Hai Hallo ...
cifcif punya FF buatan cifcif yang kedua nieh, tapi gak tau gimana. Soalnya pas cifcif baca ceritanya aneh, ajdi langsung aja ya baca, silahkan...
cifcif punya FF buatan cifcif yang kedua nieh, tapi gak tau gimana. Soalnya pas cifcif baca ceritanya aneh, ajdi langsung aja ya baca, silahkan...
DUA, BUAH ... DI MALAM PERTAMA
Akhirnya
setelah 3 tahun kami berpacara, sampai juga di pelaminan.
Dan juga setelah kami melewatkan acara pernikahan kami yang begitu melelahkan tapi sangat luar biasa, kami sampai dikamar dan bisa isirahat juga.
“Oppa, hari ini bahagia tidak?”
“Tentusaja sangat bahagia, tapi kau jangan memanggilku oppa lagi!”
“Kenapa?”
“Karena sekarang kita sudah menikah, dan sekarang lebih bagus jika kau memanggilku Chagi ..”
“Ihh .. oppa,tapi baiklah chagiya ...”
“Emh ngomong-ngomong apa sekarang kita sudah berdua saja?”
“Tentu saja, kita berdua sekarang di kamar pengantin ini. Memangnya kenapa?”
“Kok kenapa? Apa kau tidak mau?”
“Mau untuk apa?”
“Aduh pasti kau lupa dengan apa yang kita bicarakan tadi siang? Tentag itu loh itu ...”
“Ohh itu, ya tentu tudak lupa dong. Aku juga tidak sabar untuk itu!”
“Baiklah, kalau begitu kita mulai ya. Aku akan lepaskan pembungkus ...”.
Dan juga setelah kami melewatkan acara pernikahan kami yang begitu melelahkan tapi sangat luar biasa, kami sampai dikamar dan bisa isirahat juga.
“Oppa, hari ini bahagia tidak?”
“Tentusaja sangat bahagia, tapi kau jangan memanggilku oppa lagi!”
“Kenapa?”
“Karena sekarang kita sudah menikah, dan sekarang lebih bagus jika kau memanggilku Chagi ..”
“Ihh .. oppa,tapi baiklah chagiya ...”
“Emh ngomong-ngomong apa sekarang kita sudah berdua saja?”
“Tentu saja, kita berdua sekarang di kamar pengantin ini. Memangnya kenapa?”
“Kok kenapa? Apa kau tidak mau?”
“Mau untuk apa?”
“Aduh pasti kau lupa dengan apa yang kita bicarakan tadi siang? Tentag itu loh itu ...”
“Ohh itu, ya tentu tudak lupa dong. Aku juga tidak sabar untuk itu!”
“Baiklah, kalau begitu kita mulai ya. Aku akan lepaskan pembungkus ...”.
Beberapa menit kemudian,
“Chagi, kau berhasil membuka nya dengan cepat”
“Tentusaja, aku hebat melakukannya. Karena aku sudah berpengalaman!”
“Berpengalaman? Apa maksudnya?”
“Aku sudah sering melakukannya, jadi sudah berpengalaman maksudnya”
“Ohh begitu, aku tidak marah kok Chagi. Krena jika kau sudah berpengalaman, berarti kau hebat”
“Aku lihat ... bentuknya bulat sempurna, bagus sekali. Kulitnya putih mulus, halus sekali, empuk .. Bagaimana kau membuatnya?”
“Aku pakai citakan”
“Ini besar sekali, belum pernah aku lihat seperti ini!
“Tentu saja, punya siapa dulu dong!”
“Boleh aku coba duluan?”
“Tentu, itu kan memang buatmu!”
“Dua-duanya?”
“Iya, ayo katanya mau nyoba ..”
“Baiklah, aku gigit ya ...”
“Pelan-pelan yah Chagi!”
“Iya, aku tahu!”
“Awhhh ....”
“Aduh rasanya ...”
“Bagaimana Chagi?”
“Tapi ini lengket, juga menempel di gigi-gigiku”
“Sudahku bilang, pelan-pelan”
“Ahh ..”
“Aduh Chagi, jadinya lengket kan. Aku bilang pelan-pelan mengigitnya, jiak tidak pelan-pelan jadi nempel di gigi seperti ini kan! Aku sengaja menambahkan caramel didalamnya agar membuat kejutan untukmu, eh tapi malah jadi seperti ini. Katanya kau berpengalaman, tapi buktinya tidak tahu apa yang ada didalamnya!”
“Tapi aku belum pernah mencoba bakpao yang sebesar ini, dan juga bakpaonya bagus sekali, aku jadi gerogi memakannya!”
“Aku sampai harus keluar kota untuk mencari bahan caramel nya, kukira kau akan suka dan bisa memakannya...”
“Tidak apa Chagi, terimakasih banyak. Aku bisa memakannya kok, akan kupakai pisau dapur. Tunggu dulu yah akau ambil pisau dulu!”.
TamaT “Chagi, kau berhasil membuka nya dengan cepat”
“Tentusaja, aku hebat melakukannya. Karena aku sudah berpengalaman!”
“Berpengalaman? Apa maksudnya?”
“Aku sudah sering melakukannya, jadi sudah berpengalaman maksudnya”
“Ohh begitu, aku tidak marah kok Chagi. Krena jika kau sudah berpengalaman, berarti kau hebat”
“Aku lihat ... bentuknya bulat sempurna, bagus sekali. Kulitnya putih mulus, halus sekali, empuk .. Bagaimana kau membuatnya?”
“Aku pakai citakan”
“Ini besar sekali, belum pernah aku lihat seperti ini!
“Tentu saja, punya siapa dulu dong!”
“Boleh aku coba duluan?”
“Tentu, itu kan memang buatmu!”
“Dua-duanya?”
“Iya, ayo katanya mau nyoba ..”
“Baiklah, aku gigit ya ...”
“Pelan-pelan yah Chagi!”
“Iya, aku tahu!”
“Awhhh ....”
“Aduh rasanya ...”
“Bagaimana Chagi?”
“Tapi ini lengket, juga menempel di gigi-gigiku”
“Sudahku bilang, pelan-pelan”
“Ahh ..”
“Aduh Chagi, jadinya lengket kan. Aku bilang pelan-pelan mengigitnya, jiak tidak pelan-pelan jadi nempel di gigi seperti ini kan! Aku sengaja menambahkan caramel didalamnya agar membuat kejutan untukmu, eh tapi malah jadi seperti ini. Katanya kau berpengalaman, tapi buktinya tidak tahu apa yang ada didalamnya!”
“Tapi aku belum pernah mencoba bakpao yang sebesar ini, dan juga bakpaonya bagus sekali, aku jadi gerogi memakannya!”
“Aku sampai harus keluar kota untuk mencari bahan caramel nya, kukira kau akan suka dan bisa memakannya...”
“Tidak apa Chagi, terimakasih banyak. Aku bisa memakannya kok, akan kupakai pisau dapur. Tunggu dulu yah akau ambil pisau dulu!”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar