama ini aku sudah membiarkanmu tidur dikasur keras ini ...”
“Tidak apa-apa, ini nyaman”
“Tapi, punggungmu akan sakit jika terus tidur disini”
“Iya, kau benar, badanku selalu sakit saat bangun tidur. Lalu ...”
“Kalau begitu, biar aku saja yang tidur disini”
“Andwae. Aku tidak bisa membiarkanmu tidur disana sementara aku diranjang, tidak apa-apa jika aku tidur disana lagi”
“Tapi Mingyu-ya ....”
“Kalau begitu, kita tidur bersama diranjang”
“Tidur bersama?” Jihyun melangkah mundur saat melihat Mingyu yang tersenyum aneh padanya dengan perkataan tadi.
“Wae? Bukankah kita sudah benar-benar menjadi suami istri?”
“Tap-tapi aku ..”
“Ya! Kenapa wajahmu memerah seperti itu?”
“Mwo?” Jihyun langsung memegang kedua pipinya.
“Kau dan aku hanya akan tidur bersama, sungguh. Aku tidak akan melakukan apapun padamu ...”
“Jeongmal?”
“Jeongmalyo”
“Emm ne, kalau begitu ini akan menjadi batas kita ...” Jihyun melipat panjang selimut Mingyu dan meletakannya ditengah ranjang. “Jangan melewati batas ini, ara?”
“Arasseo. Kajja tidur, sebelum matahari datang” Mingyu lalu merebahkan tubuhnya.
Perlahan, Jihyun juga merebahkan tubuhnya, mereka tidur saling membelakangi. Dan tidak ada apapun yang terjadi.
)-0-(
Epiloug.
“Jungkook-ah ...” teriak Jihyun, membuat pria yang memiliki nama itu menoleh dan tersenyum lalu menghampirinya.
“Jihyun-ah, annyeong”
“Mian membuatmu lama menunggu”
“Ani, aku juga baru sampai. Bagaimana kabarmu, sudah lama kita tidak bertemu ...”
“Aku baik. Kau bagaimana?”
“Aku juga sangat baik”
“Keundae Jungkook-ah, mianhae jeongmal”
“Untuk apa?”
“Sebenarnya, tujuanku memintamu bertemu ... tapi kau jangan marah ne?”
“Apa? Memangnya kenapa?”
“Aku menyukaimu Jungkook-ah, tapi itu dulu sebelum aku__”
“Apa maksudmu .. kau menyukai namja lain?”
“Gueurae. Sebenarnya, aku sudah dengannya sejak kita sebulan pacaran. Mianhae ..”
“Mwo? Nugu? Siapa pria yang kau sukai itu?”
“Annyeonghaseyo, naega Kim Mingyu imnida” Mingyu tiba-tiba datang menghampiri mereka, dia tersenyum dan mengulurkan tangannya.
“Kau ...”
“Maaf, aku tidak bermaksud mengganggu hubungan kalian, tapi sepertinya Jihyun memilihku”
“Mian Jungkook-ah, sepertinya hubungan kita sampai disini”
“Mwo? Tap-tapi kenapa? Apa aku melakukan salah padamu?”
“Tidak, kau sangat baik padaku. Tapi, aku memang seharusnya bersama Mingyu”
“Jihyun-ah, apa kau benar akan meninggalkanku?”
“Kita bisa berteman ...”
“Keundae wae?”
“Aku mungkin sudah terlahir untuk bersama Mingyu, jadi maafkan aku”
“Kalian pacaran?” Jongkook menatap Jihyun dan Mingyu bergantian.
“Lebih dari itu ...” Mingyu tersenyum lalu merangkul Jihyun yang berdiri disampingnya.
“Mwo?”
“Aku dan Mingyu mungkin menikah ...” Jihyun dan Mingyu menunjukkan tangan kanan mereka yang masing-masing jari manisnya sudah dilingkari cincin.
“Mwo? Hah .. aku tidak percaya. Kalian .. apa-apaan semua ini? Michi .. aku sudah gila” Jungkook mengusap wajahnya kasar lalu pergi meninggalkan mereka.
“Mianhae Jungkook-ah ...” teriak Jihyun yang mungkin akan diacuhkan Jungkook.
“Yeobo, kau jahat sekali ...”
“Lalu bagaimana? Apa aku harus mengejarnya dan memeluknya, lalu berkata aku memilihmu Jungkook-ah! Begitu?”
“Andwae! Kau hanya milikku!” Mingyu mengacak rambut Jihyun.
“Ya! Berhentilah mengacak rambutku, itu menyebalkan. Kajja kita pergi sebelum terlambat ..” Jihyun menggandeng Mingyu dan mereka akhirnya pergi.
----- ---
Mingyu masih berjalan dan menggendong Jihyun dipunggungnya, butuh beberapa langkah lagi untuk sampai diapartemen mereka.
“Jihyun-ah, gomawoyo ...”
“Untuk apa?”
“Kau sudah membantuku. Padahal, aku bisa melakukannya sendiri, kau tidak harus bekerja sepertiku, sekolahmu lebih penting”
“Lalu, sekolahmu tidak penting?”
“Ani, bukan seperti itu maksudku. Kau tidak harus ikut-ikutan bekerja, uang yang aku dapat cukup untuk memenuhi kebutuhan kita ...”
“Tidak apa-apa, aku hanya ingin membantu suamiku”
“Awalnya kupikir kau tidak sebaik ini. Saat pertama melihatmu, kau hanya menatapku dingin, aku pikir kau jahat, tapi ternyata tidak. Istriku sangat baik. Gomawo Jihyun-ah ...”
Tidak ada jawaban.
“Jihyun-ah? Kau mendengarku? Ya Kim Jihyun!” Mingyu sedikit melirik kebelakang, ternyata Jihyun sudah tidur. “Kau pasti lelah ... Baiklah, kita akan segera sampai” Mingyu mempercepat langkahnya.
Tidak lama setelah mereka sampai, Mingyu perlahan merebahkan Jihyun diranjang. Menyelimutinya, memandangnya, merapikan rambut yang menutup wajahnya.
“Kau masih tetap manis ...” Mingyu menempelkan bibirnya.
“Ya!” Jihyun tiba-tiba mendorong Mingyu, membuatnya sangat terkejut.
“Jihyun?”
“Apa yang kau lakukan padaku hah? Byuntae!”
“Ya! Memangnya apa yang aku lakukan? Kenapa kau memanggilku seperti itu?”
“Kau ini, sudah tertangkap basah menyerangku, masih mengelak ...”
“Baiklah, aku ketahuan. Mian”
“Iya, aku terima maafmu. Ini hadiah untukmu ...” Jihyun menarik Mingyu dan kembali menempelkan bibir mereka.
Beberapa menit kemudian.
Jihyun melepaskan pagutan mereka, menatap Mingyu dan tersenyum. “Ya! Jangan berantakan seperti ini ... haha” dia tertawa kecil dan mengusap bibir Mingyu.
“Wae?”
“Emh Mingyu-ya ...”
“Wae? Mwo?” Mingyu merubah posisinya, berbaring disamping Jihyun dan menariknya kedalam dekapannya.
“Kau selalu menyerangku, dan aku tidak tahu apa lagi yang akan kau lakukan padaku ditengah ke-lengahanku ...”
“Ya! Apa yang kau bicarakan? Aku tidak selalu menyerangmu”
“Jadi, ayo kita buat perjanjian ...”
“Perjanjian apa?”
“Hanya satu. Kau tidak boleh melakukannya padaku, aku tidak ingin kau melakukannya sebelum kita berdua lulus sekolah”
“Melakukan apa?”
“Kau tidak mengerti? Itu ... itu loh ..” Jihyun sedikit memberi tekanan dengan kata ‘itu’.
“Ough .. haha .. ne, ara”
“Kau berjanji?”
“Keundae wae? Bukankah kau bilang kita suami istri?”
“Ya! Tapi kau dan aku masih sama-sama sekolah, aku tidak mau terjadi sesuatu dengan sekolahku!”
“Setelah kita lulus yah? Emm ... berapa lama itu?”
“Beberapa bulan lagi ... Eottae?”
“Itu terlalu lama, dan kau sangat manis. Tapi ... baiklah, aku berjanji”
“Jeongmal?”
“Iya, aku berjanji tidak akan melakukannya padamu sebelum kita berdua lulus”
“Apa kau marah?” Jihyun sedikit melonggarkan dekapan Mingyu dan menatapnya.
“Eoh” jawab Mingyu datar.
“Aish Ya!” Jihyun langsung mendorong Mingyu dan mengusap wajahnya. “Kenapa kau marah hah? Ini sangat penting, apa kau tidak mengerti?”
“Ya! Kenapa kau mendorongku?”
“Kau bilang kau marah”
“Ani, aku tidak marah. Kemarilah ...” Mingyu kembali menarik Jihyun kedalam pelukannya.
“Kau jangan marah Yeobo, aku hanya minta satu perjanjian. Hanya satu ...” Jihyun kembali menekankan akhir kalimatnya.
“Apa maksudmu?” Mingyu yang mengerti maksud tekanan nada itu, menatap Jihyun dan meminta penjelasan lebih.
“Aku bilang hanya satu yang tidak boleh kau lakukan, bukan berarti aku akan jauh darimu. Ini .. tetap milikmu, aku akan memberikannya kapanpun ...” Jihyun menunjuk bibirnya dan tersenyum malu.
“Jeongmal?”
“Geurae ...” Jihyun langsung menyembunyikan wajahnya didada Mingyu saat melihat Mingyu tersenyum senang. “Ah keundae .. ini memalukan ...”
“Apanya yang memalukan? Kau menyukainya kan?” Mingyu melepaskan pelukannya dan mengangkat dagu Jihyun.
“Siapa bilang aku menyukmmmph ....”
Mingyu yang tersenyum, langsung memotong perkataan Jihyun dengan bungkaman bibirnya. Chu-chup. Mereka kembali bermain dalam lumatan lembut yang manis.
-END-
Hahaha ... Ige mwoya? Cerita apa ini? menjijikan.
Author dengan segenap hati mengucapkan terima kasih sudah bersedia membaca cerita aneh ini, dan mohon maaf yang sebesarbesarnya karena mungkin mengecewakan readers dengan cerita aneh yang sulit dimengerti ini. Author juga tidak mengerti apa sebenarnya inti cerita ini, tangan author terus saja mengetik kata-kata ini, jadilah cerita GaJe ini. Maaf ya.


8 komentar:

  1. haha dikit gaje sih tapi suka banget sm ceritanya. ditunggu karya yg lainnya. hwaiting!

    BalasHapus
    Balasan
    1. aduh mian yah ceritanya gaje, soalnya aku suka blank di tengah jalan kalau bikin cerita. namanya juga amatiran (mohon di maklum)
      tapi, makasih banyak loh udah nyempetin baca :)

      Hapus
  2. Balasan
    1. iya makasih banyak.
      jangan kapok ya baca disini, nanti mampir lagi (hehe)

      Hapus
  3. Ada lanjutannya nggak min ?

    BalasHapus
  4. Suka banget min ������baguss kok

    BalasHapus
  5. Gue dapet feel nya, dan ini udh dari tahun lalu.kenapa gue baru dapet?ㅠ.ㅠ

    BalasHapus
  6. Gue dapet feel nya, dan ini udh dari tahun lalu.kenapa gue baru dapet?ㅠ.ㅠ

    BalasHapus

iklaan

SUPER JUNIOR