Author :
cif Rakay
Tittle :
Moonlight
Genre :
Romance
Lenght :
Drabble
Rate :
15+
Main cast :
Joshua Hong ‘SevenTeen’ | Jung Yerin ‘G.Friend’
)-0-(
Ehm. Ini adalah FF, yang dimana ceritanya adalah
khayalan Author, diambil dari cerita nyata Author yang gak kesampean. Jadi
silahkan dibaca dengan seksama. Tidak boleh ada yang protes, tapi Author terima
kritikan. Terima kasih
)-0-(
Seorang gadis berambut hitam panjang, baru saja
keluar dari sebuah mini market tidak jauh dari rumahnya. Dia berjalan kembali
pulang menyusuri jalanan yang sudah tidak banyak dilalui kendaraan lagi,
walaupun sebenarnya malam masih belum larut.
“Yerin-ah ...”
Gadis itu langsung menoleh ke belakang saat
mendengar seseorang berteriak memanggil namanya. Gadis manis yang bernama Jung
Yerin itu terdiam melihat seorang pria yang berlari ke arahnya.
“Yerin-ah gidaryeo!” pria itu kembali berteriak,
walaupun mungkin tidak berteriak juga suaranya masih akan terdengar ditengah
malam yang sepi ini.
Yerin hanya diam melihat pria itu semakin mendekat
kearahnya, memperhatikan pria yang hanya bisa dia lihat berkat bantuan sinar
lampu yang menerangi jalan.
“Joshua?” dan saat pria itu sudah berdiri
dihadapannya, Yerin malah membulatkan kedua matanya tidak percaya. Teman
lamanya itu sekarang ada dihadapannya.
“Annyeong Yerin-ah ...” pria dengan senyum manis
yang dipanggil Joshua itu tersenyum, walaupun dia masih menormalkan nafasnya
yang terengah-engah.
Tidak ada jawaban, juga tidak ada perkataan apapun
lagi sekarang. Mereka berdua hanya diam dan saling menatap. Rasa canggung yang
sangat menekan keduanya, membuat mereka tidak tahu harus bicara apa sekarang.
Mungkin ini adalah yang pertama kalinya mereka
kembali berhadapan satu sama lain setelah enam tahun mereka berpisah dan
menjalani hidupnya sendiri. Itu bukan berarti mereka terlibat dalam sebuah
hubungan istimewa dulu, Yerin dan Joshua hanya teman saat dibangku sekolah
dasar dulu.
Dan walaupun rumah mereka berdekatan, bahkan mereka
juga sering bertemu satu sama lain walau hanya sekilas, tapi rasanya berhadapan
langsung seperti ini masih tetap membuat mereka kikuk karena detak jantung yang
tiba-tiba berdetak cepat.
“Ada perlu apa?” Akhirnya, dengan sangat susah payah
Yerin memberanikan diri membuka pembicaraan.
“ ... ah emm anio, aku hanya .. menyapamu. Annyeong”
Joshua tersenyum kecil sambil memijat tengkuknya, dia tidak tahu harus
bagaimana. Semua kata-kata yang sudah dia siapkan untuk Yerin, mendadak hilang
terbawa angin saaat dia berlari tadi.
“Ne, annyeong”
“Maaf mengganggumu, aku pergi ...” akhirnya Joshua
berbalik dan berjalan menjauh, dia tidak memiliki cukup keberanian sekarang.
Sementara Yerin yang dari tadi berusaha menghindari
tatapan Joshua, hanya bisa mebatap punggung pria itu terus menjauh darinya.
Yerin menarik nafas dalam, sebenarnya dia sedikit kecewa karena pertemuan
mereka hanya berakhir seperti ini saja. Yerin juga berbalik dan kembali
melangkahkan kakinya.
--- -- ---
Joshua POV.
Kenapa aku ini? Apa yang terjadi? Bodoh. Dasar
payah, dasar lemah! Ini tidak sesuai rencana yang aku harapkan, kenapa
tiba-tiba bibirku tidak bisa mengatakan apapun? Kemana semua kata-kata yang
sudah aku siapkan untuknya?
Aku mengacak rambutku, ini gila. Aku
melompat-lompat. Aku tidak tahu kenapa setelah melihat wajahnya, hatiku
bergetar. Aku gugup. Dan aku, tidak bisa menahan debaran jantungku yang terlalu
cepat.
Seharusnya aku bisa kuat menahannya, mendapat
kesempatan untuk bertemu dengannya seperti ini sangat sulit, dan sekarang aku
menghancurkannya. Dasar bodoh.
Aku tidak bisa memikirkan apapun saat dihadapannya,
aku bisa dengan mudah kalah darinya bahkan tanpa dia menatapku. Pria apa aku
ini?
Sekarang, yang terbayang dalam fikiranku hanya dia.
Jung Yerin. Teman sekelasku, dan juga tetanggaku. Dan sudah lama aku
membencinya karena dia sudah membuatku menderita, dia itu sungguh sudah
membuatku gila selama hampir sepuluh tahun ini.
Aku tidak bisa jika harus kembali masih dengan
kegilaan ini, itu sama saja. Aku tidak bisa lebih lama lagi seperti ini, sudah
saatnya aku mengakhirinya. Aku tidak peduli apapun yang terjadi nanti.
Joshua POV end.
--- -- ---
Yerin POV.
Sebenarnya apa dia lakukan? Apa maksudnya? Jantungku
sudah berdetak sangat cepat, dan aku tidak bisa menahannya. Dia benar-benar
aneh, sejak dulu masih tetap aneh. Apa hanya itu? Begitu saja? Sebenarnya dia
itu bagaimana, aku tidak mengerti.
Sejak dulu, aku masih tidak bisa melupakannya.
Walaupun aku dan dia hidup berbeda satu sama lain, tapi rasanya hatiku masih
ingin mengingatnya sampai kapanpun. Aku masih tidak tahu yang sebenarnya,
apakah dia itu ..... ah sudahlah. Aku sudah gila.
Haha. Aku memang gila. Sudah hampir sepuluh tahun
ini, aku selalu gila. Dan itu gara-gara pria aneh itu. Joshua Hong. Aku
membencinya, aku tidak suka padanya, dan aku sangat membencinya.
Walaupun aku juga tidak menampik kalau sampai saat
ini, aku masih menunggu pertanyaan yang dia tanyakan padaku saat kelas lima
sekolah dasar itu. Aku tahu itu mungkin hanya pertanyaan anak kecil, tidak
serius, tapi aku selalu berharap kalau itu menjadi serius.
Astaga. Aku harus mulai berhenti memikirkan itu. Sekarang
sudah sangat berbeda, kami sudah lebih dewasa dan harus menjalani hidup kami
masing-masing. Tidak ada waktu untuk terus bermimpi tentang cerita masa kecil.
Yah, walau aku kecewa.
Yerin POV end,
--- -- ---
“Ya! Jung Yerin!”
Tiba-tiba sebuah tangan menahan Yerin dan
menariknya, membuat dia berbalik dan menghadap si pemilik tangan. Yerin hanya
terbelalak, dia sekarang ini menatap mata yang sangat ia hindari. Joshua.
“Aku harus mengatakan sesuatu padamu ...”
“Huh?”
“Dengar, mungkin kau tidak tahu bagaimana aku dan
apa yang terjadi padaku. Tapi aku harus mengatakannya padamu, apapun yang
terjadi. Terserah kau mau pergi dariku, aku tidak peduli. Ini sudah membuatku
gila”
“Mmwoya?”
“Yerin-ah ...” Joshua terlihat menarik nafasnya
sangat dalam. Tapi mereka berdua kembali terdiam, hanya saling bertanya dari
tatapan.
Malam ini, angin yang berhembus pelan,
bintang-bintang kecil yang menghias langit hitam, dan sang rembulan yang dengan
cahaya indahnya menerangi malam. Mereka menjadi penonton atas cerita Joshua dan
Yerin yang penuh ke-diaman itu.
“Ough aku tidak tahu harus memulainya dari mana, aku
juga tidak tahu harus berkata bagaimana padamu” Joshua melepaskan tangan Yerin
dan berbalik, membelakangi Yerin. Dia kembali seperti tadi, tidak bisa
mengendalikan dirinya.
“Se-sebenarnya, apa yang inginkan?”
“Yerin-ah, aku ini ... aku ... sebenarnya aku ...”
“Joshua-ya, apa kau__”
“Aku menyukaimu ...”
Dengan tiba-tiba dan cepat, Joshua memotong
perkataan Yerin dan mengatakannya. Hanya kata itu yang selama ini dia tahan dan
membuatnya gila.
“Mmwo?”
“Aku menyukaimu, Jung Yerin. Ini mungkin ... Apa kau
tahu kalau aku sudah menyukaimu sejak dulu? Sejak kita kecil, saat kau dan aku
masih sering bermain bersama. Aku menyukaimu, aku menyukaimu, Yerin-ah”
“Joshua-ya ..”
“Setelah kita berpisah, aku selalu memikirkanmu. Kau
sekolah dimana, aku selalu mencari tahu. Tapi kita tidak kembali bersama, aku
hanya bisa melihatmu hidup dengan kehidupanmu sendiri. Walaupun kita sering
bertemu, tapi rasanya itu tidak cukup untuk membuatku berhenti memikirkanmu.
Kau sudah membuatku gila, Jung Yerin!”
“Aap-apa yang kau katakan itu benar?”
“Sangat benar. Apa kau juga memikirkanku?”
“Joshua-ya, apa kau masih ingat dengan pertanyaanmu
padaku tujuh tahun lalu?”
“Pertanyaan apa?”
“Kau bilang kalau .. kau menyukaiku. Apa itu benar?”
Flashback.
Jung Yerin masih
terus berjalan menuju rumahnya, wajahnya sedikit cemberut karena sekolahya hari
ini sangat melelahkan. Hari yang panas juga ikut membuatnya kehilangan
semangat.
Yerin masih
tidak menyadari kalau dari tadi, ada seorang pria yang mengikutinya, berjalan
dibelakangnya. Dan pria itu Joshua Hong.
Mereka terus
berjalan, dan tidak terasa ini sudah dekat dengan rumah Yerin. Tidak ingin
tertinggal Yerin pergi, akhirnya Joshua berjalan mendahului Yerin.
“Yerin-ah ...”
“Huh? Datang
darimana kau?”
“Sebenarnya, aku
menyukaimu. Apa kau mau menjadi pacarku?”
“Huh?” Yerin
berhenti melangkah dan menatap Joshua dengan tatapan tidak percaya.
“Em sudahlah
lupakan!” Joshua tersenyum dan berlari dengan cepat meninggalkan Yerin yang
masih terdiam tidak percaya.
Dan itu adalah
kejadian saat mereka kelas lima sekolah dasar, tujuh tahun lalu.
Flasback end.
“Kau masih mengingatnya?” Joshua menatap Yerin.
“Iya, aku tidak bisa melupakannya”
Joshua tersenyum. “Sejak itu, aku tidak punya lagi
keberanian untuk bicara padamu, bahkan hanya untuk sekedar melihatmu. Aku
merasa kalau aku ini payah ...”
“Jadi karena itu kau selalu menghindar dariku sampai
sekarang?”
“Geurae. Aku fikir kau tidak menyukaiku, kau selalu
diam dan menghindari tatapanku, jadi sepertinya kau membenciku”
“Aku tidak membencimu, aku hanya merasa hal yang
sama denganmu. Aku malu padamu, aku tidak tahu harus bagaimana membalas
tatapanmu ...”
“Kau membenciku?”
“Tidak, aku menyukaimu ...” Yerin menunduk menahan
malu, dia susah payah mengatakan hal yang selama ini dia tahan.
“Kau menyukaiku?”
Yerin hanya menganggguk sebagai jawabannya.
“Selama ini, jika kita bertemu, aku hanya bisa
mencuri tatapanmu dari jauh. Aku tidak punya kekuatan untuk mendekatimu, aku
juga tidak bisa mengatakan apapun padamu”
“Aku juga selalu berharap bisa melihatmu, bisa
menatap matamu. Tapi aku terlalu takut untuk itu. Aku hanya berteriak
memanggilmu dalam hatiku saat kita bertemu pulang sekolah, saat aku ke rumahmu,
dan saat selalu melihatmu ..”
“Kau dan aku ini bertetangga, orang tua kita sudah
berteman sejak lama, tapi kenapa kita hanya tidak bisa mengatakan apapun ...”
“Mianhae”
“Anio, tidak perlu minta maaf. Setelah tujuh tahun
aku gila karena pertanyaanku itu, jadi sekarang aku akan kembali bertanya
padamu untuk mendapatkan jawabannya”
“Mwo?”
Joshua tiba-tiba berlutut dan memegang sebelah
tangan Yerin. Dia tersenyum. “Jung Yerin, sebenarnya aku menyukaimu, sangat
menyukaimu sampai-sampai aku mencintaimu. Jadi, apa kau mau menjadi pacarku,
atau mungkin istriku?”
“Ne, ne ne ne ... Akhirnya aku bisa memberi tahumu
jawabanku, dan itu IYA”
“Gomawo ..” Joshua kembali mengembangkan senyumannya,
dia menarik Yerin kepelukannya. Memeluknya erat.
“Mulai sekarang, kau menjadi Oppa-ku. Karena kau
memang setahun lebih tua dariku”
“Geuraeseo, kau boleh memanggilku apapun. Tapi
dengan imbalan ..
“Mwo? Imbalan apa maksudmu?”
“Setiap kau memanggilu Oppa atau Yeobo, aku akan
melakukannya seperti sekarang ...” dan Joshua langsung menyatukan bibir mereka
berdua.
“mmmh Andwaeyo!” Yerin melepaskan ciuman Joshua dan
mendorongnya menjauh.
“Wae?”
“Kenapa harus seperti itu?”
“Kau tidak suka padaku?”
“Bukan itu. Tapi kenapa harus setiap aku
memanggilmu, itu akan sangat melelahkan”
“Ah iya, melelahkan. Baiklah, kita lakukan dengan
jeda yang lama ...”
“Mwo? Shireoyo!”
“Lalu kau mau apa?”
“Aku? Hanya mau aku yang mengaturnya, kau mengerti?”
Yerin tersenyum.
“Baiklah, aku mengerti”
Yerin melepaskan geenggaman tangan Joshua,
mengalungkan kedua tangannya dileher Joshua. Kembali melanjutkan ciuman mereka
yang terhenti tadi.
TamaT
)-0-(
Igemwoya? Mwoyaige?
Author tidak tahu cerita macam apa ini? Ngak ngerti!
Feel nya mana? Ini cerita beda jauh sama yang dibayangin, sama kerangka
karangan dalam fikiran Author, jadinya malah aneh begini. Maaf ya readers. Tapi
gak papalah, itung-itung jalan-jalan kan. Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar