Tittle : Kim Glory Company
Genre : Drama, Marriage life, Family life || Rate : PG-15 || Length : Chapter
Cast : Kim Jiwon, Kim Hanbin, Kim Donghyuk,
Lee Hyein, Koo Junhoe, Song Yunhyeong, Kim Jinhwan, Kim Jisoo, Lee Hayi, Han
Yeojin, Choi Jaehyung, Tn.&Ny.Kim, support cast
Disclaimer : Cerita milik saya, dengan beberapa
bagian diambil dari drama Taiwan. Fiction cast juga milik saya. Idol cast
adalah ciptaan Tuhan YME. dan milik keluarga beserta agensinya.
Summary : ‘Hold
my hand, and give your smile. I’ll be your mine’
Author : Cifcif
rakayzi
======= ======= ======= ======= =======
======= =======
Chapter 1
Kedua
mata itu kembali menyipit, membaca kata demi kata yang tertulis di layar
komputer. Berita itu sudah tersebar di internet, dan bukan tidak mungkin jika
beberapa hari lagi juga akan tersebar di media cetak. Pemburu berita hanya
mengincar sesuatu yang bisa menggemparkan publik, memberi berita dengan
bahasanya, tanpa mau peduli dengan kebenaran sesuatu yang di ucapkannya.
Sedikit egois memang, mencampuri kehidupan orang lain untuk mendapatkan
keuntungan. Dan sayangnya, kita tidak bisa melakukan apa-apa untuk itu.
Sebuah
ketukan pintu mengalihkan perhatian sang pemilik mata, menarik tatapannya dari
layar monitor dan beralih melihat pintu yang perlahan terbuka. Menampakkan pria
berjas yang tidak asing untuknya, juga seorang pria muda yang mengikutinya dari
belakang.
“Selamat
siang Presdir Kim,”
“Samcheon,
apa kau membawa makan siang untukku?” pria bermarga Kim yang menyandang sebagai
Presiden Direktur itu beranjak dari kursinya, berjalan mendekat, memperhatikan
tangan kosong Sekretaris Choi yang dia panggil Samcheon.
“Presdir
Kim, sepertinya ini masih jam kerja.” Sekretaris Choi melihat jam tangannya dan
menatap serius lawan bicaranya.
“Ah
baiklah Sekretaris Choi, ada apa?” pria ini mengeluh malas, mengikuti
permintaan Sekretaris yang sudah dianggapnya Paman.
“Saya
sudah menemukan Sekretaris baru untuk Anda,” Sekretaris Choi melangkah ke
samping, memberi jalan untuk seseorang yang berdiri di belakangnya. “Sekretaris
yang bisa Anda percaya.” tambahnya seraya menatap pria itu seolah
mempersilahkannya memperkenalkan diri.
“Selamat
siang Presdir Kim, saya Jung Chanwoo.” Pria muda dengan lesung pipi kecil di
samping bibirnya, membungkuk, memberi hormat untuk pria yang menjadi atasannya
mulai sekarang.
“Jung
Chanwoo,” Presdir Kim memperhatikan Sekretaris barunya detail. Kemudian
menyeret tatapannya pada Sekretaris Choi.
“Kenapa?
Apa Presdir tidak menyukainya?”
“Tidak,
bukan begitu. Hanya saja, mungkin dia sedikit terlalu muda. Bagaimana jika
nanti_”
“Ayolah
Jiwon, mau sampai kapan kau terus menolak setiap orang yang aku bawa? Sudah
berapa orang yang kau tolak, jangan terlalu pemilih.” Sekretaris menghembuskan
nafasnya lelah. Jika Presdir bernama lengkap Kim Jiwon itu menolak lagi, maka
Jung Chanwoo adalah orang ke sembilan yang dia tolak.
“Sekretaris
Choi, ini masih jam kerja, ingat?” Kim Jiwon menunjuk jam tangannya dan
mengangguk pelan, meniru perkataan Sekretaris Choi padanya tadi.
“Presdir
Kim, Jung Chanwoo adalah pekerja keras dan tentunya dapat dipercaya dengan
baik. Saya rasa dia akan menjadi Sekretaris yang baik untuk Anda, jadi tolong
jangan menilai seseorang hanya dari luar. Saya juga percaya kalau Jung Chanwoo
akan bekerja keras untuk mengerti Anda, dan berkerja dengan sangat baik. Bukan
begitu?” Sekretaris Choi menatap Jung Chanwoo, sedikit mendesak pria itu untuk
menjawan ‘Ya’ dan meyakinkan Kim Jiwon untuk tidak menolaknya.
“Tentu
saja, saya akan bekerja keras. Dan saya harap Presdir bisa memberikan
kepercayaannya.” Jung Chanwoo mengangguk dan kembali membungkuk, meyakinkankan
Presdir bermata sipit itu.
“Dengar
Presdir Kim, mencari sekretaris untukmu itu tidak mudah_”
“Baiklah,”
Kim Jiwon mengangguk, berjalan menghampiri Jung Chanwoo. “Kau langsung bekerja
hari ini, Sekretaris Jung. Banyak jadwalku yang harus kau urus. Dan Sekretaris
Choi akan menunjukkan meja kerjamu.” Kim Jiwon kembali berjalan menuju mejanya,
duduk dan membawa dunianya kembali bersama bebepa berita yang tadi dia baca.
Dan
dengan itu, berarti tidak ada penolakan. Jung Chanwoo adalah orang terakhir.
Senyuman langsung mengembang di wajah Sekretaris Choi dan Jung Chanwoo.
“Terima
kasih Presdir. Mulai sekarang saya akan bekerja keras, mohon bimbingannya.”
Jung Chanwoo kembali membungkuk, kali ini sebagai tanda terima kasih dan hormat
pada atasan.
“Baiklah,
kalau begitu kami permisi. Selamat siang.” dengan senyuman yang masih belum
menghilang, kedua Sekretaris itu pergi meninggalkan ruangan Kim Jiwon.
Beberapa
saat setelah Sekretaris Choi pergi, Jung Chanwoo akhirnya bisa duduk tenang di
kursinya. Menikmati pekerjaan barunya mulai sekarang. Walaupun banyak orang
bicara kalau Presdir Kim adalah orang yang sangat menyebalkan, tapi itu tidak
penting untuknya. Dia hanya akan bekerja keras dengan pekerjaannya.
“Sekretaris
Jung, cepat ikut aku.”
Dan
sepertinya, baru beberapa detik dia duduk di kursinya, tapi Presdir Kim
tiba-tiba keluar dan sudah memberinya perintah. Tapi inilah pekerjaan.
“Baik
Presdir.” Jung Chanwoo beranjak dari kursinya, berjalan cepat mengejar Presdir
Kim yang sudah beberapa langkah di depannya.
“Hubungi
Tuan Park, dan tanya dimana Hyojin sekarang.” Kim Jiwon kembali memberi
perintah, tanpa melihat Sekretaris Jung ataupun memperlambat langkah cepatnya.
“Tuan
Park?” Sekretaris Jung mengeluarkan ponselnya, dengan masih mencoba mengimbangi
langkah Kim Jiwon.
“Iya.
Sekretaris Choi sudah memberimu daftar kontak yang harus kau miliki kan?” Kim
Jiwon tiba-tiba menghentikan langkahnya, membuat Sekretaris Jung hampir
menabraknya jika dia tidak dengan cepat menguasai dirinya.
“Iya,
Sekretaris Choi sudah memberinya. Tapi saya tidak tahu Tuan Park mana yang Anda
maksud,” Sekretaris sedikit menunduk, bersiap menerima jika Presdir Kim akan
memarahinya.
“Park
Jaesong.”
Sekretaris
Jung kembali menegakkan kepalanya, melihat Kim Jiwon hanya mengatakan itu dan
kembali berjalan menuju lift. Tidak ada kemarahan. Entah ini keberuntungan atau
sebenarnya Kim Jiwon itu baik. Sekretaris Jung tersenyum kecil dan kembali
mengejarnya.
***
Berita
tentang pertunangan Presdir Kim Glory Company sudah tersebar, walaupun
identitas sang tunangan perempuan belum terungkap, tapi wartawan sudah memburu
Presdir Kim untuk meminta klarifikasi.
“Periksa
hotel ini, dan tahan Nona Han Yeojin jika dia kabur,” Park Jaesong menyuruh
tiga dari enam pengawalnya pergi. “Dan kalian cepat ke kamar 104, temukan dia.”
kemudian menyuruh dua dari sisa pengawalnya berjalan lebih dulu, sementara dia
mempercepat langkahnya.
Tentu
ini menambah pekerjaan. Disaat berita pertunangan itu tersebar, Han Yeojin
malah menghilang. Entah apa yang ada dalam fikirannya, yang jelas semua hal
yang dilakukan anak semata wayang majikannya itu selalu menyusahkan bagi Park
Jaesong. Bahkan hanya menjada gadis yang umurnya baru setengah dari usianya,
menjadi sangat sulit.
“Presdir
Kim, Anda disini,” Tuan Park menghentikan langkah dan menormalkan langkahnya,
membungkuk pada Presdir Kim yang sudah berdiri di depan pintu kamar 104.
“Apa
benar Han Yeojin ada di dalam?” Presdir Kim menunjuk pintu kayu coklat yang
sedang berusaha di dobrak pengawal Tuan Park.
“Berdasarkan
catatan daftar tamu, Nona Han Yeojin menggunakan kamar ini,”
Presdir
Kim menghembuskan nafas kasar, mengalihkan tatapannya dari Tuan Park, kembali
melihat dua pengawal itu yang masih berusaha mendobrak pintu. “Ya! Apa kalian
tidak bisa mendobraknya, bahkan hanya pintu kayu seperti itu?”
“Maaf
Tuan, kami akan terus mencoba.” Pengawal itu langsung membungkuk meminta maaf
karena teriakan Presdir Kim, lalu kembali mendobrak pintu itu lebih keras.
Braaaakk.
Akhirnya
pintu itu terbuka, dan mereka langsung masuk. Mengedarkan tatapan menyapu
ruangan kamar itu, tapi tidak ada siapapun disana.
“Periksa
kamar mandi,” Tuan Park menunjuk tangannya memberi intruksi pengawalnya,
sementara dia mencari sampai ke bawah ranjang dan lemari.
“Ada
seseorang di kamar mandi,” ucap salah seorang pengawal beberapa detik kemudian,
membuat semua orang mengalihkan tatapannya pada pintu di sudut ruangan. Kamar
mandi.
“Biar
aku saja.” Presdir Kim berjalan menuju pintu itu, mengetuknya perlahan. “Han
Yeojin-sshi?” ucapnya dan kembali mengetuk.
Tapi
tidak ada jawaban, yang terdengar hanya gemercik air samar. Seseorang yang
sepertinya sedang mandi di dalam sana, tidak mendengar ketukan Presdir Kim.
“Han
Yeojin-sshi, apa kau di dalam? Han Yeojin-sshi?” Presdir Kim mengeraskan
ketukan tangannya dan menaikkan suaranya.
“Maaf
Tuan Park,” seorang dari tiga pengawal Tuan Park tadi, berlari masuk tiba-tiba
dengan nafas terengah.
“Ada
apa?” Tuan Park langsung menatapnya dan berjalan menghampiri.
“Kamar
Nona Han Yeojin ternyata bukan ini, tapi kamar nomor 141,”
“Apa
maksudmu?” Tuan Park mengerutkan dahinya tanpa sadar, mencerna ucapan
pengawalnya. “Apa benar yang kau katakan?”
“Tentu,
tapi Non Han Yeojin_”
“Tuan,
wartawan datang kesini,” dua pengawal lagi juga tiba-tiba datang dengan wajah
tegang.
“Apa?”
Tuan Park semakin mengerutkan dahinya. “Lalu dimana Nona Han Yeojin?” Tuan Park
mengalihkan tatapannya daru dua pengawal yang baru datang itu, kembali menatap
pengawal di hadapannya.
“Maaf
Tuan, kami hanya menemukan barang-barang Nona Han Yeojin di kamar itu.
Sepertinya Nona Han Yeojin sudah pergi sebelum kita kesini,”
Presdir
Kim mengeraskan rahangnya menahan marah. Hal buruk yang selalu dia bayangkan
sebelum pertunangan ini, ternyata benar-benar terjadi sekarang. “Kalau begitu
cepat pergi dan cari dia sekarang!”
“Baik
Presdir,” Tuan Park menjawab teriakan Presdir Kim. Tapi Tuan Park menahan
langkahnya saat teriakan bersama terbukanya pintu kamar mandi itu, menampakkan
seorang perempuan dengan handuk yang membalut tubuhnya.
“Yaaa!
Siapa kalian? Sedang apa di kamarku?”
Presdir
Kim langsung menegang menatap perempuan yang berteriak di hadapannya, dan
tiba-tiba banyak wartawan masuk ke kamar itu.
“Presdir Kim, apa benar Anda telah
bertunangan? Lalu dengan siapa Anda bertunangan?”
“Tersebar berita jika Anda sudah
bertunangan dengan seorang perempuan berinisial H, apa itu benar, Tuan Kim?”
“Tuan Kim Jiwon, jadi benar jika
Anda sudah bertunangan? Lalu, apa dia adalah tunangan yang Anda sembunyikan?”
“Tuan Kim tolong katakan sesuatu,
apa Anda benar sudah bertunangan secara diam-diam?”
Beserta
pertanyaan sama lainnya terus menghujani Presdir Kim Jiwon, membuatnya
benar-benar menegang dengan kemarahannya. Sesuatu yang belum pernah
terbayangkan akan seburuk ini.
Kilatan
cahaya kamera masih memenuhi kamar itu, merekam gambar semua orang disana yang
hanya diam tanpa sepatah kata. Ini di luar dugaan. Sementara perempuan dengan
handuk itu, juga hanya berdiri melihat kamarnya yang tiba-tiba dipenuhi
orang-orang aneh. Dan dia lupa bahwa sekarang dia masih memakai handuk saat
kamera-kamera itu juga merekamnya.
“Tuan Kim Jiwon, tolong katakan
sesuatu. Benarkah Anda bertunangan dengan perempuan berinisial H?”
“Apa Anda diam karena tidak
menyangkal berita itu? Jadi perempuan berinisial H itu adalah perempuan
disamping Anda sekarang, Tuan Kim?”
“Tuan Kim, apa sebenarnya kalian
telah menikah dan sengaja menyembunyikan pernikahan itu dari publik? Tolong
berikan jawaban,”
Kim
Jiwon menyeret tatapannya pada perempuan di sampingnya, perempuan yang hanya
memakai handuk dengan rambut basahnya yang juga menatapnya tidak mengerti.
Tidak ada lagi yang bisa dilakukan, semua wartawan itu sudah memiliki bukti
jika nanti dia menyangkal. Tapi jika dia membenarkan berita itu, tunangannya
bukanlah perempuan disampingnya, tapi Han Yeojin yang sekarang entah pergi
kemana.
Jawaban
satu katapun bisa mempengaruhinya, entah itu baik atau buruk. Dan tentu saja
dia harus memberikan jawaban yang nantinya tidak akan memperburuk keadaan. Satu
detik kemudian, seulas senyum menghias bibir Kim Jiwon. Membuka jasnya dan
memakaikan itu pada perempuan di sampingnya, perlahan merangkul untuk mendekat
padanya.
“Saya
minta maaf untuk ini, kita bertemu dalam suasana seperti ini,” Kim Jiwon masih
memasang senyum kecil di bibirnya, sekilas melirik perempuan itu lagi. “Dan
juga tentang pertunangan, sebenarnya saya sudah bertunangan.”
Jawaban
Kim Jiwon membuat semua wartawan itu semakin ramai. Menambah kilatan cahaya
dari kamera yang terus mengambil gambar mereka berdua, Kim Jiwon dan perempuan
yang entah siapa namanya.
Kim
Jiwon menahan tangan perempuan itu di belakang. Perempuan itu mencoba
mendorongnya, dan tidak melepaskan tatapan tajamnya. Jika bisa dikatakan,
mungkin perempuan itu sedang berteriak menanyakan ‘Apa maksudmu?’ pada Kim
Jiwon. Tapi ini terjadi dengan cepat, tidak ada celah untuk lari dan
menghindar.
“Jadi itu benar, dan perempuan itu
adalah tunangan Anda?”
“Karena sekarang sudah terungkap,
bisakah Anda beri tahu nama tunangan Anda, Tuan Kim?”
“Lalu apa alasan Anda
menyembunyikan pertunangan Anda dari publik? Bukankah ini berita bahagia yang
harus di umumkan pada publik?”
“Tuan Kim, sebagai Presdir dan
pewaris Kim Glory Company, apa Anda akan dengan cepat
menikah?”
“Mau
bagaimana lagi, karena sudah bertunangan, kami tentu harus menikah,” Kim Jiwon
sekali lagi memberikan senyuman pada perempuan di sampingnya, menambah
kebingungan yang terus bertumpuk untuk perempuan berhanduk itu.
***
Komisaris
Kim dengan diikuti Sekretaris Choi di belakangnya, bergegas melangkah menuju
kamar hotel nomor 141. Berita pertunangan Presdir dari Kim Glory Company sudah
menjadi trending topic hari ini.
“Tuan,
tidak perlu terburu-buru, tenanglah.” Sekretaris Choi sedikit berusaha
mencairkan suasana, melihat ekspresi Komisaris Kim sedatar itu, pertanda akan
terjadi ledakan amarah.
“Berita
itu sudah menyebar dan kau bilang aku harus tenang? Kurasa jika itu tidak
menyangkut perusahaan, maka aku bisa tenang.” jawabnya dengan terus mempercepat
langkah.
“Presdir
Han tidak bisa menjaga anaknya, bahkan semua ini terjadi. Benar-benar diluar
dugaan,” Komisaris Kim memijat dahinya pelan. Jika dia tidak bisa mengendalikan
dirinya, mungkin penyakit jantungnya akan kambuh. “Ah iya, suruh seseorang
menjemput istriku. Kita akan ke pemakaman setelah ini.”
“Baik
Tuan.” Sekretaris langsung mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang,
tanpa menghentikan langkah mengikuti Komisaris Kim.
Kim
Jiwon kembali melirik jam tangannya, mengabaikan banyak panggilan dan pesan
yang terus masuk kenomornya. Setelah klarifikasinya tadi, Seoul seolah geger
karena pertunangan itu. Dan mungkin masalah besar akan datang padanya saat
Komisaris Kim datang.
“Jung
Chanwoo, apa dilakukan gadis itu di dalam? Bisa kau suruh cepat keluar,”
“Sepertinya
Nona itu sedang memakai pakaiannya, tunggulah sebentar lagi, Presdir.”
Sekretaris Jung tidak beranjak, dia sediit enggan jika harus menemui perempuan
itu saat sedang berpakaian.
Selang
beberapa detik, akhirnya perempuan itu keluar, sudah dengan pakaian lengkap.
Dia berjalan ragu, menghampiri laki-laki yang rasanya ingin sekali dia tampar
karena sudah mengaku sebagai tunangannya hari ini.
“Hey
kau cepat kemarilah, duduk,” Kim Jiwon melirik sekilas perempuan itu, lalu
memajukan dagunya menunjuk sofa dihadapannya.
“Ya!
Sebenarnya siapa kau ini? Kenapa terus memerintahku seperti itu? Bahkan kau
juga mengatakan yang tidak-tidak. Apa maksudmu mengatakan kalau kita adalah
tunangan, bahkan mengenalmu saja tidak. Apa kau gila?”
Kim
Jiwon berdiri menatap perempuan itu, menahan nafasnya untuk menahan emosi.
Perempuan itu sudah meluapkan kemarahan yang sejak tadi dia tahan, dan tanpa
rasa takut, dia bahkan berteriak di hadapan Presdir Kim Glory Company.
“Apa?
Kenapa kau menatapku seperti itu?” perempuan itu berjalan dan berdiri dihadapan
Kim Jiwon.
“Nona,
apa kau tidak punya sopan santun? Kau berteriak pada orang lain seperti itu, pasti pergaulanmu tidak
baik. Dan juga, bisakah kau tidak usah berteriak saat bicara padaku?”
“Sopan
santun? Seharusnya aku yang bertanya itu padamu, dimana sopan santunmu? Kau dan
semua orang-orangmu itu tiba-tiba ada di kamarku, bahkan saat aku sedang mandi.
Tidak tahu apa, kau bahkan mengatakan pada semua wartawan kalau aku adalah
tunanganmu. Apa yang seperti itu punya sopan santun?”
Kim
Jiwon memijat lehernya pelan, sedikit mengakui kalau itu kesalahannya. “Ehm,
baiklah, maaf untuk itu. Kami salah kamar, dan aku terpaksa memakaimu didepan
wartawan tadi,”
Perempuan
berambut panjang itu menghembuskan nafasnya kesal. Dia masih tidak mengerti apa
yang terjadi, dan sekarang dia sepertinya harus berhadapan dengan laki-laki
sipit menyebalkan yang ada dihadapannya. “Kau fikir aku barang? Memakaiku untuk
menyelamatkanmu dari wartawan tadi, ish benar-benar menyebalkan. Lalu sekarang
untuk apa lagi kau menahanku disini?”
Kim
Jiwon kembali menahan nafasnya, perempuan itu benar-benar membuat amarahnya
naik. Kim Jiwon melempar tatapannya pada Sekretaris Jung yang langsung
mendekat, seolah mengerti kalau atasannya akan memberi perintah. “Sekretaris
Jung, bisa kau hubungi Sekretaris Choi atau Komisaris Kim, tanyakan dimana
mereka.”
“Baik
Presdir_”
Jawaban
Jung Chanwoo tertahan saat bell berbunyi, dia mengurungkan niatnya menekan
layar ponsel dan bergegas membuka pintu. Yang mereka tunggu sudah datang.
“Abeoji,”
Kim Jiwon menghampiri pria setengah tua yang masih menyandang sebagai Komisaris
Kim Glory Company.
Plak.
Sebuah tamparan mendarat di salah satu pipi Jiwon dengan cepat, membuat suasana
benar-benar hening sekarang.
“Ya!
Sebenarnya apa yang kau lakukan? Kenapa bisa terjadi hal seperti ini, apa saja
yang kau lakukan?”
“Maaf
Abeoji, tapi ini bukan kesalahanku. Han Yeojin tiba-tiba menghilang dan
wartawan datang, aku tidak tahu harus bagaimana menjawab mereka, selain
membenarkan berita pertunangan itu,”
Komisaris
Kim mengalihkan tatapannya, menahan untuk tidak mengayunkan tangannya menampar
Jiwon. Sementara yang lain hanya diam, ikut tegang dengan kemarahan Komisaris
Kim.
“Kau
bilang hubunganmu dengan Yeojin baik, tapi menjaganya saja kau tidak bisa.
Bagaimana Yeojin bisa menghilang seperti itu, dasar payah.” Komisaris Kim
menarik sedikit dasinya, mengendorkan benda yang melilit lehernya.
“Maaf
Abeoji.” dan jika sudah seperti ini, Kim Jiwon tidak bisa melawan pria tua itu.
“Mobil
Han Yeojin terguling dan terbakar, yang ditemukan hanya jenazah yang hampir
rusak terbakar, dan itu berarti dia sudah meninggal,” Komisaris Kim menarik
nafas, sedikit menenangkan dirinya. Berita ini sangat mengejutkan. “Sekarang,
apa yang harus kita lakukan? Pertunanganmu sudah tersebar dan tunanganmu
meninggal, lalu kau mengakui dia sebagai tunanganmu pada wartawan,” Komisaris
Kim beralih menatap perempuan yang hanya berdiri diam memperhatikannya.
“Kejadiannya
begitu cepat, dan wartawan sudah melihatnya sebagai tunanganku,” Jiwon kembali
membuka suara, meyakinkan lagi kalau dia benar-benar tidak tahu apa yang sudah
terjadi.
“Siapa
namamu?” Komisaris Kim menajamkan tatapannya menatap perempuan itu, membuatnya
takut jika tangan yang menampar Jiwon, juga akan menyentuh pipinya.
“Lee-
Lee Hyein,” jawab perempuan itu pelan. Dan dengan itu, berarti dia secara tidak
langsung, dia sudah terlibat dalam masalah yang sama sekali tidak dia mengerti.
“Baiklah,
masalah ini nanti kita selesaikan dengan Presdir Han. Sekarang kau dan Lee
Hyein ikut aku, kita harus ke pemakaman Han Yeojin.” Komisaris Kim merapikan
dasinya lalu pergi, disusul Sekretaris Choi di belakangnya.
“Kenapa
aku juga harus ikut? Aku bahkan tidak tahu siapa yang meninggal, aku tidak
mengenal kalian, dan aku tidak tahu masalah apa yang kalian bicarakan.” ucapan
perempuan bernama Lee Hyein ini, membuat langkah Kim Jiwon kembali terhenti.
“Bisakah
kau ikut saja tanpa ada pertanyaan? Aku akan menjelaskan semuanya nanti, jadi
sekarang kau hanya harus ikut denganku dan jangan bertanya. Kau mengerti?”
“Tapi
kenapa? Aku harus tahu apa yang sedang terjadi dengan kalian. Bagaimana jika
ternyata kau adalah penjahat yang akan menculikku?”
“Ya!
Apa aku terlihat seperti orang jahat?” Kim Jiwon masih bisa sedikit
mengendalikan kemarahannya, walaupun nada bicaranya sudah naik.
“Tampang
bisa menipu, bagaimana aku bisa percaya?”
“Aish
ya sudah, kau tidak perlu ikut. Pergilah! Kau benar-benar menyebalkan.”
tapi sepertinya Jiwon menghabiskan
kesabarannya. Dia pergi begitu saja dari kamar itu.
“Apa
kau bilang? Sebenarnya yang menyebalkan itu kau, dasar penjahat!” Lee Hyein
setengah menjerit meneriaki laki-laki yang sudah menghilang di balik pintu.
“Maaf
Nona Lee,”
Lee
Hyein melirik satu laki-laki yang tersisa bersamanya, Jung Chanwoo. “Apa lagi?
Apa kau akan tetap menahanku disini? Bukankah dia tadi sudah membiarkanku
pergi,”
“Saya
minta maaf untuk sikap Presdir Kim, sepertinya beliau sedang tidak baik
sekarang. Tapi bisakah Anda tetap ikut kami sekarang?”
“Kenapa?
Apa urusanku dengan mereka? Dan kenapa kau harus minta maaf untuk orang itu?”
“Baiklah,
biar saya jelaskan sedikit. Sebenarnya tadi kami sedang mencari seseorang dan
ternyata kami salah kamar,”
“Ah,
jadi itu kenapa kalian mendobrak kamarku. Lalu ada apa dengan semua wartawan
itu?”
“Karena
wartawan itu tiba-tiba datang, Presdir Kim terpaksa mengaku kalau Anda adalah
tunangannya. Tapi sekarang, tunangan Presdir Kim meninggal karena kecelakaan
mobil, dan karena Nona Lee sudah diketahui publik sebagai tunangan Presdir Kim,
Anda harus ikut kami untuk menyelesaikan masalah ini. Jadi bisakah Anda ikut
kami sebentar untuk ini? Anda bisa menelpon polisi jika kami melakukan
kejahatan. Bagaimana?”
Penjelasan
Jung Chanwoo cukup di mengerti oleh Hyein, dan juga karena dia sudah
diberitakan wartawan, jadi setidaknya dia harus ikut menyelesaikannya.
“Baiklah,
aku akan ikut.”
“Terima
kasih banyak, Nona Lee.” Sekretaris Jung tersenyum. Kemudian membuka pintu,
mempersilahkan Lee Hyein berjalan lebih dulu, dan mereka pergi.
-bersambung-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar