You In The Rain
Casting :
1. Amber
1. Amber
2. G.O as ‘Rain Boy’
3. Luna as Guru BP
4. SeungHo as Ayah
Amber
5. Victoria as Ibu
Amber
“Amber,
ini sudah yang ke-empat kalinya kamu masuk ruang BP dalam seminggu ini! Sebenarnya
apa yang kau inginkan?” Guru Luna menarik nafasnya ketika melihat Amber kembali
masuk ruangannya dengan membawa surat dari wali kelasnya. “Aku tidak melakukan
apapun, mereka saja yang terlalu menjadikanku masalah!” Amber menjawabnya ketus
lalu duduk dihadapan guru BP-nya itu, “Coba kulihat surat apa itu” Guru Luna
mengambil surat yang dipegang Amber. “Bagus sekali, kamu di skors!” “Yah
seperti itulah, lumayan seminggu tidak sekolah jadi banyak waktu untuk tidur.
Dan sekarang karena kita sudah selesai aku akan pergi, sampai jumpa minggu
depan!” Amber beranjak dan lalu pergi. “Hah ... apa yang harus kulakukan lagi
untuk anak itu, bahkan menghubungi orangtua nya pun aku tidak bisa. Kasian
sekali dia harus menjadi seperti itu ...” Guru Luna melihat Amber pergi dari
jendela ruangannya.
“Bagus!
Sekarang hujan, jadi lengkap sudah hariku ini ..” Amber menjinjing tas nya
sampai menyapu lantai, dia hanya berjalan menyusuri jalan menuju rumahnya. Itu
karena tadi pagi dia tabrakan yang menyebabkan motornya harus masuk bengkel.
Luka akibat tabrakan ditangan kiri dan
kedua lututnya itu masih saja mengeluarkan sedikit darah, apalagi sekarang
terkena hujan yang lebat ini. Dijalan Amber melihat sepasang kekasih yang
berlari kehujanan, prianya memegangi jaket untuk melindungi pacarnya. Melihat
itu Amber sedikit terdiam dan menghentikan langkahnya, membiarkan dirinya basah
kuyup ditengah lebatnya hujan. “Dari dulu aku selalu berharap bisa mempunyai
teman yang bisa memahamiku, aku juga selalu berfikir kalau teman itu adalah
seorang pria. Pria yang mungkin bisa aku cintai, tapi sepertinya itu hanya akan
menjadi harapanku saja!” Amber terduduk dan menutup matanya yang mulai perih
terus terkena air, tiba-tiba saat dia membuka matanya telah berdiri seorang
pria yang memegangi payung dihadapannya.
Amber
melihatnya, lalu berdiri dan menatapnya. “Siapa kau?”, pria itu tersenyum halus
dan memayunginya. “Aku jadi temanmu muali sekarang”. “Apa? Tapi kau ini siapa,
aku tidak mengenalmu!” “Sekarang kita bisa berkenalan dan menjadi teman, benar?
Jadi apa kau mau jadi temanku?”,
mendengar itu Amber hanya diam dan terus menatap pria itu. Mata pria itu
seolah-olah memberiakan kehangatan ditengah-tengah dinginnya hujan, memberikan
ketenangan dan keyakinan pada Amber untuk mengatakan “Baiklah, aku mau jadi
temanmu!” Amber tersenyum. “Kalau begitu sebaiknya kita cepat pulang, lukamu
jadi lembab dan sepertinya kau juga sudah kedinginan. Aku antar kerumahmu, ok?”
“Iya” mereka berjalan pergi kerumah Amber.
“Ini,
makanlah sup hangat ini. Supaya badanmu menjadi hangat, silahkan!” pria itu
membuatkan Amber semangkuk sup hangat. “Kau tidak makan juga?” “Emh, aku tidak
makan apapun, minum apapun, ataupun mengeluarkan apapun” pria itu tersenyum
lagi. “Kenapa?” “Karena memang sudah seharusnya aku begitu!” “Aku tidak
mengerti ..” “Emm kita belum kenalan kan, kalau tidak kenal kita tidak bisa
menjadi teman. Iya kan?” “Tentu saja” “Kalau begitu ayo kenalkan, aku adalah
teman malaikatmu. Dan kau bisa memanggilku G.O!” “Teman malaikatku?” Amber
bingung dan mengernyitkan dahinya. “Iya, aku adalah teman malaikatmu yang akan
selalu menemanimu, memahamimu, dan tentunya kau bisa mencintaiku” “Aku tidak
mengerti apa yang kau katakan!” “Nanti aku akan jelaskan, kau saja belum
mengenalkan dirimu padaku kan?” “Iya baiklah, namaku Amber” “Oh .. nama yang
bagus, Amber!” “Terimakasih” “Sekarang sambil kau habiskan supmu itu, aku akan
sedikit bercerita padamu. Mengenai kita berdua, kau mau dengarkan?” “Sangat
mau!” “Baiklah kalau begitu, aku akan mulai dari diriku. Aku adalah temanmu
sekarang. Dan karena aku sudah menjadi temanmu, aku harus selalu ada untukmu,
memahamimu, dan yang terpenting bisa membuatmu kembali seperti yang dulu.
Maksudnya, dengan pertemanan kita aku harap kamu bisa kembali seperti Amber
yang dulu, selalu ceria, pintar, tidak pernah dipanggil Guru BP, dan tentunya
hidup dengan senang. Kau tahu kenapa? Itu karena tugasku. Aku diberi tugas
untuk melakukan itu padamu, merubahmu menjadi seperti semula, dan membuatmu
keluar dari dunia burukmu ini!” “Benarkah begitu, kenapa seperti itu, memangnya
kau ini siapa?” “Tadi aku sudah mengatakan padamu kalau aku ini adalah teman
malaikatmu mulai sekarang” “Hei sudah hentikanlah, untuk menjadi temanku kau
tidak perlu melakukan semua itu. Kau juga tidak perlu berbohong sebagai
malaikat segala!” “Tapi aku tidak berbohong! Hah .. baiklah aku mengerti,
mungkin kau belum bisa memahami semua yang kukatakan. Tapi nanti kau juga pasti
akan mengerti apa yang aku maksudkan” “Kau ini aneh!” “Lihat, sepertinya hujan
sudah hampir selesai, kalau begitu aku pergi dulu. Jangan lupa habiskan supnya,
sampai jumpa lagi!” G.O pergi meninggalkan Amber sendiri disana, karena memang
Amber tinggal sendiri diruamh Ibunya itu.
Alarm
nya berbunyi dari tadi, matahari juga sudah datang dan cahayanya menembus
sampai kekamar Amber. “Hah ... kenapa sudah pagi lagi! Tapi kenapa aku tidak
minta nomor teleponnya kemarin, ah dasar bodoh. Baru juga punya satu teman
sudah seperti ini! Tapi memang dia menurutku berbeda dengan semua orang, dia
istimewa. Tatapan matanya membuatku tenang, seperti ada banyak kasihsayang yang
akan dia berikan. Hanya saja kenapa perkataanya aneh, bilang kalau dia malaikat
segala padaku, hah ... aku tidak mengerti!” Amber beranjak dari tempat tidurnya
lalu mandi, bersiap dan lau lari pagi. Sesuatu yang terakhir kali ia kerjakan
saat masih SMP, tepatnya sebelum kedua orang tuanya bercerai.
Bersambung -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar