Di
tulis sejak : 04/05/2015
Tittle : Bad ‘S’ Story
Genre : Drama, School life, Family life
Length : Chapter
Author : Cifcif Rakayzi
Cast :
-
Song Minho “Winner”
-
Song Danah “New F.O”
-
Song Gunhee “No Mercy “ (trainee)
-
Park Jiyeon “T-ara”
-
Suga “BTS”
-
Kim Hansol “Topp Dogg”
-
Aron “NU’EST”
-
Ravi “VIXX”
-
Peniel “BTOB”
-
J.G “Cross Gene”
-
Shim Hyunseong “Boyfriend”
-
L.Joe “Teen Top”
-
Jun-Q “MyName”
-
Gong Chan “B1A4”
-
Yoon Bomi “A-Pink”
-
Gowoon “Berry Good” (Comeo)
-
Suzy “Miss A” (Comeo)
-
Mark “Got7” (Comeo)
Prakata.
Segala
apapun yang terjadi dalam cerita ini hanyalah karangan fiktif belaka, tanpa
berniat untuk menyinggung pihak perseorangan maupun instansi apapun. Tidak ada
maksud tertentu untuk menjelekkan ataupun menghina. Cerita ini hanya karangan
author semata.
Dan
author tahu kalau semua cast yang terlibat dalam cerita ini adalah milik mereka
sendiri dan tergabung dalam agensinya masing-masing. Tapi untuk mendukung
berkembangnya cerita ini, maka author mengumpulkan mereka semua agar menjadi
sebuah tokoh dalam cerita yang entah bagus atau tidak ini.
Jadi,
anggaplah semua cast itu saling mengenal dan terlibat. Bayangkan karakter yang
diceritakan dalam cerita menjadi karakter asli dari castnya itu. Bayangkan saja
dan berimajinasilah.
Terima
kasih.
=== oo0oo ===
Chapter 1
09.00 a.m | Di sebuah universitas kedokteran.
Seorang dokter spesialis kandungan yang sudah
berumur dan juga merangkap sebagai dosen ini masih tetap menerangkan beberapa
materi tentang permasalahan saat proses kehamilan sejak hampir satu jam yang
lalu, walaupun dia tahu kalau setengah dari muridnya di kelas itu tidak mendengarkan
perkataannya dan asyik dengan pekerjaannya masing-masing.
“Baiklah, aku selesai untuk hari ini. Jadi kerjakan
essay kalian dan berikan padaku minggu depan dengan sempurna, mengerti?” dokter
Kim mematikan layar komputer yang dari tadi dia pakai dan membereskan beberapa
buku di mejanya.
“Ne ..” semua murid disana menjawab kecuali
seseorang yang duduk santai di meja paling belakang itu.
“Em tapi .. apa boleh aku tahu siapa yang akan
kalian temui untuk menjadi narasumber essay kalian, apakah dokter-dokter senior
atau siapa?” dokter Kim kembali berdiri di depan kelas setelah hampir membuka
pintu dan keluar.
“Mungkin beberapa dokter kandungan atau dokter
spesialis anak ...”
“Atau para mahasiswa kedoteran lainnya, bagaimana
Pak?”
Beberapa orang kembali duduk dan menjawab pertanyaan
dokter Kim dengan antusias. Tapi banyak juga yang tidak memperdulikan
pertanyaannya itu dan terus mengemasi barang-barangnya untuk pulang.
“Itu bagus. Lalu bagaimana dengan GUN, siapa yang
ingin kau temui?” dokter Kim sedikit mengeraskan dan memberi tekanan dengan
pertanyaannya agar terdengar oleh seorang pria yang duduk di meja paling
belakang itu. Song Gunhee atau yang lebih terkenal dipanggil GUN.
“Entahlah aku tidak tahu. Tapi rasanya aku tidak
bersemangat untuk mengerjakan tugasnya secepat itu, dan aku lebih ingin bertemu
denga HyunA 4Minute atau Hyolin Sistar daripada dokter-dokter senior yang
membosankan. Bukankah itu ide bagus .. haha” dengan nada bercanda yang tenang
tapi serius GUN menjawab pertanyaan dokter Kim begitu saja, membuat beberapa
pria lain tertawa kecil.
“Yah itu terdengar mengejutkan. Aku pasti akan
setuju denganmu jika aku masih seumuran denganmu Tuan Song .. haha” dengan
tertawa akhirnya dokter Kim pergi meninggalkan kelas.
“Bbang! Aku selalu benar. Yeah ...” GUN bertepuk
tangan dan tertawa sendiri. Mungkin untuk sebagian orang dia aneh, tapi untuk
sebagian orang lagi dia itu mematikan. “Chingudeul, kalau begitu aku pergi
dulu. selamat bersenang-senang ...” dan GUN akhirnya pergi juga.
--- --
Masih di tempat yang sama, yaitu universitas
kedokteran ternama. (kita tidak boleh menyebutkan nama tempat kan)
Di sebuah Laboratorium analis kimia.
“Wah benar-benar mengerikan. Mantan presdir itu
sekarang mendekam dipenjara dan tinggal menunggu hari kematiannya, tapi kenapa sepertinya
mereka malah tidak memikirkan itu?”
“Mereka siapa yang kau maksud?”
“Anak-anaknya, siapa lagi. Mino dan Danah masih
hidup seperti biasa, tidak sedikitpun terpangaruh dengan apa yang terjadi pada
keluarganya ..”
“Hei diam, sepertinya Mino sedang menuju kemari ..”
Dua orang pria itu langsung menutup bibirnya
rapat-rapat dan menyembunyikan handphone yang dipegang salah satunya, mereka
kembali mengerjakan tugasnya menganalisa beberapa bakteri yang diberikan
profesor Cha tadi. Itu semua karena sepertinya yang mereka bicarakan sedang
berjalan kearah mereka, Song Minho atau semua orang memanggilnya Mino.
“Hei kalian berdua, sedang apa? Sepertinya yang
kalian bicarakan seru sekali, bolehkah aku ikut bergabung, karena aku sendirian
dan tidak punya teman ..” Mino duduk dimeja antara mikroskop pria-pria itu.
“Kami hanya membicarakan tentang bakteri-bakteri
ini”
“Jeongmal? Tapi kenapa sepertinya aku mendengar kau
memanggil bakteri itu Mino?”
“Anio. Kami tidak seperti itu”
“Ya! Dasar kalian bajingan!” tanpa babibu, Mino
langsung memukul keduanya bergantian. “Apa kalian tidak punya pekerjaan lain
selain membicarakan orang lain hah? Atau mungkin kalian sudah lelah belajar
menjadi dokter dan lebih memilih untuk menganggur di pemakaman?” Mino menarik
kerah baju salah seorang dari mereka dan menyeretnya kedinding.
“Maafkan aku. Tadi itu kami tidak bermaksud untuk
membicarakanmu, kami hanya membaca artikel di internet. Tolong maafkan aku ..”
“Oh begitu, yah memang benar .. kalian harus membaca
artikel dan mempelajari berita baru. Aku juga suka membaca artikel di internet,
tapi walaupun begitu aku tidak pernah memikirkan tentang keluarga orang lain.
Kau mengerti?”
“Kau tidak harus memukul kami hanya karena berita
yang sudah menyebar itu, lepaskan dia”
“Diam kau! apa harus aku menyiram H2SO4 pada bibir
kalian untuk membuat kalian diam hah?” Mino melepaskan pria itu dan menatap
tajam pria yang satunya lagi “Ah tidak, aku tidak perlu mengotori tanganku
dengan cairan gila itu untuk kalian. Karena aku punya mereka. Orang yang tepat
untuk membuat kalian tidak lagi membicarakan orang lain, kalian tahu siapa
mereka?” Mino tersenyum dan merangkul mereka berdua sebelum dia akhirnya pergi
meninggalkan mereka.
“Astaga tidak! Dia akan mengirim ‘gumiho’ untuk
menghabisi kita ...” satu pria itu terjatuh dan membuat beberapa orang disana
yang dari tadi diam dan pura-pura tidak memperhatikan apa yang terjadi akhirnya
berkumpul dan menolong mereka.
Mino keluar dari Lab. Itu dan mengeluarkan
handphonenya, menelfon seseorang yang jauh disebrang sana. “Hansol-ah, ada dua
pria gila dikelasku. Dan aku ingin kau membuat mereka tidak gila lagi, gomawo”
dan hanya itu yang dia katakan pada orang yang di telfonnya itu.
--- --
Macau | waktu setempat.
“Hah astaga. Dia kembali membuat masalah ...” Hansol
menyimpan kembali handphonenya kedalam saku celananya dan kembali memakan cake
dihadapannya.
“Apa Oppa menyuruhmu melakukan sesuatu?”
“Hei Song Danah, kenapa aku harus menjadi ketua dari
delapan orang itu? Ini benar-benar membuatku hidupku gila ...”
“Oppa, apa maksudmu bicara seperti itu? Bukankah
menyenangkan bisa menjadi leader dari mereka, bahkan banyak sekali orang yang
menginginkan posisimu itu. Bersyukurlah”
“Yah aku mengerti. Kalau begitu kita harus segera
pulang, kajja” pria bernama Kim Hansol itu memakai jaketnya dan beranjak pergi.
“Walaupun aku kesini untuk mengerjakan tugas tapi tetap saja aku menjadi
seorang leader pembunuh ...” gumamnya seraya terus berjalan keluar meninggalkan
restoran di airport itu.
“Ya! Oppa chamkkaman, kita berjalan bersama.
Tunggulah hei ...” dan wanita bernama Song Danah ini adalah yeojachingu dari
Hansol itu, juga adik dari Mino dan sepupu dari GUN.
Akhirnya, karena tugas itu Hansol dan Danah kembali
pulang meninggalkan Macau yang sangat indah ini.
--- --
“Wow. Berita tentang Ayahmu masih menjadi trending
topic dimana-mana, bahkan S’ International Hospital juga ikut kebanjiran
netizen selain pasien” GUN melempar handphopenya sembarang arah dan menyalakan
TV.
“Pesankan aku makanan atau apapun yang bisa aku
makan sekarang, aku lapar sekali. Tidak ada Danah sepertinya berat badanku
turun 5 Kg karena kelaparan ..” Mino melepaskan jaket dan sepatunya lalu
berbaring disamping GUN dan memainkan handphonenya.
“Astaga, kau ini. Dia baru saja tiga hari pergi,
tapi kelaparanmu sepertinya menjadi akut. Bagaimana kalau pizza?” GUN merangkak
mengambil kembali handphone yang tadi dia lempar.
“Ide bagus. Pesan juga beberapa bir”
“Yah baiklah, kita akan berpesta merayakan hancurnya
keluarga kau dan aku. Yahoo!” GUN mematikan Tvnya dan menelfon layanan
delivery.
Beberapa jam kemudian.
“Aish. Apa yang kalian makan ini? Aku pergi sebentar
dan kalian jadi liar, makanan apa itu?” Danah dan Hansol akhirnya datang. Dan
Danah sangat marah melihat mereka seperti itu.
“Annyeong uri Danah, kau cepat sekali pulang. Ayo
makan dengan kami, dan ini adalah pizza. Jangan pura-pura tidak tahu nama
makanan ini ...” GUN yang sudah sedikit mabuk menarik Danah untuk duduk dan
makan bersama. Tapi seperti biasanya, Danah tidak memakan makanan sampah dan
akan memasak makanan sehat untuk dia makan.
“Shirreo. Kalian makan saja semua ini, aku mau mandi
dan aku lelah. Jangan gannggu aku” Danah membawa kopernya dan masuk kedalam
kamarnya.
“Kau menyebalkan!” Hansol ikut duduk dan memakan
pizzanya dan memukul Mino yang sudah tidak sadar karena bir dan pizzanya itu.
“Hyung, apa kau suka dengan pizzanya?”
“GUN, kalau dia sudah bangun katakan padanya aku
membencinya. Aku pergi dulu ..” Hansol mengambil sepotong pizza lagi dan
bersiap kembali pergi.
“Hei Hansol-ah, kau sudah datang ya. Apa kau akan
membereskan seemuanya?” Mino bangun dan membuat Hansol menghentikan langkahnya.
“Kami akan melakukannya dengan tujuh orang. Aron dan
Peniel masih di Chicago, dan kau menyebalkan!” Hansol akhirnya benar-benar
pergi.
“Begitukah aku? Kalau begitu akan akan tidur, dan
kau sikat gigimu sebelum tidur. Arasseo?” Mino menjitak kepala GUN sebelum dia
masuk kedalam kamarnya.
Malam tanpa bintang dan bulan ini akhirnya diakhiri
dengan tidurnya semua penghuni apartement lantai 11 ini.
Tapi tidak lama, sang mentari telah datang dan
membangunkan semuanya.
“Aku suka udara pagi hari yang segar ...” Danah
merenggangkan badannya sambil menatap pemandangan kota dari balkon rumahnya.
“Nado ..”
“Eoh sudah bangun?” Danah tersenyum merasakan Hansol
memeluknya dari belakang dan kembali menutup matanya dengan menyandarkan
kepalanya di antara pundak dan leher Danah.
“Udaranya dingin ..” gumam Hansol pelan di telinga
yeojachingunya itu.
“Hei kau! Apa kalian tidur bersama lagi semalam?”
Mino yang melihat mereka seperti itu langsung berteriak dari dalam dan berjalan
menghampiri mereka.
“Aku sudah membereskannya. Dan semalam aku lelah,
terlalu jauh untuk pulang kerumah” Hansol membuka matanya dan tanpa melepaskan
pelukannya dengan Danah membuat mereka berbalik menghadap Mino.
“Apa di Macau juga kalian tinggal sekamar di hotel?”
“Anio oppa!” Danah langsung menendang Mino.
“Walaupun itu benar, tapi aku tidak melakukan
apapun. Kami hanya tidur. Kalau kau lihat, setiap kali kita tidur bersama,
sprei nya masih bersih dan tidak ada apapun!”
“Apa maksudmu?” Mino mengernyitkan kening dan kedua
mata bangun tidurnya, mencerna maksud perkataan Hansol itu.
“Aku tahu kau mengerti. Sudahlah, aku ada kelas
pagi. Dan kau juga tuan Song!” Hansol melepaskan pelukannya dan pergi ke kamar
mandi.
“Apa yang kalian maksud itu?” Danah hanya terus
memikirkan apa yang sebenarnya dua pria itu bicarakan tentangnya.
“Danah sayang, nanti suatu saat pasti Hansol Oppa
akan mengartikan maksud perkataannya tadi padamu. Tunggulah saja ya ..” GUN
tiba-tiba datang dan tertawa, mengacak rambut sepupu perempuannya itu.
“Hei apa maksudmu. Keundae, apa benar kau tidak
melakukan apapun dengannya?” Mino kembali bertanya tentang hubungan adiknya
dengan leader dari ‘tim pembunuh’nya itu.
“Tidak ada Oppa, sungguh. Sudahlah kalian ini aneh,
aku akan memasak. Kalian juga harus sarapan sebelum pergi, ara?” Danah mengikat
rambutnya dan pergi kedapur, kembali mengeluarkan keahliannya mengolah
bahan-bahan menjadi sebuah masakan yang tiada tara rasanya.
“Yah benar, Hyung dan aku sudah merindukan
masakanmu!” GUN mengikutinya kedapur untuk membuat susu hangat, kesuakaannya di
pagi hari.
--- --
Hari ini diramaikan dengan dua berita yang membuat
universitas itu sedikit heboh. Yang pertama adalah berita tentang kedatangan
seorang murid baru di jurusan spesialis bedah plastik, dan berita kedua adalah
tentang dua murid yang masuk rumah sakit karena kecelakaan mobil.
“Benarkah berita itu? Apa ada orang baru disini,
siapa dia?” Mino tersenyum kecil mendengar beberapa wanita bicara didepannya
tentang kabar itu.
“Hei mungkin itu dia ..”
“Dia datang ..”
Beberapa orang ramai berbisik melihat seorang pria
berkulit putih dan rambut hitam berponi berjalan memasuki ruang kelasnya.
“Apa kau murid baru itu?” Mino langsung
menghadangnya didepan pintu.
“Ne, annyeonghaseyo. Aku akan bergabung disini mulai
sekarang ..” dengan seramah mungkin pria itu menyapa semua orang yang ada
disana.
“Siapa namamu? Bukankah kita harus berkenalan ..”
“Suga”
“Eoh baiklah Suga, untuk merayakan kedatangan kau
kesini aku akan membuat sebuah kejutan untukmu. Semacam pesta penerimaan
keluarga baru. Cepat ikut aku!” Mino menepuk pundaknya lalu pergi meninggalkan
kelas.
Orang-orang disana langsung ribut. Mino akan kembali
membuat masalah.
“Ada yang tahu apa maksudnya tadi?” pria baru
bernama Suga itu hanya diam ditempatnya berdiri. Dia tidak tahu apapun tentang
lingkungan universitas ini.
“Dia akan mengajakmu bertarung atau melakukan
sesuatu yang gila, jadi sebaiknya jangan kau tanggapi perkataannya tadi ..”
jawab seorang wanita yang menghampiri Suga.
“Tapi jika kau tidak menuruti apa yang dia katakan,
maka ‘gumiho’ akan datang dan menghabisimu. Jadi sebaiknya kau temui saja dia
dan lakukan apapun yang dia katakan ..” jawab lagi seorang pria padanya.
“Memangnya dia itu siapa?”
“Apa kau sungguh tidak tahu? Kenapa kau kuno sekali.
Dia itu anak pertama mantan presdir S’ International Hospital yang dipenjara
itu, kau tahu?”
“Aku tidak tahu apapun yang terjadi disini, aku
datang dari Hongkong”
“Oh pantas saja kau tidak tahu. Yang jelas dia itu
gila!”
“Gila? Apa maksudmu tentangnya seperti itu?” Suga
semakin tidak mengerti apa yang mereka bicarakan tentang pria yang mengajaknya
berkenalan itu.
“Sudahlah cepat sekarang kau cari dia, sebelum
sesuatu yang buruk terjadi padamu. Lain kali baru kau cari tahu tentang dia.
cepat pergilah ...” seseorang melepaskan tas dari pundak Suga dan menariknya
keluar kelas untuk mencari Mino.
Sampai akhirnya Suga kembali bertemu dengan Mino,
diatap. Atap gedung universitas yang tinggi ini.
“Disini, kami selalu menyambut teman baru dengan
meriah. Dan berlaku juga untukmu, Suga”
“Apa sebenarnya maksudmu? Kenapa kita disini dan apa
yang harus dilakukan?” Suga perlahan berjalan menghampiri Mino yang berdiri
disamping seorang wanita yang duduk terikat dengan kursinya.
“Karena kau seorang calon dokter bedah plastik, aku
ingin kau melakukan operasi pada teman kita yang tidak percaya diri tentang
kecantikannya ini. lihatlah, aku sudah memberikan tanda unuk operasimu ..” Mino
menunjuk beberapa bagian wajah wanita itu yang sudah diberi tanda X dengan
tinta dan menunjukkan pisau beberapa pisau bedah ditangannya.
Suga hanya diam melihat wanita yang terikat itu
menangis. Dan dia mulai menyadari kalau ini semua aneh.
“Tolong jangan lakukan itu .. hiks hiks aku mohon
..” ucap wanita itu pelan dan bergetar, dia sepertinya sangat ketakutan dan
pasti tidak mau ada dalam keadaan seperti ini.
“Kenapa aku harus melakukan apa yang kau katakan?”
“Kenapa?” Mino tertawa mendengar jawaban Suga yang
menurutnya menantang. “Karena ini adalah syarat untuk menjadi bagian dari kami,
para calon dokter”
“Bukankah seseorang yang belum mendapat gelar dokter
tidak boleh melakukan operasi apapun?”
“Geurae, itu benar. Kau pintar. Tapi teman kita ini
sudah tidak tahan dengan kehidupannya, dia tidak bisa mendapatkan teman kencan
dengan wajah yang buruk seperti itu. Apa kau tidak bisa membebaskan dia dari
penderitaannya?”
“Entahlah, aku tidak mau melakukannya ..” dengan
begitu saja Suga berbalik dan pergi.
“Baiklah kalau kau tidak mau melakukannya maka aku
yang akan menolongnya ..”
“Aaakh .. tolong, tolong aku ...”
Suga berbalik saat ternyata Mino mendorong kursi itu
ke ujung lantai, hampir jatuh. Dan dengan sedikit dorongan, maka kursi dan
wanita itu akan jatuh dari atap gedung 27 lantai itu.
Tidak ada orang lain di atas sana kecuali mereka
bertiga, karena tidak ada yang berani berurusan dengan Mino. Orang-orang hanya
melihat dari bawah, merasakan ketegangan dengan menyaksikan ke’gila’an Song
Mino.
“Apa ini yang kau lakukan, lepaskan dia!” Suga masih
tetap tidak melakukan apapun dan hanya bicara dengan tenang.
“Kau sepertinya luar biasa. Baru kali ini aku
bertemu dengan teman pemberani sepertimu”
“Kau bukan temanku, aku bahkan tidak mengenalmu.
Lepaskan wanita itu!”
“Aku menyukaimu, Suga” Mino sedikit mendorong kursi
wanita itu dan tertawa, membuat wanita itu semakin menangis dan berteriak. Juga
menambah ketegangan penonton dibawah.
“Apa kau gila? Hentikan yang kau lakukan itu!”
“Gila? Apa aku gila? Tidak, aku ini tidak gila”
“Kalau begitu lepaskan wanita itu”
“Kau menyuruhku melepaskan tanganku dari kursi ini
dan membuat wanita itu jatuh hah? Apa kau gila?”
“Bukan seperti itu maksudku. Tarik kursinya dari
sisi itu dan lepaskan dia ..”
“Apa yang kau berikan untuk imbalannya? Apa kau mau
melompat kebawah menggantikan dia, Suga-sshi?”
“Tidak. Aku takut ketinggian, lagipula aku juga
tidak mengenalnya. Jadi sudahlah terserah kau mau apa, aku pergi ...” Suga
kemali erbalik dan berjalan menjauh dari mereka.
“Shit! Kau ini. Rupanya kau pesta penyambutan ini
tidak cocok untukmu, apa kau ingin bertemu dengan teman-temanku yang orang
bilang ‘gumiho’?” Mino benar-benar marah dengan kelakuan murid baru, Suga. Dia
tidak habis pikir kenapa Suga sedikitpun tidak takut padanya dan malah
menantangnya seperti itu.
Mino menarik dan mendorong kursi wanita itu menjauh
dari sisi lantai dan berjalan mendekati Suga, lalu dengan tiba-tiba
menendangnya dan memukulnya. Maka terjadilah sebuah perkelahian disini, antara
Mino dengan Suga.
Itu terus berlangsung sampai hampir dua menit dan
membuat suasana bertambah tegang ketika Suga berhasil membuat Mino menggantung.
Diperjelas : Sekarang ini Suga menahan tangan Mino yang sudah menggantung
disisi lantai, dan kalau Suga melepaskan genggaman tangannya, maka Mino akan
jatuh kebawah.
Dengan nafas yang masih terengah dan belum teratur,
mereka tetap dengan posisi itu. Hanya saling menatap dengan kedua mata elang
yang tajam satu sama lain, tanpa kata.
“Aku tidak mengenalnu, dan juga aku tidak punya
masalah denganmu. Jadi akhirilah pesta penyambutanku ini, aku lelah ...”
tiba-tiba Suga menarik Mino kembali dan melepaskan ikatan wanita itu dari kursi
sebelum pergi, setelah bebas wanita itu juga dengan cepat berlari meninggalkan
tempat itu dan Mino yang sekarang ini terbaring diam dengan tatapan sangat
marah.
--- --
Orang-orang ramai membicarakan apa yang terjadi hari
ini, seorang murid baru yang berhasil mengalahkan seorang Mino. Ini menjadi hal
yang sangat ramai, karena sejak masuknya Mino ke Universitas ini belum ada
orang yang berani melawannya, apalagi sampai mengalahkannya.
Alhasil, Suga dengan sekejap mata terkanal bak
selebriti. Pujian dan hinaanpun juga membanjiri telinganya hari itu, membuat
hari pertama dia kuliah sangat berwarna. Dan yang paling banyak adalah warna
merah tua dari darah yang keluar dari ujung bibir, hidung, dan beberapa bagian
di tangannya.
“Apa mimpiku semalam, sampai aku harus menjalani
hari pertamaku seperti ini. Bertemu pria gila dan berakhir memar seperti ini
...” Suga membersihkan lukanya sendirian di kamar mandi. Karena disitulah
tempat yang bebas dari pembicaraan orang tentang dirinya.
“Dengan apa yang terjadi, Mino pasti akan
menggunakan ‘gumiho’ untuk membalas Suga. Dia pasti tidak menerima penghinaan
seperti itu, ini adalah kekalahan pertamanya ..”
“Ternyata Suga itu diluar dugaan. Seorang murid baru
yang berhasil mengalahkan setan di sini, sepertinya aku akan memihak padanya”
Suga menarik nafas panjang saat mendengar orang lain
yang kembali membicarakannya, jadi kamar mandi juga sudah tidak aman sekarang.
Akhirnya Suga keluar dari toilet dan menghampiri mereka. “Jadi apa nama pria
gila itu Mino?” pertanyaan Suga membuat dua orang pria itu kaget dan mendadak
diam, mereka tidak tahu kalau Suga ada didalam salah satu toilet disana.
“Kenapa tidak ada yang menjawabku, aku hanya
bertanya ..”
“Maafkan kami membicarakanmu seperti itu. Iya benar,
pria yang berkelahi denganmu adalah Mino”
“Namanya Song Minho, tapi orang-orang memanggilnya
Mino. Dan dia adalah ‘setan keluarga Song’, jadi mungkin kau akan dalam masalah
walaupun berhasil mengalahkannya”
“Benarkah? Kenapa seperti itu, kenapa dia
seolah-olah raja disini?”
“Karena dia adalah cucu dari pemilik S’
International Hospital, rumah sakit internasional yang sangat terkenal dan
salah satu tiang ekonomi negara. Kalau kau berurusan dengannya, maka ‘gumiho’
akan menghabisimu ..”
“Gumiho?” Suga tidak bisa menahan tawanya mendengar
kata itu. “Bukankah itu siluman rubah berekor sembilan? Itu mungkin hanya mitos, tidak ada didunia nyata”
“Bukan seperti itu. Gumiho hanya nama yang diberikan
oleh orang-orang untuk sebuah tim milik Mino”
“Mino sebenarnya menyebut tim miliknya itu ‘Sembilan
Ekor’, tapi entah kenapa orang-orang malah menyebutnya ‘Gumiho’ karena
‘sembilan ekor’ itu berarti sembilan anggota”
Tapi Suga hanya menyembunyikan senyumannya
mendengarkan cerita dua pria itu, dia tidak mengerti apa yang mereka bicarakan
tentang Mino dan ‘Gumiho’.
“Lalu apa pekerjaan gumiho itu?”
“Mereka itu tim gila, ada juga yang menyebutnya tim
pembunuh. Karena sembilan orang anggota itu bisa melakukan apapun untuk
menghancurkan hidup orang yang menurut Mino mengganggu, mereka bahkan bisa
membunuh. Jadi karena semua hal bisa dilakukan oleh mereka, maka orang lain
menyebutnya ‘Gumiho’. Kau mengerti?”
“Maaf Suga-sshi, carilah orang lain untuk memberimu
informasi tentang mereka. Kami harus pergi untuk pelajaran selanjutnya, ayo
cepat kita pergi Jaesung. Kelasnya akan segera mulai” pria itu menunjukan jam
tangannya dan menarik temannya untuk segera pergi.
“Mino dan Gumiho. Astaga! Kenapa hidupku selalu
dipenuhi hal gila seperti ini, kenapa juga aku harus bertemu siluman mitos
gumiho itu ...” Suga juga akhirnya pergi meninggalkan kamar mandinya.
--- --
Ditengah-tengah pelajaran, GUN tiba-tiba berdiri dan
dengan cepat berlari meninggalkan kelasnya begitu saja. Membuat orang lain
melihatnya yang dengan cepat menghilang dari pandangan mata. Tapi itu biasa,
siapa yang tidak kenal dengan tingkah keluarga Song.
Dengan cepat GUN sampai dikelas Mino, yang sekarang
kosong karena semua orang sekelasnya mengikuti pelajaran di Lab.
“Apa yang terjadi, kenapa Hyung bisa seperti ini?”
GUN menatap Danah yang hanya berdiri disamping Mino yang tidak bicara apapun
semenjak kejadian tadi. Mino hanya tidur dimejanya sekarang.
“Murid baru bernama Suga berkelahi dengannya dan
membuat Oppa seperti ini, kau tidak baca di sosial media?”
“Aku membacanya, tapi hanya sedikit”
“Oppa kenapa kau bisa kalah seperti ini?”
Mino membuka matanya dan beranjak, mengambil tasnya
lalu pergi dari kelas. “Baiklah, aku akan pulang”
“Tapi Oppa, kau harus ke rumah sakit dan mengobati
lukamu itu!”
“Aku ini seorang dokter, kenapa harus ke rumah
sakit?”
“Hyung, kau ini bodoh. Bukankah dokter bekerja di
rumah sakit?”
“Hei kau bilang aku bodoh? Kalau begitu seminggu ini
kau yang mencuci piring dan pakaianku, itu hukuman!”
“Mwo? Ah Hyung mianhae, aku tidak serius
mengatakannya. Kurangi hukumanku, jebal ..” GUN merengek dan mengikuti Mino
dari belakang.
“Oppa, siapa Suga itu?” Danah juga mengikuti Mino.
“Molla. Dia teman baru. Hei GUNie, bukankah kalau menghilangkan
rasa sakit itu dengan minum alkohol, bagaimana kalau kita sedikit minum malam
ini?” Mino menghentikan langkahnya dan merangkul GUN.
“Setuju! Ayo kita pergi, aku tahu tempat dengan bir
dan wanita bagus ...” mereka berdua tertawa dan mempercepat langkahnya.
Meninggalkan Danah.
“Hei kalian mau kemana? Bukankah harus kerumah sakit
..” Danah berteriak, tapi tetap saja teriakan itu tidak bisa menghentikan
mereka kalau sudah dila seperti itu.
--- --
Di sebuah ruangan di bar, mereka masih duduk dan saling
menuangkan soju. Walaupun malam sudah semakin larut dan kesadaran sudah mulai
menghilang karena pengaruh alkohol.
“Kau hebat sekali bisa dikalahkan orang baru seperti
dia ..”
“Beritanya sudah tersebar di internet, jadi kau
harus menyiapkan baju rapi untuk menemui Kakekmu nanti”
Mino, GUN, ‘gumiho’, dan Danah yang sekarang sudah
tidur dipelukan Hansol masih tidak mau beranjak dari tempat itu.
“Aku tidak mengerti kenapa aku kalah darinya. Dia
itu sangat hebat, nada bicaranya tenang dan dingin. Aku menyukainya ..” Mino
bicara dengan mengingat-ingat apa yang sudha terjadi tadi siang padanya.
“Kau kalah dan menjadi pembicaraan banyak orang
dimana-mana, lalu kenapa kau mashi tertawa?” Shim Hyunseong, salah satu anggota
‘gumiho’ menusuk pipi kiri Mino dengan jarinya dan tersenyum.
“Itu karena aku menyukainya”
“Kau menyukai seorang pria?” Gongchan, Ravi, L.joe,
dan JunQ berteriak bersama.
“Apa harus kami bereskan dia?” akhirnya Hansol
bicara juga, dari tadi dia tidur bersama Danah diujung ruangan.
“Hyung, benar yang ditanyakan Hansol Hyung. Gunakan
saja sembilan ekor untuk membalas murid baru itu ..” GUN yang sudah
menghabiskan tiga botol soju merangkak mendekati Hansol dan berbaring
disampingnya lalu tidur.
“Tidak perlu seperti itu. Aron dan Peniel baru
datang, aku kasihan jika mereka harus langsung bekerja ..”
“Ya! Kenapa tidak seperti itu padaku? Saat aku di
Macau untuk mengerjakan tugas, kau bahkan masih memberiku tugas. Dasar
menyebalkan!” Hansol melepar Mino dengan beberapa makanan yang dipegangnya dari
tadi sebelum tidur.
“Karena kau adalah leader sembilan ekor, dan kau
harus tetap menuruti perintahku. Arasseo?” Mino menatap sayu Hansol yang marah
itu.
“Tidak usah seperti itu, kami mengerjakan tugas
dengan baik disana. Jadi bisakah sembilan ekor menghabisi dia?” Aron menuangkan
soju kedalam gelas Mino lagi.
“Andwae! Biarkan saja dia, jangan menyerangnya
sekarang ini”
“Wae? Pasti semua orang sudah mengira malam ini dia
akan bertemu dengan ‘gumiho’ dan besok ditemukan meninggal di Sungai Han ..”
“Hansol tidak akan mau mengerjakan itu karena dia
membenciku, jadi biar aku saja yang mengurusnya nanti. Baiklah, malam ini cukup.
Aku ingin muntah .. Kajja kita pulang uri Danah, aish kenapa kau selalu memakai
rok pendek seperti ini. Sembilan ekor pasti melihatmu dari tadi ...” Mino
beranjak dari duduknya dan mendekati Danah yang masih tidur.
“Hei kau tahu ya tentang itu .. haha mian” Peniel
yang paling tersindir dengan perkataan Mino hanya tertawa pelan dan keluar
duluan dari ruangannya.
“Kau ini mabuk, dan aku tidak. Jadi apa kau bisa
menggendongnya?” Hansol bangun dan membuka jaketnya untuk menutupi bagian bawah
Danah yang terbuka.
“Rencanaku tadinya menyuruhmu untuk menggendongnya
ke mobil, lalu biar biar J.G yang menyetir mobilku. Bukankah dia tinggal sama
dengan apartemenku?”
“Geurae, aku tinggal dilantai lima dan kau dilantai
sebelas. Ayo cepat kita pulang, aku akan menyetir mobilmu dan menggendong
adikmu naik lift nanti, Hansol-ah cepat bawa Danah kemobil. Aku sudah ingin
tidur ..”
Dengan ekspresi yang seakan tidak mau melakukannya,
J.G menyeret GUN keluar dari sana sementara Hansol menggendong Danah dan Mino masih
bida berjalan sendiri walaupun sempoyongan. Mereka semuanya pulang.
--- --
Ini hari baru. Hari tanpa hujan tapi juga tidak
cerah, istilahnya mendung. Langit diatas sana menyembunyikan matahari dengan
menutupnya oleh banyak awan.
Karena mungkin kemarin terlalu sibuk dengan kejadian
antara Mino dan Suga yang sukses menjadi trending topik di sosial media, berita
tentang dua orang murid yang masuk rumah sakit itu terlupakan. Padahal, kalau
dibicarakan berita itu tidak kalah gilanya dengan perkelahian kemarin.
Itu semua karena dua murid pria yang masuk rumah
sakit karena kecelakaan mobil itu adalah Kim Soochang dan Baek Jihoo yang
beberapa hari lalu dipukul Mino di Lab. Analis Kimia, dan pasti kalau ada kasus
seperti ini adalah sabotase dari ‘gumiho’.
Tidak ada tim yang bekerja serapih dan sebersih
‘gumiho’ rasanya, walaupun sebenarnya orang-orang kedokteran di universitas itu
mengetahui, tapi keberadaan ‘gumiho’ masih tetap tidak bisa ditembus oleh
hukum.
“Katanya gara-gara kecelakaan itu satu dari mereka
kritis, dan satunya patah tulang belakang yang parah ..”
“Sebenarnya apa mereka mabuk? Kenapa mobilnya bisa
sampai berguling dan terbakar lalu meledak seperti itu, kasihan sekali mereka”
“Hei kalian ini, apa mungkin itu ulah ‘gumiho’?
Karena aku dengar ada dua orang yang menjadi terget Mino karena membicarakan
artikel tentang mantan presdir Song dihadapan Mino, apa kalian tahu tentang
itu?”
“Kenapa didunia seperti ini bisa ada ‘gumiho’
seperti itu, aku jadi merasa hidupku terancam”
Itulah pembicaraan kecil tentang kabar yang sekarang
menjadi ramai dibicarakan banyak orang di universitas. Dan berita itu juga
sudah membanjiri telinga Danah dari tadi pagi, membuatnya menjadi sorotan mata
kemanapun. Karena hari ini Mino tidak terlihat masuk kuliah, jadi perhatian
beralih pada keluarga Song yang lain, Danah dan GUN.
‘Song Danah-sshi, apa Mino tidak masuk karena kalah
oleh Suga?”
Seperti gelembung sabun yang pecah, ucapan itu
begitu saja masuk kedalam telinga Danah. Seorang pria mengatakan itu tanpa rasa
takut.
“Ya! Apa yang kau katakan itu?” Danah berjalan
sampai ada di hadapan pria yang bertanya padanya tadi, dan Danah berdiri sangat
dekat dengannya. “Apa perkelahian itu menjadi urusanmu, Sunbaeniem?” Dengan
tatapan tajam namun menurut sebagian orang sexy itu Danah membuat pria
dihadapannya tidak bergeming.
“Kalau begitu kenapa dia tidak datang hari ini jika
dia memang seorang Song Mino?”
“Astaga! Ternyata kau sangat ingin mencampuri urusan
orang lain, Sunbae. Apa kau ingin aku menyuruh Mino mengajakmu ikut terlibat
dalam perkelahian seperti itu?”
“Tidak perlu! Aku tidak butuh orang seperti dia
untuk berkelahi ..” tiba-tiba Mino datang dan dengan sangat langsung dia menendang
pria itu setelah menarik Danah kesampingnya.
Sontak saja dengan kedatangan Mino yang tiba-tiba
itu membuat orang-orang disana menjadi sangat ramai, mereka mengerumun,
memotret dan berbisik.
“Mino?” pria itu sangat terkejut karena dengan waktu
yang cepat gadis yang cantik dihadapannya tadi berubah menjadi seorang pria
yang wajahnya penuh memar dengan tatapan tajam mematikan.
“Bukankah kau tadi menanyakanku, lalu kenapa kau
seperti itu setelah aku ada dihadapanmu sekarang? Apa kau merindukan aku, Sunbae?”
Mino tersenyum tipis dan terkesan sangat menyebalkan.
“Tadi ak-aku hanya ...”
‘Hari ini banyak pelajaran dan praktek yang harus
dilakukan, bagaimana seorang calon dokter yang tinggal melangkah satu kali akan
menjadapat gelar dokter sepertimu bebas berkeliaran ditengah jam pelajaran?
Ternyata dunia ini penuh dengan orang yang tidak berguna ...” Mino menarik
Danah pergi meninggalkan mereka yang masih ramai itu.
“Termasuk aku
...” sebuah ucapan kecil sepertinya keluar dari hati Mino
yang sangat dalam.
“Oppa kau datang juga hari ini, kupikir kau tidak
akan kuliah karena semalam terlalu banyak minum. Dasar keras kepala, sudah
kubilang jangan minum alkohol!” Song Danah yang angkuh dan dingin tadi
menghilang dan berganti menjadi sosok gadis cerewet.
“Diamlah, aku sakit mendengar kau seperti itu”
‘Lalu bagaimana dengan GUN?”
“Dia sekarang ada di shauna”
“Mwo? Apa yang dia lakukan disana?”
“Aish kenapa tadi kau pergi pagi sekali? Kau pergi
meninggalkan kami begitu saja, menyebalkan. Padahal tadi pagi itu kami terus
muntah dan pusing, kau tahu? Lalu GUN bilang dia mual dan ingin makan telur
rebus dan wanita di shauna ..” Mino melepaskan tangan Danah dan menatapnya
kesal.
“Mianhae. Hari ini aku ada praktek yang penting,
jadi harus datang pagi. Dan kalian berdua juga seperti itu karena memang kalian
ini keras kepala, tidak mau mendengarkan aku. Perkataanku selalu dianggap angin
yang berhembus. Sudah aku bilang jangan minum alkohol dan makan makanan
sembarangan, tapi tetap kalian seperti itu. Menyebalkan!”
Drrrt drrt ... Teeet teet
Dengan waktu yang bersamaan handphone mereka
berbunyi. Sebuah pesan singkat masuk dan sangat penting dan haru mereka baca,
karena itu adalah pesan dari “Harabeoji!!” Danah dan Mino saling menatap.
Handphone Mino kembali berbunyi, tapi kali ini
telfon dari seseorang di shauna sana yang masih belum sadar sepenuhnya dari
pengaruh alkohol.
“Hyung,
Harabeoji memanggilku ...” – Hanya itu yang dia katakan, dan
dengan cepat dia menutup kembali telfonnya. Karena dengan perkataan itu saja
Mino mengerti kalau dia membutuhkan bantuan.
-bersambung-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar