luhanay blog Follow Dash Owner

Selasa, 02 Januari 2018

Bad 'S' Story [FanFiction] Chapter 1



Di tulis sejak : 04/05/2015

Tittle    : Bad ‘S’ Story
Genre  : Drama, School life, Family life
Length : Chapter
Author : Cifcif Rakayzi

Cast     :
-          Song Minho “Winner”
-          Song Danah “New F.O”
-          Song Gunhee “No Mercy “ (trainee)
-          Park Jiyeon “T-ara”
-          Suga “BTS”
-          Kim Hansol “Topp Dogg”
-          Aron “NU’EST”
-          Ravi “VIXX”
-          Peniel “BTOB”
-          J.G “Cross Gene”
-          Shim Hyunseong “Boyfriend”
-          L.Joe “Teen Top”
-          Jun-Q “MyName”
-          Gong Chan “B1A4”
-          Yoon Bomi “A-Pink”
-          Gowoon “Berry Good” (Comeo)
-          Suzy “Miss A” (Comeo)
-          Mark “Got7” (Comeo)


Prakata.

Segala apapun yang terjadi dalam cerita ini hanyalah karangan fiktif belaka, tanpa berniat untuk menyinggung pihak perseorangan maupun instansi apapun. Tidak ada maksud tertentu untuk menjelekkan ataupun menghina. Cerita ini hanya karangan author semata.
Dan author tahu kalau semua cast yang terlibat dalam cerita ini adalah milik mereka sendiri dan tergabung dalam agensinya masing-masing. Tapi untuk mendukung berkembangnya cerita ini, maka author mengumpulkan mereka semua agar menjadi sebuah tokoh dalam cerita yang entah bagus atau tidak ini.
Jadi, anggaplah semua cast itu saling mengenal dan terlibat. Bayangkan karakter yang diceritakan dalam cerita menjadi karakter asli dari castnya itu. Bayangkan saja dan berimajinasilah.
Terima kasih.


 === oo0oo ===



Chapter 1
09.00 a.m | Di sebuah universitas kedokteran.
Seorang dokter spesialis kandungan yang sudah berumur dan juga merangkap sebagai dosen ini masih tetap menerangkan beberapa materi tentang permasalahan saat proses kehamilan sejak hampir satu jam yang lalu, walaupun dia tahu kalau setengah dari muridnya di kelas itu tidak mendengarkan perkataannya dan asyik dengan pekerjaannya masing-masing.
“Baiklah, aku selesai untuk hari ini. Jadi kerjakan essay kalian dan berikan padaku minggu depan dengan sempurna, mengerti?” dokter Kim mematikan layar komputer yang dari tadi dia pakai dan membereskan beberapa buku di mejanya.
“Ne ..” semua murid disana menjawab kecuali seseorang yang duduk santai di meja paling belakang itu.
“Em tapi .. apa boleh aku tahu siapa yang akan kalian temui untuk menjadi narasumber essay kalian, apakah dokter-dokter senior atau siapa?” dokter Kim kembali berdiri di depan kelas setelah hampir membuka pintu dan keluar.
“Mungkin beberapa dokter kandungan atau dokter spesialis anak ...”
“Atau para mahasiswa kedoteran lainnya, bagaimana Pak?”
Beberapa orang kembali duduk dan menjawab pertanyaan dokter Kim dengan antusias. Tapi banyak juga yang tidak memperdulikan pertanyaannya itu dan terus mengemasi barang-barangnya untuk pulang.
“Itu bagus. Lalu bagaimana dengan GUN, siapa yang ingin kau temui?” dokter Kim sedikit mengeraskan dan memberi tekanan dengan pertanyaannya agar terdengar oleh seorang pria yang duduk di meja paling belakang itu. Song Gunhee atau yang lebih terkenal dipanggil GUN.
“Entahlah aku tidak tahu. Tapi rasanya aku tidak bersemangat untuk mengerjakan tugasnya secepat itu, dan aku lebih ingin bertemu denga HyunA 4Minute atau Hyolin Sistar daripada dokter-dokter senior yang membosankan. Bukankah itu ide bagus .. haha” dengan nada bercanda yang tenang tapi serius GUN menjawab pertanyaan dokter Kim begitu saja, membuat beberapa pria lain tertawa kecil.
“Yah itu terdengar mengejutkan. Aku pasti akan setuju denganmu jika aku masih seumuran denganmu Tuan Song .. haha” dengan tertawa akhirnya dokter Kim pergi meninggalkan kelas.
“Bbang! Aku selalu benar. Yeah ...” GUN bertepuk tangan dan tertawa sendiri. Mungkin untuk sebagian orang dia aneh, tapi untuk sebagian orang lagi dia itu mematikan. “Chingudeul, kalau begitu aku pergi dulu. selamat bersenang-senang ...” dan GUN akhirnya pergi juga.
--- --
Masih di tempat yang sama, yaitu universitas kedokteran ternama. (kita tidak boleh menyebutkan nama tempat kan)
Di sebuah Laboratorium analis kimia.
“Wah benar-benar mengerikan. Mantan presdir itu sekarang mendekam dipenjara dan tinggal menunggu hari kematiannya, tapi kenapa sepertinya mereka malah tidak memikirkan itu?”
“Mereka siapa yang kau maksud?”
“Anak-anaknya, siapa lagi. Mino dan Danah masih hidup seperti biasa, tidak sedikitpun terpangaruh dengan apa yang terjadi pada keluarganya ..”
“Hei diam, sepertinya Mino sedang menuju kemari ..”
Dua orang pria itu langsung menutup bibirnya rapat-rapat dan menyembunyikan handphone yang dipegang salah satunya, mereka kembali mengerjakan tugasnya menganalisa beberapa bakteri yang diberikan profesor Cha tadi. Itu semua karena sepertinya yang mereka bicarakan sedang berjalan kearah mereka, Song Minho atau semua orang memanggilnya Mino.
“Hei kalian berdua, sedang apa? Sepertinya yang kalian bicarakan seru sekali, bolehkah aku ikut bergabung, karena aku sendirian dan tidak punya teman ..” Mino duduk dimeja antara mikroskop pria-pria itu.
“Kami hanya membicarakan tentang bakteri-bakteri ini”
“Jeongmal? Tapi kenapa sepertinya aku mendengar kau memanggil bakteri itu Mino?”
“Anio. Kami tidak seperti itu”
“Ya! Dasar kalian bajingan!” tanpa babibu, Mino langsung memukul keduanya bergantian. “Apa kalian tidak punya pekerjaan lain selain membicarakan orang lain hah? Atau mungkin kalian sudah lelah belajar menjadi dokter dan lebih memilih untuk menganggur di pemakaman?” Mino menarik kerah baju salah seorang dari mereka dan menyeretnya kedinding.
“Maafkan aku. Tadi itu kami tidak bermaksud untuk membicarakanmu, kami hanya membaca artikel di internet. Tolong maafkan aku ..”
“Oh begitu, yah memang benar .. kalian harus membaca artikel dan mempelajari berita baru. Aku juga suka membaca artikel di internet, tapi walaupun begitu aku tidak pernah memikirkan tentang keluarga orang lain. Kau mengerti?”
“Kau tidak harus memukul kami hanya karena berita yang sudah menyebar itu, lepaskan dia”
“Diam kau! apa harus aku menyiram H2SO4 pada bibir kalian untuk membuat kalian diam hah?” Mino melepaskan pria itu dan menatap tajam pria yang satunya lagi “Ah tidak, aku tidak perlu mengotori tanganku dengan cairan gila itu untuk kalian. Karena aku punya mereka. Orang yang tepat untuk membuat kalian tidak lagi membicarakan orang lain, kalian tahu siapa mereka?” Mino tersenyum dan merangkul mereka berdua sebelum dia akhirnya pergi meninggalkan mereka.
“Astaga tidak! Dia akan mengirim ‘gumiho’ untuk menghabisi kita ...” satu pria itu terjatuh dan membuat beberapa orang disana yang dari tadi diam dan pura-pura tidak memperhatikan apa yang terjadi akhirnya berkumpul dan menolong mereka.
Mino keluar dari Lab. Itu dan mengeluarkan handphonenya, menelfon seseorang yang jauh disebrang sana. “Hansol-ah, ada dua pria gila dikelasku. Dan aku ingin kau membuat mereka tidak gila lagi, gomawo” dan hanya itu yang dia katakan pada orang yang di telfonnya itu.
--- --
Macau | waktu setempat.
“Hah astaga. Dia kembali membuat masalah ...” Hansol menyimpan kembali handphonenya kedalam saku celananya dan kembali memakan cake dihadapannya.
“Apa Oppa menyuruhmu melakukan sesuatu?”
“Hei Song Danah, kenapa aku harus menjadi ketua dari delapan orang itu? Ini benar-benar membuatku hidupku gila ...”
“Oppa, apa maksudmu bicara seperti itu? Bukankah menyenangkan bisa menjadi leader dari mereka, bahkan banyak sekali orang yang menginginkan posisimu itu. Bersyukurlah”
“Yah aku mengerti. Kalau begitu kita harus segera pulang, kajja” pria bernama Kim Hansol itu memakai jaketnya dan beranjak pergi. “Walaupun aku kesini untuk mengerjakan tugas tapi tetap saja aku menjadi seorang leader pembunuh ...” gumamnya seraya terus berjalan keluar meninggalkan restoran di airport itu.
“Ya! Oppa chamkkaman, kita berjalan bersama. Tunggulah hei ...” dan wanita bernama Song Danah ini adalah yeojachingu dari Hansol itu, juga adik dari Mino dan sepupu dari GUN.
Akhirnya, karena tugas itu Hansol dan Danah kembali pulang meninggalkan Macau yang sangat indah ini.
--- --
“Wow. Berita tentang Ayahmu masih menjadi trending topic dimana-mana, bahkan S’ International Hospital juga ikut kebanjiran netizen selain pasien” GUN melempar handphopenya sembarang arah dan menyalakan TV.
“Pesankan aku makanan atau apapun yang bisa aku makan sekarang, aku lapar sekali. Tidak ada Danah sepertinya berat badanku turun 5 Kg karena kelaparan ..” Mino melepaskan jaket dan sepatunya lalu berbaring disamping GUN dan memainkan handphonenya.
“Astaga, kau ini. Dia baru saja tiga hari pergi, tapi kelaparanmu sepertinya menjadi akut. Bagaimana kalau pizza?” GUN merangkak mengambil kembali handphone yang tadi dia lempar.
“Ide bagus. Pesan juga beberapa bir”
“Yah baiklah, kita akan berpesta merayakan hancurnya keluarga kau dan aku. Yahoo!” GUN mematikan Tvnya dan menelfon layanan delivery.
Beberapa jam kemudian.
“Aish. Apa yang kalian makan ini? Aku pergi sebentar dan kalian jadi liar, makanan apa itu?” Danah dan Hansol akhirnya datang. Dan Danah sangat marah melihat mereka seperti itu.
“Annyeong uri Danah, kau cepat sekali pulang. Ayo makan dengan kami, dan ini adalah pizza. Jangan pura-pura tidak tahu nama makanan ini ...” GUN yang sudah sedikit mabuk menarik Danah untuk duduk dan makan bersama. Tapi seperti biasanya, Danah tidak memakan makanan sampah dan akan memasak makanan sehat untuk dia makan.
“Shirreo. Kalian makan saja semua ini, aku mau mandi dan aku lelah. Jangan gannggu aku” Danah membawa kopernya dan masuk kedalam kamarnya.
“Kau menyebalkan!” Hansol ikut duduk dan memakan pizzanya dan memukul Mino yang sudah tidak sadar karena bir dan pizzanya itu.
“Hyung, apa kau suka dengan pizzanya?”
“GUN, kalau dia sudah bangun katakan padanya aku membencinya. Aku pergi dulu ..” Hansol mengambil sepotong pizza lagi dan bersiap kembali pergi.
“Hei Hansol-ah, kau sudah datang ya. Apa kau akan membereskan seemuanya?” Mino bangun dan membuat Hansol menghentikan langkahnya.
“Kami akan melakukannya dengan tujuh orang. Aron dan Peniel masih di Chicago, dan kau menyebalkan!” Hansol akhirnya benar-benar pergi.
“Begitukah aku? Kalau begitu akan akan tidur, dan kau sikat gigimu sebelum tidur. Arasseo?” Mino menjitak kepala GUN sebelum dia masuk kedalam kamarnya.
Malam tanpa bintang dan bulan ini akhirnya diakhiri dengan tidurnya semua penghuni apartement lantai 11 ini.
Tapi tidak lama, sang mentari telah datang dan membangunkan semuanya.
“Aku suka udara pagi hari yang segar ...” Danah merenggangkan badannya sambil menatap pemandangan kota dari balkon rumahnya.
“Nado ..”
“Eoh sudah bangun?” Danah tersenyum merasakan Hansol memeluknya dari belakang dan kembali menutup matanya dengan menyandarkan kepalanya di antara pundak dan leher Danah.
“Udaranya dingin ..” gumam Hansol pelan di telinga yeojachingunya itu.
“Hei kau! Apa kalian tidur bersama lagi semalam?” Mino yang melihat mereka seperti itu langsung berteriak dari dalam dan berjalan menghampiri mereka.
“Aku sudah membereskannya. Dan semalam aku lelah, terlalu jauh untuk pulang kerumah” Hansol membuka matanya dan tanpa melepaskan pelukannya dengan Danah membuat mereka berbalik menghadap Mino.
“Apa di Macau juga kalian tinggal sekamar di hotel?”
“Anio oppa!” Danah langsung menendang Mino.
“Walaupun itu benar, tapi aku tidak melakukan apapun. Kami hanya tidur. Kalau kau lihat, setiap kali kita tidur bersama, sprei nya masih bersih dan tidak ada apapun!”
“Apa maksudmu?” Mino mengernyitkan kening dan kedua mata bangun tidurnya, mencerna maksud perkataan Hansol itu.
“Aku tahu kau mengerti. Sudahlah, aku ada kelas pagi. Dan kau juga tuan Song!” Hansol melepaskan pelukannya dan pergi ke kamar mandi.
“Apa yang kalian maksud itu?” Danah hanya terus memikirkan apa yang sebenarnya dua pria itu bicarakan tentangnya.
“Danah sayang, nanti suatu saat pasti Hansol Oppa akan mengartikan maksud perkataannya tadi padamu. Tunggulah saja ya ..” GUN tiba-tiba datang dan tertawa, mengacak rambut sepupu perempuannya itu.
“Hei apa maksudmu. Keundae, apa benar kau tidak melakukan apapun dengannya?” Mino kembali bertanya tentang hubungan adiknya dengan leader dari ‘tim pembunuh’nya itu.
“Tidak ada Oppa, sungguh. Sudahlah kalian ini aneh, aku akan memasak. Kalian juga harus sarapan sebelum pergi, ara?” Danah mengikat rambutnya dan pergi kedapur, kembali mengeluarkan keahliannya mengolah bahan-bahan menjadi sebuah masakan yang tiada tara rasanya.
“Yah benar, Hyung dan aku sudah merindukan masakanmu!” GUN mengikutinya kedapur untuk membuat susu hangat, kesuakaannya di pagi hari.
--- --
Hari ini diramaikan dengan dua berita yang membuat universitas itu sedikit heboh. Yang pertama adalah berita tentang kedatangan seorang murid baru di jurusan spesialis bedah plastik, dan berita kedua adalah tentang dua murid yang masuk rumah sakit karena kecelakaan mobil.
“Benarkah berita itu? Apa ada orang baru disini, siapa dia?” Mino tersenyum kecil mendengar beberapa wanita bicara didepannya tentang kabar itu.
“Hei mungkin itu dia ..”
“Dia datang ..”
Beberapa orang ramai berbisik melihat seorang pria berkulit putih dan rambut hitam berponi berjalan memasuki ruang kelasnya.
“Apa kau murid baru itu?” Mino langsung menghadangnya didepan pintu.
“Ne, annyeonghaseyo. Aku akan bergabung disini mulai sekarang ..” dengan seramah mungkin pria itu menyapa semua orang yang ada disana.
“Siapa namamu? Bukankah kita harus berkenalan ..”
“Suga”
“Eoh baiklah Suga, untuk merayakan kedatangan kau kesini aku akan membuat sebuah kejutan untukmu. Semacam pesta penerimaan keluarga baru. Cepat ikut aku!” Mino menepuk pundaknya lalu pergi meninggalkan kelas.
Orang-orang disana langsung ribut. Mino akan kembali membuat masalah.
“Ada yang tahu apa maksudnya tadi?” pria baru bernama Suga itu hanya diam ditempatnya berdiri. Dia tidak tahu apapun tentang lingkungan universitas ini.
“Dia akan mengajakmu bertarung atau melakukan sesuatu yang gila, jadi sebaiknya jangan kau tanggapi perkataannya tadi ..” jawab seorang wanita yang menghampiri Suga.
“Tapi jika kau tidak menuruti apa yang dia katakan, maka ‘gumiho’ akan datang dan menghabisimu. Jadi sebaiknya kau temui saja dia dan lakukan apapun yang dia katakan ..” jawab lagi seorang pria padanya.
“Memangnya dia itu siapa?”
“Apa kau sungguh tidak tahu? Kenapa kau kuno sekali. Dia itu anak pertama mantan presdir S’ International Hospital yang dipenjara itu, kau tahu?”
“Aku tidak tahu apapun yang terjadi disini, aku datang dari Hongkong”
“Oh pantas saja kau tidak tahu. Yang jelas dia itu gila!”
“Gila? Apa maksudmu tentangnya seperti itu?” Suga semakin tidak mengerti apa yang mereka bicarakan tentang pria yang mengajaknya berkenalan itu.
“Sudahlah cepat sekarang kau cari dia, sebelum sesuatu yang buruk terjadi padamu. Lain kali baru kau cari tahu tentang dia. cepat pergilah ...” seseorang melepaskan tas dari pundak Suga dan menariknya keluar kelas untuk mencari Mino.
Sampai akhirnya Suga kembali bertemu dengan Mino, diatap. Atap gedung universitas yang tinggi ini.
“Disini, kami selalu menyambut teman baru dengan meriah. Dan berlaku juga untukmu, Suga”
“Apa sebenarnya maksudmu? Kenapa kita disini dan apa yang harus dilakukan?” Suga perlahan berjalan menghampiri Mino yang berdiri disamping seorang wanita yang duduk terikat dengan kursinya.
“Karena kau seorang calon dokter bedah plastik, aku ingin kau melakukan operasi pada teman kita yang tidak percaya diri tentang kecantikannya ini. lihatlah, aku sudah memberikan tanda unuk operasimu ..” Mino menunjuk beberapa bagian wajah wanita itu yang sudah diberi tanda X dengan tinta dan menunjukkan pisau beberapa pisau bedah ditangannya.
Suga hanya diam melihat wanita yang terikat itu menangis. Dan dia mulai menyadari kalau ini semua aneh.
“Tolong jangan lakukan itu .. hiks hiks aku mohon ..” ucap wanita itu pelan dan bergetar, dia sepertinya sangat ketakutan dan pasti tidak mau ada dalam keadaan seperti ini.
“Kenapa aku harus melakukan apa yang kau katakan?”
“Kenapa?” Mino tertawa mendengar jawaban Suga yang menurutnya menantang. “Karena ini adalah syarat untuk menjadi bagian dari kami, para calon dokter”
“Bukankah seseorang yang belum mendapat gelar dokter tidak boleh melakukan operasi apapun?”
“Geurae, itu benar. Kau pintar. Tapi teman kita ini sudah tidak tahan dengan kehidupannya, dia tidak bisa mendapatkan teman kencan dengan wajah yang buruk seperti itu. Apa kau tidak bisa membebaskan dia dari penderitaannya?”
“Entahlah, aku tidak mau melakukannya ..” dengan begitu saja Suga berbalik dan pergi.
“Baiklah kalau kau tidak mau melakukannya maka aku yang akan menolongnya ..”
“Aaakh .. tolong, tolong aku ...”
Suga berbalik saat ternyata Mino mendorong kursi itu ke ujung lantai, hampir jatuh. Dan dengan sedikit dorongan, maka kursi dan wanita itu akan jatuh dari atap gedung 27 lantai itu.
Tidak ada orang lain di atas sana kecuali mereka bertiga, karena tidak ada yang berani berurusan dengan Mino. Orang-orang hanya melihat dari bawah, merasakan ketegangan dengan menyaksikan ke’gila’an Song Mino.
“Apa ini yang kau lakukan, lepaskan dia!” Suga masih tetap tidak melakukan apapun dan hanya bicara dengan tenang.
“Kau sepertinya luar biasa. Baru kali ini aku bertemu dengan teman pemberani sepertimu”
“Kau bukan temanku, aku bahkan tidak mengenalmu. Lepaskan wanita itu!”
“Aku menyukaimu, Suga” Mino sedikit mendorong kursi wanita itu dan tertawa, membuat wanita itu semakin menangis dan berteriak. Juga menambah ketegangan penonton dibawah.
“Apa kau gila? Hentikan yang kau lakukan itu!”
“Gila? Apa aku gila? Tidak, aku ini tidak gila”
“Kalau begitu lepaskan wanita itu”
“Kau menyuruhku melepaskan tanganku dari kursi ini dan membuat wanita itu jatuh hah? Apa kau gila?”
“Bukan seperti itu maksudku. Tarik kursinya dari sisi itu dan lepaskan dia ..”
“Apa yang kau berikan untuk imbalannya? Apa kau mau melompat kebawah menggantikan dia, Suga-sshi?”
“Tidak. Aku takut ketinggian, lagipula aku juga tidak mengenalnya. Jadi sudahlah terserah kau mau apa, aku pergi ...” Suga kemali erbalik dan berjalan menjauh dari mereka.
“Shit! Kau ini. Rupanya kau pesta penyambutan ini tidak cocok untukmu, apa kau ingin bertemu dengan teman-temanku yang orang bilang ‘gumiho’?” Mino benar-benar marah dengan kelakuan murid baru, Suga. Dia tidak habis pikir kenapa Suga sedikitpun tidak takut padanya dan malah menantangnya seperti itu.
Mino menarik dan mendorong kursi wanita itu menjauh dari sisi lantai dan berjalan mendekati Suga, lalu dengan tiba-tiba menendangnya dan memukulnya. Maka terjadilah sebuah perkelahian disini, antara Mino dengan Suga.
Itu terus berlangsung sampai hampir dua menit dan membuat suasana bertambah tegang ketika Suga berhasil membuat Mino menggantung. Diperjelas : Sekarang ini Suga menahan tangan Mino yang sudah menggantung disisi lantai, dan kalau Suga melepaskan genggaman tangannya, maka Mino akan jatuh kebawah.
Dengan nafas yang masih terengah dan belum teratur, mereka tetap dengan posisi itu. Hanya saling menatap dengan kedua mata elang yang tajam satu sama lain, tanpa kata.
“Aku tidak mengenalnu, dan juga aku tidak punya masalah denganmu. Jadi akhirilah pesta penyambutanku ini, aku lelah ...” tiba-tiba Suga menarik Mino kembali dan melepaskan ikatan wanita itu dari kursi sebelum pergi, setelah bebas wanita itu juga dengan cepat berlari meninggalkan tempat itu dan Mino yang sekarang ini terbaring diam dengan tatapan sangat marah.
--- --
Orang-orang ramai membicarakan apa yang terjadi hari ini, seorang murid baru yang berhasil mengalahkan seorang Mino. Ini menjadi hal yang sangat ramai, karena sejak masuknya Mino ke Universitas ini belum ada orang yang berani melawannya, apalagi sampai mengalahkannya.
Alhasil, Suga dengan sekejap mata terkanal bak selebriti. Pujian dan hinaanpun juga membanjiri telinganya hari itu, membuat hari pertama dia kuliah sangat berwarna. Dan yang paling banyak adalah warna merah tua dari darah yang keluar dari ujung bibir, hidung, dan beberapa bagian di tangannya.
“Apa mimpiku semalam, sampai aku harus menjalani hari pertamaku seperti ini. Bertemu pria gila dan berakhir memar seperti ini ...” Suga membersihkan lukanya sendirian di kamar mandi. Karena disitulah tempat yang bebas dari pembicaraan orang tentang dirinya.
“Dengan apa yang terjadi, Mino pasti akan menggunakan ‘gumiho’ untuk membalas Suga. Dia pasti tidak menerima penghinaan seperti itu, ini adalah kekalahan pertamanya ..”
“Ternyata Suga itu diluar dugaan. Seorang murid baru yang berhasil mengalahkan setan di sini, sepertinya aku akan memihak padanya”
Suga menarik nafas panjang saat mendengar orang lain yang kembali membicarakannya, jadi kamar mandi juga sudah tidak aman sekarang. Akhirnya Suga keluar dari toilet dan menghampiri mereka. “Jadi apa nama pria gila itu Mino?” pertanyaan Suga membuat dua orang pria itu kaget dan mendadak diam, mereka tidak tahu kalau Suga ada didalam salah satu toilet disana.
“Kenapa tidak ada yang menjawabku, aku hanya bertanya ..”
“Maafkan kami membicarakanmu seperti itu. Iya benar, pria yang berkelahi denganmu adalah Mino”
“Namanya Song Minho, tapi orang-orang memanggilnya Mino. Dan dia adalah ‘setan keluarga Song’, jadi mungkin kau akan dalam masalah walaupun berhasil mengalahkannya”
“Benarkah? Kenapa seperti itu, kenapa dia seolah-olah raja disini?”
“Karena dia adalah cucu dari pemilik S’ International Hospital, rumah sakit internasional yang sangat terkenal dan salah satu tiang ekonomi negara. Kalau kau berurusan dengannya, maka ‘gumiho’ akan menghabisimu ..”
“Gumiho?” Suga tidak bisa menahan tawanya mendengar kata itu. “Bukankah itu siluman rubah berekor sembilan? Itu  mungkin hanya mitos, tidak ada didunia nyata”
“Bukan seperti itu. Gumiho hanya nama yang diberikan oleh orang-orang untuk sebuah tim milik Mino”
“Mino sebenarnya menyebut tim miliknya itu ‘Sembilan Ekor’, tapi entah kenapa orang-orang malah menyebutnya ‘Gumiho’ karena ‘sembilan ekor’ itu berarti sembilan anggota”
Tapi Suga hanya menyembunyikan senyumannya mendengarkan cerita dua pria itu, dia tidak mengerti apa yang mereka bicarakan tentang Mino dan ‘Gumiho’.
“Lalu apa pekerjaan gumiho itu?”
“Mereka itu tim gila, ada juga yang menyebutnya tim pembunuh. Karena sembilan orang anggota itu bisa melakukan apapun untuk menghancurkan hidup orang yang menurut Mino mengganggu, mereka bahkan bisa membunuh. Jadi karena semua hal bisa dilakukan oleh mereka, maka orang lain menyebutnya ‘Gumiho’. Kau mengerti?”
“Maaf Suga-sshi, carilah orang lain untuk memberimu informasi tentang mereka. Kami harus pergi untuk pelajaran selanjutnya, ayo cepat kita pergi Jaesung. Kelasnya akan segera mulai” pria itu menunjukan jam tangannya dan menarik temannya untuk segera pergi.
“Mino dan Gumiho. Astaga! Kenapa hidupku selalu dipenuhi hal gila seperti ini, kenapa juga aku harus bertemu siluman mitos gumiho itu ...” Suga juga akhirnya pergi meninggalkan kamar mandinya.
--- --
Ditengah-tengah pelajaran, GUN tiba-tiba berdiri dan dengan cepat berlari meninggalkan kelasnya begitu saja. Membuat orang lain melihatnya yang dengan cepat menghilang dari pandangan mata. Tapi itu biasa, siapa yang tidak kenal dengan tingkah keluarga Song.
Dengan cepat GUN sampai dikelas Mino, yang sekarang kosong karena semua orang sekelasnya mengikuti pelajaran di Lab.
“Apa yang terjadi, kenapa Hyung bisa seperti ini?” GUN menatap Danah yang hanya berdiri disamping Mino yang tidak bicara apapun semenjak kejadian tadi. Mino hanya tidur dimejanya sekarang.
“Murid baru bernama Suga berkelahi dengannya dan membuat Oppa seperti ini, kau tidak baca di sosial media?”
“Aku membacanya, tapi hanya sedikit”
“Oppa kenapa kau bisa kalah seperti ini?”
Mino membuka matanya dan beranjak, mengambil tasnya lalu pergi dari kelas. “Baiklah, aku akan pulang”
“Tapi Oppa, kau harus ke rumah sakit dan mengobati lukamu itu!”
“Aku ini seorang dokter, kenapa harus ke rumah sakit?”
“Hyung, kau ini bodoh. Bukankah dokter bekerja di rumah sakit?”
“Hei kau bilang aku bodoh? Kalau begitu seminggu ini kau yang mencuci piring dan pakaianku, itu hukuman!”
“Mwo? Ah Hyung mianhae, aku tidak serius mengatakannya. Kurangi hukumanku, jebal ..” GUN merengek dan mengikuti Mino dari belakang.
“Oppa, siapa Suga itu?” Danah juga mengikuti Mino.
“Molla. Dia teman baru. Hei GUNie, bukankah kalau menghilangkan rasa sakit itu dengan minum alkohol, bagaimana kalau kita sedikit minum malam ini?” Mino menghentikan langkahnya dan merangkul GUN.
“Setuju! Ayo kita pergi, aku tahu tempat dengan bir dan wanita bagus ...” mereka berdua tertawa dan mempercepat langkahnya. Meninggalkan Danah.
“Hei kalian mau kemana? Bukankah harus kerumah sakit ..” Danah berteriak, tapi tetap saja teriakan itu tidak bisa menghentikan mereka kalau sudah dila seperti itu.
--- --
Di sebuah ruangan di bar, mereka masih duduk dan saling menuangkan soju. Walaupun malam sudah semakin larut dan kesadaran sudah mulai menghilang karena pengaruh alkohol.
“Kau hebat sekali bisa dikalahkan orang baru seperti dia ..”
“Beritanya sudah tersebar di internet, jadi kau harus menyiapkan baju rapi untuk menemui Kakekmu nanti”
Mino, GUN, ‘gumiho’, dan Danah yang sekarang sudah tidur dipelukan Hansol masih tidak mau beranjak dari tempat itu.
“Aku tidak mengerti kenapa aku kalah darinya. Dia itu sangat hebat, nada bicaranya tenang dan dingin. Aku menyukainya ..” Mino bicara dengan mengingat-ingat apa yang sudha terjadi tadi siang padanya.
“Kau kalah dan menjadi pembicaraan banyak orang dimana-mana, lalu kenapa kau mashi tertawa?” Shim Hyunseong, salah satu anggota ‘gumiho’ menusuk pipi kiri Mino dengan jarinya dan tersenyum.
“Itu karena aku menyukainya”
“Kau menyukai seorang pria?” Gongchan, Ravi, L.joe, dan JunQ berteriak bersama.
“Apa harus kami bereskan dia?” akhirnya Hansol bicara juga, dari tadi dia tidur bersama Danah diujung ruangan.
“Hyung, benar yang ditanyakan Hansol Hyung. Gunakan saja sembilan ekor untuk membalas murid baru itu ..” GUN yang sudah menghabiskan tiga botol soju merangkak mendekati Hansol dan berbaring disampingnya lalu tidur.
“Tidak perlu seperti itu. Aron dan Peniel baru datang, aku kasihan jika mereka harus langsung bekerja ..”
“Ya! Kenapa tidak seperti itu padaku? Saat aku di Macau untuk mengerjakan tugas, kau bahkan masih memberiku tugas. Dasar menyebalkan!” Hansol melepar Mino dengan beberapa makanan yang dipegangnya dari tadi sebelum tidur.
“Karena kau adalah leader sembilan ekor, dan kau harus tetap menuruti perintahku. Arasseo?” Mino menatap sayu Hansol yang marah itu.
“Tidak usah seperti itu, kami mengerjakan tugas dengan baik disana. Jadi bisakah sembilan ekor menghabisi dia?” Aron menuangkan soju kedalam gelas Mino lagi.
“Andwae! Biarkan saja dia, jangan menyerangnya sekarang ini”
“Wae? Pasti semua orang sudah mengira malam ini dia akan bertemu dengan ‘gumiho’ dan besok ditemukan meninggal di Sungai Han ..”
“Hansol tidak akan mau mengerjakan itu karena dia membenciku, jadi biar aku saja yang mengurusnya nanti. Baiklah, malam ini cukup. Aku ingin muntah .. Kajja kita pulang uri Danah, aish kenapa kau selalu memakai rok pendek seperti ini. Sembilan ekor pasti melihatmu dari tadi ...” Mino beranjak dari duduknya dan mendekati Danah yang masih tidur.
“Hei kau tahu ya tentang itu .. haha mian” Peniel yang paling tersindir dengan perkataan Mino hanya tertawa pelan dan keluar duluan dari ruangannya.
“Kau ini mabuk, dan aku tidak. Jadi apa kau bisa menggendongnya?” Hansol bangun dan membuka jaketnya untuk menutupi bagian bawah Danah yang terbuka.
“Rencanaku tadinya menyuruhmu untuk menggendongnya ke mobil, lalu biar biar J.G yang menyetir mobilku. Bukankah dia tinggal sama dengan apartemenku?”
“Geurae, aku tinggal dilantai lima dan kau dilantai sebelas. Ayo cepat kita pulang, aku akan menyetir mobilmu dan menggendong adikmu naik lift nanti, Hansol-ah cepat bawa Danah kemobil. Aku sudah ingin tidur ..”
Dengan ekspresi yang seakan tidak mau melakukannya, J.G menyeret GUN keluar dari sana sementara Hansol menggendong Danah dan Mino masih bida berjalan sendiri walaupun sempoyongan. Mereka semuanya pulang.
--- --
Ini hari baru. Hari tanpa hujan tapi juga tidak cerah, istilahnya mendung. Langit diatas sana menyembunyikan matahari dengan menutupnya oleh banyak awan.
Karena mungkin kemarin terlalu sibuk dengan kejadian antara Mino dan Suga yang sukses menjadi trending topik di sosial media, berita tentang dua orang murid yang masuk rumah sakit itu terlupakan. Padahal, kalau dibicarakan berita itu tidak kalah gilanya dengan perkelahian kemarin.
Itu semua karena dua murid pria yang masuk rumah sakit karena kecelakaan mobil itu adalah Kim Soochang dan Baek Jihoo yang beberapa hari lalu dipukul Mino di Lab. Analis Kimia, dan pasti kalau ada kasus seperti ini adalah sabotase dari ‘gumiho’.
Tidak ada tim yang bekerja serapih dan sebersih ‘gumiho’ rasanya, walaupun sebenarnya orang-orang kedokteran di universitas itu mengetahui, tapi keberadaan ‘gumiho’ masih tetap tidak bisa ditembus oleh hukum.
“Katanya gara-gara kecelakaan itu satu dari mereka kritis, dan satunya patah tulang belakang yang parah ..”
“Sebenarnya apa mereka mabuk? Kenapa mobilnya bisa sampai berguling dan terbakar lalu meledak seperti itu, kasihan sekali mereka”
“Hei kalian ini, apa mungkin itu ulah ‘gumiho’? Karena aku dengar ada dua orang yang menjadi terget Mino karena membicarakan artikel tentang mantan presdir Song dihadapan Mino, apa kalian tahu tentang itu?”
“Kenapa didunia seperti ini bisa ada ‘gumiho’ seperti itu, aku jadi merasa hidupku terancam”
Itulah pembicaraan kecil tentang kabar yang sekarang menjadi ramai dibicarakan banyak orang di universitas. Dan berita itu juga sudah membanjiri telinga Danah dari tadi pagi, membuatnya menjadi sorotan mata kemanapun. Karena hari ini Mino tidak terlihat masuk kuliah, jadi perhatian beralih pada keluarga Song yang lain, Danah dan GUN.
‘Song Danah-sshi, apa Mino tidak masuk karena kalah oleh Suga?”
Seperti gelembung sabun yang pecah, ucapan itu begitu saja masuk kedalam telinga Danah. Seorang pria mengatakan itu tanpa rasa takut.
“Ya! Apa yang kau katakan itu?” Danah berjalan sampai ada di hadapan pria yang bertanya padanya tadi, dan Danah berdiri sangat dekat dengannya. “Apa perkelahian itu menjadi urusanmu, Sunbaeniem?” Dengan tatapan tajam namun menurut sebagian orang sexy itu Danah membuat pria dihadapannya tidak bergeming.
“Kalau begitu kenapa dia tidak datang hari ini jika dia memang seorang Song Mino?”
“Astaga! Ternyata kau sangat ingin mencampuri urusan orang lain, Sunbae. Apa kau ingin aku menyuruh Mino mengajakmu ikut terlibat dalam perkelahian seperti itu?”
“Tidak perlu! Aku tidak butuh orang seperti dia untuk berkelahi ..” tiba-tiba Mino datang dan dengan sangat langsung dia menendang pria itu setelah menarik Danah kesampingnya.
Sontak saja dengan kedatangan Mino yang tiba-tiba itu membuat orang-orang disana menjadi sangat ramai, mereka mengerumun, memotret dan berbisik.
“Mino?” pria itu sangat terkejut karena dengan waktu yang cepat gadis yang cantik dihadapannya tadi berubah menjadi seorang pria yang wajahnya penuh memar dengan tatapan tajam mematikan.
“Bukankah kau tadi menanyakanku, lalu kenapa kau seperti itu setelah aku ada dihadapanmu sekarang? Apa kau merindukan aku, Sunbae?” Mino tersenyum tipis dan terkesan sangat menyebalkan.
“Tadi ak-aku hanya ...”
‘Hari ini banyak pelajaran dan praktek yang harus dilakukan, bagaimana seorang calon dokter yang tinggal melangkah satu kali akan menjadapat gelar dokter sepertimu bebas berkeliaran ditengah jam pelajaran? Ternyata dunia ini penuh dengan orang yang tidak berguna ...” Mino menarik Danah pergi meninggalkan mereka yang masih ramai itu.
“Termasuk aku ...” sebuah ucapan kecil sepertinya keluar dari hati Mino yang sangat dalam.
“Oppa kau datang juga hari ini, kupikir kau tidak akan kuliah karena semalam terlalu banyak minum. Dasar keras kepala, sudah kubilang jangan minum alkohol!” Song Danah yang angkuh dan dingin tadi menghilang dan berganti menjadi sosok gadis cerewet.
“Diamlah, aku sakit mendengar kau seperti itu”
‘Lalu bagaimana dengan GUN?”
“Dia sekarang ada di shauna”
“Mwo? Apa yang dia lakukan disana?”
“Aish kenapa tadi kau pergi pagi sekali? Kau pergi meninggalkan kami begitu saja, menyebalkan. Padahal tadi pagi itu kami terus muntah dan pusing, kau tahu? Lalu GUN bilang dia mual dan ingin makan telur rebus dan wanita di shauna ..” Mino melepaskan tangan Danah dan menatapnya kesal.
“Mianhae. Hari ini aku ada praktek yang penting, jadi harus datang pagi. Dan kalian berdua juga seperti itu karena memang kalian ini keras kepala, tidak mau mendengarkan aku. Perkataanku selalu dianggap angin yang berhembus. Sudah aku bilang jangan minum alkohol dan makan makanan sembarangan, tapi tetap kalian seperti itu. Menyebalkan!”
Drrrt drrt ... Teeet teet
Dengan waktu yang bersamaan handphone mereka berbunyi. Sebuah pesan singkat masuk dan sangat penting dan haru mereka baca, karena itu adalah pesan dari “Harabeoji!!” Danah dan Mino saling menatap.
Handphone Mino kembali berbunyi, tapi kali ini telfon dari seseorang di shauna sana yang masih belum sadar sepenuhnya dari pengaruh alkohol.
“Hyung, Harabeoji memanggilku ...” – Hanya itu yang dia katakan, dan dengan cepat dia menutup kembali telfonnya. Karena dengan perkataan itu saja Mino mengerti kalau dia membutuhkan bantuan.

-bersambung-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

iklaan

SUPER JUNIOR